Inventing A Millionaire - Bab 121 Kesombongan

Setelah Fernaldy Fang berteriak, seorang Sales baru datang kemari dan bertanya, "Apartemen jenis apa yang ingin kamu beli?"

“Bukan aku yang beli, mereka berdua yang ingin beli.” Fernaldy Fang sambil berkata dengan menunjuk Robert Huo dan Natalie Ning.

“Lihat kamu berteriak sampai begitu keras, aku kira kamu yang ingin beli.” Kata Sales wanita itu.

Walaupun ekspresi wajahnya tidak terlihat aneh, namun nada bicaranya memang terdengar maksud menyindir, membuat Fernaldy Fang merasa kesal.

Robert Huo sebenarnya juga tidak ingin meminta tolong kepadanya, sekarang malah menjadi kesal. Lalu Robert Huo pun dengan inisiatif melanjutkan percakapan tersebut, berkata: “Apartemen sisi timur Gedung No.13 lantai 22 atau 23 masih ada? "

“Tidak ada.” Sales wanita tersebut mendengarkan ucapan itu, menjadi semakin tidak bersemangat.

Dua lantai ini, dianggap sebagai lokasi terlaris di komplek ini, dari awal sudah dibeli. Menurut pengalamannya, lebih dari 80% pelanggan yang menginginkan lantai yang telah terjual biasanya tidak akan membuat pilihan lain lagi.

Karena di sini adalah Area Barat Laut, nilai rumah memang lebih rendah, orang datang beli pun sangat sedikit, komplek dengan level yang hampir sama ada di mana-mana, terserah kamu ingin memilih yang mana.

Berbeda dengan area tenggara atau barat daya sana, harus berebut baru bisa mendapatkan lantai yang bagus.

“Bagaimana dengan lantai di sisi timur Gedung No 17 ini?” Robert Huo bertanya lagi.

“Coba aku lihat dulu.”

Sales wanita ini langsung mengeluarkan hpnya, saat ia sedang mencari catatan penjualan, seorang Sales di sampingnya tiba-tiba berkata: “Rumah yang itu telah dipilih oleh salah satu pelanggan aku, ia akan segera membayar DP.”

Sales wanita itu menjawab “Oh.”, lalu berkata kepada Robert Huo: “Kamu juga sudah mendengarnya, yang ini juga sudah tidak ada lagi.”

Fernaldy Fang langsung berkata dengan kurang senang di samping: “DP saja belum bayar, apa maksudnya bilang sudah tidak ada? Kamu anggap kami ini orang bodoh?”

Biasanya, kompetisi dalam listing property ini berdasarkan uang DP yang dibayar, siapa yang membayar DP terlebih dahulu, maka itu menjadi miliknya, sekarang Sales ini malah beralasan karena sudah dipilih pelanggannya, Fernaldy Fang sebagai Bos dalam perusahaan real estate, tentu saja tidak setuju.

Dan seorang Sales wanita lainnya mengalihkan pandangan dari hpnya, sambil berkata: “Mengapa harus berkata sampai begitu tidak enak didengar, memang ada pelanggan yang sudah memilihnya, dia juga segera tiba, lagi pula, pelanggan aku itu bersiap-siap untuk membayar lunas, kalau kalian juga membayar lunas langsung, maka aku akan memberitahu kepadanya untuk tidak perlu datang lagi.”

Tadinya hati Natalie Ning memang sudah merasa kurang senang, membeli rumah memberikan komisi kepada kalian, mengapa sikapnya masih begitu dingin.

Tetapi ketika dia mendengar bahwa pelanggannya berencana membeli rumah dengan pembayaran lunas, dia pun merasa tidak enak untuk membuka suara lagi.

Biarpun hanya sebuah rumah di Area Barat Laut, namun satu rumah juga membutuhkan uang 1 juta lebih RMB. Di rumah hanya terdapat tabungan sebesar 200.000an RMB, paling hanya cukup bayar DP saja, ingin renovasi, masih harus tunggu nanti kedepannya tabung dulu baru bisa direncanakan lagi.

“Lupakan saja, kita lihat-lihat di tempat lain saja.” Kata Natalie Ning dengan suara pelan.

Robert Huo mengerutkan alis, ia sudah mempelajari komplek ini dengan lama, menentukan lokasi yang terbaik.

Beli rumah tidak seperti membeli baju, jika pembelian tidak sesuai langsung bisa kembalikan atau jual dengan harga diskon.

Barang seharga 1 juta lebih RMB, bahkan Robert Huo tidak menganggap uang ini pun, dia juga berharap dapat membeli rumah dengan lokasi yang bagus.

Mengenai bayar lunas atau kredit, sehari sebelumnya dia mungkin masih harus berpikir-pikir dulu, tapi sekarang, dengan adanya bonus 1.000.000 RMB dari Nova Ji, ia sama sekali tidak perlu berpikir terlalu banyak.

“Kamu juga bisa bayar lunas, kamu bisa meminta pelanggan itu tidak perlu datang lagi.” Kata Robert Huo.

Omongan ini keluar dari mulutnya, kedua Sales wanita langsung tertegun, dan Natalie Ning sambil menariknya dengan panik, berkata dengan suara rendah: “Apa yang kamu lakukan, kita mana ada uang sebanyak itu untuk membayar lunas!”

Bonus sebesar 1.000.000 RMB ini, Nova Ji baru mengirimkannya ke dalam rekeningnya, Robert Huo juga tidak langsung memberitahunya kepada Natalie Ning, tujuan utamanya adalah ingin memberikan kejutan kepadanya.

Jadi, Natalie Ning yang tidak tahu di dalam tangan suami memiliki uang sebanyak itu, sampai sekarang masih sangat panik.

Suaranya terdengar sangat pelan, namun tetap terdengar oleh kedua Sales wanita itu.

Sales wanita yang berkata telah dipilih oleh pelanggannya sambil mencibir, wajahnya penuh dengan senyuman dingin, berkata: “Boleh, kalau begitu kalian keluarkan uang kalian, bayar, aku langsung menelepon pelanggan aku.”

“Boleh.” Robert Huo menganggukkan kepala: “Lanjutkan ke administrasinya saja.”

“Kamu sudah gila!” Natalie Ning buru-buruk menariknya menjauh, berkata: “Kita hanya punya 200.000an RMB saja, bagaimana kita bisa membayarnya, bukankah bertindak seperti ini malah sengaja membiarkan orang menertawakan kita!”

“Tidak apa-apa, tenang saja.” Robert Huo berkata dengan wajah santai.

Natalie Ning tidak tahu apa yang direncanakan, kebohongan seperti ini yang bisa dibongkar dengan begitu saja, apakah bisa membuat merasa bangga?

Terlihat jelas tidak bisa.

Kedua Sales Wanita itu melihat kepanikan yang ada di wajah Natalie Ning, kemudian mereka saling melihat, dan tertawa.

Salah satu dari mereka berkata: “Boleh, kamu menunggu sebentar di sini, aku pergi mengambil kontrak pembelian rumah dan Mesin POS.”

Dibandingkan dengan Natalie Ning yang terlihat seperti cacing kepanasan, Robert Huo tampak lebih tenang, dan Fernaldy Fang dengan sangat tidak senang dan berkata: "Dengan sikap mereka, mengapa masih ingin beli di sini?"

“Lokasinya lumayan bagus.” Robert Huo menjelaskannya dengan satu kalimat sederhana.

Dia sudah berkata demikian, Fernaldy Fang juga tidak bisa mengatakan apa-apa lagi.

Tidak lama kemudian, Sales wanita tersebut membawa kontrak dan Mesin POS kemari, saat Robert Huo hendak mengisi informasi-informasi bersangkutan, Sales wanita tersebut malah menyimpan kontrak pembelian rumah ke belakang, lalu mengeluarkan Mesin POS, dan berkata: “Gesek kartu dulu.”

Robert Huo mengerutkan alis dan melihatnya, berkata: “Kontrak saja belum ditandatangani….”

“Aku tahu belum menandatangani kontrak, tapi siapa tahu kalian punya uang atau tidak untuk membayar lunas, jadi gesek kartu dulu, baru menandatangani kontrak.” Kata Sales wanita itu.

Proses seperti itu jelas melanggar sistem kerja, tidak menandatangani kontrak tapi langsung meminta orang lain bayar, jelas ini omong kosong.

Namun, melalui ekspresi wajah Natalie Ning, Sales wanita tersebut yakin bahkan Robert Huo tidak mampu membayar uang tersebut. Itu sebabnya ia sengaja ingin mempermalukan mereka.

Ingin berpura-pura bukan, boleh, membiarkan kalian berpuar-pura sampai puas!

Sales wanita lainnya juga berjalan kemari dan berkata sambil tersenyum: "Melihat saja langsung tahu kalian ini orang kaya, masa peduli dengan uang 1 juta lebih RMB ini? lagi pula cepat lambat kamu juga harus membayarnya, bayar terlebih dahulu biar membuka mata kami dulu, juga membiarkan dia menelepon pelanggan tersebut agar pelanggan tersebut tidak perlu kemari lagi.”

Gaya yang merendahkan orang seperti ini, bahkan orang yang tidak mudah marah seperti Robert Huo pun merasa kurang senang.

Dan Fernaldy Fang malah terliihat sangat jelas, langsung menepuk meja dengan keras, berkata dengan kesal, : “Kalian ini keterlaluan!”

“Apa pula menepuk meja, bukannya kalian yang berkata akan membayar lunas, temperamen sekali, tidak tahu apakah dompet kalian sebesar itu tidak?” Sales wanita itu dari awal sudah meremehkan gaya Fernaldy Fang yang seperti tukang lulur ini, penghinaan di wajahnya pun dapat terlihat dengan jelas.

Meskipun rumah di sini tidak mudah untuk dijual, namun bukan orang yang memakai celana besar dan singlet seperti ini juga bisa datang untuk berpura-pura dengan sembarangan.

Ingin berpura-pura di depan kami, maka harus menyiapkan mental untuk dibongkar.

Bukan orang tuamu juga, siapa yang senang mengikut keinginanmu?

Bagaimanapun, Fernaldy Fang adalah Bos besar dengan kekayaan yang lebih dari belasan miliar, biasanya bersikap rendah hati di dalam sekolah, itu karena memang ia sengaja, namun dalam masyarakat, siapa yang berani benar-benar meremehkannya?

Sekarang seorang Sales wanita kecil di Departemen Penjualan saja berani berbicara kepadanya dengan nada seperti ini, benar-benar tidak bisa ditahan lagi!

“Panggil Manajer kalian kemari! Benar-benar keterlaluan!” Fernaldy Fang berkata dengan sangat kesal.

“Waduh, emosional sekali, tapi maaf, Manajer kami terlalu sibuk, mungkin tidak ada waktu kemari, kalian lebih baik langsung melakukan pembayaran saja, aku sudah tidak sabar ingin membuka mataku untuk menambah wawasan.”

Sales wanita itu sama sekali tidak ada maksud takut, bahkan keramahan secara formalitas pun malas ia berpura-pura.

Kalau tidak ada uang lebih baik jangan berpura-pura, benar-benar mengira kalau kami berada di industri pelayanan ini, semuanya harus merasa takut kepada pelanggan?

Bahkan harus pura-pura takut pun, juga harus lihat pelanggan seperti apa.

Fernaldy Fang merasa kesal sampai daging gemuk di badannya pun bergetar, dia sambil menunjuk kedua Sales wanita tersebut, berkata: “Baik, baik, baik! Kalian berdua tunggu saja!”

Habis ngomong, ia langsung mengeluarkan hp model lamanya dari kantong celana.

Paling tidak juga merupakan model lama 4 5 tahun yang lalu, membuat kedua Sales wanita itu terus melototi matanya ke atas.

Lihat saja tahu orang miskin, masih berpura-pura di sini ingin menakuti siapa?

Ingin menelepon?

Tidak punya kemampuan apa-apa masih berpura-pura, aku malah ingin lihat kamu berteriak sampai begitu keras, bisa memanggil orang hebat seperti apa!

Robert Huo pun malas untuk marah kepada Sales wanita ini, sambil membujuknya dengan berkata: “Kak Fang, kalau tidak lupakan saja, tidak beli yasudah tidak beli.”

“Tidak bisa, kamu bisa menahan kekesalan ini, aku tidak bisa, hari ini pasti harus memberi ajaran kepada mereka berdua!” Fernaldy Fang sambil berkata dengan kesal.

“Jangan tidak jadi beli ya, tanganku sudah memegang Mesin POS ini sampai pegal, masih ingin melihat orang kaya yang murah hati ini.” Sales wanita yang sambil memegang Mesin POS itu berkata dengan sambil tertawa.

Dia sama sekali tidak terlihat kesal, malah seperti sedang melihat kehebohan orang lain, semakin keras Fernaldy Fang berteriak, ia pun merasa semakin konyol.

Robert Huo menolehkan kepala melihat gayanya yang tidak memandang orang lain itu, lalu sambil menggelengkan kepala dengan tidak sadar, dirinya sudah terlalu lama berada dikalangan bawah, sampai bisa merasa kesal karena tokoh kecil seperti ini.

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu