Inventing A Millionaire - Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
Perkataan Alex sangat terus terang, selain mengambil bukti kesalahan Keluarga Huo, dia masih ingin memberi ganti rugi pada Robert. Mau dari ekonomi atau hal lain, pasti akan membuat Robert puas.
Ada perkataan hanya cukup katakan sampai sini, tidak perlu terlalu detail.
Dibagian ini Alex mengontrol dengan tepat, Robert juga sama.
Kemudian Alex menendang Dave dan memarahinya, "Masih tidak mau pergi!"
Tubuh Dave sangat gemetar dan dengan patuh berdiri dari lantai.
Setelah beberapa orang ini keluar. Robert tiba-tiba memanggil: "Tunggu sebentar!"
Alex berhenti juga menolehkan kepala, lalu melihat satu botol terbang melalui bahunya, kemudian belakang terdengar suara kesakitan. Ketika menolehkan kepala, hanya melihat dahi pria bertato terkena lemparan botol, satu tangan memegang kepala dan darah mengalir dari celah tangan.
Robert dengan dingin berkata, "Pukulan ini adalah balasan untukmu."
Melihat tatapan dingin Robert, Alex menarik nafas, lalu mengepalkan tangan untuk memberi salam, kemudian pergi.
Dia tahu ini adalah peringatan dari Robert. Juga menyatakan satu informasi.
Orang yang pernah melukai dia, dia tidak akan biarkan, pasti akan balas dendam!
Jika berada di tempat lain, lalu orang lain yang lakukan, mungkin Alex akan mengira orang itu tidak murah hati. Tetapi hari ini dia tidak merasa seperti itu, malah dalam hati bertekad tidak boleh dengan Robert menjadi musuh.
Orang Dave juga tidak berani mengatakan apa-apa terhadap balas dendam Robert, jika tidak pasti akan dipukul lagi.
Setelah keluar dari pintu, Alex berkata pada Dave, "Jangan bilang aku tidak memperingatimu, jika kamu melakukan hal ini dengan baik aku bisa memberimu 1.000.000 RMB dan dalam lima tahun tidak boleh kembali. Jika tidak lakukan dengan baik, 1.000.000 RMB ini untuk biaya istrimu menanggung keluarga."
Dave tidak berani berkata apa-apa, hanya menundukkan kepala setuju.
Sekarang dia sangat sedih dan menyesal.
Pada saat ini dalam ruangan, Ardi berjalan sampai samping Robert, lalu meliriknya dari atas sampai bawah dan bertanya: "Bagaimana, apa lukamu sangat parah?"
Meskipun suara sangat kaku, tetapi nada penuh perhatian, Robert menggelengkan kepala berkata: "Tidak apa-apa, ini hanya luka ringan."
"Kakak ipar, apa bocah itu adalah orang yang menculikmu?" Pertanyaan Eugene, setelah melihat Robert menganggukkan kepala, dia bergegas berkata, "Tunggu apalagi, cepat lapor polisi untuk menangkap mereka!"
"Kamu jangan banyak bicara, jika ingin menangkap orang, untuk apa tunggu sampai sekarang?" Bagaimana pun Ardi lebih berpengalaman dari anaknya, jadi bisa melihat jelas masalah, hanya saja dalam hatinya tidak senang, jadi berkata pada Robert, "Dari tampakmu ini, asal dia bersedia membantumu mendapatkan rekaman, kamu berencana melepaskan mereka?"
"Alex ini sama dengan Kak Fang adalah preman di tempat ini dan tak bisa tergoyangkan. Mungkin kedepannya aku akan semakin sibuk, juga akan dinas keluar kota, ada mereka pasti bisa membantu menjaga keamanan, jadi tidak perlu membuat masalah menjadi kacau. Lagipula si botak itu juga dipergunakan orang, menangkap dia atau tidak, hasilnya tidak ada pengaruh besar. Jika mereka bisa membantuku mendapatkan kesalahan Keluarga Huo, maka lebih menguntungkan. Bisa mendapatkan perasaan Alex juga bisa mengancam Keluarga Huo, untuk apa tangkap dia." Kata Alex.
Setelah mendengar ini, Ardi dan yang lain terkejut, mereka hanya orang biasa, jika bertemu hal ini, pasti akan balas dendam.
Pada tingkat mereka, sangat susah mengerti pemikiran Robert.
Ditangkap orang juga dipukul orang, tetapi dianggap selesai?
Tidak merebut mantao, tapi perlu mendapat keadilan!
Bagi Robert, mendapat keadilan di depan, palingan hanya puas sejenak. Tetapi jika bisa mengancam Keluarga Huo, lain kali bisa balas dendam pada yang besar!
Sabar. Mungkin tidak akan bebas, tetapi kamu akan mendapat banyak pilihan, juga bisa membuat jalan masa depanmu semakin lancar.
Dulunya Robert pernah di puncak itu, juga tidak akan keberatan pada hal kecil, ingin melakukan besar, harus memikirkan keuntungan!
Ada kata pepatah, pandangan harus jauh, jangan hanya mementingkan keuntungan kecil.
Jika Robert tidak ada pandangan jauh, juga tidak mungkin menjadi harapan Keluarga Huo.
Tidak ingin berpikir banyak di hal ini, Robert melihat mereka, kemudian berkata, "Maaf, karena masalahku, sudah membuat kalian khawatir."
"Kamu jangan bilang seperti ini, kita adalah keluarga." Kata Eugene.
Cornelia juga ikut berkata, "Iya, kamu jangan sungkan. Sebenarnya perbuatanmu ini sangat baik, mundur selangkah akan lebih baik, juga bisa menambah teman. Aku tidak keberatan karena kamu tidak ingin balas dendam. Tapi Natalie dan Gaby sudah takut dua hari dua malam."
"Aku tahu." Robert menganggukkan kepala, lalu dengan lembut melihat mereka dan berkata: "Mereka terlihat kurus, aku yang tidak lakukan dengan baik."
"Bukan kamu tidak melakukan dengan baik, juga bukan kesalahanmu." Natalie menggandeng tangannya dan dengan lembut berkata: "Meskipun aku sudah khawatir dua hari, tetapi setelah melihat kamu kembali, aku merasa tenang."
"Ayah, aku sudah lapar, aku ingin makan Sweat and Sour." Kata Gaby sambil menarik tangan Robert.
Cornelia membujuk: "Gaby, ayah baru kembali, perlu istirahat, beberapa hari lagi baru makan ya?"
"Aku tidak mau, aku mau makan sekarang" Kata Gaby dengan kesal.
Robert tahu, si gadis ini terlalu takut. Jadi bergegas ingin membuktikkan semua ini tidak berubah.
"Ibu, aku tidak apa-apa, dia ingin makan masakan aku. Eugene, kamu bantuku membeli tulang rusuk yang tidak banyak daging, karena banyak daging dia merasa keras." Robert sambil menyampaikan pada Eugene, sambil menggendong Gaby, meskipun lengannya sudah diikat dua hari, sampai sekarang masih sakit, tetapi tidak menunjukkan ekspesi sakit. Hanya ada senyuman murni: "Kucing rakus, selain Sweat and Sour, apa yang ingin kamu makan lagi?"
"Masih ingin makan ikan bawang, miehun, daging babi ditambah sayur asin, miehun sayur asin......" Gaby mulai mengatakan nama makanan.
"Baik, nanti ayah buatkan." Kata Robert. Lalu melihat ke arah Ardi dan Cornelia, berkata, "Ayah, ibu, nanti siang makan bersama ya."
Jika dulunya Ardi pasti akan menolak, tetapi hari ini dia melihat Natalie, lalu melihat Gaby yang terus memeluk ayahnya, akhirnya berkata, "Aku beli bir, nanti siang minum bir."
"Baik." Kata Robert dengan senang.
Kemudian Ardi dan Eugene keluar membeli bir dan sayur, baru keluar sudah melihat Nova buru-buru ke sini.
"Kak Nova......" Eugene melambaikkan tangan.
"Di mana Shawn?" Nova bergegas bertanya.
"Di dalam ruangan." Kata Eugene.
Nova tidak menjawab. Langsung masuk ke dalam ruangan, ketika melihat Robert menggendong Gaby, dia ingin memeluk pria itu. Tetapi panggilan Natalie, membuat dia berhenti berjalan.
Menarik nafas untuk menenangkan diri. Sekaligus memusnahkan pemikiran yang tidak boleh ada, Nova melihat Robert dan berkata, "Sudah kembali adalah hal baik, kenapa tidak meneleponku."
Nada mengeluhnya tidak terdengar aneh, hanya terdengar rasa perhatian.
Natalie membantu menjelaskan, "Dia baru kembali dan tadi......"
"Maaf, baru tenang sebentar, bahkan tidak sempat minum. Begini nanti siang makan bersama anggap minta maaf padamu." Kata Robert.
"Apa ingin dengan makanan ini menyingkirkanku?" Kata Nova dengan tidak senang.
Natalie menarik baju Robert dan berkata, "Dua hari ini Nova demi halmu sibuk, lebih capek dari kami."
"Kalau begitu......" Robert berpikir baru berkata, "Jika tidak nanti kembali ke kantor aku membuatkan kopi untukmu?"
"Si pelit!" Nova dengan kesal berkata, "Hanya membantumu mencari rekaman CCTV, perlu semua bantuan Departemen Urusan Hukum dan Departemen Relasi Publik, tidak mungkin bisa dibalas dengan segelas kopi."
"Jadi apa yang kamu inginkan?"
Nova tidak menginginkan apa-apa, dia hanya merasa tidak senang dengan begini melepaskan Robert, sudah sibuk sangat lama, apa bisa diselesaikan dengan makan dan segelas kopi?
Tetapi dia tidak tahu ingin meminta imbalan apa dari Robert, akhirnya menghentakkan kaki dan berkata, "Malas menanggapimu, aku sedang sibuk masalah kantor, sudah dua hari tidak diurus pasti sangat banyak, jadi tidak ada waktu untuk makan. Natalie, jika dia sudah kembali, maka aku kembali dulu."
"Ah? Apa kamu tidak makan dulu?" Natalie bergegas menarik Robert agar dia bisa membujuknya.
Novel Terkait
Unplanned Marriage
MargeryTen Years
VivianCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaWahai Hati
JavAliusThis Isn't Love
YuyuMy Charming Lady Boss
AndikaInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li