Inventing A Millionaire - Bab 47 Menegur
Sifatnya Natalie Ning, terlihat jelas diwarisi dari Ibunya, Ibu dan anak berdua berdiri di depan pintu toko saling menatap, mata pun menjadi memerah.
“Aku selalu ingin pulang, hanya saja merasa malu untuk bertemu dengan kalian….” Natalie Ning berkata dengan suara yang hendak ingin menangis.
Ardi Ning yang ada di dalam mendengar ucapan tersebut, tidak menahan diri untuk mendengus, dan berkata: “Kamu adalah anak perempuanku, mengapa malu untuk bertemu, pria yang kamu cari itu yang memalukan, bukan kamu sendiri yang memalukan!”
“Kamu sudah jangan berkata lagi!” Cornelia Deng menolehkan kepala dan melototinya, lalu sambil membujuk anaknya dengan berkata: “Temperamen Ayahmu memang seperti ini, dua hari ini gara-gara masalah di toko buah ia pun menjadi lebih cepat naik darah, kamu jangan menghiraukannya.”
“Aku tahu.” Natalie Ning menganggukkan kepala, berkata: “Tadi Shawn sudah bantu menghubungi orang dari toko Howard’s Fruit, meminta mereka mengantar barang kemari, nanti mengganti kualitas buah yang tidak bagus, usaha di rumah seharusnya akan menjadi jauh lebih baik.”
Cornelia Deng sambil mendengar merasa sedikit terkejut, dia melirik ke Robert Huo, bertanya, “Dia kenal dengan orang dari Howard’s Fruit?”
“Paling juga hanya karyawan di toko saja, ada apa, meminta orang mengantar buah 2kg 1kg biar aku menerima utang budi?” Kata Ardi Ning dengan kurang senang.
Cornelia Deng merasa tidak berdaya, namun ia tidak memarahi dia. Karena mereka berdua memikirkan hal yang sama.
Orang seperti Shawn Li ini, memangnya bisa kenal dengan orang hebat seperti apa?
Bahkan jika ia kenal dengan karyawan toko dari Howard’s Fruit, dan meminta mereka mengantar buah ke sini, memangnya bisa ada berapa kg?
5kg 4kg? apa 15kg 25kg?
Buah dengan jumlah sedikit seperti itu, bahkan sehari pun tidak bisa bertahan, sama sekali tidak cukup.
Suami istri berdua sama sekali tidak membawa harapan apapun terhadap masalah ini, Natalie Ning sangat mementingkannya, karena ini adalah pertama kalinya dalam beberapa tahun ini dia dapat membantu orang tuanya.
“Ayah, Shawn bilang akan ada sangat banyak, ada berbagai macam tipe buah.” Natalie Ning berusaha mengatakan hal yang baik.
Ardi Ning yang sedang mencari kartun untuk Gaby menjawab iya, lalu bertanya: “Berapa harganya?”
“Harga……” Natalie Ning terbengong, mana mungkin dia tahu berapa harganya, hanya bisa melihat ke Robert Huo.
Robert Huo menggelengkan kepala, berkata: “Aku tidak bertanya.”
“Tidak bertanya…….” Ekspresi Cornelia Deng terlihat kehabisan kata-kata.
Ardi Ning langsung tertawa dengan dingin: “Benar-benar berani dan murah hati ya, langsung memasukkan barang tanpa bertanya harga, kualitas buah Howard’s Fruit memang bagus, ini aku akui, tapi harganya juga sangat tinggi. Nanti kalau mereka menjual kepadaku dengan harga ritel, bukankah di saat aku rugi pun tetap harus mengucapkan terima kasih terlebih dahulu kepada kamu? Ada sebuah kalimat yang menyebutkan apa itu? Otak adalah hal yang baik. Sayangnya kamu tidak punya. "
Sambil mendengar di samping wajah Natalie Ning terlihat kecewa, dia berharap dapat menggunakan cara dengan membantu orang tuanya untuk mengubah kesan buruk selama beberapa tahun ini.
Tapi dilihat sekarang, dirinya seperti sudah terlalu melebih-lebihkan kemampuan suaminya.
Meminta orang mengantarkan barang, tapi tidak menanyakan harga, dilihat dari mana pun tidak seperti sesuatu yang dilakukan oleh seseorang yang bisa berbisnis.
Untungnya sifat Cornelia Deng lebih lembut, walaupun ia tidak membawa harapan apapun terhadap masalah buah ini, tapi melihat wajah anaknya yang terlihat sedih ini, dia tetap berkata: “Tidak apa-apa, bukan masalah besar juga, tidak membahas hal ini lagi, ayo masuk ke dalam.”
Sambil menarik tangan Natalie Ning, Cornelia Deng langsung membawa dia naik ke atas, bersiap untuk menanyakan dengan baik bagaimana kehidupan dia dalam beberapa tahun ini.
Eugene Ning diusir ke dapur unutk membersihkan kepiting, Ardi Ning menemani Gaby sambil menonton TV, hanya Robert Huo, terlihat seperti tidak ada yang bisa dia lakukan.
Lalu ia berpikir, dan berjalan ke arah dapur, hendak ingin membantu.
Namun baru maju belum 2 langkah, langsung dihentikan oleh Ardi Ning: “Kemana kamu? Kamu benar-benar menganggap tempat ini adalah rumahmu, ingin pergi kemana maka bisa pergi kemana dengan sesuka hati? Bukannya kamu meminta orang untuk mengantarkan barang, tunggu saja di depan pintu.”
“Kakek, Ayah bekerja itu sangat melelahkan, kamu membiarkan Ayah masuk dan duduk di dalam saja.” Kata Gaby dengan manja.
Ardi Ning tidak berhenti mendiskriminasi Robert Huo karena cucunya, dan Robert Huo juga tidak ingin dia berselisih saat ini, jadi dia berinisiatif untuk mengatakan: "Tidak apa-apa Gaby, kamu menonton TV dengan Kakek, aku tunggu orang di depan pintu.”
“Tapi aku ingin makan kepiting yang kamu masak, kamu bukannya berkata akan membuat kepiting cabe pedas untuk aku.” Kata Gaby dengan kurang senang.
“Tenang saja, hari ini aku berjanji pasti akan membiarkan kamu memakan kepiting cabe pedas, tunggu orang yang mengantar buah-buahan sudah kemari, aku langsung pergi membuatnya untuk kamu.” Kata Robert Huo sambil tersenyum.
Ardi Ning mendegus dengan dingin, Shawn Li yang dulu sama sekali tidak peduli terhadap anak, hal ini dia juga tahu, sekarang Robert Huo tiba-tiba begitu perhatian kepada Gaby, dilihat olehnya, dia merasa Robert Huo hanya bersandiwara saja.
Sok-sok ingin membuat kepiting cabe pedas, membuat kepiting kukus saja kamu belum tentu bisa makan, berpura-pura terus!
Ardi Ning sambil merangkul Gaby, dengan penuh memanjakan dia sambil berkata: “Gaby pintar, nanti Kakek meminta restoran untuk mengantarkan untuk kamu, enak sekali loh!”
“Tidak mau, yang dimasak Ayah lebih enak!” Gaby menolak dengan tegas.
Ardi Ning tidak menganggap serius dengan malaikat kecil ini, sambil tersenyum dan berkata: “Mari kita menonton kartun terlebih dahulu.”
Melihat Gaby dialihkan dengan begitu saja, Robert Huo juga tidak peduli, ia berjalan ke depan pintu toko, berdiri di sana seperti Dewa penjaga pintu.
Pagi-pagi, hampir tidak ada pelanggan, bahkan yang ingin membeli buah-buahan, semua juga pergi ke tokonya Ocean Gu.
Eugene Ning keluar dari dapur, melihat Robert Huo sendiri berdiri di sana, hendak ingin berjalan ke sana dan menemani ia ngobrol, malah dimarahi dan diusir oleh Ardi Ning.
Dengan tidak berdaya, Eugene Ning hanya bisa naik ke lantai atas untuk mencari Natalie Ning.
Setelah kira-kira 50 menit, Ibu dan anak baru turun dari atas.
Mata mereka berdua terlihat sedikit merah, seperti baru menangis.
Natalie Ning berusaha menceritakan kehidupan beberapa tahun ini dengan lebih baik, namun apa yang sudah dialami, dari awal sudah dibocori oleh Eugene Ning, setelah tahu anak perempuan hidup dengan sulit, namun masih berusaha menutupinya dari keluarga sendiri, hati Cornelia Deng pun merasa sangat tidak enak.
Saat turun ke bawah dan melihat Robert Huo, menjadi semakin benci terhadap menantu ini.
Pada saat itu siapa yang tidak memuji anak perempuannya setelah melihatnya? Semua orang mengira bahwa dia akan menikah dengan seseorang yang baik, dan menjalani hidup yang bahagia.
Namun siapa yang mengira, dia malah menikah dengan seorang kutu buku yang tidak terkenal sama sekali.
Shawn Li bukan hanya seorang kutu buku, ia pun merupakan yatim piatu, dengar-dengar kedua orang tuanya sudah meninggal, dan hanya meninggalkan sedikit warisan, juga sudah digunakan dalam pendidikannya.
Saat Natalie Ning menikah dengannya, bahkan mobil nikah pun tidak ada, malah Ardi Ning yang mencari dua Mercedes Benz dan mengantarnya.
Pada hari ini, Ardi Ning meminum minuman alkohol Maotai yang telah ia simpan dengan lama, lalu ia menghancurkan 2 kotak yang tersisa.
Barang berharga yang disimpan sekian tahun, ingin meminum sebagai simbol baik di saat hari pernikahan anaknya, sekarang menjadi duri yang tersimpan di dalam hatinya, dan dia pun merasa marah ketika melihatnya.
Karena anak perempuan menikah dengan orang yang tidak begitu memuaskan, makanya pasangan suami istri Ardi Ning ini sangat membenci Shawn Li.
Dapat dimengerti hati semua orang tua di dunia ini.
Mungkin karena percakapan dengan anaknya, membuat Cornelia Deng sangat sedih, dan menyebabkan setelah ia turun ke bawah, langsung berjalan ke depan Robert Huo, bertanya: “Kamu berencana untuk membuat Natalie terus menderita seperti ini? Sejujurnya, saat anakku di rumah, tidak pernah hidup dengan kekurangan, tidak pernah menderita juga, tapi coba kamu lihat dia seperti apa sekarang, kedua tangannya kasar seperti Ibu petani, kulitnya juga menjadi lebih kasar, bahkan pakaiannya pun merupakan gaya beberapa tahun yang lalu, bukan aku ingin mengatai kamu, kamu menikahi seorang istri yang begitu bagus, namun kamu memperlakukan dia seperti ini? kamu tidak takut disambar petir!”
Nada bicara Cornelia Deng terdengar sangat keras, Natalie Ning buru-buru berjalan kemari, membujuknya dengan berkata: “Ibu, Shawn benar-benar sudah banyak berubah, sudah berbeda dengan dahulu.”
“Apanya yang beda? Pulang merayakan hari raya, bahkan tidak tahu harus memanggil Ayah dan Ibu, berdiri di sini seperti kayu, apanya yang beda?” Cornelia Deng berkata dengan kesal.
Tidak memanggil Ayah dan Ibu, itu karena baru saja bertemu, Ardi Ning langsung mulai marah-marah, Cornelia Deng mempermasalah masalah ini, sebenarnya hanya ingin mencari masalah saja.
Namun ada alasan mengapa dia mencari masalah, orang tua yang mana tidak akan merasa sedih, dan kesal ketika melihat anaknya hidup dengan sulit dan menderita?
Robert Huo bisa memahami suasana hati Cornelia Deng sekarang, bahkan dia sangat iri dengan Natalie Ning bisa memiliki orang tua seperti ini.
Di Keluarga Huo, tidak ada orang yang akan berkata demikian untuk Robert Huo.
Kamu menderita, merasa lelah, berdarah berkeringat, itu semua untuk berkontribusi pada keluarga besar.
Tidak mati maka kamu akan berhasil, jika mati yasudah dimakamkan saja.
Di dalam ingatan Robert Huo, orang tuanya bersikap sangat keras kepadanya, saking kerasnya sudah mendekati tidak berperasaan.
Apa itu kasih sayang dari Ayah dan Ibu, kebahagiaan di masa kecil, dia sama sekali tidak memiliki kesan.
Yang ada, hanya saja dari kecil sampai besar mempelajari segala jenis pengetahuan tanpa henti, mempelajari cara memahami hati orang, dan mempelajari cara menyusun strategi.
Dia tahu semua cara untuk membuat orang sukses, namun dia kekurangan hubungan yang paling mendasar ini, dan inilah mengapa Gaby memberikan setengah ham kepadanya, langsung menjadi alasan mengapa Robert Huo bersumpah untuk melindungi pasangan Ibu dan anak ini.
“Ibu, kamu benar.” Robert Huo terlihat tulus, dan berkata: “Dulu memang aku yang telah membuat mereka menderita, ini aku tidak memiliki alasan untuk membela diri, tapi sekarang aku sedang berusaha mengubahnya, dan aku yakin, aku pasti bisa mengubahnya, jadi aku memohon Ibu dan Ayah memberikan satu kesempatan lagi kepadaku, kalau aku tidak bisa membuktikan diriku sendiri, maka bahkan Ibu dan Ayah memukul aku dengan sapu, atau tongkat pun, aku tidak akan mengucapkan sepatah kata pun!”
Novel Terkait
Marriage Journey
Hyon SongLelaki Greget
Rudy GoldVillain's Giving Up
Axe AshciellyPernikahan Kontrak
JennyInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li