Inventing A Millionaire - Bab 130 Dia Datang
Sambil memegang winenyam, Thiago berdiri, dia melangkah pelan kehadapan Natalie.
Tatapannya membuat Natalie mundur.
Namun belakangnya adalah beberapa lelaki kekar itu, dia tidak bisa mundur lagi.
Thiago mengulurkan tangannya dan memegang dagunya, "Aku tidak tahu apakah jika melakukan hal tertentu apakah kamu akan tetap begitu tenang ataupun akan lebih garang daripada yang aku bayangkan?"
Natalie bukanlah orang bodoh, dia sudah adalah ibu dari seorang anak, dia tentu saja mengerti maksud Thiago.
Ini membuat detak jantungnya menjadi cepat sekali, rasa takut kembali muncul dibenaknya.
"Kamu jangan melakukan hal sembarangan! Suamiku tidak bisa menemukanku, dia pasti akan melapor polisi, jika kamu lepaskan aku sekarang, aku bisa membujuknya untuk tidak melakukan itu!" Natalie tanpa sadar menarik erat bajunya dan berusaha untuk membujuknya.
NAmun tamapang takut dan berusaha tenang ini malah semakin memancing nafsu Thiago.
"Jangan takut........" Dia memberikan wine keorang disampingnya, wajahnya terlihat senang, sambil berjalan kearah Natalie, dia sambil berkata, "Wanita cantik sepertimu tidak akan aku perlakukan terlalu kasar."
"Kamu jangan mendekat! Jika kamu sembarangan, aku......" Karena panik, dibenak Natalie hanya ada Robert saja, "Suamiku tidak akan melepaskanmu!"
Mendengar perkataan ini, Thiago berhenti sejenak dan mencibir, "Dia tidak melepaskan aku, aku yang tidak akan melepaskan dia, dia berani tidak sopan terhadapku, dia harus membayarnya, aku tidak hanya menginginkanmu, aku juga mau dia sengsara seumur hidup! Membuatnya seperti seekor anjing dan memohon dihadapanku terus!"
"Dia, dia sangatlah hebat, dia juga mengenal banyak orang........"
"Hahahaha......." Thiago tertawa lepas, "Sebanyak apapun orang yang dia kenal, apakah ada sebanyak yang aku kenal? Aku adalah Tuan Muda Keluarga Huo, dan berada ditingkatan level 2, apakah kamu tahu apa lambangnya itu? Artinya nya adalah sekalipun orang paling hebat di kota ini juga hanyalah sampah dihadapanku! Jika bukan beberapa hari yang lalu ada Griffin, kamu kira aku karena takut dengan suamimu makanya tidak membuat perhitungan dengan kalian?"
Natalie semakin putus asa, dia benar-benar tidak mengerti makna dari tingkatan level dua keluarga Huo.
Namun dari tampang sombongnya Thiago, jelas adalah orang yang hebat.
Jadi barulah dia berani melakukan hal melanggar hukum seperti ini, dan sama sekali tidak takut dengan hukum.
Thiago semakin mendekat, Natalie sama sekali tidak punya jalan mundur, dia hanya bisa menatapi lelaki berekspresi mesum dihadapannya terus mendekat, dan mengulurkan tangan kearahnya.
Didetik itu, Natalie ketakutan parah.
Thiago juga merasa dia ketakutan parah, didalam hatinya masih sedang membayangkan hal yang akan terjadi nanti, bersamaan dengan itu, tangannya menyentuh wajah Natalie, sentuhan lembut itu bahkan membuatnya gemetaran.
Sungguh luar biasa, hanya kulit saja begitu membuat orang tersentuh, jika benar-benar melakukan sesuatu, bukankah itu akan nikmat sekali?
Disaat ini, Natalie tiba-tiba menjerit dan mengangkat tangan lalu menamparnya.
Thiago kaget dan suara tamparan membuat seluruh pabrik menjadi sunyi.
Beberapa detik kemudian, seorang lelaki kekar menjambak rambutnya dan memaki, "Dasar wanita hina, apakah kamu cari mati?"
"Lepaskan dia!" Kata Thiago.
Lelaki kekar itu lalu melepaskan Natalie yang matanya ingin menangis, Thaigo terus menatapinya, tangannya memegang wajahnya yang tertampar, "Ini adalah tamparan kelima dari kalian suami-istrii berdua, tenang saja, satu kali tamparan satu kali, setelah aku lelah, mereka akan menggantikan aku, hari ini jika aku tidak membuatmu tahu apa namanya sengsara, aku tidak bermarga Huo lagi!"
"Kamu, beraninya kamu! Shawn tidak akan melepaskanmu!"
"Aku malah berharap dia datang sekarang, sebisa mungkin sekarang langsung muncul, jika begitu aku akan membiarkannya melihat dengan mata kepadanya sendiri, betapa menyedihkannya hidupnya! Setelah selesai memberi pelajaran kepadamu, aku akan pergi membuatnya cacat!" Kata Thiago dengan nada dendam.
Dari kecil sampai dewasa, ini pertama kalinya dia dipukul oleh orang yang bermarga lain daripada Huo.
Sudahlah jika Robert saja, setidaknya itu karena dirinya punya pemikiran mesum kepada istrinya, namun wanita ini juga berani memukulnya, sungguh berani sekali!
"Kalian semua pemanasan dulu, dan tunggu disamping, nanti giliran kalian." Kata Thiago.
Beberapa lelaki kekar itu terlihat menantikan, ketika melirik kearah Natalie lagi sudah mempunyai tatapan aneh.
Ketika menangkap Natalie, mereka tidak berani sembarangan, karena Thiago pernah memerintah bahwa ingin melihat wanita ini tidak kurang apapun ketika dibawa kesini.
Namun sekarang, beberapa orang kelas bawahan ini mana mungkin bisa menahan nafsunya terhadap wanita cantik seperti ini yang bahkan tidak mungkin mereka dapatkan biasanya.
Mereka sengaja membuat setengah lingkaran, dan membuat Natalie baik ingin berlari kearah manapun juga tidak bisa, dan hanya bisa melihat Thiago semakin mendekat saja.
sambil jalan, Thiago sambil melepas jaketnya, "Tenang saja, tadi aku sudah bilang tidak akan terlalu kasar, sekarang aku sudah berubah pikiran, aku akan memberitahumu apa yang harus dibayarkan dari tamparan ini, aku akan membuatmu menyesal tindakan dirimu sendiri, dan akan merekamnya, dan memperlihatkan ke orang diseluruh dunia, betapa menggodanya istri orang itu! Apakah kamu tahu apa yang dimaksud dengan lebih baik mati daripada hidup? Itulah masa depan kalian!"
Natalie penuh rasa putus asa, sepanjang perjalanan, dia terus melihat jalanan disekeliling menjadi semakin terpencil.
Dan mereka tiba di pabrik yang tidak mungkin ada orang lain datang.
Hari ini, dia ditakdirkan untuk sengsara, tidak ada orang yang bisa menolongnya.
Sekalipun didalam hatinya, dia sangatlah berharap bahwa suaminya akan muncul dan menolongnya, namun Natalie tahu bahwa itu tidaklah mungkin terjadi.
Hpnya sudah direbut oleh lelai kekar tadi, Robert pernah menelepon, namun dia sama sekali tidak tahu dimanakah dirinya berada.
Mungkin sekarang dia sedang bertanya kepada ayah dan ibu atau mungkin sedang mencarinya dengan panik.
"Shawn........." Natalie memanggil nama ini, dia seolah membuat sebuah keputusan saja, dia berkata kepada Thiago, "Jika kamu berani melakukan hal tidak senonoh kepadaku, aku akan bunuh diri mengigit lidah!"
Thiago terhenti sejenak dan tertawa terbahak-bahak, "Bunuh diri gigit lidah? Kamu mau menjadi wanita suci zaman dulu? Baiklah, kamu gigit saja, setelah kamu pingsan kesakitan, kamu tidak akan melawan lagi, kamu gigit saja!"
Beberapa lelaki kekar disamping juga ikut berkata, "Cepat gigit!"
Kesombongan orang-orang ini membuat Natalie semakin putus asa, dia mengigit lidahnya dan bersiap untuk bunuh diri benaran.
Selain mati, dia tidka tahu apa lagi yang bisa membuat orang-orang ini takut.
Disaat Natalie akan mengiggit lidahnya, sebuah suaranya terdengar ditelinga semua orang, "Thiago, kamu mungkin tidak tahu bagaimana cara menulis kata mati>"
Suara familiar ini membuat Natalie menghentikan gerakannya, dia berbalik dan melihat Robert bersama Seamus serta Jack tengah melangkah cepat kearah sana.
Ketika melihat suaminya, air mata Natalie langsung berkucuran, ada rasa senang, ada rasa sedih juga, namun yang terbanyak adalah rasa takut yang telah ditahannya sangat lama, dan semua dia lampiaskan.
Melihat air mata Natalie, tatapan Robert semakin marah.
Dia bahkan tidak tega membuat Natalie menangis, dan bersumpah tidak akan membuat mereka ibu dan anak bingung akan hal apapun, namun sekarang, Thiago merusak sumpahnya.
Orang ini patut mati!
Melihat Robert datang, Thiago sedikit kaget, dia melihat kearah beberapa lelaki kekar itu, "Kalian memberitahunya tempat ini?"
"Tidak, selain sebuah telepon yang dimatikan oleh kami, tidak ada orang yang menghubungi wanita ini lagi!" Kata lelaki kekar.
"Tidak apa-apa juga......." Thaigo mengelengkan kepalanya, dia mengisyaratkan lelaki kekar untuk mengambil kayu dan kursi disamping atau rantai dan sejenisnya.
Terakhir, Thiago melirik kearah Robert dan lain dua orang lainnya, ketika melihat Jack, dia sudah menebak seharusnya berhubungan dengan orang ini.
Dia ingin menculik Natalie juga diketahui oleh Jack, jadi Jack yang membocorkannya? Tapi sekalipun membocorkannya, Robert juga tidak seharusnya berada disini, bukankah beberapa lelaki kekar itu mengatakan bahwa waktu itu tidak ada orang disekitar sana?
Tapi ini semua tidaklah penting, Thiago tidak lagi ingin mengatakan sesuatu yang kejam kepada Jack, semua titik fokusnya saat ini berada pada Robert.
"Meskipun tidak tahu bagaimana kamu bisa datang, tapi jika sudah datang, maka sangat baik! Aku benar-benar berharap kamu bisa melihat dengan mata kepalamu sendiri, bagaimana istrimu dilecehkan, bagaimana, apakah kamu juga sangatlah menantikannya?"
Menatapi lelaki yang sombong dihadapannya, didalam hati Robert sangatlah marah, dia berkata, "Aku tidak menantikan hal yang dikatakan olehmu, tapi aku sangatlah menantikan waktu ketika kamu dipukul hingga gigimu copot dan meminta ampun, dan tampangmu akan betapa menyesalnya untuk melakukan hal ini."
Novel Terkait
The Revival of the King
ShintaCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeCinta Yang Tak Biasa
WennieCinta Seorang CEO Arogan
MedellineIstri ke-7
Sweety GirlLoving The Pain
AmardaAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li