Inventing A Millionaire - Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
Makan bersama dengan CEO perusahaan adalah sebuah kehormatan bagi Luke Hu, dia kini bahkan mempunyai satu kelebihan lain ketika membual dengan rekan kerjanya kedepannya.
Namun keadaan canggung ini membuatnya sedikit merasa bersalah.
Setelah merasa ragu untuk beberapa saat, dia pun akhirnya duduk.
Namun dia kini sudah terlihat sedikit lebih tenang dibandingkan ketika baru saja datang.
Fernaldy Fang umumnya tidak akan terlalu menghiraukan pekerja kecil seperti ini, namun karena dia adalah anak dari tetangga Robert Huo dan sudah mempunyai koneksi seperti ini. Fernaldy Fang pun tidak merasa keberatan untuk berbincang sejenak dengan Luke Hu.
Misalnya bagaimana pekerjaannya, apakah ada yang perlu dibantu dan sejenisnya.
Luke Hu merasa terkejut, dia bergegas menggelengkan kepalanya dan menyatakan bahwa pihak perusahaan sangat baik.
Fernaldy Fang bahkan mengira bahwa itu adalah sifatnya, dia pun tersenyum dan berkata,”Sepertinya kamu sedikit tertutup, ini kurang tepat, orang yang melakukan bisnis dalam bidang kita ini harus lebih mahir berbicara, memberikan perasaan yang yakin kepada orang lain, kamu tidak bisa menjadi pemalu seperti itu.”
Luke Hu merasa malu hingga wajahnya memerah. Dari mana muncul sikapnya yang tertutup, dia hampir saja membuat Ardi Ning kesal hingga membanting meja tepat sepuluh menit yang lalu.
Namun ini adalah perkataan Fernaldy Fang, bagaimana dia mungkin berani melawannya, dia pun hanya bisa menganggukan kepalanya dan mengiyakannya.
Sesi makan ini memang adalah ucapan terima kasih Keluarga Ning terhadap Luke Hu. Namun akhirnya, CEO dari Fernaldy Real Estate pun kini ikut hadir, bagaimana dia mungkin masih memerlukan bantuannya.
Cornelia Deng sudah berulang kali melirik Robert Huo mengenai permasalahan rumah, matanya bahkan hampir saja merasa kebas, Robert Huo sepertinya baru saja memahaminya, lalu sekaligus bertanya mengenai permasalahan Komplek Hongyuan Street.
“Bukankah kamu ingin membeli rumah di sisi barat laut?” Fernaldy Fang bertanya dengan rasa bingung, jika bukan karena desakan dari Robert Huo, dia juga tidak akan mungkin mencari tahu di Biro Perencanaan, terlebih lagi berinisiatif untuk terlebih dahulu menatap ke arah masa depan.
Namun orang yang kini mendesaknya kini sudah tidak membeli rumah di sisi barat laut lagi.
Robert Huo tersenyum dan berkata,”Jaraknya lumayan jauh dari sekolah anak, ayah dan ibu mertua sepertinya akan kurang nyaman dalam mengantar jemput anak. Mengenai sisi barat laut, kita akan membeli satu rumah saja.”
“Betul juga, lagipula berdasarkan kemampuanmu, uang bukanlah masalahnya.” Fernaldy Fang tertawa dan berkata,”Bagaimana kalau begini saja, datang ke perusahaanku untuk bekerja, tidak peduli berapapun gaji yang diberikan sebelumnya, aku akan memberikan dua kali lipatnya, ditambah dengan waktu cuti satu bulan untuk berlibur. Selain itu, aku akan membeli tanah di sisi barat laut untuk mengembangkannya, aku akan menyisakan satu vila untukmu. Tidak ada pungutan biaya mulai dari proses pembangunan sampai renovasi. Bagaimana?”
Jason Hu dan keluarganya pun tercengang mendengarnya. Walaupun mereka tidak tahu berapa gaji Robert Huo sebelumnya, namun sekalipun hanya tujuh delapan ribu yuan, jika kini dilipat gandakan, maka sudah mencapai lebih dari sepuluh ribu yuan.
Gaji adalah permasalahan sekunder, hal yang paling penting adalah, Fernaldy Fang bahkan berencana untuk memberikan satu vila untuknya!
Walaupun harga rumah di sisi barat laut tidak terlalu mahal, namun satu vila tetap saja setidaknya berharga beberapa juta yuan.
Pemberian yang sangat murah hati ini tentu saja membuat orang merasa iri mendengarnya.
Jason Hu dan anaknya merasa kurang nyaman, penggandaan gaji putranya saja sudah membuat mereka merasa sangat hebat. Namun Robert Huo kini sedang duduk dan hendak memberikan satu vila kepadanya begitu saja, bagaimana bisa dibandingkan?
Rasa hormat Fernaldy Fang terhadap Robert Huo itu tidak hanya mengejutkan Jason Hu dan keluarganya, namun Ardi Ning dan Cornelia Deng juga ikut merasa sangat terkejut.
Miliyader dengan kekayaan bersih yang mencapai satu miliyar yuan itu sudah terasa seperti seorang sosok hebat yang berada di dalam cerita legenda bagi mereka.
Kini, sosok hebat ini sangat tersanjung terhadap menantu mereka, ini benar-benar terasa seperti sebuah mimpi.
Namun hal yang membuat semua orang di dalam ruangan itu terkejut adalah, Robert Huo kemudian tersenyum dan menggelengkan kepalanya, lalu berkata,”Sepertinya tidak bisa, perusahaannya kini masih cukup bagus, masih belum ingin pindah.”
“Gaji bulanan tiga kali lipat lebih tinggi, dua vila, ditambah dengan Mercedes S-class sebagai tunjangan tranpsortasinya,”Fernaldy Fang meninggikan harganya lebih lagi.
Robert Huo tetap saja menggelengkan kepalanya, dia tidak menginginkan uangnya, tetapi memerlukan sesuatu yang lebih pasti.
Jika dibandingkan dengan Keluarga Ji, perusahaan properti Fernaldy Fang tentu saja masih belum pantas, tidak peduli seberapa banyak uang yang dia ajukan, Robert Huo tetap saja tidak akan pergi.
Semua orang yang berada di dalam ruangan tersebut pun terdiam, otak Luke Hu bahkan mengalami gangguan ketika mendengarnya.
Gaji tiga kali lipat lebih tinggi, dua vila, Mercedes bernilai jutaan yuan, dia masih saja tidak menyetujuinya, apakah dia gila!
Berdasarkan cara pikirnya, dia tentu saja tidak paham mengapa Robert Huo menolak.
Fernaldy Fang sebenarnya juga tidak terlalu paham, fasilitas yang dia ajukan itu tentu saja sudah sangat bagus, jika diperhitungkan kembali, sepertinya sudah mencapai puluhan juta yuan.
Menghabiskan sepuluh juta yuan untuk mendapatkan seseorang adalah hal yang tidak pernah dia lakukan sebelumnya, dia sendiri bahkan merasa terkejut mengapa dia bisa semurah hati itu.
Hal yang lebih mengejutkan lagi adalah, Robert Huo ternyata menolaknya.
Walaupun sudah ditolak, namun Fernaldy Fang tidak merasa marah, sebaliknya merasa semakin kagum terhadap Robert Huo.
Pada umumnya, tidak peduli seberapa banyak pengetahuan yang sudah dipelajari orang lain, tidak peduli seberapa hebat keahliannya, semuanya sebenarnya hanya untuk mendapatkan uang yang banyak.
Setelah mencapai tingkat tertentu, maka mereka sudah tidak terlalu mempedulikan uang lagi. Dengan kata lain, pada saat mereka merasa ingin, dimana mereka bisa mendapatkan uang yang sangat banyak kapan saja, mereka tidak akan mempedulikan segala jenis persyaratan yang kamu ajukan.
Karena semua tawaran itu adalah hal-hal yang paling tidak mereka targetkan.
Menurut Fernaldy Fang, Robert Huo adalah orang seperti ini.
Jadi, dia pun tertawa dan berkata,”Baiklah, kalau begitu aku tidak akan berbicara terlalu banyak lagi, supaya aku tidak terlihat seperti orang kaya baru yang hanya bisa menggunakan uang untuk menyogok orang. Namun jika Saudara Li ingin mencari batu loncatan kedepannya, kita boleh mendiskusikannya lagi kedepannya!”
Jika dia bersikap sesegan ini, Robert Huo tentu saja juga akan menghargainya,”Baik, kalau begitu, kita akan terlebih dahulu berterima kasih kepada Kak Fang!”
Fernaldy Fang duduk selama lebih kurang sepuluh menit, walaupun tidak terlalu lama, namun ini sebenarnya sudah memakan tidak sedikit waktu bagi seorang miliyader.
Karena masih ada teman di meja sebelah yang datang untuk makan bersama, maka dia pun berpamitan setelah meminum dua gelas.
Robert Huo dan Natalie Ning mengantarnya keluar, Fernadly Fang menarik tangan Robert Huo dengan sikap ramah, lalu berbincang sejenak sebelum pergi.
Ketika melihat tubuhnya yang sangat gemuk itu, Natalie Ning pun tiba-tiba tertawa.
Robert Huo berpaling ke arahnya dan bertanya,”Apa yang kamu tertawakan?”
“Aku hanya merasa lucu setiap kali aku mengingat bahwa dia adalah seorang miliyader,”ucap Natalie Ning.
Robert Huo tertawa dan menggelengkan kepalanya. Ini mungkin adalah sebuah hal yang sulit dipercaya oleh orang biasa, jika mereka tidak merasa sangat takut, maka mereka merasa sangat optimis.
Setelah kembali ke ruang VIP, keadaannya tetap saja masih sangat tenang, selain dari Gaby yang sesekali makan dan berkomentar enak atau tidak, yang lainnya terus saja terdiam.
Kehadiran Fernaldy Fang benar-benar terlalu mengejutkan bagi mereka, Luke Hu yang sebelumnya bersikap sangat angkuh saja kini menjadi seorang anak yang duduk tenang.
Tatapan semua orang sesekali melirik ke arah Robert Huo.
Mereka memiliki banyak sekali pertanyaan yang ingin mereka ajukan, namun juga tidak berani menanyakannya.
Hingga akhirnya pelayan datang menyajikan sajian lainnya, keadaan hening tersebut pun terpecahkan.
Jason Hu menatap Robert Huo dengan ekspresi rumit, lalu berkata kepada Ardi Ning,”Kak Ning, kamu benar-benar mendapatkan seorang menantu yang sangat hebat!”
Putranya yang hanya merupakan sales tingkat rendah di Fernaldy Real Estate saja sudah cukup bergengsi diantara para tetangga, namun Robert Huo ternyata seakrab itu dengan CEO Fernaldy Real Estate, bahkan CEO tersebut sudah menawarkan fasilitas hebat untuknya hari ini!
Apakah dia mungkin bisa membuat CEO sekagum itu tanpa ada sedikitpun kemampuan?
Jason Hu ingin sekali menanyakannya, ini adalah menantu Keluarga Ning yang sudah ditertawai oleh para tetangga selama bertahun-tahun. Apa yang kini dia lakukan hingga tiba-tiba menjadi sangat hebat.
Pada umumnya, jangan ungkit mengenai menantunya sendiri, Ardi Ning selalu saja akan mengalihkan topik pembicaraannya.
Namun wajahnya hari ini dipenuhi dengan senyuman, dia kemudian berkata,”Apa hebatnya, dia bukanlah miliyadernya, dia hanya mengenalnya saja. Terlebih lagi, CEO Fang baru saja memberikan penawaran hebat untuknya tadi, namun bukankah dia sudah menolaknya. Bocah jelek ini benar-benar bodoh, bisanya dia menolak penawaran sebagus itu!”
Ekspresi Jason Hu pun terlihat semakin merumit, jika menantumu ini tergolong bodoh, bagaimana dengan putramu? Cacat mental?
Ketika melihat ekspresi aneh dari Keluarga Tuan Hu, Ardi Ning pun tersenyum.
Rasa frustasinya yang sebelumnya itu kini sudah lenyap. Kegengsian Robert Huo itu membuat ayah mertuanya yang keras dalam berbicara ini akhirnya merasa sangat bersemangat.
Hubungannya dengan menantunya ini umumnya tidak terlalu mendalam, jika tidak, tidak peduli bagaimanapun, dia akan berinisiatif untuk mengajak Robert Huo bersulang demi menunjukkan niat baiknya.
Robert Huo sangat sensitif, ketika menyadari bahwa Ardi Ning terus melihat ke arahnya, dia pun berinisiatif untuk mengangkat gelas alkoholnya dan berkata,”Ayah, mari bersulang.”
Dia langsung menghabiskannya dalam satu tegukan dengan penuh rasa hormat.
Ardi Ning kini akhirnya bersedia untuk mengangkat gelas alkoholnya dan meminumnya dengan perasaan sangat senang.
Setelah setengah jam berlalu, acara makannya pun berakhir.
Dapat dikatakan bahwa ini adalah setengah jam yang paling sulit, yang pernah dialami oleh Keluarga Hu, terutama bagi Luke Hu yang selalu saja merasa sangat tidak nyaman setiap kali menarik nafasnya.
Orang tuanya sudah bersikap sangat hormat ketika berbicara dengan Robert Huo, lagipula putranya kini sedang bekerja di perusahaan teman baiknya.
Novel Terkait
Cinta Yang Dalam
Kim YongyiPernikahan Kontrak
JennyDemanding Husband
MarshallMr Huo’s Sweetpie
EllyaThe Winner Of Your Heart
ShintaEverything i know about love
Shinta CharityIstri Yang Sombong
JessicaInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li