Inventing A Millionaire - Bab 287 Mabuk

Di saat hatinya merasa lega, Robert Huo sama sekali tidak menyatakan pikiran yang sesungguhnya dan hanya berkata, “Kamu sama sekali tidak salah, ia yang salah.”

“Kamu berbicara sembarangan!” Zila Tang langsung menoleh dan menegur. “Kamu tidak boleh mengatainya! Kak Robert tidak akan berbuat salah, pasti aku ada melakukan sesuatu sehingga ia merasa kurang senang!”

Melihat Zila Tang yang emosi, Robert Huo diam-diam menghela nafas di dalam hati.

Mau kapanpun atau kondisi apapun, Zila Tang selalu sangat percaya kepadanya. Jika harus mempertaruhkan nyawanya, ia pasti juga akan pergi melindunginya.

Biasanya Robert Huo sangat bahagia, adanya seorang gadis yang berusaha sepenuhnya untuknya. Tapi sekarang ia sangat membencinya.

Zila Tang sama sekali tidak tahu bahwa orang yang ia lindungi itu adalah yang palsu. Dan kenyataan hal tersebut, Robert Huo juga tidak boleh memberi tahunya.

Kalau tidak, dengan sifat Zila Tang, hal pertama yang ia lakukan adalah lapor polisi untuk menangkapnya. Hal-hal yang tidak dipercayai orang lain, Zila Tang sudah pasti semakin tidak percaya.

Ia hanya merasa Robert Huo sedang berbohong, sengaja mengatai tunangannya.

Zila Tang sangat mengenal baik Robert Huo. Robert Huo juga sangat mengenal baik Zila Tang, jadi ia tidak mengelak, hanya berkata, “Entah bagaimanapun, kalau kamu mabuk karena masalah seperti ini dan menimbulkan masalah, menurutmu apakah ada keuntungannya?”

“Kamu sedang menakutiku?” tanya Zila Tang sambil memandangnya.

“Bukan menakuti, tapi memberi peringatan. Dunia ini selalu terpenuhi dengan berbagai kebahayaan. Kamu itu bunga yang tumbuh di dalam rumah kaca, angin dan hujan sama sekali tidak cocok denganmu. Kamu juga tidak perlu mengalami semua hal ini.” Ujar Robert Huo.

Zila Tang memandangnya, beberapa saat kemudian baru berkata, “Kak Robert juga pernah berkata seperti itu. Ia selalu merasa diriku adalah orang yang perlu dilindungi. Pantas Griffin bilang kalian berdua itu mirip, sungguh sangat mirip.”

“Aku sendiri tidak merasa mirip dengannya. Banyak orang yang mengerti hal-hal seperti ini, hanya saja ada orang yang ingin mengatakannya dan ada yang tidak mau.” Ujar Robert Huo.

“Lalu mengapa kamu mau mengatakannya? Aku sudah bilang kepadamu kalau Ayahku adalah seorang Dirut dengan ratusan miliar. Apakah kamu tidak takut aku akan marah?”

“Saat kamu marah, tampak lebih lucu dari biasanya.” Robert Huo tersenyum tipis berkata, “Apakah ada orang yang pernah mengatakannya kepadamu, sebenarnya saat kamu marah, dirimu lebih cantik dari biasanya?”

Zila Tang terdiam, memang ada orang yang mengatakan itu kepadanya. Orang itu bukan orang lain, kebetulan adalah tunangannya, Robert Huo!

Pria di hadapannya ini memiliki usia yang hampir sama dengan tunangannya. Selain wajah dan latar belakang yang berbeda, mereka sungguh sangat mirip di hal-hal lainnya.

Seperti kalimat tadi, orang biasa tidak akan langsung mengungkapkan di hadapannya. Tapi Robert Huo malah mengungkapkannya, apalagi diungkap dengan begitu alami.

Ini juga merupakan alasan utama mengapa Zila Tang naik pesawat datang jauh-jauh mencari Robert Huo minum, melainkan menceritakannya kepada orang tua ataupun Griffin Huo mereka setelah dirinya diperlakukan buruk.

Di dalam hatinya, ia selalu merasa orang ini lebih mirip Kak Robert yang dulu.

Kelembutannya, humornya, pengetahuannya yang luas terasa familiar, hingga dirinya menutup mata dan telinga, ia bisa merasakan tunangannya yang tengah berdiri di hadapannya.

“Banyak minum kurang sehat bagi tubuh, melampiaskan emosi secukupnya saja, jangan sampai melakukan hal-hal yang membuat sendiri menyesal selama hidup.”

Robert Huo berkata, lalu menarik gelas di hadapan Zila Tang, meminum habis isi gelas yang ada dalam sekali teguk.

Ia sama sekali tidak tersinggung kalau gelas itu telah dipakai Zila Tang banyak kali. Kebiasaan itu seperti tidak ada jarak di antara mereka berdua.

Zila Tang melihatnya dengan jelas, sisi gelas yang disentuh bibirnya kebetulan adalah posisi dimana pria itu minum.

Dilihat dari sudut ini, mereka berdua seperti yang biasa muncul di dalam televisi, berciuman secara tidak langsung.

Keempat kata tersebut membuat wajah Zila Tang semakin memerah.

Ia adalah gadis yang polos. Sejak kecil hingga besar, selain Robert Huo, ia tidak pernah membiarkan pria dari saudara orang tuanya untuk menyentuhnya. Tidak hanya kelakuan yang intim, bahkan untuk jarak yang dekat saja, ia sendiri akan inisiatif untuk menghindar.

Dan sekarang ia berciuman secara tidak langsung dengan pria yang baru ia temui sebanyak tiga kali?

Kelakuan yang seperti ini cukup melebihi pikiran Zila Tang yang kuno dan hal tersebut juga membuatnya kebingungan.

Saat ini, Robert huo minta bartender membawakan segelas teh untuk menetralkan rasa mabuknya berkata. “Mau minum minuman keras, tubuh juga harus dijaga. Nanti aku akan mencari tempat untuk kamu beristirahat. Kamu tidak perlu memikirkan banyak urusan lain. Ada yang pernah bilang, suatu masalah akan ada waktunya berakhir. Hal-hal buruk yang sekarang kamu lihat belum tentu buruk juga. Terkadang kenyataan yang ada jauh berlebihan dari pada yang kamu bayangkan.”

Zila Tang kurang mengerti maksudnya. Satu-satu yang ia bisa mengerti adalah Robert Huo tengah memberi perhatian kepada diri sendiri, berharap ia bisa menjaga kesehatannya sendiri.

Ia pun langsung mengangkat teh yang ada di atas konter bar. Suhu dan aroma gelas teh membuatnya merasa hangat, seperti kembali lagi ke masa-masa yang tidak perlu mencemaskan apapun, masa dimana dirinya hanya perlu mengikuti Robert Huo dari belakang, maka semua masalah akan terselesaikan.

Tanpa menunggu ia sadar kembali, Robert Huo pun telah membayar semuanya.

Ia bangkit dari kursinya, lalu berkata kepada Zila Tang. “Ayo, sore istirahat sebentar, malam aku baru bawa kamu pergi makan.”

Nada bicara ini seperti orang tua yang tengah berbicara dengan anak muda, sama sekali tidak ada perasaan waswas. Seperti ucapan yang ia katakan, orang lain harus mematuhinya.

Meskipun seperti itu, hati Zila Tang sama sekali tidak muncul rasa jijik yang seperti diberi perintah, melainkan langsung berdiri dan mengikutinya dari belakang.

Karena semua ini terasa sangat familiar, hingga ia tidak ada pikiran untuk menolak.

Hanya saja saat ketiga gelas wiski ini masuk perut, mau tambah es atau tidak, mau minuman keras asli atau bukan, yang pasti itu di dalamnya ada kandungan alkohol.

Minum begitu cepat, ia pun langsung merasa lemas saat berdiri.

Untung saja Robert Huo berada di samping, lalu ia pun menyangga tubuhnya dengan cepat.

Satu tangan menopang lengannya dan satu tangannya lagi menopang di bagian pinggangnya.

Pinggang yang sensitif dipegang oleh seorang pria seketika membuat Zila Tang memberontak.

Detik selanjutnya, suara berat Robert Huo masuk ke dalam telinga, “Jangan asal bergerak, aku tak akan mau urus jika kamu jatuh nanti!”

Nada bicara ini membuat hati Zila Tang gemetar, bahkan dirinya hampir mau mengeluarkan kata ‘Kak Robert’.

Rasa yang familiar itu membuat dirinya agak termenung.

Tapi ia mengetahui bahwa pria di hadapannya itu bukanlah tunangannya.

Ia hanya orang asing yang memiliki gaya kelakuan yang sama dengan tunangannya. Tapi bagaimana bisa begitu persis?

Zila Tang tak mengerti dan tidak ingin menghabiskan banyak waktu untuk berpikir.

Sebagian besar perhatiannya terpusat pada telapak tangan yang mendarat di pinggangnya.

Minuman keras dan suhu telapak tangan pria itu membuatnya merasa kurang nyaman, tapi ia juga tidak ingin menghindarinya.

Secara kurang sadar, ia pun dibawa Robert Huo ke luar bar.

Hotel di dekat bar ini sangat banyak, tentunya juga ada hotel mewah berbintang lima.

Robert Huo memilih hotel bintang lima yang masih cukup terkenal, membuka sebuah suite dan membawa Zila Tang untuk istirahat.

Zila Tang agak mabuk, tapi kesadarannya belum sepenuhnya menghilang. Ia tahu pria ini membuka suite untuknya, apalagi suite yang sangat besar, ia pun berkata. “Jika kamu mau melakukan sesuatu kepadaku, aku akan berteriak!”

“Kamu terlalu banyak berpikir.” Robert Huo membawanya masuk kamar, membantunya buka sepatu dan kaos kaki, lalu menyalakan pendingin ruangan, menutup tubuhnya dengan selimut dan berkata. “Berbaring dengan tenang. Aku pergi ambil air untuk membasuh wajahmu.”

Setelah itu, Robert Huo berbalik badan masuk ke dalam kamar mandi.

Beberapa menit kemudian, ia membawa handuk hangat, lalu membantu Zila Tang untuk mengelap kotoran pada wajah.

Gerakan yang lembut dan terampil itu membuat Zila Tang makin merasa familiar, lalu bertanya dalam keadaan tidak sadar. “Apakah kamu benar-benar bukan Kak Robert?”

Gerakan Robert Huo berhenti sesaat, lalu melanjutkan gerakannya tadi dan berkata, “Kalau menurutmu iya berarti iya.”

Zila Tang ber’oh’-ria, suaranya pun jadi memelan. “Aku berharap Kak Robert yang sekarang…..”

Kata-kata belum selesai dikatakan, suara Zila Tang pun berhenti.

Robert Huo melirik sekilas gadis polos itu yang sudah tertidur.

Hal tersebut membuatnya terhibur. Di lingkungan asing dan adanya pria asing, ia sungguh tertidur seperti itu?

Harus bilang Zila Tang itu cukup berani, atau dirinya merasa bangga karena mendapat kepercayaannya?

Entah bagaimanapun, Zila Tang adalah salah satu orang yang paling dipeduli Robert Huo.

Setelah melihat ia tertidur dengan alisnya yang masih berkerut, pandangan Robert Huo pelan-pelan menjadi murung.

Beberapa orang dekat Keluarga Huo dijauhi si palsu itu, berarti pertarungan internal masih berlanjut. Sedangkan masalah yang seperti Zila Tang ini bukanlah kasus individu.

Keluarga dan teman-temannya tengah diperlakukan tidak adil. Sebagai Tuan Muda Besar Keluarga Huo, bagaimana mungkin Robert Huo bisa menerimanya.

Ia harus segera memperoleh sumber daya yang lebih banyak, agar dirinya bisa bertarung dengan si palsu itu!

Tapi kalau dibahas dari sudut lain, kelakuan si palsu ini juga memberi beberapa petunjuk untuk Robert Huo.

Orang-orang yang dijauhinya kemungkinan besar bukanlah orang yang mencelakainya. Kalau tidak, orang-orang ini seharusnya diperlakukan dengan baik.

Novel Terkait

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu