Inventing A Millionaire - Bab 44 Berkunjung
Akuisisi itu benaran?
Pemikiran ini terlintas di benak Charles Ji, lalu dia pun langsung membantah pemikiran ini.
Seharusnya palsu!
Charles Ji sama sekali tidak menyadari, dari paling awal yang pasti palsu, sampai sekarang menjadi seharusnya palsu, pemikiran dia sudah tergoyah.
Waktu lewat dengan sangat cepat, pada hari minggu dua hari kemudian, pagi-pagi hari, Gaby dengan penuh semangat menarik Natalie Ning yang sangat lelah karena melakukan live streaming sampai sangat malam.
Karena hari ini adalah hari pulang ke rumah nenek, gadis kecil ini sudah menantikan hari ini dari hari senin.
Akhirnya sudah sampai akhir pekan, ia tidak ingin menundanya satu menit pun.
“Sangat lelah ya? Kalau tidak kamu tidur lagi, aku bawa dia pergi cuci muka.” Robert Huo berkata dengan perhatian.
“Tidak apa-apa, kamu juga sibuk bukan.” Natalie Ning sambil menggelengkan kepala, menepuk-tepuk wajahnya, agar dirinya menjadi lebih segar.
Sekarang pada dasarnya Toko Taobao sekarang ditangani oleh dirinya, pagi dia sibuk dengan memperbarui persediaan, membalas pesan customer, malam dari jam 7 sampai jam 1, ia terus melanjutkan live streaming selama 4 jam.
Ditambah dengan dirinya masih harus memperhatian pendidikan Gaby, ini membuat Natalie Ning hampir tidak memiliki waktu untuk beristirahat, tiba-tiba ia tidak bisa beradaptasi dengan intensitas seperti ini.
Untung Robert Huo beberapa hari ini tidak berangkat kerja, dan banyak membantunya, kalau tidak, Natalie Ning benar-benar akan sibuk sampai pingsan.
Masalah Suaminya tidak pergi bekerja, awalnya Natalie Ning merasa curiga, tapi karena Nova Ji sendiri yang meneleponnya dan memberikan penjelasan kepada dirinya, berkata kalau dirinya harus bekerja sama dengan Robert Huo untuk bersandiwara, perannya Robert Huo, adalah berdiam di rumah tidak pergi kemana-mana.
Kalau hanya Robert Huo sendiri saja yang berkata demikian, mungkin Natalie Ning tidak akan percaya, tapi ucapan dari Nova Ji, dirinya masih percaya.
Tidak peduli kedua ingin ingin menyandiwarakan adegan seperti apa, dia tidak akan ikut campur.
Seteleh cuci muka dan makan, lalu berberes dengan sederhana, Robert Huo mengganti pakaian kasual yang baru.
Modelnya sangat sederhana, mirip dengan pakaian olahraga yang disebutkan sebelumnya, Natalie Ning menyarankan dia untuk membelinya.
Karena akan pulang, bagaimanapun hasilnya, setidaknya harus tampil lebih terseri.
Robert Huo juga tidak membantah, orang mengandalkan pakaian, dan kuda mengandalkan pelana, tidak salah berpakaian bagus.
Bahkan Gaby pun sengaja mengganti menjadi rok suspender, dan terus bertanya apakah dirinya terlihat cantik.
“Tentu saja cantik, wanita cantik!” Robert Huo memuji dengan sambil tersenyum.
Gaby sambil merangkul tangannya dengan senyum manis, walaupun masih berumur 7 tahun, namun tingginya sudah hampir 130 cm, wajah yang cantik ini, benar-benar mewarisi kecantikan Natalie Ning, tampak seperti gadis cantik.
Sambil membawa kue bulan yang dibeli untuk orang tua, dan kepiting yang sengaja dipilih oleh Robert Huo kemarin di pasar seafood, satu keluarga memanggil taksi, dan menuju ke rumah orang tua.
Setelah 20 menit kemudian, taksi tersebut berhenti di sekitar toko buah.
Setelah turun dari mobil, sambil melihat toko buah yang tidak jauh itu, Natalie Ning merasakan bau-bau nostalgia yang tersamar-samar.
Beberapa tahun tidak pulang kemari, lalu melihat semuanya yang terlihat familiar ini, dia pun memiliki rasa seperti tidak nyata.
Atau dengan kata lain, tidak memiliki kepercayaan diri yang cukup.
Saat ini, seorang Ibu yang sedang membuang sampah di jalan melihat dia, lalu melihatnya dengan detil, tiba-tiba berkata dengan terkejut: “Duh, ini bukannya Natalie, sudah beberapa tahun tidak bertemu ya?”
“Iya, Halo Tante Xiao.” Natalie Ning menyapa Ibu tersebut.
“Baik baik baik, kamu ini, beberapa tahun tidak bertemu tetap terlihat begitu cantik.” Kata Tante Xiao, lalu ia melihat ke Robert Huo yang ada di samping Natalie Ning, dan kado yang dibawa di tangan, tersenyum dan bertanya: “Kenapa, datang memberi kado kepada Ayah dan Ibu kamu ya? Ya, kalau begitu cepat pergilah, nanti kalau sudah tidak ada urusan lagi datang ke rumahku ya.”
“Iya, terima kasih Tante Xiao.” Natalie Ning berkata dengan sangat sopan.
Setelah Tante Xiao pergi, Natalie Ning menghelakan nafas dengan dalam, lalu berkata kepada Robert Huo: “Kalau begitu kita ke sana yuk.”
Bisa terlihat, kalau dirinya terlihat sangat canggung, malah Robert Huo yang terlihat sangat tenang.
Semua yang ada di sini, bagi Shawn Li mungkin sangat tidak cocok, namun bagi Robert Huo, sama seperti pertama kali ia pulang kemari.
Dan sifat dia juga tidak seperti Shawn Li yang pengecut, kepercayaan dirinya, cukup membuat dia menghadapi segalanya dengan hati tenang.
Saat sekeluarga sampai di depan toko buah, Tante Xiao sedang berdiri di depan toko dan menyapa Cornelia Deng.
Penglihatan Gaby yang tajam, langsung melihat Cornelia Deng yang ada di dalam, langsung berteriak dengan senang: “Nenek!”
“Aduh cucu kesayanganmu sudah datang, pergilah, aku pulang dulu.” Tante Xiao sambil pergi dengan tersenyum.
Saat Cornelia Deng keluar dari toko buah, dan melihat Natalie Ning, dengan tidak sadar ia ingin maju ke depan, tapi melihat Robert Huo yang berdiri di samping, ia menghentikan langkahnya lagi.
Terhadap menantu ini, Cornelia Deng sangat tidak suka dengannya, biarpun Eugene Ning beberapa hari ini sudah menceritakan banyak hal baik tentang dirinya, Cornelia Deng dan Ardi Ning juga tidak memiliki niat untuk mengubah pemikiran mereka.
Namun Gaby tidak peduli begitu banyak, dengan senang ia berlari dan memeluknya, “Nenek, aku kangen dengan kamu!”
Mendengar suara cucunya yang lucu dan hangat itu, hati Cornelia Deng merasa tidak enak, buru-buru membungkuk dan memeluknya, berkata: “Nenek juga kangen dengan kamu.”
Gaby tersenyum, dan berkata: “Hari Ayah Ibu dan aku datang bersama-sama, Ayah membeli kepiting yang super besar untuk kalian!”
Gadis kecil ini sangat pintar, ia tahu hubungan Kakek Nenek dengan Ayah kurang baik, jadi ingin mengatakan hal yang menyenangkan untuk menghangatkan suasana.
Cornelia Deng melihat sekilas ke Robert Huo, dengan datar ia berkata: “Tidak punya nasib baik, tidak sanggup makan barang sebagus itu.”
Di saat yang sama, Ardi Ning dan Eugene Ning juga keluar dari toko buah.
Toko tersebut dipulih kembali ketika pembongkaran, lantai pertama dan lantai kedua dijual bersama, ditambah dengan toko buah juga tidak memerlukan tempat yang begitu besar, lalu mereka pun mengubah lantai dua menjadi kamar, dan rumah yang dibongkar itu, disewa dalam jangka panjang.
Tadi mereka semua sedang sarapan, mendengar suara Gaby baru keluar untuk melihat-lihat.
Melihat anak mereka datang, Ardi Ning juga sama seperti Cornelia Deng, seperti ingin mengatakan sesuatu, namun ketika melihat Robert Huo, langsung terdiam lagi, wajah pun terlihat dingin.
Melihat ekspresi mereka berdua, hati Natalie Ning merasa sedih, namun tidak tahu harus mengatakan apa, hanya bisa memanggil: “Ayah, Ibu.”
Eugene Ning adalah orang yang pintar, langsung berkata: “Wah, Kakak sudah kemari, cepat cepat cepat, masuk ke dalam, pasti belum sarapan kan? Tadi baru beli susu kedelai dan cakwe, dari toko Wang yang di ujung jalan itu, kamu paling suka!”
Sambil ngomong, Eugene Ning berlari ke ke sana untuk menarik Natalie Ning dan Robert Huo lalu berjalan masuk ke dalam toko buah.
Ardi Ning langsung melototi matanya, berkata dengan marah: “Banyak sekali omong kosong kamu, kamu ingin makan masuk sana makan sendiri!”
Dengan sedikit kaku Eugene Ning menghentikan langkahnya, berkata: “Ayah, Kakak datang melihat kamu dan Ibu, bagaimanapun berikan sedikit muka kepadanya!”
“Berikan muka kepadanya? Aku masih ada muka?” Ardi Ning berkata dengan semakin kesal, lalu, dia melihat ke Natalie Ning, berkata : “Kamu adalah anakku, dulu iya, kedepannya juga iya, asal aku masih hidup, tidak akan kekurangan sesuap nasi untukmu di rumah, tapi kamu masuk, biar dia enyah dari sini!”
Ardi Ning tidak menyebutkan nama, namun siapapun tahu yang dia maksud itu siapa.
Hati Natalie Ning semakin sedih, menundukkan kepala, berkata: “Ayah…..Shawn….sebenarnya sudah banyak berubah.”
“Kamu jangan coba mengelabui aku di sini, dia bisa berubah? Sulit mengubah anjing untuk tidak memakan kotoran! Dia adalah orang seperti apa, kamu tahu, aku juga tahu!” Ardi Ning terlihat sangat kesal, lalu berkata kepada Robert Huo dengan marah: “Dan kamu, sikap anakku lembut, dan baik hati, tapi kamu seorang pria, selalu bersembunyi di balik wanita, kamu tidak merasa malu? Jika masih punya malu, sekarang juga enyahlah, jangan sampai membuat aku memukul kamu dengan sapu!”
“Ayah!” Eugene Ning memanggilnya.
“Kamu diam! Masuk ke dalam sana!” Kata Ardi Ning sambil marah.
Eugene Ning masih ingin mengatakan sesuatu, namun ditahan oleh Robert Huo.
lalu ia memberikan barang yang ada di tangannya kepada Eugene Ning, lalu Robert Huo berkata: “Bawa ke dalam dulu.”
Eugene Ning mengambil kue bulan dan kepiting, melihat ke Ardi Ning, lalu melihat lagi ke Robert Huo, akhirnya ia berkata dengan suara pelan: “Temperamen Ayahku memang seperti itu, dulu ia sangat kesal kepadamu, jadi kamu bersabarlah.”
“Tenang saja.” Robert Huo tersenyum kepadanya.
Sekarang Eugene Ning juga sangat percaya kepadanya, tidak banyak berkata, membawa barang hendak masuk ke dalam.
Berjalan ke depan pintu, dihalangi oleh Ardi Ning: “Siapa yang mengizinkan kamu mengambil barang dari dia, buang!”
Saat ini, Robert Huo berkata: “Anda marah kepadaku, aku paham, tapi kue bulan ini telah dipilih oleh Natalie dengan lama, mengingat Anda sudah berumur, tidak boleh makan gula yang terlalu banyak, lebih memilih-milih makanan juga, jadi ia mencari dengan sangat lama baru menemukan kue bulan yang tanpa gula ini, rasanya juga enak, Anda membuangnya, yang terluka bukan aku, tapi Natalie.
Ardi Ning tadi sudah hampir ingin merebut barang dari anak laki-lakinya yang tidak mau mendengarkan kata-katanya ini dan membuang barang tersebut, namun mendengar Robert Huo berkata demikian, gerakannya pun sedikit tertegun.
Dan di saat yang sama, Gaby ikut berkata: “Iya Kakek, Ibu mencarinya dengan sangat sangat lama, Ibu berkata kalau Kakek pasti suka, bahkan aku ingin memakannya pun tidak diperbolehkan dia!”
Ucapan Robert Huo, Ardi Ning belum tentu percaya, tapi ucapan cucunya, dia percaya.
Novel Terkait
Mr Huo’s Sweetpie
EllyaNikah Tanpa Cinta
Laura WangHabis Cerai Nikah Lagi
GibranCutie Mom
AlexiaAsisten Bos Cantik
Boris DreyThat Night
Star AngelPejuang Hati
Marry SuKembali Dari Kematian
Yeon KyeongInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li