Inventing A Millionaire - Bab 173 Nicho Huo
“Sebenarnya, ketika pertama kali tahu bahwa aku menghasilkan uang sebanyak ini, aku juga mengira tengah bermimpi. Aku harus berterima kasih pada Shawn Li, sebab dia sangat pandai berbisnis, sementara aku tidak. Adikku, Eugene Ning, juga ia bantu mengelola toko Taobao pabriknya. Hanya dalam dua bulan, dia dalam sebulan bisa menjual lebih dari seribu pemanas air! Ada pula perusahaan Nova Ji. Shawn Li membantunya mendapatkan satu miliar yuan dari keluarga Ji. Mereka sedang merencanakan sebuah bisnis besar. Dibanding mereka, aku hanya semut kecil.”
Wajah Natalie Ning penuh kebanggaan dan kepercayaan diri. Ia bukan orang yang suka pamer, namun di ajang seperti ini, demi membuat teman-teman lama memiliki kesan yang lebih baik pada suaminya, ia merasa perlu menceritakan semua ini.
Semua tercengang. Jika pendapatan bulanan sebesar empat juta yuan saja sudah mampu membuat mereka terhenyak, maka modal satu miliar yuan sanggup membuat alam pikiran mereka kosong-melompong.
Tidak peduli objek apa pun, asal angkanya mencapai sembilan digit, itu akan jadi luar biasa.
Meski uang itu milik keluarga Ji, namun berapa banyak orang yang punya kualifikasi untuk ambil bagian dalam bisnis bernilai satu miliar yuan?
“Bagaimana Taobao bisa menghasilkan begitu banyak uang…... Beberapa bulan lalu, kamu bilang kamu usahamu sangat sepi……” Seseorang melontarkan keraguan.
“Bukankah sudah kubilang aku sangat buruk dalam berbisnis? Aku sepenuhnya mengandalkan Shawn Li. Tanpa dia, mana bisa aku berpenghasilan segini?” Natalie Ning memandang Robert Huo dengan wajah bahagia.
Ada pemujaan di ekspresi matanya. Nominal penghasilannya mungkin palsu, sebab siapa pun bisa berbohong. Tetapi, melihat ekspresinya begitu nyata, sungguh tidak ada siapa pun yang bisa lanjut curiga.
Jadi, ia menceritakan yang sebenarnya…...
Ketika pikiran ini muncul di benak, semua orang tidak tahu harus bertindak apa.
Saat datang kemari, mereka ingin melihat bagaimana buruk keadaan mantan siswi pujaan, juga ingin melihat seberapa tidak kompetennya pria yang ia nikahi. Setelah mengetahui dua hal ini, mereka berencana untuk memamerkan semua pencapaian mereka biar dia makin menyesali kehidupannya.
Namun, rencana mereka tidak mulus. Yang menyesal kini malah mereka……
Mana lelucon yang mereka sudah siapkan? Yang ada, merekalah yang dijadikan lelucon oleh Robert Huo dan Natalie Ning!
Bahkan, Pan Simi pun sangat terkejut. Ia merasa Robert Huo hanya seorang bajingan yang pandai merayu wanita. Nyatanya, di balik keburukannya itu, ia punya talenta berbisnis yang luar biasa!
Penghasilan bulanan sebesar empat juta yuan bukanlah sesuatu yang dapat dilakukan siapa pun. Tanpa talenta, angka segitu hanya mimpi di siang bolong.
Mungkin menyadari kecanggungan teman-temannya, Natalie Ning tidak bertutur lebih jauh.
Wanita itu hanya ingin menuturkan sisi baik suaminya pada orang lain. Secara bersamaan, ia juga ingin mereka tahu bahwa ia sekarang memiliki kehidupan yang sangat bahagia. Cukup, dua itu saja.
Robert Huo sedari awal tidak banyak bicara. Hanya saja, setiap gerak-geriknya terasa seperti tengah menampar wajah para peserta reuni.
Pada momen ini, ada banyak orang yang bahkan tidak berani melihat Robert Huo. Bila bertukar tatapan dengannya, mereka akan merasa canggung sampai ingin menggali lubang dan bersembunyi di dalamnya.
Alhasil, lanjutan jamuan makan menjadi sangat membosankan.
Selain Robert Huo dan Natalie Ning yang saling menunjukkan kasih sayang, yang lain makan dan minum dalam diam. Tidak ada komunikasi lagi di antara mereka.
Satu sendok kecil kaviar berharga beberapa ribu yuan terasa hambar. Sebotol minuman anggur seharga dua puluh ribu yuan terasa pahit. Bahkan, jamon iberico tidak ada yang menyentuh.
Semakin banyak dan mahal makanan yang dimakan, hati mereka semakin gerah.
Yang merasa paling gerah adalah Handy Niu dan Debby Meng. Saat sekolah, mereka termasuk murid yang sangat tidak mencolok.
Setelah menikah dan mendapat pekerjaan yang bagus, rasa percaya diri mereka meningkat drastis.
Keduanya mengira mereka bisa melampaui Natalie Ning, biarlah dia melihat kebahagiaan mereka berdua. Nyatanya, mereka malah “diserang” dengan sangat kencang.
Kebahagiaan macam apa yang mereka punya?
Shawn Li dan Natalie Ning lah yang sebenarnya bahagia!
Pan Simi awalnya sudah mengatur untuk karaoke sehabis makan. Tetapi, sekarang, yang ini bilang kantornya ada urusan mendadak, yang itu bilang tidak enak badan. Semua pergi ke segala arah dengan alibi masing-masing.
Beberapa teman yang sebelumnya tidak berbicara namun punya kepribadian baik berinisiatif untuk pamit dengan Natalie Ning.
Sebelum bergegas, mereka tidak lupa pamit pada Robert Huo. Anggaplah mereka sedang membangun relasi yang menguntungkan……
Menyikapi orang-orang ini, respon si pria tidak rendah hati atau pun sombong. Ekspresinya sopan dan antusias.
Hanya dengan respon seperti ini, orang-orang itu merasa puas. Kesan mereka pada Robert Huo pun mulai membaik.
Mungkin, pria ini tidak seburuk yang ada dalam bayangan mereka. Bisa jadi, Natalie Ning dulu hanya melebih-lebihkan cerita soal urusan-urusan rumah tangganya yang memusingkan. Dengan kata lain, mereka dulu seharusnya tidak menganggap penuturan-penuturan si wanita sebagai sesuatu yang sungguhan.
Setelah semuanya pergi, ketika Pan Simi bergegas membayar ke kasir, manajer operasional restoran muncul. Ia memberitahukan bahwa tagihan mereka didiskon dua puluh persen.
Mengapa bisa didiskon dua puluh persen, jawabannya tidak perlu dipikirkan ribet-ribet.
Walau bisa menghemat banyak uang, Pan Simi tidak begitu senang. Kegerahan di hatinya malah berlipat ganda.
Bagaimana bisa seorang bajingan jadi selihai ini? Apakah langit buta?
“Pan Simi, bawa pulang jamon iberico ini. Rasanya sangat enak.” Natalie Ning menghampiri.
Di antara sajian-sajian gratis dari restoran, ada sebotol minuman anggur yang belum dibuka. Selain itu, selain Natalie Ning makan beberapa potong, jamon iberico juga tidak disentuh.
Ini adalah sepotong ham yang harganya puluhan ribu yuan, jadi tidak boleh dibuang begitu saja!
Pan Simi melirik ke arah Robert Huo, lalu menggelengkan kepala dan berkata: “Kalau kamu suka kamu saja yang bawa pulang, sekalian kasih Gaby cicip-cicip. Aku tidak suka makan daging.”
Natalie Ning menghela nafas tanpa menawar lagi. Bagaimana pun, jamon iberico ini diberikan secara gratis oleh manajer operasional pada Robert Huo. Jika Pan Simi setuju untuk membawanya pulang, itu sama saja dengan mengakui kelihaian suaminya. Dengan penghargaan dirinya yang tinggi, Pan Simi bahkan tidak mau merendah untuk menyelesaikan kesalahpahamannya dengan Nova Ji, jadi bagaimana dia rela menerima makanan sisa? Jalan pikirannya ini bisa dipahami.
“Masalah Nova Ji, aku akan membuat janji di lain hari. Nanti aku akan undang kalian berdua untuk minum teh.” Natalie Ning bertutur.
Wanita itu benar-benar tidak ingin membiarkan kesalahpahaman ini berlanjut. Dia ingin kedua mantan teman sekolahnya berbaikan!
Pan Simi mengangkat bahu dan menanggapi: “Aku oke saja. Terserah kamu enaknya bagaimana.”
Natalie Ning senang dengan tanggapannya. Mereka bertukar beberapa kalimat lagi, lalu wanita itu pulang ke rumah sambil membawa bungkus jamon iberico.
Melihat Natalie Ning menenteng bungkus makanan di satu tangan dan menggantungkan satu tangan lainnya ke lengan Robert Huo, siapa pun bisa merasakan kegembiraan di hatinya, bahkan jika hanya menatap bayangan tubuhnya.
Pan Simi menatap punggung Robert Huo untuk waktu yang lama, lalu berbalik badan dan melangkah pergi sembari bersenandung pelan.
Pada waktu bersamaan, di dalam sebuah ruang perawatan intensif milik Rumah Sakit Yanhai, seorang paruh baya memandangi Thiago Huo, yang terbaring di ranjang, dengan raut muram.
Seorang dokter pria berusia lima puluhan berdiri di sebelah. Dengan penuh hormat, dokter itu melapor: “Berdasarkan pengamatan kami, pemulihan operasi Tuan Muda Huo berjalan baik. Tidak ada tanda-tanda infeksi sama sekali, namun sayangnya bagian tubuhnya yang terluka adalah sendi sensitif. Jadi, meski sudah pakai pelat logam, cederanya mungkin akan berdampak sedikit pada kinerja anggota gerak bawahnya di masa depan…... “
“Maksudmu, putraku bisa jadi lumpuh?” Pria paruh baya itu menyela dokter.
Pria itu merupakan satu satu figur kuat keluarga Huo. Ia bernama Nicho Huo, ayah dari Thiago Huo.
Sebagai sosok yang berkuasa dalam mengontrol keluarga Huo, Nicho Huo memiliki status yang tinggi di dalam keluarga. Meskipun belum masuk dewan tetua keluarga, tidak ada yang berani macam-macam dengannya.
Justru karena statusnya yang tinggi dan sikapnya yang protektif pada si anak, Thiago Huo jadi dimanjakan tanpa batas sejak kecil.
Sekarang tangan dan kaki putranya itu diapa-apakan orang, bagaimana mungkin Nicho Huo tidak murka!
Terkejut dengan ekspresi dan nada bicaranya yang suram, dokter itu buru-buru mengklarifikasi: “Bukan lumpuh juga, paling hanya sedikit terlihat tidak alami saat berjalan. Itu bukan masalah serius……”
Nicho Huo tidak tertarik mendengarkan penjelasan lebih lanjut dari dokter. Ia hanya tahu bahwa anaknya akan mengalami gejala sisa dari tragedi ini. Cukup, itu saja.
Seiring dengan dibukanya pintu, Nicho Huo berjalan masuk.
Thiago Huo, yang tengah terbaring, menoleh. Pria itu seketika terlihat ingin menangis: “Ayah!”
“Masih punya muka untuk memanggilku ayah? Kamu sudah membuatku kehilangan kehormatan diri!” Nicho Huo mengutarakan ketidaksenangan.
Begitu terluka, Thiago Huo memanggil ambulans sendiri. Mempertimbangkan potensi dampak insidennya ke keluarga, ia tidak pulang ke kota tempat keluarga Huo berdomisili. Pria itu lebih memilih datang ke Rumah Sakit Yanhai, yang berada di tepi laut.
Tempat ini termasuk teritori Nicho Huo, juga merupakan basis penting untuk departemen pemasaran perusahaan.
Nicho Huo kala itu tengah punya urusan penting, jadi telat datang beberapa hari. Begitu ia tiba, Thiago Huo telah menyelesaikan operasi.
Meski sangat marah pada oknum yang berani memukuli putranya sampai seperti ini, melihat kondisi tragisnya, si ayah jadi ikutan emosi dengan Thiago Huo.
Keluarga Huo punya kedudukan macam apa?
Keluarga ini merupakan salah satu keluarga dengan status teratas di China. Sebagai salah satu keturunan utama keluarga Huo, bisa dipukuli sampai begini rupa, kamu masih punya wajah untuk menangis?
Novel Terkait
My Lady Boss
GeorgeBaby, You are so cute
Callie WangMy Enchanting Guy
Bryan WuMy Superhero
JessiLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieCantik Terlihat Jelek
SherinInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li