Inventing A Millionaire - Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
Sebelumnya, setiap kali perlu membuat sebuah keputusan kecil ataupun besar, Shawn Li selalu saja berkata “terserah”,”Kamu urusi saja”, ataupun jawaban sejenisnya.
Bagi seorang wanita, ini bukanlah jawaban yang mereka inginkan.
Sebagian besar wanita lebih suka ketika seorang pria membantu mereka dalam membuat sebuah keputusan.
Bukannya karena keputusan yang mereka pilih akan jauh lebih baik namun mereka senang dengan sejenis perasaan dimana mereka dapat bersandar kepada orang lain.
Robert Huo kini langsung memberikan sebuah jawaban yang jelas untuknya. Sekalipun ia menggunakan nada bertanya, namun hal itu hanya akan membuatnya merasa dihormati oleh dirinya.
Natalie Ning menatapnya dan perlahan mengatakan,”Baik.”
Robert Huo mengiyakannya, juga tidak banyak berbicara dan langsung berpaling menuju ke dapur. Tidak lama kemudian, ia pun mendengar suara potongan daging kambing yang saling bergesekkan dengan papan potong.
Suara ini membuat Natalie Ning merasa sangat tenang. Ia diam-diam berdoa di dalam hatinya, jika ini adalah sebuah mimpi, maka ia berharap ia dapat bangun sedikit lebih lama lagi.
“Kak, kak......”Eugene Ning terus memanggilnya. Saat Natalie Ning melihat ke arahnya, ia melirik ke arah dapur, lalu berkata,”Aku kira dia kini sudah jauh lebih baik dibandingkan di masa lalu, bagaimana kalau kita mencari waktu untuk pulang ke rumah sejenak? Jangan menilai ayah dan ibu hanya dari sikap mereka saja, mereka memang tajam dalam berbicara namun sebenarnya berhati lunak, mereka mungkin berkata tidak merindukanmu, anmun mereka sebenarnya merasa sangat rindu di dalam hati. Saat makan sosis bulan lalu, Ibu bahkan tidak sengaja berkata tidak tahu apakah kakamu masih makan sosis atau tidak, kalau tidak, bagaimana kepalaku yang satu ini bisa mengingat untuk memberikan sosis untukmu. Terlebih lagi, ayah bahkan memarahiku ketika aku mengantarkan sosis. Ia memarahiku bahwa aku selalu mengantarkan segalanya kemari, jika memang sudah memutuskan untuk memberikan, mengapa hanya memberikan tiga sosis, megnapa tidak mengantarkan semuanya saja? Sosis sebanyak itu adalah hasil dari tangannya sendiri. Ia mungkin terus memarahiku dengan menggunakan mulutnya, namun ia tidak pernah mengurangi satupun hal yang hendak diberikan kepadamu.”
Mata Natalie Ning memerah ketika mendengarnya, ia dapat membayangkan keadaan dimana ayahnya memarahinya, ia juga paham bahwa ayah dan ibunya tidak sesungguhnya ingin memutuskan hubungan dengan dirinya, mereka hanya merasa kurang puas dan berharap yang lebih baik untuk dirinya saja.
Harapan kedua orang tua itu terhadap putri yang satu ini sangat tinggi, tetapi kenyataannya sangat mengenaskan, sehingga mereka tentu saja merasa marah.
Natalie Ning memutuskan untuk tidak pulang bukan karena merasa takut mereka memarahinya, namun benar-benar merasa malu untuk menemui mereka.
Sekarang, Robert Huo sudah mengubah semua kesannya, namun Natalie Ning tetap saja masih tidak ingin pulang ke rumah semudah itu.
Ia khawatir semuanya akan kembali seperti sebelumnya, sebelum ia bisa memastikan suaminya sudah sepenuhnya membaik, maka dia akan menahan semua rasa sedih dan penantiannya itu di dalam dirinya sendiri.
“Bicarakan saja setelah beberapa waktu berlalu.” Natalie Ning menghapus air mata pada sudut matanya, lalu melihat ke arah laptotp dan bertanya dengan rasa penasaran,”Apa yang sedang kalian lakukan?”
“Membuka toko online!” saat berbiara mengenai hal ini, Eugene Ning pun langsung merasa bersemangat dan berkata,”Aku kini benar-benar mendapatkan harta karun, kusampaikan kepadamu, kakak ipar benar-benar sangat ahli dalam bidang berbisnis! Aku hari ini......”
Saat melihat sikap adiknya yang terus tidak bisa diam dan memujinya, Natalie Ning pun merasakan kesenangan yang tidak bisa ia deskripsikan.
Pada saat baru saja menikah, ia sudah pernah memimpikan akan ada suatu hari dimana semua orang memuji suaminya.
Mungkin ada orang yang juga berkata bahwa keangkuhan akan mendatangkan malapetaka, namun berapa orang yang tidak merasa sombong?
Sombong bukanlah sejenis dosa, sebaliknya akan mendorong seseorang untuk terus termotivasi bergerak maju.
Jika semua orang merasa puas dengan kehidupan mereka saat ini, bagaimana dunia dapat mengalami kemajuan.
Lima belas menit kemudian, mie dengan daging kambing yang hangat pun disajikan.
Tidak ada cara yang terlalu rumit, namun Robert Huo berhasil membuat setiap mangkuk mie daging kambing itu menjadi sangat menggiurkan.
Sayur bok choy yang hijau terlihat bertopang di samping daging kambing yang lembut, mie-mie yang berwarna putih terlihat seperti Mahua yang berbentuk mengguling. Dua tetes minyak yang membuat semua aroma bersatu memasuki hidungnya dan sepenuhnya tersebar.
Eugene Ning menghirup aromanya hingga mendalam, lalu mengambil sumpitnya dan langsung melahapnya. Ia terus makan dan tidak lupa untuk mengacungkan jempolnya,”Enak! Enak! Kakak ipar. Kemampuan memasakmu ini masih lebih hebat dibandingkan koki di restoran, aku tidak akan pulang ke rumah untuk makan lagi kedepannya, apapun yang kamu masak, mohon masak satu porsi lebih untukku.”
“Lihat penampilanmu yang serupa seperti hantu kelaparan ini, makanlah sedikit lebih pelan, tidak ada orang yang berebutan denganmu,”ucap Natalie Ning sambil tersenyum.
Senyumannya terlihat sangat menawan, serupa seperti bunga Magnolia yang membuat Robert Huo tidak bisa menahan diri untuk tidak melihatnya lebih lama lagi.
Natalie Ning berpaling dan menatap dirinya, lalu bertanya,”Kenapa kamu tidak makan, apa yang kamu lihat?”
“Kamu terlihat menawan saat tersenyum, benar-benar terlihat seperti bunga Magnolia yang langka,”ucap Robert Huo.
Natalie Ning tercengang, wajahnya kemudian terasa memanas, Shawn Li si kutu buku itu tidak pernah menyanjungnya seperti ini sebelumnya.
“Huh.......” Eugene Gaby dan Gaby berseru hingga membuat Natalie Ning merasa malu, lalu berkata,”Hu apanya hu. Makan!”
“Kamu juga harus makan, kamu sudah bekerja keras,”ucap Robert Huo yang kemudian menyerahkan sepasang sumpit kepadanya.
Lembut, perhatian, semua ini membuat Natalie Ning merasa dirinya seakan-akan sedang bermimpi.
Ia perlahan menundukkan kepalanya, mengambil sumpitnya, menggenggamnya, dan tidak bisa menahan diri hingga mengangkat kepalanya sedikit untuk melirik Robert Huo.
Saat menyadari tatapannya, Robert Huo tersenyum kepadanya.
Wajah Shawn Li awalnya memang tergolong tampan, namun ia terlalu kutu buku dan terlalu melankolis untuk waktu yang lama, sehingga membuatnya terlihat sedikit lemah gemulai.
Namun senyuman Robert Huo saat ini terlihat seperti sinar matahari. Seceria itu, berbeda dengan perasaannya sebelumnya.
Wajah Natalie Ning semakin memanas ketika melihat senyumannya, ia bergegas menundukkan keaplanya dan mulai melahap mie di dalam mangkuknya.
Namun dirinya yang tidak sepenuhnya fokus itu membuatnya sangat lambat melahapnya.
Setelah selesai makan, Eugene Ning yang masih ingin bermalas-malasan sedikit lebih lama akhirnya “diusir” oleh Robert Huo tanpa sedikitpun perasaan bersegan.
Pada saat Natalie Ning pergi mengantarnya, Eugene Ning naik ke atas mobil. Kepalanya mengulur ke arah luar jendela, melirik Robert Huo yang sedang merangkul Gaby di depan pintu, lalu berbisik kepada Natalie Ning,”Festival Pertengahan Musim Gugur akan segera tiba, kamu urusi saja kapan pulang. Ayah dan ibu benar-benar sangat merindukanmu.”
“Aku mengerti.” Eugene Ning menganggukan kepalanya dan berkata,”Berhati-hatilah di perjalanan pulang, jangan terlalu tergesa-gesa.”
“Tenang saja.” Eugene Ning tertawa sambil menyalakan mesin mobilnya, lalu pergi meninggalkannya
“Eugene ini anak yang sangat menarik, walaupun ia terlihat berpikir secara sederhana, namun hatinya sebenarnya berpikir sangat mendetil,”ucap Robert Huo.
Natalie Ning yang sudah kembali ke pintu menganggukan kepalanya dan berkata,”Sejak kecil sampai dewasa, ia sedikit lebih banyak menjaga diriku, aku yang merupakan kakaknya ini tidak terlalu membantunya.”
Saat melihat suasana hati Natalie Ning yang tidak terlalu baik, Robert Huo diam-diam mulai paham akan rasa depresinya di rumah. Segala jenis kata penghibur akan sia-sia pada saat ini, ada beberapa hal yang harus ia putuskan sendiri.
Setelah berpikir sejenak, Robert Huo berkata,”Ada satu kabar baik, penjualan toko hari ini mencapai empat puluh ribu yuan, uang yang dapat diterima setidaknya mencapai lima ribu yuan.”
Natalie Ning merasa terkejut, lalu mengangkat kepalanya dan menatapnya,”Benarkah? Sebanyak itu?”
“Tentu saja sungguhan, namun tingkat penambahan penjualan harian tidak cukup, kita sudah seharusnya memilih beberapa produk tambahan saat ini. Dalam dua hari kedepan, model yang benar-benar hangat akan segera dijual, penjualan hariannya pasti akan lebih meledak lagi,”ucap Robert Huo.
Natalie Ning tidak meragukannya, berdasarkan segala jenis pujian yang Eugene Ning berikan, ia sudah percaya bahwa suaminya benar-benar memiliki bakat dalam bidang bisnis.
Mungkin semua pekerjaan yang sebelumnya ia temukan itu tidak cocok dengannya.
Bagaimana mungkin orang yang ingin berdiri sendiri tiba-tiba menjadi anjing penggembala yang berada dibawah perintah orang lain.
“Ayah, apakah kamu berkata bahwa kamu sudah mendapatkan sangat banyak uang?” Gaby tiba-tiba mengangkat kepalanya dan bertanya.
“Betul.” Jawab Robert Huo sambil menganggukan kepalanya.
“Kalau begitu, bolehkah kita memesan kue sebesar ini di ulang tahunku di tahun ini?” Gaby membuka tangannya yang memberikan jarak setidaknya sepanjang delapan inci, yang umumnya hanyalah ukuran kue ulang tahun yang paling kecil.
Robert Huo tercengan dan menatap ke arah Natalie Ning.
Natalie Ning hanya tersenyum kusut,”Aku membelikan kue berharga dua puluh yuan untuk ulang tahunnya yang sebelumnya.”
Uang milik keluarga sudah dihabiskan oleh Shawn Li, dapat bertahan hidup saja sudah tergolong cukup baik, darimana lagi ia mungkin memiliki uang lebih untuk merayakan ulang tahun. Untung saja Gaby adalah seorang anak perempuan yang pengertian sehingga ia tidak menuntut terlalu banyak.
Saat melihat Natalie Ning yang tidak bisa menahan rasa sedihnya, Robert Huo diam-diam menghela nafasnya, ia menggendong Gaby, lalu tersenyum dan berkata,”Apakah kamu mengetahui cerita Hansel and Gretel?”
“Tahu, tahu, itu adalah dongeng Grimm Brothers, aku pernah melihatnya di toko buku sebelumnya!” Gaby mengangkat tangannya, daya ingatnya ini cukup mengejutkan, ia bahkan dapat dikatakan mengingat semua yang pernah ia lihat.
Novel Terkait
Inventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li