Inventing A Millionaire - Bab 121 Kesombongan
Setelah Fernaldy Fang berteriak, seorang Sales baru datang kemari dan bertanya, "Apartemen jenis apa yang ingin kamu beli?"
“Bukan aku yang beli, mereka berdua yang ingin beli.” Fernaldy Fang sambil berkata dengan menunjuk Robert Huo dan Natalie Ning.
“Lihat kamu berteriak sampai begitu keras, aku kira kamu yang ingin beli.” Kata Sales wanita itu.
Walaupun ekspresi wajahnya tidak terlihat aneh, namun nada bicaranya memang terdengar maksud menyindir, membuat Fernaldy Fang merasa kesal.
Robert Huo sebenarnya juga tidak ingin meminta tolong kepadanya, sekarang malah menjadi kesal. Lalu Robert Huo pun dengan inisiatif melanjutkan percakapan tersebut, berkata: “Apartemen sisi timur Gedung No.13 lantai 22 atau 23 masih ada? "
“Tidak ada.” Sales wanita tersebut mendengarkan ucapan itu, menjadi semakin tidak bersemangat.
Dua lantai ini, dianggap sebagai lokasi terlaris di komplek ini, dari awal sudah dibeli. Menurut pengalamannya, lebih dari 80% pelanggan yang menginginkan lantai yang telah terjual biasanya tidak akan membuat pilihan lain lagi.
Karena di sini adalah Area Barat Laut, nilai rumah memang lebih rendah, orang datang beli pun sangat sedikit, komplek dengan level yang hampir sama ada di mana-mana, terserah kamu ingin memilih yang mana.
Berbeda dengan area tenggara atau barat daya sana, harus berebut baru bisa mendapatkan lantai yang bagus.
“Bagaimana dengan lantai di sisi timur Gedung No 17 ini?” Robert Huo bertanya lagi.
“Coba aku lihat dulu.”
Sales wanita ini langsung mengeluarkan hpnya, saat ia sedang mencari catatan penjualan, seorang Sales di sampingnya tiba-tiba berkata: “Rumah yang itu telah dipilih oleh salah satu pelanggan aku, ia akan segera membayar DP.”
Sales wanita itu menjawab “Oh.”, lalu berkata kepada Robert Huo: “Kamu juga sudah mendengarnya, yang ini juga sudah tidak ada lagi.”
Fernaldy Fang langsung berkata dengan kurang senang di samping: “DP saja belum bayar, apa maksudnya bilang sudah tidak ada? Kamu anggap kami ini orang bodoh?”
Biasanya, kompetisi dalam listing property ini berdasarkan uang DP yang dibayar, siapa yang membayar DP terlebih dahulu, maka itu menjadi miliknya, sekarang Sales ini malah beralasan karena sudah dipilih pelanggannya, Fernaldy Fang sebagai Bos dalam perusahaan real estate, tentu saja tidak setuju.
Dan seorang Sales wanita lainnya mengalihkan pandangan dari hpnya, sambil berkata: “Mengapa harus berkata sampai begitu tidak enak didengar, memang ada pelanggan yang sudah memilihnya, dia juga segera tiba, lagi pula, pelanggan aku itu bersiap-siap untuk membayar lunas, kalau kalian juga membayar lunas langsung, maka aku akan memberitahu kepadanya untuk tidak perlu datang lagi.”
Tadinya hati Natalie Ning memang sudah merasa kurang senang, membeli rumah memberikan komisi kepada kalian, mengapa sikapnya masih begitu dingin.
Tetapi ketika dia mendengar bahwa pelanggannya berencana membeli rumah dengan pembayaran lunas, dia pun merasa tidak enak untuk membuka suara lagi.
Biarpun hanya sebuah rumah di Area Barat Laut, namun satu rumah juga membutuhkan uang 1 juta lebih RMB. Di rumah hanya terdapat tabungan sebesar 200.000an RMB, paling hanya cukup bayar DP saja, ingin renovasi, masih harus tunggu nanti kedepannya tabung dulu baru bisa direncanakan lagi.
“Lupakan saja, kita lihat-lihat di tempat lain saja.” Kata Natalie Ning dengan suara pelan.
Robert Huo mengerutkan alis, ia sudah mempelajari komplek ini dengan lama, menentukan lokasi yang terbaik.
Beli rumah tidak seperti membeli baju, jika pembelian tidak sesuai langsung bisa kembalikan atau jual dengan harga diskon.
Barang seharga 1 juta lebih RMB, bahkan Robert Huo tidak menganggap uang ini pun, dia juga berharap dapat membeli rumah dengan lokasi yang bagus.
Mengenai bayar lunas atau kredit, sehari sebelumnya dia mungkin masih harus berpikir-pikir dulu, tapi sekarang, dengan adanya bonus 1.000.000 RMB dari Nova Ji, ia sama sekali tidak perlu berpikir terlalu banyak.
“Kamu juga bisa bayar lunas, kamu bisa meminta pelanggan itu tidak perlu datang lagi.” Kata Robert Huo.
Omongan ini keluar dari mulutnya, kedua Sales wanita langsung tertegun, dan Natalie Ning sambil menariknya dengan panik, berkata dengan suara rendah: “Apa yang kamu lakukan, kita mana ada uang sebanyak itu untuk membayar lunas!”
Bonus sebesar 1.000.000 RMB ini, Nova Ji baru mengirimkannya ke dalam rekeningnya, Robert Huo juga tidak langsung memberitahunya kepada Natalie Ning, tujuan utamanya adalah ingin memberikan kejutan kepadanya.
Jadi, Natalie Ning yang tidak tahu di dalam tangan suami memiliki uang sebanyak itu, sampai sekarang masih sangat panik.
Suaranya terdengar sangat pelan, namun tetap terdengar oleh kedua Sales wanita itu.
Sales wanita yang berkata telah dipilih oleh pelanggannya sambil mencibir, wajahnya penuh dengan senyuman dingin, berkata: “Boleh, kalau begitu kalian keluarkan uang kalian, bayar, aku langsung menelepon pelanggan aku.”
“Boleh.” Robert Huo menganggukkan kepala: “Lanjutkan ke administrasinya saja.”
“Kamu sudah gila!” Natalie Ning buru-buruk menariknya menjauh, berkata: “Kita hanya punya 200.000an RMB saja, bagaimana kita bisa membayarnya, bukankah bertindak seperti ini malah sengaja membiarkan orang menertawakan kita!”
“Tidak apa-apa, tenang saja.” Robert Huo berkata dengan wajah santai.
Natalie Ning tidak tahu apa yang direncanakan, kebohongan seperti ini yang bisa dibongkar dengan begitu saja, apakah bisa membuat merasa bangga?
Terlihat jelas tidak bisa.
Kedua Sales Wanita itu melihat kepanikan yang ada di wajah Natalie Ning, kemudian mereka saling melihat, dan tertawa.
Salah satu dari mereka berkata: “Boleh, kamu menunggu sebentar di sini, aku pergi mengambil kontrak pembelian rumah dan Mesin POS.”
Dibandingkan dengan Natalie Ning yang terlihat seperti cacing kepanasan, Robert Huo tampak lebih tenang, dan Fernaldy Fang dengan sangat tidak senang dan berkata: "Dengan sikap mereka, mengapa masih ingin beli di sini?"
“Lokasinya lumayan bagus.” Robert Huo menjelaskannya dengan satu kalimat sederhana.
Dia sudah berkata demikian, Fernaldy Fang juga tidak bisa mengatakan apa-apa lagi.
Tidak lama kemudian, Sales wanita tersebut membawa kontrak dan Mesin POS kemari, saat Robert Huo hendak mengisi informasi-informasi bersangkutan, Sales wanita tersebut malah menyimpan kontrak pembelian rumah ke belakang, lalu mengeluarkan Mesin POS, dan berkata: “Gesek kartu dulu.”
Robert Huo mengerutkan alis dan melihatnya, berkata: “Kontrak saja belum ditandatangani….”
“Aku tahu belum menandatangani kontrak, tapi siapa tahu kalian punya uang atau tidak untuk membayar lunas, jadi gesek kartu dulu, baru menandatangani kontrak.” Kata Sales wanita itu.
Proses seperti itu jelas melanggar sistem kerja, tidak menandatangani kontrak tapi langsung meminta orang lain bayar, jelas ini omong kosong.
Namun, melalui ekspresi wajah Natalie Ning, Sales wanita tersebut yakin bahkan Robert Huo tidak mampu membayar uang tersebut. Itu sebabnya ia sengaja ingin mempermalukan mereka.
Ingin berpura-pura bukan, boleh, membiarkan kalian berpuar-pura sampai puas!
Sales wanita lainnya juga berjalan kemari dan berkata sambil tersenyum: "Melihat saja langsung tahu kalian ini orang kaya, masa peduli dengan uang 1 juta lebih RMB ini? lagi pula cepat lambat kamu juga harus membayarnya, bayar terlebih dahulu biar membuka mata kami dulu, juga membiarkan dia menelepon pelanggan tersebut agar pelanggan tersebut tidak perlu kemari lagi.”
Gaya yang merendahkan orang seperti ini, bahkan orang yang tidak mudah marah seperti Robert Huo pun merasa kurang senang.
Dan Fernaldy Fang malah terliihat sangat jelas, langsung menepuk meja dengan keras, berkata dengan kesal, : “Kalian ini keterlaluan!”
“Apa pula menepuk meja, bukannya kalian yang berkata akan membayar lunas, temperamen sekali, tidak tahu apakah dompet kalian sebesar itu tidak?” Sales wanita itu dari awal sudah meremehkan gaya Fernaldy Fang yang seperti tukang lulur ini, penghinaan di wajahnya pun dapat terlihat dengan jelas.
Meskipun rumah di sini tidak mudah untuk dijual, namun bukan orang yang memakai celana besar dan singlet seperti ini juga bisa datang untuk berpura-pura dengan sembarangan.
Ingin berpura-pura di depan kami, maka harus menyiapkan mental untuk dibongkar.
Bukan orang tuamu juga, siapa yang senang mengikut keinginanmu?
Bagaimanapun, Fernaldy Fang adalah Bos besar dengan kekayaan yang lebih dari belasan miliar, biasanya bersikap rendah hati di dalam sekolah, itu karena memang ia sengaja, namun dalam masyarakat, siapa yang berani benar-benar meremehkannya?
Sekarang seorang Sales wanita kecil di Departemen Penjualan saja berani berbicara kepadanya dengan nada seperti ini, benar-benar tidak bisa ditahan lagi!
“Panggil Manajer kalian kemari! Benar-benar keterlaluan!” Fernaldy Fang berkata dengan sangat kesal.
“Waduh, emosional sekali, tapi maaf, Manajer kami terlalu sibuk, mungkin tidak ada waktu kemari, kalian lebih baik langsung melakukan pembayaran saja, aku sudah tidak sabar ingin membuka mataku untuk menambah wawasan.”
Sales wanita itu sama sekali tidak ada maksud takut, bahkan keramahan secara formalitas pun malas ia berpura-pura.
Kalau tidak ada uang lebih baik jangan berpura-pura, benar-benar mengira kalau kami berada di industri pelayanan ini, semuanya harus merasa takut kepada pelanggan?
Bahkan harus pura-pura takut pun, juga harus lihat pelanggan seperti apa.
Fernaldy Fang merasa kesal sampai daging gemuk di badannya pun bergetar, dia sambil menunjuk kedua Sales wanita tersebut, berkata: “Baik, baik, baik! Kalian berdua tunggu saja!”
Habis ngomong, ia langsung mengeluarkan hp model lamanya dari kantong celana.
Paling tidak juga merupakan model lama 4 5 tahun yang lalu, membuat kedua Sales wanita itu terus melototi matanya ke atas.
Lihat saja tahu orang miskin, masih berpura-pura di sini ingin menakuti siapa?
Ingin menelepon?
Tidak punya kemampuan apa-apa masih berpura-pura, aku malah ingin lihat kamu berteriak sampai begitu keras, bisa memanggil orang hebat seperti apa!
Robert Huo pun malas untuk marah kepada Sales wanita ini, sambil membujuknya dengan berkata: “Kak Fang, kalau tidak lupakan saja, tidak beli yasudah tidak beli.”
“Tidak bisa, kamu bisa menahan kekesalan ini, aku tidak bisa, hari ini pasti harus memberi ajaran kepada mereka berdua!” Fernaldy Fang sambil berkata dengan kesal.
“Jangan tidak jadi beli ya, tanganku sudah memegang Mesin POS ini sampai pegal, masih ingin melihat orang kaya yang murah hati ini.” Sales wanita yang sambil memegang Mesin POS itu berkata dengan sambil tertawa.
Dia sama sekali tidak terlihat kesal, malah seperti sedang melihat kehebohan orang lain, semakin keras Fernaldy Fang berteriak, ia pun merasa semakin konyol.
Robert Huo menolehkan kepala melihat gayanya yang tidak memandang orang lain itu, lalu sambil menggelengkan kepala dengan tidak sadar, dirinya sudah terlalu lama berada dikalangan bawah, sampai bisa merasa kesal karena tokoh kecil seperti ini.
Novel Terkait
The Sixth Sense
AlexanderCinta Tak Biasa
SusantiMy Superhero
JessiAkibat Pernikahan Dini
CintiaTen Years
VivianYour Ignorance
YayaLoving Handsome
Glen ValoraInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li