Inventing A Millionaire - Bab 177 Menyelidiki
Mendengar ancamannya, Robert Huo malah menghela nafas. Dengan berkata begini, lawannya ini bisa dibilang sudah setengah mempercayai dirinya. Dia seharusnya tidak akan melakukan kekerasan macam menendang kursi lagi.
“Aku bukan orang bodoh, jadi aku tentu paham berbohong pada kalian hanya akan mendatangkan mudarat. Silahkan kalian melakukan penyelidikan.” Robert Huo menegaskan sikap.
“Bagus kalau begitu” Dave Tong mendengus dingin dan bertutur pada pria berbelati: “Plester mulutnya. Kalian berdua berjaga di sini untuk awasi dia.”
Kemudian, pria itu mengajak dua bawahannya yang lain untuk berangkat.
Awalnya berniat kembali menggugah dua bawahan yang berjaga, Robert Huo kini malah tidak bisa bicara karena mulutnya disegel dengan selotip.
Rasa sakit pada bekas tusukan di pergelangan kaki membuat pria itu terus terjaga dan tenang. Ia tidak berani bergerak secara semborno. Meski berhasil membuat pihak lawan menunda “eksekusi” pada dirinya, ini bukanlah tujuan akhir Robert Huo.
Ia menyuruh Dave Tong mencari Natalie Ning karena di dekat istrinya itu ada Jack Dong.
Siapapun yang mendatangi Natalie Ning pertama-tama akan masuk tatapan pengawal pribadi itu.
Hanya dengan sekali menatap, siapa pun akan tahu bahwa orang-orang ini bukan orang baik. Ia berharap Jack Dong bisa memiliki firasat buruk dan membuntuti mereka sampai kemari.
Tentu saja, ini skenario yang paling optimistis.
Andai gagal, Robert Huo wajib memikirkan cara lain.
Selain membayangkan skenario penyelamatannya, Robert Huo juga menyaring orang-orang yang ia buat tidak senang belakangan ini. Analisa terakhirnya berujung pada dua orang.
Orang pertama adalah Thiago Huo, sementara orang kedua adalah Denovan Ji.
Meski begitu, berdasarkan pemikiran Robert Huo, berhubung dirinya punya video Thiago Huo di tangan, pria itu seharusnya tidak berani macam-macam.
Lebih-lebih, andai orang-orang ini merupakan suruhannya, setelah berhasil menculik dirinya, hal pertama yang mereka seharusnya perintahkan adalah menghapus video itu.
Terkait Denovan Ji, dirinya dan Nova Ji telah menyinggung keluarga Ji terlalu keras. Bukan tidak mungkin pria itu berencana melampiaskan ketidaksenangan pada dirinya.
Memikirkan hal ini, Robert Huo berkeluh dirinya terlalu ceroboh.
Andai masih merupakan Shawn Li, ia akan berada jauh dari segala macam bahaya. Sungguh, hanya menggunakan nama yang berbeda saja akan membuat nasib seseorang berubah seratus delapan puluh derajat……
Ia hanya bisa bilang bahwa kehidupannya akhir-akhir ini terlalu stabil, jadi ia kehilangan kewaspadaan yang cukup.
Dengan kata lain, akibat segala sesuatunya berjalan terlalu mulus, pria itu jadi lupa bahwa dunia juga punya sisi gelap.
Kecerdikan bisa membuat hidup seseorang berkembang maju dengan sangat mulus. Tetapi, ingat, di tengah kemajuan itu, di antara orang-orang yang dilewati pasti ada saja yang bertemperamen kurang baik dan berkarakter buruk. Mereka akan mengerahkan segala cara untuk melampiaskan rasa cemburu!
Ya, orang bisa cemburu hanya karena kamu merebut pusat perhatian dari diri mereka!
Robert Huo sebelumnya hanya ingin Jack Dong untuk melindungi Natalie Ning. Ia tidak ingin kejadian terdahulu terulang lagi. Saking fokus dengan keselamatan istri dan putrinya, ia rela mengabaikan kemungkinan soal keselamatan dirinya sendiri yang terancam.
Bila sekarang dipikir lebih jauh, sikapnya itu terlalu memandang remeh.
Nampaknya punya Jack Dong seorang tidaklah cukup. Ia perlu mencari satu pengawal pribadi yang bisa mendampingi dirinya ke mana pun.
Sosok Seamus Tang melintas di benaknya pertama kali.
Putra dari keluarga praktisi seni bela diri ini berkemampuan tidak jauh beda dengan Jack Dong. Mereka sama-sama murid jempolan dalam bela diri masing-masing. Andai bisa merekrutnya, ia yakin dirinya tidak perlu terlalu mengkhawatirkan urusan keamanan lagi.
Namun, Seamus Tang sekarang sudah berstatus supir sekaligus pengawal pribadi Yacob Zhao. TIdaklah mudah merebut seseorang dari professor tua itu.
Omong-omong, ini hal yang bisa dipertimbangkan di masa mendatang. Yang sekarang lebih mendesak adalah memikirkan bagaimana ia bisa keluar dari bahaya.
Ketika Robert Huo dengan hati-hati mengamati sekeliling untuk mencari solusi, Dave Tong dan dua bawahannya sudah sampai pusat kota.
Gedung kantor yang disebutkan Robert Huo sangat mudah ditemukan. Mempertimbangkan keamanan pribadinya, Dave Tong tidak memunculkan diri, melainkan menugaskan bawahannya untuk mencari tahu keberadaan istri “tawanan” mereka. Satu bawahannya lagi ditugaskan pergi ke The Fort Restaurant.
Berhubung Robert Huo dan Natalie Ning baru menyewa kantor ini kurang dari seminggu, mayoritas orang gedung tidak mengenal mereka. Tidak memperoleh jawaban yang memuaskan setelah menanyai beberapa orang, bawahan yang ditugaskan di gedung langsung saja naik dan mengetuk pintu.
Pintu kantor terbuka. Natalie Ning memandang pria tidak dikenal itu dan bertanya, “Mencari siapa?”
Pria itu melongok ke dalam kantor dan bertanya, “Ini New Hope Corp?”
“Betul. Kamu siapa?”
“Oh, ada seorang yang memperkenalkan perusahaan kalian padaku dan menyuruhku berkunjung kemari. Dengar-dengar bisnis kalian cukup bagus, satu bulan bisa dapat jutaan yuan ya?”
Tidak merasa ragu dengan tamunya, si wanita mengangguk sembari tersenyum: “Bisnis kami akhir-akhir ini memang sangat bagus. Kamu kemari untuk beli produk penurun berat badan? Kalau boleh tahu, siapa teman yang memperkenalkan kami padamu?”
“Oh, kalian jual produk penurun berat badan? Kalau begitu aku mungkin salah perusahaan. Maaf.”
Si pria berbalik badan dan pergi.
Natalie Ning memandangi punggung tamunya dengan bingung. Jika salah perusahaan, mengapa tamu ini tahu nama New Hope Corp?”
Ketika si wanita ingin bertanya lagi, si pria sudah jauh.
Wanita itu pun menggeleng dan menutup pintu. Ketika menengok ke arah jam dinding, ia tersadar bahwa waktu sudah berlalu lebih dari satu setengah jam sejak Robert Huo pergi. Mengapa dia belum kembali ya?
Berhubung jarak sekolah tidak jauh, dia seharusnya dari tadi sudah balik.
Tidak memikirkannya lebih jauh, Natalie Ning berasumsi Gaby uring-uringan di perjalanan karena menginginkan sesuatu. Berdasarkan sikap suaminya yang sangat memanjakan dia, apa pun yang dimintanya pasti bakal langsung dipenuhi, entah itu es krim, mainan, atau apa pun.
Memikirkan hubungan suami dan putrinya yang teramat baik, senyum di wajah wanita itu merekah semakin lebar.
Bisnis yang sukses dan keluarga yang bahagia adalah impian terbesarnya dalam hidup ini.
Sementara itu, pria barusan memasuki lift. Saat ia baru menekan tombol lantai satu, Jack Dong bergegas masuk.
Ia tidak berdiri di posisi yang bisa menghadap pria itu, melainkan bersandar tenang di sudut. Tanpa memedulikannya juga, pria bawahan Dave Tong menekan tombol tutup lift.
Di lantai pertama, Jack Dong sengaja diam dan membiarkan orang itu keluar dulu.
Kemudian, ia dengan perlahan mengikutinya dari belakang. Sekeluarnya dari gedung, pria itu masuk ke sebuah van lama yang terparkir di sisi jalan.
Di kursi penumpang depan van, ada seseorang yang daritadi menunggunya. Karena kaca tertutup, Jack Dong tidak bisa mengamatinya dengan jelas. Ia secara samar hanya bisa melihat bahwa orang itu berambut botak.
Begitu van melaju dengan kencang, si pria mengamati plat nomornya sejenak. Begitu mobil sudah lenyap dari pandangan mata, Jack Dong mengernyitkan alis.
Ketika dulu hidup di jalanan, ia sudah pernah menjumpai orang dengan karakter apa pun. Secara eksplisit, ia bisa melihat pria ini agak ganjil.
Tetapi, berhubung pihak pria itu tidak mengusiknya, ia tidak ingin mencari masalah duluan. TIdak peduli pihak orang itu ingin berbuat apa, baru bergerak pada saatnya nanti sama sekali tidak akan terlambat.
Hal yang terpenting adalah Jack Dong takut pihak mereka ingin sengaja memancingnya keluar duluan. Ah, terlalu memusingkan kemungkinan-kemungkinan ini tidak begitu berfaedah. Tidak peduli apa skenario mereka, pada akhirnya ia pasti akan bisa memahaminya dan menyusun perlawanan bila diperlukan.
Untuk menjamin keamanan Natalie Ning, Jack Dong memutuskan untuk tidak menyusul. Sebagai gantinya, ia mencatat nomor plat van itu. Pria itu setelahnya kembali ke kantor.
Satu jam kemudian, Robert Huo masih belum kembali.
Natalie Ning, yang tengah duduk di depan komputer, menjadi sedikit khawatir. Wanita itu bahkan tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan pembeli dengan tenang. Ketika ia hendak menelepon si suami, ponselnya berdering.
Ia membaca identitas si penelepon. Itu nomor ponsel guru sekolah.
Setelah panggilan tersambung, suara bingung dari guru terdengar dari seberang: “Ibunya Gaby, mengapa kamu belum datang untuk menjemput putrimu?”
Natalie Ning terkejut mendengar pertanyaan itu. Ia membalas: “Suamiku yang pergi jemput. Apakah dia belum datang?”
“Belum. Semua anak sekarang sudah dijemput, hanya putrimu saja yang belum.” Guru menanggapi balik.
Suara tidak puas Gaby terdengar dari jauh: “Ibu, aku sudah sangat lapar. Cepat jemput!”
“Baik, baik, aku segera ke sana. Sungguh maaf!”
Natalie Ning mengambil jaket, menutup telepon, dan berusaha menghubungi Robert Huo.
Ia hanya mendengar ucapan “nomor yang Anda hubungi tidak terpasang atau sedang tidak aktif”. Wanita itu seketika jadi gelisah.
Suaminya sudah pergi lebih dari dua jam, namun tidak datang ke sekolah. Apakah dia mengalami sesuatu dalam perjalanan?
Natalie Ning langsung berpikir bahwa dia terlibat kecelakaan mobil. Berhubung dia jalan kaki, bisa juga dia terjatuh ketika tidak begitu berkonsentrasi pada jalanan. Yang jadi misteri, mengapa ponselnya dimatikan?
Setengah jam kemudian, begitu si wanita tiba di sekolah, Gaby langsung menunjukkan ekspresi kesal padanya.
Natalie Ning menghampiri dia dan meraih tangannya. Dengan raut tidak enak hati, ia bertutur pada guru Gaby: “Aku sungguh minta maaf. Suamiku bilang dia mau jemput Gaby, mungkin dia mengalami sesuatu di perjalanan jadi tidak tiba-tiba juga. Maaf telah membuatmu menunggu begitu lama…...”
“Aku menunggu tidak masalah kok. Aku hanya khawatir anakmu kelaparan saja. Cepatlah pulang, hari sudah cukup sore.” Guru menjawab ramah.
Gaby adalah siswi yang aktif, dewasa, dan memiliki pencapaian akademi sangat baik. Murid macam ini adalah murid favorit para guru. Jika ia bukan murid favorit, guru bisa-bisa malas menemaninya menunggu jemputan……
“Maaf ya. Lain kali tidak akan begini lagi.” Natalie Ning meminta maaf lagi dan mengamati si guru bergegas pergi.
Gaby meraih tangan ibunya dan bertanya, “Ayah di mana? Bukankah kamu bilang dia mau datang menjemputku?”
Novel Terkait
Don't say goodbye
Dessy PutriLove In Sunset
ElinaHis Second Chance
Derick HoPengantin Baruku
FebiPria Misteriusku
LylyHis Soft Side
RiseInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li