Inventing A Millionaire - Bab 173 Nicho Huo

“Sebenarnya, ketika pertama kali tahu bahwa aku menghasilkan uang sebanyak ini, aku juga mengira tengah bermimpi. Aku harus berterima kasih pada Shawn Li, sebab dia sangat pandai berbisnis, sementara aku tidak. Adikku, Eugene Ning, juga ia bantu mengelola toko Taobao pabriknya. Hanya dalam dua bulan, dia dalam sebulan bisa menjual lebih dari seribu pemanas air! Ada pula perusahaan Nova Ji. Shawn Li membantunya mendapatkan satu miliar yuan dari keluarga Ji. Mereka sedang merencanakan sebuah bisnis besar. Dibanding mereka, aku hanya semut kecil.”

Wajah Natalie Ning penuh kebanggaan dan kepercayaan diri. Ia bukan orang yang suka pamer, namun di ajang seperti ini, demi membuat teman-teman lama memiliki kesan yang lebih baik pada suaminya, ia merasa perlu menceritakan semua ini.

Semua tercengang. Jika pendapatan bulanan sebesar empat juta yuan saja sudah mampu membuat mereka terhenyak, maka modal satu miliar yuan sanggup membuat alam pikiran mereka kosong-melompong.

Tidak peduli objek apa pun, asal angkanya mencapai sembilan digit, itu akan jadi luar biasa.

Meski uang itu milik keluarga Ji, namun berapa banyak orang yang punya kualifikasi untuk ambil bagian dalam bisnis bernilai satu miliar yuan?

“Bagaimana Taobao bisa menghasilkan begitu banyak uang…... Beberapa bulan lalu, kamu bilang kamu usahamu sangat sepi……” Seseorang melontarkan keraguan.

“Bukankah sudah kubilang aku sangat buruk dalam berbisnis? Aku sepenuhnya mengandalkan Shawn Li. Tanpa dia, mana bisa aku berpenghasilan segini?” Natalie Ning memandang Robert Huo dengan wajah bahagia.

Ada pemujaan di ekspresi matanya. Nominal penghasilannya mungkin palsu, sebab siapa pun bisa berbohong. Tetapi, melihat ekspresinya begitu nyata, sungguh tidak ada siapa pun yang bisa lanjut curiga.

Jadi, ia menceritakan yang sebenarnya…...

Ketika pikiran ini muncul di benak, semua orang tidak tahu harus bertindak apa.

Saat datang kemari, mereka ingin melihat bagaimana buruk keadaan mantan siswi pujaan, juga ingin melihat seberapa tidak kompetennya pria yang ia nikahi. Setelah mengetahui dua hal ini, mereka berencana untuk memamerkan semua pencapaian mereka biar dia makin menyesali kehidupannya.

Namun, rencana mereka tidak mulus. Yang menyesal kini malah mereka……

Mana lelucon yang mereka sudah siapkan? Yang ada, merekalah yang dijadikan lelucon oleh Robert Huo dan Natalie Ning!

Bahkan, Pan Simi pun sangat terkejut. Ia merasa Robert Huo hanya seorang bajingan yang pandai merayu wanita. Nyatanya, di balik keburukannya itu, ia punya talenta berbisnis yang luar biasa!

Penghasilan bulanan sebesar empat juta yuan bukanlah sesuatu yang dapat dilakukan siapa pun. Tanpa talenta, angka segitu hanya mimpi di siang bolong.

Mungkin menyadari kecanggungan teman-temannya, Natalie Ning tidak bertutur lebih jauh.

Wanita itu hanya ingin menuturkan sisi baik suaminya pada orang lain. Secara bersamaan, ia juga ingin mereka tahu bahwa ia sekarang memiliki kehidupan yang sangat bahagia. Cukup, dua itu saja.

Robert Huo sedari awal tidak banyak bicara. Hanya saja, setiap gerak-geriknya terasa seperti tengah menampar wajah para peserta reuni.

Pada momen ini, ada banyak orang yang bahkan tidak berani melihat Robert Huo. Bila bertukar tatapan dengannya, mereka akan merasa canggung sampai ingin menggali lubang dan bersembunyi di dalamnya.

Alhasil, lanjutan jamuan makan menjadi sangat membosankan.

Selain Robert Huo dan Natalie Ning yang saling menunjukkan kasih sayang, yang lain makan dan minum dalam diam. Tidak ada komunikasi lagi di antara mereka.

Satu sendok kecil kaviar berharga beberapa ribu yuan terasa hambar. Sebotol minuman anggur seharga dua puluh ribu yuan terasa pahit. Bahkan, jamon iberico tidak ada yang menyentuh.

Semakin banyak dan mahal makanan yang dimakan, hati mereka semakin gerah.

Yang merasa paling gerah adalah Handy Niu dan Debby Meng. Saat sekolah, mereka termasuk murid yang sangat tidak mencolok.

Setelah menikah dan mendapat pekerjaan yang bagus, rasa percaya diri mereka meningkat drastis.

Keduanya mengira mereka bisa melampaui Natalie Ning, biarlah dia melihat kebahagiaan mereka berdua. Nyatanya, mereka malah “diserang” dengan sangat kencang.

Kebahagiaan macam apa yang mereka punya?

Shawn Li dan Natalie Ning lah yang sebenarnya bahagia!

Pan Simi awalnya sudah mengatur untuk karaoke sehabis makan. Tetapi, sekarang, yang ini bilang kantornya ada urusan mendadak, yang itu bilang tidak enak badan. Semua pergi ke segala arah dengan alibi masing-masing.

Beberapa teman yang sebelumnya tidak berbicara namun punya kepribadian baik berinisiatif untuk pamit dengan Natalie Ning.

Sebelum bergegas, mereka tidak lupa pamit pada Robert Huo. Anggaplah mereka sedang membangun relasi yang menguntungkan……

Menyikapi orang-orang ini, respon si pria tidak rendah hati atau pun sombong. Ekspresinya sopan dan antusias.

Hanya dengan respon seperti ini, orang-orang itu merasa puas. Kesan mereka pada Robert Huo pun mulai membaik.

Mungkin, pria ini tidak seburuk yang ada dalam bayangan mereka. Bisa jadi, Natalie Ning dulu hanya melebih-lebihkan cerita soal urusan-urusan rumah tangganya yang memusingkan. Dengan kata lain, mereka dulu seharusnya tidak menganggap penuturan-penuturan si wanita sebagai sesuatu yang sungguhan.

Setelah semuanya pergi, ketika Pan Simi bergegas membayar ke kasir, manajer operasional restoran muncul. Ia memberitahukan bahwa tagihan mereka didiskon dua puluh persen.

Mengapa bisa didiskon dua puluh persen, jawabannya tidak perlu dipikirkan ribet-ribet.

Walau bisa menghemat banyak uang, Pan Simi tidak begitu senang. Kegerahan di hatinya malah berlipat ganda.

Bagaimana bisa seorang bajingan jadi selihai ini? Apakah langit buta?

“Pan Simi, bawa pulang jamon iberico ini. Rasanya sangat enak.” Natalie Ning menghampiri.

Di antara sajian-sajian gratis dari restoran, ada sebotol minuman anggur yang belum dibuka. Selain itu, selain Natalie Ning makan beberapa potong, jamon iberico juga tidak disentuh.

Ini adalah sepotong ham yang harganya puluhan ribu yuan, jadi tidak boleh dibuang begitu saja!

Pan Simi melirik ke arah Robert Huo, lalu menggelengkan kepala dan berkata: “Kalau kamu suka kamu saja yang bawa pulang, sekalian kasih Gaby cicip-cicip. Aku tidak suka makan daging.”

Natalie Ning menghela nafas tanpa menawar lagi. Bagaimana pun, jamon iberico ini diberikan secara gratis oleh manajer operasional pada Robert Huo. Jika Pan Simi setuju untuk membawanya pulang, itu sama saja dengan mengakui kelihaian suaminya. Dengan penghargaan dirinya yang tinggi, Pan Simi bahkan tidak mau merendah untuk menyelesaikan kesalahpahamannya dengan Nova Ji, jadi bagaimana dia rela menerima makanan sisa? Jalan pikirannya ini bisa dipahami.

“Masalah Nova Ji, aku akan membuat janji di lain hari. Nanti aku akan undang kalian berdua untuk minum teh.” Natalie Ning bertutur.

Wanita itu benar-benar tidak ingin membiarkan kesalahpahaman ini berlanjut. Dia ingin kedua mantan teman sekolahnya berbaikan!

Pan Simi mengangkat bahu dan menanggapi: “Aku oke saja. Terserah kamu enaknya bagaimana.”

Natalie Ning senang dengan tanggapannya. Mereka bertukar beberapa kalimat lagi, lalu wanita itu pulang ke rumah sambil membawa bungkus jamon iberico.

Melihat Natalie Ning menenteng bungkus makanan di satu tangan dan menggantungkan satu tangan lainnya ke lengan Robert Huo, siapa pun bisa merasakan kegembiraan di hatinya, bahkan jika hanya menatap bayangan tubuhnya.

Pan Simi menatap punggung Robert Huo untuk waktu yang lama, lalu berbalik badan dan melangkah pergi sembari bersenandung pelan.

Pada waktu bersamaan, di dalam sebuah ruang perawatan intensif milik Rumah Sakit Yanhai, seorang paruh baya memandangi Thiago Huo, yang terbaring di ranjang, dengan raut muram.

Seorang dokter pria berusia lima puluhan berdiri di sebelah. Dengan penuh hormat, dokter itu melapor: “Berdasarkan pengamatan kami, pemulihan operasi Tuan Muda Huo berjalan baik. Tidak ada tanda-tanda infeksi sama sekali, namun sayangnya bagian tubuhnya yang terluka adalah sendi sensitif. Jadi, meski sudah pakai pelat logam, cederanya mungkin akan berdampak sedikit pada kinerja anggota gerak bawahnya di masa depan…... “

“Maksudmu, putraku bisa jadi lumpuh?” Pria paruh baya itu menyela dokter.

Pria itu merupakan satu satu figur kuat keluarga Huo. Ia bernama Nicho Huo, ayah dari Thiago Huo.

Sebagai sosok yang berkuasa dalam mengontrol keluarga Huo, Nicho Huo memiliki status yang tinggi di dalam keluarga. Meskipun belum masuk dewan tetua keluarga, tidak ada yang berani macam-macam dengannya.

Justru karena statusnya yang tinggi dan sikapnya yang protektif pada si anak, Thiago Huo jadi dimanjakan tanpa batas sejak kecil.

Sekarang tangan dan kaki putranya itu diapa-apakan orang, bagaimana mungkin Nicho Huo tidak murka!

Terkejut dengan ekspresi dan nada bicaranya yang suram, dokter itu buru-buru mengklarifikasi: “Bukan lumpuh juga, paling hanya sedikit terlihat tidak alami saat berjalan. Itu bukan masalah serius……”

Nicho Huo tidak tertarik mendengarkan penjelasan lebih lanjut dari dokter. Ia hanya tahu bahwa anaknya akan mengalami gejala sisa dari tragedi ini. Cukup, itu saja.

Seiring dengan dibukanya pintu, Nicho Huo berjalan masuk.

Thiago Huo, yang tengah terbaring, menoleh. Pria itu seketika terlihat ingin menangis: “Ayah!”

“Masih punya muka untuk memanggilku ayah? Kamu sudah membuatku kehilangan kehormatan diri!” Nicho Huo mengutarakan ketidaksenangan.

Begitu terluka, Thiago Huo memanggil ambulans sendiri. Mempertimbangkan potensi dampak insidennya ke keluarga, ia tidak pulang ke kota tempat keluarga Huo berdomisili. Pria itu lebih memilih datang ke Rumah Sakit Yanhai, yang berada di tepi laut.

Tempat ini termasuk teritori Nicho Huo, juga merupakan basis penting untuk departemen pemasaran perusahaan.

Nicho Huo kala itu tengah punya urusan penting, jadi telat datang beberapa hari. Begitu ia tiba, Thiago Huo telah menyelesaikan operasi.

Meski sangat marah pada oknum yang berani memukuli putranya sampai seperti ini, melihat kondisi tragisnya, si ayah jadi ikutan emosi dengan Thiago Huo.

Keluarga Huo punya kedudukan macam apa?

Keluarga ini merupakan salah satu keluarga dengan status teratas di China. Sebagai salah satu keturunan utama keluarga Huo, bisa dipukuli sampai begini rupa, kamu masih punya wajah untuk menangis?

Novel Terkait

King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu