Inventing A Millionaire - Bab 272 Beruntung
Robert Huo dapat melihat keanehan Natalie Ning, Dia tidak bersikap terlalu terang-terangan, dia hanya berkata dengan acuh tak acuh: "Aku juga tidak tahu kapan kehilangan ingatan. Pan Simi lah yang bertanya kepadaku tentang masa lalu, tiba-tiba aku menemukan diriku tidak bisa mengingatnya lagi. "
Natalie Ning menatapnya, kepanikan di matanya terlihat jelas.
Dia adalah wanita yang tidak pandai berbohong, tidak peduli bagaimana dia mencoba untuk berpura-pura tenang, dia tetap tidak bisa bergerak dan setenang Robert Huo.
Ini adalah sikap dan ketenangan seseorang setelah mengalami hal-hal berbahaya dalam waktu yang lama.
"Aku juga tidak begitu jelas. Sebelumya belum pernah aku mendengarmu mengatakan ini.” Natalie Ning melihat ke arahnya.
“Lalu bagaimana kita saling kenal” Tanya Robert Huo.
"Kita sudah saling kenal sepanjang waktu, kita adalah teman baik." Kata Natalie Ning.
Tidak peduli nada atau ekspresi kata-kata ini, terlihat tidak benar.
Robert Huo bisa melihat Natalie Ning menyembunyikan sesuatu. Walau dia tidak tahu apa itu, tapi dia tidak bertanya lagi.
Karena dia tahu satu hal dengan sangat baik, Natalie Ning tidak akan melukai dirinya, dia menyembunyikan ini karena ada alasannya tersendiri. Apakah penting alasannya apa?
Bahkan bagi Robert Huo, tahu atau tidak Shawn Li dulu orang yang bagaimana, melakukan apa, ini sedikitpun tidak penting.
Dia bukan lah Shawn Li, dan tidak ingin menjadi Shawn Li, mengapa dia harus banyak mengetahuinya.
Dan jika terus bertanya, hanya akan merusak hubungannya dengan Natalie Ning. Dilihat dari penampilannya, begitu dia bertanya sampai akhir, hanya akan ada kemungkinan sangat burut akhirnya.
Kalau begitu, kenapa repot-repot bertanya
Robert Huo tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak seharusnya dia lakukan.
Namun, melihat Robert Huo tidak bertanya lagi, Natalie Ning dengan sangat gugup bertanya: "Mengapa kamu tidak bertanya lagi?"
“Kenapa harus bertanya?” Robert Huo tersenyum dan memeluknya, berkata: “Menurutku sekarang juga sudah cukup baik. Lupakan masa lalu, Aku adalah aku yang baru. Bukannya kita telah sepakat, kita akan saling mengenal kembali. Kalau begitu anggap saja masa lalui tidak pernah terjadi.”
“Tapi, apakah kamu tidak ingin tahu tentang siapa kamu, dari mana asalmu?” Natalien Ning kembali bertanya.
Kalimat ini mengungkapkan beberapa petunjuk bahwa Shawn Li mungkin bukan penduduk lokal.
Sebenarnya, selama beberapa hari pertama kelahirannya kembali, Robert Huo menyadari bahwa logatnya tidak terlalu sama dengan aksen penduduk setempat. Meski setiap orang berbicara bahasa mandarin, tapi karena perbedaan daerah tetap membuat pelafalannya berbeda.
Namun saat itu, Dia masih memikirkan bagaimana menyesuaikan diri dengan identitas barunya, tidak terpikirkan hal-hal lainnya.
Meskipun aksennya sedikit berbeda, menurutnya itu normal.
Sekarang tampaknya dia kemungkinan bukan orang lokal, jika tidak, Natalie Ning tidak akan bertanya apakah dia tidak penasaran dengan asalnya dan orang seperti apa dia.
“Tidak ada yang perlu ditanyakan, tidak peduli dari mana asalku atau kemana aku ingin pergi, selama aku tahu apa yang aku lakukan, itu cukup.” Kata Robert Huo sambil tersenyum.
Natalie Ning menundukkan kepalanya dalam diam, seolah memikirkan sesuatu.
Terlihat jelas dia ragu, mungkin karena dia memikirkan apakah perlu megatakan yang sebenarnya ke Robert Huo.
Tetapi pada akhirnya, dia tidak mengatakan apa-apa, ini juga tidak terlalu mengejutkan.
Menurut psikologi manusia, ketika seseorang ingin mengatakan yang sebenarnya, dia seringkali sangat lugas. Hanya ketika ingin berbohong, baru akan ragu-ragu. Dan bisa merusak ini teori ini, dia cukup lancar berbohong daripada mengatakan yang sebenarnya, ini berarti dirinya sendiri adalah penipu.
Oleh karena itu, Robert Huo tidak ingin di saat Natalie Ning ragu-ragu mengatakan ini semua, karena ini mungkin akan membuatnya tanpa sadar kehilangan sesuatu.
Tidak mengatakannya, dia tidak akan menyalahkan siapapun, karena tidak tahu alasan yang sebenarnya, jadi dia tidak pantas menyalahkan orang lain.
Tetapi jika Natalie Ning mengatakannya dan berbohong tentang ini, maka itu akan tidak baik.
Jadi, Robert Huo lebih suka tidak tahu apa-apa, dan tidak berharap memiliki kesalahpahaman dengan Natalie Ning.
Lalu Gaby melihat mereka berdua, dan segera berlari keluar dari toko buah dengan gembira: "Ayah. Ibu!"
Ardi Ning yang sibuk menimbang buah-buahan untuk para tamu, juga tidak lupa memperhatikan gerakan gadis kecil itu, jadi tentu saja dia melihat dua orang di luar toko.
Sejak Robert Huo diculik terakhir kali, hampir menghilangkan kesalahpahaman diantara mereka. Tentu saja, alasan utamanya adalah karena Robert Huo yang cukup memberikan Ardi Ning muka.
Belum lagi yang lain, hanya dari bisnis toko buah saja, sekarang di sekitar mereka, siapa yang tidak tahu ini semua adalah berkat Menantu Tuan Ning?
Apalagi tentang Yacob Zhao, sudah tersebar diantara penduduk setempat.
Mungkin orang kalangan atas akan mengabaikan hal ini, tapi semakin rendah status orang maka akan semakin tertarik dengan hal ini.
Mereka semua tahu bahwa Robert Huo mewarisi warisan Profesor Yacob Zhao, jika mencari hubungan mereka di dunia maya, mereka berdua tidak terlalu banyak berhubungan, bagaimanapun jarak mereka sangat jauh.
Tapi warisan miliaran itu sangat mengejutkan banyak orang.
Impian terbesar orang biasa mungkin menghabiskan dua Rmb untuk memenangkan hadiah pertama lima juta Rmb, ini bagi merek adalah angka yang besar.
Dan puluhan miliaran, itu tidak terbayangkan.
Mereka tidak peduli apakah angka ini dibesar-besarkan atau tidak, bagaimanapun, semua orang mengatakan itu, itu pasti benar.
Dulu saat orang-orang membicarakan menantu Ardi, mereka bersikap sinis dan mengejek, sekarang, semuanya merasa sangat iri hati.
Tentunya selain iri hati, banyak juga yang cemburu.
Selalu ada beberapa orang yang berpikir bahwa ini adalah omong kosong yang bagus, dan mereka mendapat tawaran besar tanpa alasan, mungkin itu penipuan.
Banyak yang berbicara seperti ini di belakang mereka, tetapi tidak ada yang berani mengatakan ini di depan Keluarga Ning.
Eugene Ning menganggap Kakak iparnya sebagai dewanya manusia, dan karena sifatnya yang berapi-api, jika ada yang berani mengatakan yang tidak-tidak tentang Robert Huo di depannya, maka dia akan tidak akan tinggal diam dan memberimu sebuah pukulan.
Tidak mempedulikan kamu tetangga atau bukan, usiamu tua atau masih muda, saat harus turun tangan, dia pasti akan melakukannya!
Soal ini, Ardi Ning dan Cornelia Deng tidak pernah menjelaskannya. Ketika ditanya mereka hanya tertawa dan tidak menjelaskan dengan jelas. Mereka tidak bisa ikut campur tentang menantu dan putrinya, ada atau tidak ada uang, juga tidak berhubungan dengan mereka. Uang yang dihasilkan sendiri, dihabiskan sendiri. Untuk apa terlalu banyak mengaturnya.
Bagaimanapun, setiap hari mulut rekan-rekan Tuan Ning hampir mencapai belakang teliga, siapa yang tidak bisa melihatnya?
Sekarang ini begitu keluar dan bertemu kenalan, maka mereka akan sangat berinisiatif dengan sangat ramah menyapa, dan jumlah teman yang mengundang makan juga cukup meningkat banyak.
Ini semua adalah wajah yang diberikan Robert Huo kepadanya, sehingga Ardi Ning sulit tidak mengenali menantu laki-lakinya ini.
Sekarang melihat Robert Huo dan Natalie Ning kemari, Ardi Ning segera mengangkat tangannya dan berteriak di sisi lain: "Shawn, kemari kemari kemari, duduk di dalam, aku masih sibuk sedikit.”
Suaranya yang besar mengejutkan orang lain, semua pelanggan di dalam ruangan mendengarnya, mereka yang mengenal juga menoleh dan menyapa Robert Huo dan Natalie Ning.
Robert Huo menggandeng Gaby dan Natalie Ning bersama masuk ke toko buah, dengan sopan berkata: “Ayah, apa yang harus aku lakukan?”
"Tidak, tidak perlu. Bawa anakmu ke atas untuk beristirahat. Itu Apa, Cornelia, potong semangka yang ada di dalam kulkas!” Teriak Ardi Ning.
Cornelia Deng menghela nafas, dan berjalan ke arah Robert Huo sambil tersenyum: "Apakah kamu sudah melihat sikap ayahmu sekarang. Bukankah dia menampar mukanya sendiri? Beberapa bulan yang lalu, masih bersikeras untuk tidak membiarkanmu masuk, sekarang dia mengambil inisiatif untuk memotong Semangka."
Wajah Ardi Ning yang dibicarakan memerah, dan berkata: "Kamu ini, kenapa terus membuka lembaran lama, apakah menyenangkan!”
Cornelia Deng menutup mulutnya dan tersenyum. Sebenarnya perkataannya adalah untuk memberitahu Robert Huo bahwa sekarang hubungannya dalam keluarga telah membaik, yang sudah berlalu biarlah berlalu.
Robert Huo memahami pikirannya. Dia tersenyum dan berkata: "Ayah benar, yang sudah berlalu sudah tidak penting, kalau begitu aku tidak mengganggu kesibukan kalian.”
“Mengganggu apanya, setiap hari seperti ini, jadi sudah terbiasa. Pergilah, aku akan memotong semangka untuk kalian.” Kata Cornelia Deng.
Setelah melewati beberapa orang di dalam toko dan berjalan sampai belakang, beberapa orang kenalan maupun tidak, juga termasuk pelanggan yang tidak terlalu asing bertanya: “Bos, orang ini terlihat sangat familiar, tadi aku mendengar dia adalah menantumu? Apakah yang mewarisi puluhan miliaran warisan Profesor Yacob Zhao itu?”
Ardi Ning berkata dengan riang: "Benar menantuku, tapi mengenai apakah mewarisi puluhan miliaran aku tidak tahu. Kalian juga tahu, orang seperti apa Profesor Yacob Zhao, aku juga tidak bisa menjangkaunya. Namun, menantuku sepertinya memang memiliki hubungan yang cukup baik dengannya.”
Semua orang memandang dengan iri hati ke arah punggung Robert Huo, puluhan miliaran, sehari habiskan sepuluh ribu Rmb, itu juga akan memakan waktu hampir seribu tahun!
Novel Terkait
Ternyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniPengantin Baruku
FebiIstri Pengkhianat
SubardiPrecious Moment
Louise LeeInventing A Millionaire
EdisonPerjalanan Selingkuh
LindaInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li