Inventing A Millionaire - Bab 281 Orang Penting

Saat ia menjemput Gaby ke sekolah, gadis kecil itu dengan riang melompat masuk ke dalam mobil, menurunkan jendelanya, dan melambaikan tangan berpamitan pada guru-guru dan teman-teman sekelasnya.

Di Taman Kanak-Kanak ini, sangat jarang terlihat mobil yang berharga lebih dari 500.000 RMB, maka Mercedes Benz E-Class ini sangat menarik perhatian.

Melihat para guru dan teman-teman sekelasnya terkejut dan merasa iri, dengan ekspresi penuh kemenangan, Gaby menutup jendela mobil.

Lalu ia menatap Timmy Wang yang duduk di kursi penumpang depan dan bertanya padanya, “Paman, apakah kau teman ayahku?”

“Bukan, aku muridnya, namaku Timmy Wang,” Timmy Wang mengulurkan tangannya.

Tadi Robert Huo berkata ia hendak membawanya menemui istrinya, ini membuat Timmy Wang merasa kerja kerasnya selama ini tidak sia-sia.

Mengajaknya menemui istrinya sama saja menandakan bahwa hubungan mereka semakin dekat, tak ada hal lain yang membuat Timmy Wang merasa lebih gembira dibandingkan hal ini.

Apalagi saat bertemu Gaby, penampilannya yang menggemaskan membuat Timmy Wang merasa seolah ia telah bertemu seorang malaikat kecil.

Ia adalah murid Robert Huo, Gaby adalah putri Robert Huo, maka mereka bisa dianggap setingkat. Jaman dahulu, ini bisa dianggap seperti kakak-adik seperguruan.

Meskipun di jaman modern hal seperti ini sudah jarang diperhatikan, tapi tidak salah juga jika ia memanggil Gaby adik.

Gaby juga tak merasa takut, ia berbincang dengan Timmy Wang dengan penuh rasa ingin tahu.

Murid? Murid apa? Apakah ayah bisa bela diri?

Bagi seorang gadis kecil yang masih polos, hanya para ahli bela diri seperti di film-film yang berhak dipanggil master oleh para muridnya.

Yang satu penuh rasa penasaran, yang satu lagi menjawabnya dengan senang hati, mereka berdua mengobrol dengan asyik.

Tiba-tiba ponsel Robert Huo berdering, ia menatapnya, Charles Ji yang menelepon.

“Tuan, sedang di mana?” masih tercium bau rokok dan alkohol dari mulut Charles Ji, sepertinya kemarin malam ia terlalu banyak minum-minum dan saat ini belum sepenuhnya sadar.

Ia sedang berbicara dengan Robert Huo, tapi ia terdengar seolah sedang berbicara pada orang yang jauh lebih tua, orang-orang yang tak mengenal Robert Huo pasti mengira ia berusia sekitar 40-50 tahun.

“Sedang menjemput anakku di sekolah, kenapa?” tanya Robert Huo.

Bukannya ia tak suka mengobrol dengan Charles Ji, tapi ia merasa obrolan orang mabuk tidaklah penting.

Charles Ji tertawa dan berkata, “Ada kabar baik! Ajaklah anakmu untuk ikut makan bersama, aku ingin mengenalkanmu pada seseorang!”

Tanpa berpikir panjang Robert Huo segera menjawab, “Saat ini aku tak bisa, sedang ada tamu, sekitar jam 1 lebih aku akan ke sana.”

“Haya, ia adalah orang yang sangat penting, cepatlah. Jam 1, menunggu sampai jam 1 sangat membuang-buang waktu.”

Tapi tak peduli bagaimanapun ia mendesak, Robert Huo tetap bersikeras akan ke sana setelah makan siang.

Tak peduli sepenting apapun orang yang ditemui Charles Ji, bagi Robert Huo, ia tetap tak sepenting Timmy Wang.

Jangan anggap Timmy Wang hanya ahli di bidang pasar saham, keahlian ini juga sangat diperlukan dalam bisnis.

Bagi Robert Huo, orang yang bisa berjaya di pasar saham jauh lebih penting dibandingkan siapapun.

Ia harus melawan Keluarga Huo, dan Keluarga Huo adalah keluarga kapitalis, maka Robert Huo sangat membutuhkan bantuan dari orang seperti Timmy Wang.

Meskipun Charles Ji merasa jengkel, tapi ia tak berani memaksanya. Apalagi posisi dan kedudukan Robert Huo lebih tinggi darinya.

Setelah mendesak Robert Huo untuk segera datang setelah makan siang, Charles Ji segera menutup telepon.

Timmy Wang yang duduk di kursi penumpang bertanya, “Master, apakah aku mengganggu jadwal anda?”

“Tak masalah, kita beli beberapa bahan dulu, nanti akan kumasakkan sup tahu dan usus untukmu,” kata Robert Huo sambil tersenyum.

Mata Timmy Wang berbinar dan ia mengangguk dengan penuh semangat.

Saat ia masih kuliah, karena keluarganya miskin, meskipun ia bisa mendapatkan sejumlah uang dari bisnisnya, ia tak pernah menggunakannya sendiri, selalu mengirimkannya pada keluarganya.

Saat itu, makanan sehari-harinya adalah mi instan, kadang ia menambahkan sosis atau telur, itu sudah dianggapnya sangat mewah.

Saat ia pertama kali bertemu Robert Huo, Robert Huo memasakkan sup tahu dan usus untuknya, sampai saat ini ia masih belum bisa melupakan rasanya.

Selama beberapa tahun ini, setiap kali ia teringat akan Robert Huo, ia selalu teringat pada masakannya juga.

Ia telah mengunjungi berbagai restoran dan memesan masakan ini, tapi setiap kali memakannya, ia selalu merasa rasanya tidak seperti yang diharapkannya.

Kini saat ia sekali lagi bertemu Robert Huo dan ia berjanji memasakkan masakan itu untuknya, tentu ia merasa sangat gembira.

Ini bukanlah masakan biasa, ini lebih seperti saksi bisu persahabatan mereka.

Sebelum pulang, Robert Huo mampir ke pasar untuk membeli beberapa bahan, selain tahu dan usus, ia juga membeli kepiting dan berencana memasak kepiting saus pedas kesukaan Gaby.

Robert Huo juga telah menelepon Natalie Ning, memberitahunya akan ada tamu penting siang ini dan menyuruhnya pulang sebelum jam makan siang.

Saat Robert Huo memarkirkan mobilnya, Natalie Ning juga baru turun dari taksi.

“Hai,” katanya sambil berjalan menghampiri.

Timmy Wang menatap Natalie Ning, lalu tersenyum dan berkata pada Robert Huo, “Pantas saja Master bersedia menikah, rupanya istri Master secantik bidadari.”

“Kau berlebihan,” jawab Robert Huo.

Saat mereka sedang mengobrol, Natalie Ning tiba di hadapan mereka. Ia menatap Timmy Wang dan merasa penasaran, siapakah pria yang jauh lebih muda darinya ini, yang membuat suaminya meneleponnya dan menyuruhnya pulang sebelum jam makan siang.

Sebelum Robert Huo memperkenalkan, Timmy Wang telah berinisiatif mengulurkan tangannya dan menyapa Natalie Ning, “Selamat siang, istri Master! Namaku Timmy Wang.”

Natalie Ning terkejut melihat kesopanannya.

Awalnya ia mengira orang penting yang dimaksud Robert Huo adalah orang terkenal seperti Yacob Zhao, siapa sangka ternyata muridnya.

Dan, sejak kapan suaminya mempunyai seorang murid? Dan apa yang sedang ia pelajari?

“Karena beberapa hari ini tak ada urusan di pasar saham, aku menerima seorang murid,” Robert Huo menjelaskan secara singkat.

Natalie Ning hanya berdeham dan tak mengatakan apapun.

Shawn Li juga pernah bermain saham, dan ia mengalami kerugian besar, sejak itu ia meng-uninstall software tradingnya dan tak pernah lagi masuk ke akunnya.

Natalie Ning belum pernah melihat Robert Huo bermain saham seumur hidupnya.

Kini mendengar suaminya berkata ia menerima murid untuk mengurus saham, Natalie Ning sudah bisa menebak pasti murid ini sangat berbakat di bidang pasar saham.

Bagaimana bisa seseorang yang kemampuan bermain sahamnya sangat buruk menerima seorang murid?

Meskipun ia tak mengetahui identitas Timmy Wang dan tak tahu apa yang membuatnya tertarik menjadi murid suaminya yang kemampuan bermain sahamnya sangat buruk, tapi karena ia telah datang ke sini, tentu ia harus menyambutnya dengan hangat.

Natalie Ning dengan sopan mengulurkan tangan menyalaminya dan berkata, “Halo, namaku Natalie Ning,”

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu