Inventing A Millionaire - Bab 202 Kedatangan Tamu
Pada saat ini, sekelompok kerabat masuk, Ferdi Ning dan Selina Yan berhenti membahas hal-hal di toko, bangkit dan menyapa: “Kakak ketiga, kakak ipar ketiga, ah, ini adalah kakak Marshella bukan....”
Yang datang adalah sanak saudara dari Keluarga Ning dan juga Keluarga Deng, mereka juga saling kenal.
Belasan orang masuk, membuat lantai pertama tiba-tiba penuh sesak.
Marshella Deng memiliki restoran, meskipun tidak sebesar yang disewa Robert Huo. Tapi itu juga bisa menghasilkan enam sampai tujuh puluh juta RMB setahun. Di antara kerabat keluarga Deng, dia adalah yang lebih sukses.
Dia memasuki toko, melihatnya dengan memandang sekeliling, melihat banyak orang datang, bertanya:"Siapa yang merancang toko ini ?"
Cornelia Deng berkata sambil tersenyum:"Shawn sendiri yang merancangnya, jangan lihat anak ini seperti kutu buku, tapi saat bekerja sangat... "
"Desain ini tidak bagus!"Marshella Deng menyela Cornelia Deng, sambil menunjuk ke dapur dan berkata:"Kamu lihat dapurnya terlalu besar, toko di lantai pertama menghabiskan enam puluh persen tempat. Hanya menyisakan sedikit tempat ini. Peralatannya banyak sekali, meja, kursi dan bangku hanya enam set, dan semuanya kecil-kecil. Bagaimana orang bisa duduk dan makan? Jangankan makan, kita semua ada di sini juga tidak ada tempat untuk duduk. Tidak, tidak, ini terlalu sempit, tidak ada gunanya.”
Beberapa kali berturut-turut mengatakan tidak, wajah Cornelia Deng menjadi hitam.
Dia berpikir bahwa saudara perempuannya ingin memuji, siapa yang tahu bahwa dia terus mengatakan ini tidak boleh, itu tidak boleh.
Ardi Ning berkata di samping: “Sebenarnya, ada banyak ruang di lantai dua bisa mengatur meja dan kursi.”
“Bagaimana bisa.”Marshella Deng tampak seperti berpengalaman berkata: “Membuka restoran, harus membiarkan para tamu makan dengan nyaman, orang-orang sekarang sangat malas, kamu menyuruhnya berjalan lebih dari dua langkah saja dia sudah tidak sudi, pasti suka makan di lantai satu. Kalau tidak ada urusan, naik ke lantai dua, saat pertama kali datang itu masih oke, untuk selanjutnya mereka tidak akan datang lagi. Itu tidak akan berhasil, harus diubah. Kakak, kamu tidak memberi tahu aku sebelumnya bahwa mereka membuka restoran, orang muda tidak memiliki pengalaman, kamu berkata sebelumnya, aku akan datang dan memberi mereka petunjuk, tidak akan membuat kesalahan tingkat rendah seperti itu.”
Cornelia Deng tidak senang dan berkata:"Orang muda punya ide anak muda, pengalamanmu membuka restoran, belum tentu cocok untuk mereka. Apalagi mereka ini membuat restoran pesan antar, tidak seperti kamu yang membutuhkan pelanggan untuk datang makan."
"Perkataanmu ini, kamu kira aku tidak tahu tentang pesan antar, restoran aku juga menawarkan pesan antar. Tapi bawa pulang dan makan di tempat tidak bertentangan, kamu tidak tahu, sulit untuk melayani pelanggan sekarang ini, dan mereka tidak ingin merasa sedikit tidak nyaman.” Marshella Deng memandang para koki yang sibuk di sana lagi dan bertanya:"Dan juga, kenapa mempekerjakan begitu banyak koki, apakah ada gunanya? Ada delapan koki di toko saja sudah cukup, toko kalian ini ada puluhan koki bukan, berapa banyak uang yang terbuang."
Wajah marah Cornelia Deng terlihat jelas, meminta mu datang ke sini untuk memberi selamat, bukan ke sini untuk mencari kesalahan.
Dengan begitu banyak orang di sini, semua kerabat dan teman, dia tidak ingin membuat adegan itu terlalu jelek.
Natalie Ning berjalan mendekat dan berkata: "Bibi kecil, kami memiliki energi yang terbatas sekarang, jadi kami hanya melakukan pesan antar. Meja dan kursi ini hanya untuk pelanggan yang ingin makan di sini sementara, bukan..."
"Bagaimana cara kerjanya? Ah, izinkan aku mengatakan bahwa kalian, kaum muda, tidak berpengalaman. Makan di tempat ini jauh lebih penting daripada dibawa pulang. Ketika orang datang ke toko kamu, mereka bisa merasakan suasananya. Bagaimana mereka bisa dibandingkan dengan pesan antar. Jika kamu tidak membuat restoran dengan baik, siapa yang ingin membeli makanan dibawa pulang?."Marshella Deng berkata:" Untuk toko baru seperti milikmu, jika kamu ingin menarik pelanggan, kamu harus mengeluarkan banyak uang untuk sumber promosi selama sebulan. Tidak bisa menghasilkan uang, masih harus kehilangan biaya promosi. Anak muda, kamu harus memperkuat dasarnya terlebih dahulu, jika restorannya belum siap, bagaimana kamu bisa membuat pesan antar?"
Seorang kerabat bertanya di sebelahnya:"Natalie, aku pikir bibi kamu benar. Bahkan jika kamu ingin membuat pesan antar, kamu harus mempromosikannya terlebih dahulu. Seperti toko yang baru di kota kita, semua toko ketika pembukaan menggunakan drum dan gong, yang bersedia mengeluarkan uang, akan mengundang artis, selebriti internet untuk datang bernyanyi dan bergabung untuk mendukung mereka.”
"Ya, tidak ada yang mendukung, tidak akan menarik orang untuk datang. Terlebih lagi, apa yang kamu masak adalah makanan diet. Bukankah ini sesuatu yang tidak mudah untuk dijual?"
"Aku sudah memakannya, rasanya tidak enak, tidak ada rasa, hanya kelihatannya enak. Kaum muda suka melakukan kesenangan semacam ini. Toko sebesar ini, uang sewa untuk setahun tidak sedikit bukan. Bagaimana jika rugi. Lebih baik biarkan bibi kamu mengajari kamu membuka restoran yang serius."
Sekelompok orang membicarakannya, Ardi Ning Cornelia Deng sangat kesal saat mendengarnya, tapi tidak bisa membantah mereka. Jika tidak, mereka akan mengatakan bahwa mereka picik. Tidak bisa mendengarkan pendapat apa pun.
Sebaliknya, Eugene Ning kesal, berdiri dan berkata,“Kakak ipar sangat pandai dalam berbisnis. Karena dia memilih untuk membuka toko ini, dia pasti akan bisa melakukannya dengan baik!”
“Eugene, ada apa denganmu? Tiba-tiba menyebut kakak ipar, aku tidak melihatmu begitu perhatian sebelumnya.”
“Apakah tidak ada pekerjaan dan ingin meminta makan?”
Sekelompok kerabat berkata dengan nada bercanda, Eugene Ning dengan marah ingin memaki mereka.
Hanya kerabat ini. Tidak tahu mengapa mencarinya, bukankah itu tidak menyenangkan bagi diri aku sendiri.
Natalie Ning merasa malu mendengarnya. Meskipun dia ingin menjelaskan kepada semua orang mengapa dia membuka toko ini, tetapi dia tidak ingin terlalu mencolok, jadi dia menarik Robert Huo dan berbisik:"Kamu jangan marah, mereka memang seperti itu, mulut mereka mengerikan.”
“ Tidak apa-apa, perkataan mereka , tetap tidak mengubah niat awal.”kata Robert Huo sambil tersenyum.
Ekspresi wajahnya sangat rileks. Natalie Ning juga lega melihat, mengetahui bahwa suaminya adalah orang dengan ambisi besar, dan seharusnya tidak terlalu peduli dengan kerabatnya.
Seiring waktu berlalu, semakin banyak kerabat dan teman yang datang untuk bergabung.
Beberapa tinggal, sementara yang lain pergi setelah mengucapkan selamat.
Daniel Huang dan yang lainnya juga datang kesini, awalnya dia ingin makan makanan diet, tapi sekarang para koki sibuk membuat order lebih dari 1.000 pesanan, jadi tidak ada waktu lagi buat mereka.
Hal ini tentu saja membuat Marshella Deng dan lainnya bertanya-tanya, ada orang yang mau makan dan kalian tidak punya waktu. Lalu bagaimana dengan tamu yang benar-benar datang nantinya?
Mengabaikan makan di tempat untuk dibawa pulang, ini membuang-buang uang!
Di antara orang-orang ini, Marshella Deng adalah"ahli" di industri katering dan paling banyak berbicara.
Begitu dia mengkritik, seseorang akan setuju, membuat Ardi Ning dan Cornelia Deng marah.
Pada akhirnya, Cornelia Deng tidak bisa menahan diri untuk berkata:“Kamu kurangilah berbicara, apakah ini milikmu?”
Marshella Deng mendengar ketidakpuasannya, dan berkata tidak senang:“Kakak, apa yang kamu katakan, aku melakukan ini untuk mereka berdua, jadi bantu saja idenya. Jika diganti dengan orang lain, meskipun dia berbisnis dengan rugi, aku terlalu malas untuk mengontrol, bagaimana kamu bisa tidak melihat kebaikanku.”
Perkataan sudah di ucapkan, Cornelia Deng juga tidak berencana untuk menyembunyikannya. Berkata:"Tidak tahu kebaikan hati orang-orang, kamu mencari kesalahan begitu kamu memasuki pintu. Hari ini adalah hari pertama pembukaan. Menyuruh kalian datang untuk bergabung dan meningkatkan popularitas. Kamu selalu berkata ini tidak boleh, itu tidak boleh..."
Melihat dua saudara yang bertengkar ini. Kerabat di samping keluar untuk membujuk.
Marshella Deng dengan marah berkata:“Lupakan saja, aku tidak akan mengatakannya, jika nanti membuat kerugian, kamu akan tahu siapa yang baik kepada kalian!”
“Kamu masih mengatakannya!”Cornelia Deng memelototinya.
Pada saat ini, mobil lain datang dan berhenti di depan pintu, seorang kerabat melihatnya. Dengan cepat berkata:“Baiklah, kalian berhenti bicara, sepertinya ada orang datang, kalian pergi menyambutnya.”
Ardi Ning menarik Cornelia Deng, tidak cukup waktu untuk pergi, mendengar suara Novi Ji:“Natalie, kamu Bos besar tidak keluar untuk membantuku!"
Natalie Ning keluar dengan tergesa-gesa ketika dia mendengarnya, tetapi melihat Novi Ji mengeluarkan karangan bunga besar dari bagasi. Ada berbagai macam bunga, dan ada sebuah kotak transparan yang berisi sapi emas kecil, yang berukuran sebesar telapak tangan.
“Mengapa membeli begitu banyak bunga?”Kata Natalie Ning.
"Bukankah kamu suka bunga? Aku tidak tahu hadiah apa yang akan diberikan padamu, jadi aku membeli ini,"kata Novi Ji.
Robert Huo juga keluar untuk menyambutnya, dan ketika dia melihatnya, Novi Ji mendengus, dan berkata,"Asisten Li, setiap hari kamu tidak serius bekerja, sungguh tidak menganggap GM mu ini. Hari ini karena Natalie, aku hanya akan memotong setengah hari gajimu.”
“Terima kasih, GM Ji, silahkan masuk.”Kata Robert Huo sambil tersenyum.
Dia memiliki sikap yang lebih baik, jadi Novi Ji mengikutinya masuk.
Sekelompok kerabat di toko memperhatikan arah para pengunjung, pertama mereka melihat karangan bunga besar yang dipegang oleh Robert Huo, dan kemudian mereka melihat sapi emas kecil yang dipegang oleh Natalie Ning.
“Halo paman dan bibi.” Novi Ji menyapa Ardi Ning dan Cornelia Deng dengan sangat sopan.
Novel Terkait
Untouchable Love
Devil BuddyLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyCinta Seorang CEO Arogan
MedellineMy Only One
Alice SongThick Wallet
TessaHei Gadis jangan Lari
SandrakoInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li