Inventing A Millionaire - Bab 93 Tersentuh.
Saat meninggalkan ruang kantor Charles Ji, Robert Huo bisa dengan jelas mendengarkan suara barang yang pecah dari dalam, Ketika dipikir-pikir, anak keturunan langsung Keluarga Ji ini pasti marah besar.
Robert Huo tersenyum tipis, ia ingin mengganggunya, tentu saja dia harus siap untuk diserang balik.
Dia cukup sopan kepada Charles Ji, ia tidak membiarkan pihak lawannya kali ini mati total seperti yang dia lakukan dengan Leon Sang.
Dengan video ini di tangan. Seharusnya cukup untuk dirinya menangani orang ini.
Tidak lama kemudian, Robert Huo datang ke kantor GM.
Setelah mengetuk pintu untuk meminta izin masuk, Nova Ji mendongak dan melihat bahwa itu adalah dirinya, lalu ia berkata: "Tutup pintunya."
Robert Huo berjalan setelah menutup pintu dan bertanya: "Pekerjaan detail apa yang baru saja ingin kamu bahaskan?"
Nova Ji memandangnya dan bertanya, "Tidakkah menurutmu kamu harus memberitahuku sesuatu terlebih dahulu?"
“Maksudmu masalah Charles Ji?” Robert Huo tersenyum. Dia mengeluarkan ponselnya dan meletakkannya di atas meja, tidak lupa menunjukkan isi dalam video itu.
Nova Ji melihatnya dengan sekali saja, lalu menatapnya dan bertanya dengan wajah bingung: "Siapa yang akan dia peras?"
"Aku."
Nova Ji seketika langsung tertegun. Setelah beberapa saat, dia tiba-tiba tertawa.
“Apa yang kamu tertawakan?” Tanya Robert Huo sambil mengambil kembali ponselnya.
Nova Ji masih tidak bisa menahan tawanya, lalu ia berkata: "Dia bisa mencari masalah dengan siapa saja, tapi kenapa dia mau mencari masalah denganmu. Bahkan terkadang saja aku merasa takut padamu. Dia benar-benar cari mati, sudah bosan hidup dia."
Robert Huo menarik kursi dan duduk, kemudian berkata, "Apakah aku bisa mengartikan kata-katamu ini sebagai pujian?"
“Kamu ini cukup sombong.” Nova Ji mendengus dan bertanya: “Melihat penampilanmu seperti ini, pasti kamu mendapatkan sesuatu bukan? Coba ceritakan?
“Aku tidak mendapatkan banyak hal, aku hanya mendapatkan sekutu untukmu,” jawab Robert Huo.
"Sekutu? Aku tidak butuh sekutu yang begitu bodoh." Nova Ji menggelengkan kepalanya.
"Bagaimana jika Colin Ji yang mendukungmu untuk naik pangkat?"
Gerakan Nova Ji berhenti. Dia menatap Robert Huo dan bertanya dengan takjub: "Apa katamu?"
"Bukankah Keluarga Ji setiap tahun ada kenaikan pangkat? Kamu seharusnya berada di peringkat menengah atas dari tingkat keempat di tahun lalu. Tahun ini, kamu telah menyelesaikan Perusahaan Dagang Donglai, kemudian menjadi perwakilan bisnis. Kenaikan pangkatmu seharusnya tidak menjadi masalah, tetapi kamu kurang dukungan keluarga tertua. Aku kira kamu mungkin tidak mau bersaing dengan kerabat yang lainnya untuk memperebutkan posisi itu. Aku hanya mengancam Charles Ji dengan ini, dia harus membujuk Colin Ji untuk mendukungmu. Selama Colin Ji berbicara, kenaikan pingkatmu seharusnya pasti terjamin."
Wajah Nova Ji menjadi lebih heran ketika dia mendengarkannya, dia pernah berpikir Robert Huo akan penggunaan hal ini untuk mengancam Charles Ji, dia bisa mengerti kenapa dia bisa melakukan hal ini pada pria itu.
Namun dia tidak pernah menyangka bahwa permintaan Robert Huo terkait dengan kenaikan pangkatnya.
Melihat pria yang duduk di depannya, Nova Ji merasakan semacam perasaan rumit yang tidak bisa di ungkapkan di hatinya.
"Kamu tahu bahwa untuk video ini, Charles Ji mungkin bersedia menghabiskan uang jutaan..."
“Aku tidak peduli dengan uang.” Robert Huo menggelengkan kepalanya.
Melihatnya, Nova Ji tiba-tiba memiliki pemikiran yang aneh. Jika pria ini tidak peduli dengan uang, lalu untuk apa?
Apakah dia begitu peduli pada orang lain?
Siapa yang... orang ini maksud?
Saat memikirkan hal ini, Nova Ji tiba-tiba merasakan sangat malu. Dia tidak tahu mengapa dia memiliki perasaan seperti itu. Bukankah itu hanya kenaikan pangkat? Tanpa bantuan Colin Ji, dia mungkin tidak dapat melakukannya.
Namun, seorang pria yang seluruh kekayaan keluarganya mungkin kurang dari 100 ribu RMB, demi dirinya ia rela kehilangan uang sebanyak itu, Jika mau mengatakan dia tidak tersentuh itu pasti bohong.
Mungkin karena melihat keanehan di ekspresi Nova Ji, Robert Huo mengetuk meja dan berkata: "Jangan berpikir terlalu banyak, aku hanya berharap masalahmu bisa berjalan dengan lebih lancar. Kemudian statusku juga akan naik. Ini bisa disebut investasi jangka panjang, investasi jangka pendek tidak terlalu menguntungkan."
Nova Ji baru saja mulai tersentuh, tapi karena mendengar kata-katanya, akhirnya tidak dapat di pungkiri ia memutarkan bola matanya: "Bisakah kamu berhenti berbicara seolah-olah kamu akan mengirimku ke perapian pemakaman?"
Robert Huo tertawa, menolak untuk membahas hal itu.
Mengetahui bahwa pria ini sengaja mengatakan sesuatu yang bermakna ganda untuk mengalihkan perhatiannya, Nova Ji juga mengira bahwa dia bukan hanya asistennya, tetapi juga suami dari seorang wanita dan ayah dari seorang anak.
Hubungan antara dirinya dan pria itu hanya sebagai atasan dan bawahan, tidak lebih.
Setelah menyegarkan pikirannya dan menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan suasana hatinya, Nova Ji berkata: "Mengenai kenaikan pangkat nanti saja baru di bicarakan. Sekarang mari kita bicara tentang rencana kerja kita untuk tahap selanjutnya. Aku sudah mencari informasi yang berhubungan sebelumnya dan menemukan perusahaan ini. Bahan baku..."
Keduanya melakukan diskusi serius tentang masalah pekerjaan. Nova Ji masih sangat puas dengan hasilnya.
Dia menemukan bahwa Robert Huo seperti seorang yang sangat ahli, tidak peduli perusahaan macam apa. Bisnis macam apa, dia bisa berbicara dengan sangat baik.
Terkadang Nova Ji bertanya-tanya apakah orang ini diculik oleh alien yang ada dalam cerita-cerita itu.
Kalau tidak, bagaimana dia bisa memiliki pengetahuan yang begitu banyak di usianya yang masih sangat muda?
Bahkan dia dulu...
Berkali-kali Nova Ji ingin menanyakan beberapa pertanyaan kepada Robert Huo dan pertanyaan-pertanyaan ini terkait dengan sebuah rahasia di hatinya.
Tapi setelah ragu-ragu dalam waktu yang lama, dia menyerah untuk menanyakan akan hal itu.
Karena jika di pertanyakan akan ada risiko, Robert Huo tidak berperilaku seperti yang dia khawatirkan, jadi ia tidak perlu bertanya lagi.
Dalam beberapa hari berikutnya, ia masih bekerja, masih menjalani kehidupan seperti biasa dan seterusnya.
Charles Ji meninggalkan perusahaan selama dua hari. Sebelum pergi, dia dengan sengaja menemukan Robert Huo dan memberitahunya bahwa dia akan pergi menemui Colin Ji untuk membicarakan hal itu secara langsung.
Adapun apakah hal itu akan di lakukannya. Dia tidak bisa menjaminnya.
Jawaban Robert Huo juga sangat sederhana dan masuk akal, jika pria itu berhasil, ia berjanji videonya tidak akan di sebarkan, jika pria itu gagal, dia tidak tahu kapan panggilan pengadilan akan dikirimkan kepadanya.
Mulut Charles Ji menjadi miring karena kesel, tapi dia juga tidak berdaya. Bahkan jika dia memarahi Robert Huo dengan sangat kejam, dia tetap harus berjuang untuk melindungi keuntungan pribadinya.
Apakah dia bisa sukses, Robert Huo tidak perlu repot-repot memikirkannya, ia melakukan apa yang seharusnya ia dilakukan, sisanya ia pasrahkan kepada Tuhan.
Beberapa hal memang bergantung pada kehendak Tuhan.
Akhir pekan pun tiba, di pagi hari, Natalie Ning mengantar Gaby ke tempat Ardi Ning.
Hari ini adalah hari janjian bertemu dengan psikiater. Dia melewatkan janji pertemuan terakhir kali, jadi dia tidak bisa terus melewatkan hari pertemuannya.
Robert Huo juga tahu. Cepat atau lambat hal semacam ini akan terungkap, ini bukanlah masalah yang bisa ditunda.
Bagaimanapun, mereka hanya pergi menemui psikiater dan juga tidak mengharuskan dirinya dan Natalie Ning berbuat sesuatu, hal ini masih dapat diterimanya.
Gaby merasa sangat bahagia akhir-akhir ini. Karena Stella Yue kembali ke kelas.
Berdasarkan apa yang diketahui Natalie Ning, Freya Gu telah mengundurkan diri dari perusahaan rumah tangga dan menjual rumahnya, dirinya mendengar bahwa wanita itu akan membuka kelas pelatihan menari.
Adapun bagaimana mertuanya, mereka mau bekerjasama dengannya dalam menjual rumah. Tidak jelas bagaimana pembagian uang itu.
Tapi bagaimanapun, Freya Gu sama sekali tidak mundur.
Mendengar kabar tersebut, Robert Huo cukup terkejut.
Dalam benaknya. Freya Gu adalah wanita yang sangat tidak percaya diri, mungkin bisa di bilang ia juga mengalami depresi ringan.
Meskipun dia terlihat sangat kuat dalam beberapa aspek, tetapi dia tidak menyangka, ternyata dia begitu kuat.
Menjual rumah untuk membuka kelas pelatihan tari sama dengan memulai dari awal.
Seorang wanita dengan seorang anak, yang hampir berusia tiga puluh tahun, berani melakukannya. Aku harus mengatakan, keberaniannya patut di puji.
Jika itu adalah Natalie Ning, ia pasti tidak bisa melakukannya.
Berlawanan dengan Freya Gu, Natalie Ning biasanya yang terlihat sangat mandiri, tetapi sebenarnya dia adalah karakter yang sangat bergantung pada orang.
Seperti seekor burung kecil yang membutuhkan orang untuk merawatnya, ia sangat mengandalkan orang lain, Natalie Ning dan Freya Gu benar-benar tipe yang berlawanan.
Robert Huo hanya mengetahui secara keseluruhan saja kabar wanita yang hanya bertemu dengannya beberapa kali itu, dia tidak memikirkannya lagi.
Baginya, itu hanyalah pertemuan kebetulan dalam hidupnya, tidak layak di pusingkan.
Dan di tempat Ardi Ning, perilakuanya kali ini terlihat lebih baik kepada pasangan suami istri ini.
Paling tidak, Ardi Ning tahu bagaimana menyapa Robert Huo dan menanyakan bagaimana pekerjaannya. Meskipun ia dipaksa oleh Cornelia Deng dan nada suaranya sedikit terdengar tidak wajar, namun hal itu terasa lebih baik dari pertemuan sebelumnya.
Robert Huo masih sangat ramah pada kedua orang tua ini, ia berusaha melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang menantu.
Cornelia Deng saat ini sangat senang dengan menantu laki-lakinya ini.
Tidak hanya Robert Huo yang terus memberinya kehormatan, tetapi juga karena dua kegiatan yang diluncurkan terakhir kali, hasilnya telah di peroleh dalam seminggu.
Cara penjualan buah swalayan sangat terkenal, pelanggan baru dan lama di sekitar sangat menyukainya.
Orang yang biasanya membeli buah hanya dengan beberapa RMB sekarang datang ke sini setidaknya dengan puluhan RMB, ada yang lebih dari dua puluh atau tiga puluh RMB.
Lagipula, ada banyak jenis buah, awalnya hanya ingin membeli dikit, tapi sebenarnya walaupun mereka ambil sedikit, tetap saja tanpa terasa yang mereka ambil mencapai belasan biji.
Sekarang penjualan buah swalayan saja sudah melebihi 1.000 RMB dalam sehari, seiring dengan semakin banyak yang mengetahui tokonya, maka hal itu masih terus berkembang.
Dari dulu mereka tidak pernah menjaul buah dengan begitu lancar, bibir Cornelia Deng setiap hari selalu penuh dengan senyuman.
Novel Terkait
King Of Red Sea
Hideo TakashiMy Superhero
Jessi1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaBlooming at that time
White RoseAnak Sultan Super
Tristan XuMenaklukkan Suami CEO
Red MapleInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li