Inventing A Millionaire - Bab 126 Dua Kelebihan

Wajah Freya semakin merah, sebelum dia menjawab, seorang gadis lain berkata lagi, "Menurutku, sekarang mungkin bukan suami, tapi nanti kedepannya pasti, tadi aku mendengarnya bahwa dia bilang baju kamu dan ibumu lupa diambil, dia sengaja mengantarkannya, jika tidak salah lihat, itu tidak hanya jaket saja, masih ada pakaian dalam, duh, bahkan pakaian dalam saja juga diganti, aku tidak percaya tidak terjadi apa-apa."

"Benar kan kataku, guru yang secantik Ibu Freya dan postur tubuh sebagus itu mana mungkin lajang."

"Tidak hanya tampan, lelaki itu sepertinya sangat mahir memasak, Ibu Freya sungguh hebat."

Beberapa gadis terus berdiskusi, wajah Freya langsung merah, detak jantungnya sangatlah cepat.

Dia sangatlah ingin menjelaskan sesuatu, namun dia tidak tahu juga apa yang harus dijelaskan.

Lagi pula, jika sekalipun menjelaskan, apakah para gadis itu akan percaya?

Sebuah pepatah mengatakan bahwa penjelasan itu sama saja dengan penyamaran.

"Lihatlah, wajah Ibu Freya merah, hehe, malu ya?"

Wajah Freya merah merona, dia bergegas melirik Robert, seolah sedang mencari tahu apakah dia mendengar perkataan ini atau tidak.

Robert tengah memotong sayur dipojokan, dia tengah sibuk dengan Stella.

Entah kecewa atau beruntung, Freya menarik kembali lirikannya, dia berusaha untuk mempertahankan ketegasannya sebagai seorang guru, "Baiklah, sudah jangan sembarangan bicara lagi, fokus belajar tari!"

Sambil berkata, dia membuka musik dan suara musik yang lembut terdengar, dibawah pimpinan Freya, 5-6 orang murid kembali terlihat normal.

Robert tanpa sadar melirik, mungkin karena tatapannya terlalu bersifat menyerang, Freya dengan mudahnya menyadarinya.

Namun tariannya tetap tidaklah berantakan, malah lebih terasa berseni daripada dulu.

Pinggangnya yang lentur bergerak seiring dengan musik, dan mengekspresikan total kelembutan seorang wanita.

Robert bukannya tidak pernah melihat wanita menari, namun semuanya tidaklah bisa menyaingi ibu dari seorang anak ini.

Orang ini sungguh indah sekali.

Namun bagaimanapun juga hubungan mereka bukanlah terlalu akrab, wanita dan pria memang ada perbedaan, Robert juga hanya melirik sejenak dan memutarkan kepalanya kembali.

Kemampuan kontrolnya yang tinggi membuat suasana hatinya tenang, Freya memutarkan badannya dan melihat Robert tidak lagi melihat kearah sini, hatinya sedikit terasa kecewa.

Terhadap gerik tariannya, dia punya kepercayaan diri yang penuh, dihadapan Robert, dia selalu ingin menunjukkan bidang paling bagus dari dirinya.

Namun sayangnya, lelaki dihadapannya ini seolah tidak tertarik.

Sejenak kemudian, Robert mulai memasak, karena mempertimbangkan abhwa disini nyaris adalah ruangan tertutup, meskipun diatas sana ada banyak kipas hexos, namun dia tetaplah berusaha untuk memasak tanpa asap.

Sebenarnya sangatlah mudah, yaitu kurangi menaruh minyak dan tidak mengoreng terus.

Namun sekalipun begitu, wangi masakan juga tetap membuat beberapa murid itu menelan ludah.

HIngga setelah kelas hari ini selesai, mereka mengenakan jaket kembali, barulah mereka melirik kearah Freya terus.

Freya tentu saja mengerti maksud mereka, dia berkata sambil tersenyum, "Dasar kalian, sana cobalah."

"Terima kasih, ibu Freya!" Beberapa murid wanita itu tersenyum dan berlari kesamping Robert, mereka mencoba masakannya.

"wah! Enak!"

Pujian yang sama sekali tidak disamar terus terdengar, kemampuan memasak Robert membuat beberapa murid wanita ini mempunyai selera makan yang kuat.

Stella berkata dengan tidak senang, "Ini Paman Li buat untukku!"

"Stella, tidak boleh begitu pelit!" Freya juga sudah selesai beres-beres, dia mendekat dan menegur.

Stella menundukkan kepalanya dan mengatakan iya, teguran dari ibunya membuatnya sangatlah merasa tidak bersalah.

Paman Lo jarang bisa memasak disini, namun malah dihabiskan oleh orang-orang ini, apa yang harus dia makan.

Untung saja beberapa wanita itu juga tahu batas, mereka mencoba sekali dan melihat Stella tidak senang, dan tidak lagi mencoba lagi.

Bersamaan dengan itu, ada seorang wanita yang sedikit lebih ekstrovert berjongkok dan mengelus kepala Stella, dia menasehati sambil tersenyum, "Hanya makan satu suap saja, besok kakak bawakan chiki untukmu ok?"

"Tidak mau, paman Li jarang memasak kesini untukku, aku hanya ingin makan masakannya saja!" kata Stella.

Wanita itu tersenyum, "Kalau begitu apakah kamu ingin merubah Paman Li menjadi ayahmu?"

Tatapan Stella bersinar, "Bagaimana cara merubahnya?"

Disaat ini, Freya dengan wajah merahnya datang kemari, dia berkata kepada gadis itu, "Mengapa kamu sembarangan bicara dengan anak kecil, cepalah pulang, besok pagi baru datang lagi."

"Ya, tahu." Gadis itu tahu Freya pemalu, dia juga tidak banyak berkata lagi, hanya saja sebelum pergi, beberapa gadis itu saling bertatapan dan berteriak, "Eh, si tampan, jagalah Ibu Freya kami dengan baik, semoga kamu bisa cepat menjadi suami guru kami!"

"Masih saja bilang!" Freya mengangkat tangan kearah mereka.

Beberapa gadis itu langsung tertawa dan kabur.

Wajah Freya sangatlah merah, dia berbalik dan berkata kepada Robert, "Sifat mereka ekstrovert, jadi suka sembarangan bicara, jangan hiraukan itu."

"Tidak apa-apa, anak muda suka bercanda, itu normal." Robert tertawa, dia tidak menghiraukan hal itu, "Lihatlah kamu juga keringatan, kamu boleh pergi mandi dulu, aku masih harus memasak beberapa lauk lagi, setidaknya masih harus butuh waktu satu jam baru bisa kelar."

"Sebenarnya boleh tidak begitu ribet........."

"Ini tidak ribet, sudah dibeli juga, sayang jika tidak dibuat." Kata Robert.

Melihatnya begitu ngotot, Freya tidak lagi membujuk lagi.

Dia juga tidak pergi mandi dulu, dia lalu berdiri disana dan mengobrol dengan Robert.

Ketika tahu Robert dan Natalie telah beli rumah baru, dan setelah selesai dekorasi akan segera pindah kesana, Freya merasa sedikit kaget, bersamaan dengan itu, dia juga merasa iri.

Orang lain semakin baik, dirinya malah semakin buruk.

Meskipun kelas tarinya berhasil dijalankan, namun tempatnya tidaklah terlalu bagus, dan dirinya juga tidak begitu terkenal, murid yang berhasil dia dapatkan sangatlah sedikit.

Sampai sekarang juga baru 6 murid saja, seorang juga baru beberapa ratus rmb saja, bahkan semuanya ditambahkan juga tidak cukup untuk membayar biaya sewa.

Melihat Freya yang penuh rasa bingung, Robert berkata, "Mengajar murid disini pasti sangatlah susah kan? Aku lihat sepertinya tidak banyak peluang bisnis juga."

"Iya." Freya tidak menutupinya, dia menganggukkan kepalanya dan berkata, "Tempat ini terlalu terpencil, pas baru mulai tidaklah terkenal, sangatlah sulit untuk merekrut orang."

"Benar katamu, lokasi tempat ini memang tidaklah bagus." Robert berkata sambil tersenyum, "Tapi kamu melupakan dua buah kelebihan yang paling besar, kamu tidak memanfaatkan mereka, jika bisa dimanfaatkan dengan biak, pasti bisa merekrut lebih banuak murid dengan cepat."

"huh? Kelebihan apa?" Tanya Freya dengan penasaran.

"Pertama, meskipun tempat lokasi ini sedikit terpencil, namun disekitar ini tidak lebih dari 500 meter ada sebuah tempat santai, dan dilihat dari lokasi komplek disekitar sana, orang disekitar sana harusnya lumayan ramai ketika malam, lingkungannya ekegan dan tempatnya juga luas, akan ada banyak orang yang pergi latihan disana atau mungkin jalan-jalan saja."

"Maksudmu mall dekat area barat sana? Disana ketika malam hari memang banyak orang, tapi apa hubungannya dengan merekrut murid?" Tanya Freya tidak mengerti.

"Tentu saja berhubungan, kalau disana ramai, kamu seharusnya membawa muridmu menjalankan kelas disana malam hari, dengan begitu orang lain bisa dengan langsung melihat kualitas pengajaranmu, bersamaan dengan itu, karena efek rombongan, juga lebih mudah untuk diperhatikan, setidaknya dibandingkan dengan kamu disini dan mengajar murid secara diam-diam, ini akan lebih mudah untuk membuat kamu terkenal." Jelas Robert.

Freya termasuk pintar, tidak lama kemudian dia langsung mengerti.

Matanya bersinar, benar juga, mengajar ditempat ramai, ditambah lagi memang adalah tipe tarian yang mudah menarik perhatian banyak orang, tentu saja akan lebih terkenal.

Ini sama saja dengan membuat sebuah iklan gratis untuk tempat kerjanya.

Dirinya sudah berada disini begitu lama, mengapa tidak terpikiran?

Melihat Robert, Freya penuh rasa salut, dia lalu bertanya, "Lalu apa kelebihan satunya lagi?"

"Kelebihan kedua tentu saja adalah kamu." Kata Robert.

"Aku?"

Robert tersenyum, "Tadi aku melihat sekilas, gerak-gerik tarianmu sangatlah bagus, sangat bisa menarik perhatian orang, jika mengajar diluar hanya demi menarik perhatian, maka kamu sendiri adalah poin pentingnya itu, jika tidak ada kamu, maka dampak mengajar diluar akan jauh lebih kecil."

Freya tercengang, dan wajahnya perlahan memerah lagi.

Hanya saja kali ini selain malu, dia juga sedikit senang.

Maksud perkataan Robert ini adalah tadi dirinya menari berhasil menarik perhatiannya kah?

Novel Terkait

Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu