Inventing A Millionaire - Bab 274 Firasat Buruk
Natalie Ning hanya menjawab dengan kata ‘oh’, dia terlihat linglung.
Meskipun Eugene Ning sangat senang bertemu dengan Robert Huo, tapi melihat kakaknya yang seperti ini, dia tidak bisa menahan diri untuk bertanya, “Kak, ada apa denganmu?"
“Bukan apa-apa, hanya sedikit lelah.” Natalie Ning masih menjawab seperti ini.
Eugene Ning juga tidak terlalu banyak memikirkannya, dia sendiri adalah seorang yang sembrono, jadi tidak terlalu memperhatikan perubahan yang terjadi, yang paling penting adalah, Dia terlalu fokus pada Robert Huo.
Daniel Huang dapat melihat beberapa petunjuk, tetapi dia juga tidak tahu apa yang terjadi, jadi dia tidak banyak bicara.
Tidak peduli apakah Dia pernah menyukai Natalie Ning tidak, akrab atau tidak, dia sekarang adalah seorang Ibu, mempunyai keluarga dan suami, tidak pantas untuk ikut campur. Selain itu, prestasi Robert Huo tidak lagi bisa dibandingkan dengan Daniel Huang. Daniel Huang juga lebih sadar diri tidak ikut campur dalam urusan keluarganya.
Di antara semua orang, orang yang paling mengetahui jalan pikiran Natalie Ning adalah Robert Huo.
Hanya saja dia juga sama, tidak bisa mengatakannya, hanya bisa berpura-pura tidak tahu.
Tidak lama kemudian, Cornelia Deng telah membeli makanan, dia memanggil para pria untuk makan, bahkan dia sendiri datang untuk menemani Natalie Ning ngobrol.
Robert Huo dan Ardi Ning, Eugene Ning, Daniel Huang mereka berempat sambil makan sambil minum dan ngobrol.
Topik awal pembicaraan yang paling banyak adalah mengenai warisan Profesor Yacob Zhao.
Terlepas dari anggota keluarga atau bukan, tapi mengenai nominal yang besar ini, akan memancing rasa ingin tahu orang lain.
“Tidak banyak, mungkin bernilai miliaran barang antik dan sejumlah uang. Tapi Aku tidak berencana mengambilnya, semuanya akan digunakan untuk membangun museum Profesor Yacob Zhao. Barang-barang antik tersebut akan diletakkan di dalam museum, bukan punya siapapun. Bahkan jika itu aku, aku juga tidak akan menjualnya.” Kata Robert Huo.
Yang lain menghela nafas saat mendengar dia mengatakan ini.
Seorang yang memiliki kerabat dengan aset miliaran bisa lebih tertekan daripada tidak punya uang.
Setelah minum, beberapa orang terakhir hampir mabuk. Kemampuan pengendalian diri Robert Huo lebih kuat, bahkan jika dia mabuk, dia tidak akan minum seperti Ardi Ning dan yang lainnya yang bahkan tidak dapat membedakan arah mata angin.
Keluarga Daniel Huang juga datang membantu dan membawanya pulang, adapun Ardi Ning dan Eugene Ning dimarahi oleh Cornelia Deng dulu, lalu baru dipapah masuk ke dalam kamar.
Robert Huo dan Natalie Ning juga disiapkan sebuah kamar. Gaby bersama Cornelia Deng masuk ke dalam sebuah kamar.
Ketika Robert Huo masuk ke dalam kamar, Natalie Ning sedang duduk di samping tepi tempat tidur dan bermain ponsel, sepertinya dia sedang mengirim pesan kepada seseorang.
“Maih belum tidur.” Kata Robert Huo sambil berjalan dengan tidak stabil.
Natalie Ning tampak sedikit terkejut, tiba-tiba mengangkat kepalanya, tanpa sadar mematikan layar ponsel, dan berkata: "Ah, kalian sudah selesai makan."
"Hmm ..." Robert Huo bersendawa alkohol, berjalan mendekat dan bertanya: "Apa yang kamu lakukan?"
"Bukan apa-apa, aku sudah selesai dengan semua yang seharusnya aku kerjakan, jadi aku mengobrol dengan Nova sebentar, dan dia bertanya apakah kamu bisa pergi bekerja besok." Kata Natalie Ning.
“Bisa, kenapa tidak bisa.” Robert Huo berjalan ke sampingnya dan duduk, memiringkan kepalanya dan terdiam cukup lama.
Natalie Ning yang memang merasa panik dalam hatinya, menjadi lebih tidak tenang karena ditatap olehnya dan bertanya: “Mengapa melihatku seperti ini."
“Tiba-tiba Aku merasa, seperti ini sudah cukup baik.” Kata Robert Huo.
“Apa yang baik?” Natalie Ning bertanya dengan bingung.
“Itu, tidak tahu apa-apa itu cukup baik. Tidak perlu menghawatirkan masa lalu, juga tidak perlu takut pada masa lalu. Aku yang seperti ini semuanya baru, seperti terlahir kembali.” Kata Robert Huo.
Ketika dia mengatakan ini, dia tidak sepenuhnya mabuk. Lebih tepatnya, saat kebanyakan orang mabuk, apa yang mereka katakan itu adalah kebenaran, bukan yang disebut dengan mabuk.
Hanya saja perkataan yang biasanya tidak berani dikatakan, tidak bersedia diungkapkan, meminjam cara ini mengeluarkannya.
Robert Huo sekarang ini seperti itu, mengenai kelahiran kembali, hanya kata ini yang selalu menjadi yang paling sensitif baginya.
Sekarang dalam keadaan mabuk, dia meminjam kesempatan ini seolah-olah terlihat bodoh dan mengatakan hal ini membuatnya merasa lega.
Untuk waktu yang lama, dia telah menahan diri mengenai kelahiran kembali. Jelas-jelas sangat akrab dengan beberapa orang, tapi tidak berani mengenalinya. Perasaan seperti ini, mungkin sulit dipahami oleh orang yang tidak memiliki sanak saudara.
Sekarang, dia akhirnya dapat mengatakan secara terang-terangan bahwa dia terlahir kembali.
Tentu saja, arti yang terlihat tidak sesuai kenyataannya, setidaknya Natalie Ning tidak memahaminnya.
Yang lebih diperhatikannya sekarang adalah ekspresi dari Robert Huo, lebih seksama memperhatikan pria ini, dia ingin tahu apakah perkataan pria ini karena mabuk atau candaan.
Robert Huo yang mabuk, ekspresi wajahnya tersenyum, sama sekali tidak terlihat ada yang salah.
Tadi Natalie Ning dan Nova ngobrol, dan isi obrolannya membuatnya sangat cemas, terutama ketika melihat Robert Huo berjalan mendekat, dia menjadi semakin cemas.
“Kenapa kamu tidak bicara? Apakah kamu tidak menyukainya?” Robert Huo menatap Natalie Ning, dan tiba-tiba bertanya dengan sangat serius: “Tiba-tiba Aku ingin bertanya padamu, jika suatu saat, aku memberitahumu kalau Aku sebenarnya sudah bukan Shawn Li yang dulu, apakah kamu akan memperlakukan aku seperti sekarang ini?”
Tubuh Natalie Ning gemetar saat mendengarnya, nadanya bergetar: "Apa maksudmu ... apa yang dimaksud dengan bukan Shawn Li yang dulu?"
Robert Huo dapat melihat dia gugup, dan tahu bahwa sulit mendapatkan jawaban atas pertanyaan ini, Dia hanya ingin membuka jalan. Setidaknya hari ini mengajukan pertanyaan ini, jika ingin mengatakan kebenaran di masa depan, tidak akan terlihat terlalu tiba-tiba.
Namun, ketika Natalie Ning mendengarnya, ini seperti memiliki arti yang lain.
Apa dia tahu sesuatu?
Tangannya menggenggam ponsel dengan sangat gugup dan untuk sesaat terlihat jelas pembuluh darahnya di punggung tangannya, ini menunjukkan dia sangat cemas.
Robert Huo ternyata dapat melihat keanehan itu, dan sadar saat ini bukanlah waktu yang tepat melanjutkan pembahasan ini, dia menutup mulut dan menguap: “Aku ngantuk, Ayo tidur.”
"Oh, tidur. Tidur ..." Natalie Ning sangat ingin mengakhiri topik ini, jadi dia bergegas mematikan lampu.
Lampu dimatikan, dan dalam kegelapan, terdengar suara gemerisik membuka baju, hanya saja kecepatannya jauh lebih lambat dari biasanya.
Ketika keduanya terbaring di atas tempat tidur, Natalie Ning tidak seperti sebelumnya yang selalu menempel ke arah Robert Huo.
Malam ini dia menjauh darinya, mungkin sekitar dua atau tiga kepalan tangan.
Baik Robert Huo maupun Natalie Ning tidak ada yang memejamkan mata, tetapi membuka mata lebar-lebar.
Mereka memikirkan hal yang sama, dan menghawatirkan masalah ini.
Pada saat yang sama, di kamar tidur vila mewah, Nova Ji memegang ponselnya dan menatap pesan yang dikirim oleh Natalie Ning, raut wajahnya terlihat tidak tenang.
Natalie Ning telah menyampaikan kepadanya apa yang telah dikatakan Robert Huo hari ini, dan pesan terakhir yang dikirim adalah sebuah masalah.
"Menurutmu, apakah dia sudah mengingatnya?"
Nova Ji belum membalas pesan ini, karena dia tidak tahu harus bagaimana menjawabnya.
Dia tidak tahu apakah pria itu benar-benar telah mengingat sesuatu, dan dia tidak tahu harus berbuat apa jika dia benar-benar mengingatnya.
Jadi, dia menatap ponsel untuk waktu yang lama dan tidak bergerak.
Sekitar lima menit kemudian, ponsel bergetar dan Natalie Ning mengirim pesan baru.
"Dia bertanya padaku, jika suatu saat, aku memberitahumu bahwa aku sudah bukan Shawn Li yang dulu ......"
Melihat kata-kata ini, Nova Ji gemetar, ketidak tenangan dan kecemasannya menjadi lebih jelas.
Jika Robert Huo ada di sini saat ini, dia akan menyadari ekspresinya hampir sama persis dengan Natalie Ning.
Sangat jelas, kedua wanita ini tahu sesuatu yang tidak diketahui Robert Huo.
Dan sekarang, mereka bingung dengan masalah ini.
Setiap kata yang diucapkan Natalie Ning, atau setiap menyampaikan apa yang dikatakan Robert Huo kepadanya, membuat Nova Ji merasa, Pria itu seharusnya telah mengingat sesuatu.
Dia pasti telah mengingatnya!
Jika tidak, mengapa tiba-tiba menanyakan ini?
Tetapi mengapa dia harus mengatakan bahwa dia lupa ingatan, dan tidak dapat mengingat masa lalu?
Apakah karena dia tahu bahwa dia sendiri juga melakukan kesalahan, jadi dia tidak ingin mencari tahu, dan hanya berpura-pura tidak terjadi apa-apa?
Atau hanya permainan kucing menangkap tikus? Ingin mempermainkan mereka sebelum mencari tahu?
Semua kemungkinan yang ada, bukanlah keinginan Nova Ji, dan terus menjadi yang paling dicemaskannya.
Sudah delapan tahun, delapan tahun penuh!
Waktu yang panjang ini, dia hampir melupakan apa yang telah terjadi tahun itu.
Kini, mimpi buruk tahun itu akan muncul kembali.
Novel Terkait
Waiting For Love
SnowTakdir Raja Perang
Brama aditioPengantin Baruku
FebiDark Love
Angel VeronicaAir Mata Cinta
Bella CiaoMr Huo’s Sweetpie
EllyaHis Second Chance
Derick HoInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li