Inventing A Millionaire - Bab 287 Mabuk
Di saat hatinya merasa lega, Robert Huo sama sekali tidak menyatakan pikiran yang sesungguhnya dan hanya berkata, “Kamu sama sekali tidak salah, ia yang salah.”
“Kamu berbicara sembarangan!” Zila Tang langsung menoleh dan menegur. “Kamu tidak boleh mengatainya! Kak Robert tidak akan berbuat salah, pasti aku ada melakukan sesuatu sehingga ia merasa kurang senang!”
Melihat Zila Tang yang emosi, Robert Huo diam-diam menghela nafas di dalam hati.
Mau kapanpun atau kondisi apapun, Zila Tang selalu sangat percaya kepadanya. Jika harus mempertaruhkan nyawanya, ia pasti juga akan pergi melindunginya.
Biasanya Robert Huo sangat bahagia, adanya seorang gadis yang berusaha sepenuhnya untuknya. Tapi sekarang ia sangat membencinya.
Zila Tang sama sekali tidak tahu bahwa orang yang ia lindungi itu adalah yang palsu. Dan kenyataan hal tersebut, Robert Huo juga tidak boleh memberi tahunya.
Kalau tidak, dengan sifat Zila Tang, hal pertama yang ia lakukan adalah lapor polisi untuk menangkapnya. Hal-hal yang tidak dipercayai orang lain, Zila Tang sudah pasti semakin tidak percaya.
Ia hanya merasa Robert Huo sedang berbohong, sengaja mengatai tunangannya.
Zila Tang sangat mengenal baik Robert Huo. Robert Huo juga sangat mengenal baik Zila Tang, jadi ia tidak mengelak, hanya berkata, “Entah bagaimanapun, kalau kamu mabuk karena masalah seperti ini dan menimbulkan masalah, menurutmu apakah ada keuntungannya?”
“Kamu sedang menakutiku?” tanya Zila Tang sambil memandangnya.
“Bukan menakuti, tapi memberi peringatan. Dunia ini selalu terpenuhi dengan berbagai kebahayaan. Kamu itu bunga yang tumbuh di dalam rumah kaca, angin dan hujan sama sekali tidak cocok denganmu. Kamu juga tidak perlu mengalami semua hal ini.” Ujar Robert Huo.
Zila Tang memandangnya, beberapa saat kemudian baru berkata, “Kak Robert juga pernah berkata seperti itu. Ia selalu merasa diriku adalah orang yang perlu dilindungi. Pantas Griffin bilang kalian berdua itu mirip, sungguh sangat mirip.”
“Aku sendiri tidak merasa mirip dengannya. Banyak orang yang mengerti hal-hal seperti ini, hanya saja ada orang yang ingin mengatakannya dan ada yang tidak mau.” Ujar Robert Huo.
“Lalu mengapa kamu mau mengatakannya? Aku sudah bilang kepadamu kalau Ayahku adalah seorang Dirut dengan ratusan miliar. Apakah kamu tidak takut aku akan marah?”
“Saat kamu marah, tampak lebih lucu dari biasanya.” Robert Huo tersenyum tipis berkata, “Apakah ada orang yang pernah mengatakannya kepadamu, sebenarnya saat kamu marah, dirimu lebih cantik dari biasanya?”
Zila Tang terdiam, memang ada orang yang mengatakan itu kepadanya. Orang itu bukan orang lain, kebetulan adalah tunangannya, Robert Huo!
Pria di hadapannya ini memiliki usia yang hampir sama dengan tunangannya. Selain wajah dan latar belakang yang berbeda, mereka sungguh sangat mirip di hal-hal lainnya.
Seperti kalimat tadi, orang biasa tidak akan langsung mengungkapkan di hadapannya. Tapi Robert Huo malah mengungkapkannya, apalagi diungkap dengan begitu alami.
Ini juga merupakan alasan utama mengapa Zila Tang naik pesawat datang jauh-jauh mencari Robert Huo minum, melainkan menceritakannya kepada orang tua ataupun Griffin Huo mereka setelah dirinya diperlakukan buruk.
Di dalam hatinya, ia selalu merasa orang ini lebih mirip Kak Robert yang dulu.
Kelembutannya, humornya, pengetahuannya yang luas terasa familiar, hingga dirinya menutup mata dan telinga, ia bisa merasakan tunangannya yang tengah berdiri di hadapannya.
“Banyak minum kurang sehat bagi tubuh, melampiaskan emosi secukupnya saja, jangan sampai melakukan hal-hal yang membuat sendiri menyesal selama hidup.”
Robert Huo berkata, lalu menarik gelas di hadapan Zila Tang, meminum habis isi gelas yang ada dalam sekali teguk.
Ia sama sekali tidak tersinggung kalau gelas itu telah dipakai Zila Tang banyak kali. Kebiasaan itu seperti tidak ada jarak di antara mereka berdua.
Zila Tang melihatnya dengan jelas, sisi gelas yang disentuh bibirnya kebetulan adalah posisi dimana pria itu minum.
Dilihat dari sudut ini, mereka berdua seperti yang biasa muncul di dalam televisi, berciuman secara tidak langsung.
Keempat kata tersebut membuat wajah Zila Tang semakin memerah.
Ia adalah gadis yang polos. Sejak kecil hingga besar, selain Robert Huo, ia tidak pernah membiarkan pria dari saudara orang tuanya untuk menyentuhnya. Tidak hanya kelakuan yang intim, bahkan untuk jarak yang dekat saja, ia sendiri akan inisiatif untuk menghindar.
Dan sekarang ia berciuman secara tidak langsung dengan pria yang baru ia temui sebanyak tiga kali?
Kelakuan yang seperti ini cukup melebihi pikiran Zila Tang yang kuno dan hal tersebut juga membuatnya kebingungan.
Saat ini, Robert huo minta bartender membawakan segelas teh untuk menetralkan rasa mabuknya berkata. “Mau minum minuman keras, tubuh juga harus dijaga. Nanti aku akan mencari tempat untuk kamu beristirahat. Kamu tidak perlu memikirkan banyak urusan lain. Ada yang pernah bilang, suatu masalah akan ada waktunya berakhir. Hal-hal buruk yang sekarang kamu lihat belum tentu buruk juga. Terkadang kenyataan yang ada jauh berlebihan dari pada yang kamu bayangkan.”
Zila Tang kurang mengerti maksudnya. Satu-satu yang ia bisa mengerti adalah Robert Huo tengah memberi perhatian kepada diri sendiri, berharap ia bisa menjaga kesehatannya sendiri.
Ia pun langsung mengangkat teh yang ada di atas konter bar. Suhu dan aroma gelas teh membuatnya merasa hangat, seperti kembali lagi ke masa-masa yang tidak perlu mencemaskan apapun, masa dimana dirinya hanya perlu mengikuti Robert Huo dari belakang, maka semua masalah akan terselesaikan.
Tanpa menunggu ia sadar kembali, Robert Huo pun telah membayar semuanya.
Ia bangkit dari kursinya, lalu berkata kepada Zila Tang. “Ayo, sore istirahat sebentar, malam aku baru bawa kamu pergi makan.”
Nada bicara ini seperti orang tua yang tengah berbicara dengan anak muda, sama sekali tidak ada perasaan waswas. Seperti ucapan yang ia katakan, orang lain harus mematuhinya.
Meskipun seperti itu, hati Zila Tang sama sekali tidak muncul rasa jijik yang seperti diberi perintah, melainkan langsung berdiri dan mengikutinya dari belakang.
Karena semua ini terasa sangat familiar, hingga ia tidak ada pikiran untuk menolak.
Hanya saja saat ketiga gelas wiski ini masuk perut, mau tambah es atau tidak, mau minuman keras asli atau bukan, yang pasti itu di dalamnya ada kandungan alkohol.
Minum begitu cepat, ia pun langsung merasa lemas saat berdiri.
Untung saja Robert Huo berada di samping, lalu ia pun menyangga tubuhnya dengan cepat.
Satu tangan menopang lengannya dan satu tangannya lagi menopang di bagian pinggangnya.
Pinggang yang sensitif dipegang oleh seorang pria seketika membuat Zila Tang memberontak.
Detik selanjutnya, suara berat Robert Huo masuk ke dalam telinga, “Jangan asal bergerak, aku tak akan mau urus jika kamu jatuh nanti!”
Nada bicara ini membuat hati Zila Tang gemetar, bahkan dirinya hampir mau mengeluarkan kata ‘Kak Robert’.
Rasa yang familiar itu membuat dirinya agak termenung.
Tapi ia mengetahui bahwa pria di hadapannya itu bukanlah tunangannya.
Ia hanya orang asing yang memiliki gaya kelakuan yang sama dengan tunangannya. Tapi bagaimana bisa begitu persis?
Zila Tang tak mengerti dan tidak ingin menghabiskan banyak waktu untuk berpikir.
Sebagian besar perhatiannya terpusat pada telapak tangan yang mendarat di pinggangnya.
Minuman keras dan suhu telapak tangan pria itu membuatnya merasa kurang nyaman, tapi ia juga tidak ingin menghindarinya.
Secara kurang sadar, ia pun dibawa Robert Huo ke luar bar.
Hotel di dekat bar ini sangat banyak, tentunya juga ada hotel mewah berbintang lima.
Robert Huo memilih hotel bintang lima yang masih cukup terkenal, membuka sebuah suite dan membawa Zila Tang untuk istirahat.
Zila Tang agak mabuk, tapi kesadarannya belum sepenuhnya menghilang. Ia tahu pria ini membuka suite untuknya, apalagi suite yang sangat besar, ia pun berkata. “Jika kamu mau melakukan sesuatu kepadaku, aku akan berteriak!”
“Kamu terlalu banyak berpikir.” Robert Huo membawanya masuk kamar, membantunya buka sepatu dan kaos kaki, lalu menyalakan pendingin ruangan, menutup tubuhnya dengan selimut dan berkata. “Berbaring dengan tenang. Aku pergi ambil air untuk membasuh wajahmu.”
Setelah itu, Robert Huo berbalik badan masuk ke dalam kamar mandi.
Beberapa menit kemudian, ia membawa handuk hangat, lalu membantu Zila Tang untuk mengelap kotoran pada wajah.
Gerakan yang lembut dan terampil itu membuat Zila Tang makin merasa familiar, lalu bertanya dalam keadaan tidak sadar. “Apakah kamu benar-benar bukan Kak Robert?”
Gerakan Robert Huo berhenti sesaat, lalu melanjutkan gerakannya tadi dan berkata, “Kalau menurutmu iya berarti iya.”
Zila Tang ber’oh’-ria, suaranya pun jadi memelan. “Aku berharap Kak Robert yang sekarang…..”
Kata-kata belum selesai dikatakan, suara Zila Tang pun berhenti.
Robert Huo melirik sekilas gadis polos itu yang sudah tertidur.
Hal tersebut membuatnya terhibur. Di lingkungan asing dan adanya pria asing, ia sungguh tertidur seperti itu?
Harus bilang Zila Tang itu cukup berani, atau dirinya merasa bangga karena mendapat kepercayaannya?
Entah bagaimanapun, Zila Tang adalah salah satu orang yang paling dipeduli Robert Huo.
Setelah melihat ia tertidur dengan alisnya yang masih berkerut, pandangan Robert Huo pelan-pelan menjadi murung.
Beberapa orang dekat Keluarga Huo dijauhi si palsu itu, berarti pertarungan internal masih berlanjut. Sedangkan masalah yang seperti Zila Tang ini bukanlah kasus individu.
Keluarga dan teman-temannya tengah diperlakukan tidak adil. Sebagai Tuan Muda Besar Keluarga Huo, bagaimana mungkin Robert Huo bisa menerimanya.
Ia harus segera memperoleh sumber daya yang lebih banyak, agar dirinya bisa bertarung dengan si palsu itu!
Tapi kalau dibahas dari sudut lain, kelakuan si palsu ini juga memberi beberapa petunjuk untuk Robert Huo.
Orang-orang yang dijauhinya kemungkinan besar bukanlah orang yang mencelakainya. Kalau tidak, orang-orang ini seharusnya diperlakukan dengan baik.
Novel Terkait
Villain's Giving Up
Axe AshciellyMi Amor
TakashiBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li