Inventing A Millionaire - Bab 221 Petunjuk
Tapi memberitahunya secara rasional, tersentuh bukanlah alasan untuk kehilangan kendali.
Dengan kuat menahan keinginan untuk memeluk wanita ini, Robert Huo menarik napas dalam-dalam, dia berbalik dan berkata, "Kamu pergi dulu, aku agak lapar, mau keluar beli mie instan."
Natalie Ning menggigit bibirnya dengan ringan, matanya yang besar dan berair menatapnya seperti ini, detak jantungnya menjadi cepat.
Mungkin setelah melihat keinginan di mata Robert Huo, barulah Natalie Ning merasa puas dan datang untuk menciumnya, dia berkata, "Kalau begitu pergilah."
Ciuman ini hampir membuat Robert Huo gila, pada akhirnya dia bisa ‘kabur’ dengan kemampuan pengendalian dirinya yang luar biasa.
Saat pulang dari membeli mie instan, Natalie Ning baru saja selesai mandi.
Jubah mandi yang tipis, rambut yang basah dan sedikit berantakan, tetapi memberikan keindahan yang berbeda. Kulit seputih salju terlihat di leher, yang membuat orang memikirkannya tanpa henti.
“Sudah pulang ya, sana mandi,” kata Natalie Ning sambil menyeka rambutnya.
Robert Huo diam-diam meletakkan mie instan di atas meja, pergi ke kamar mandi tanpa sepatah kata pun, dan mengunci pintu di belakangnya.
Karena dia tahu. Begitu Natalie Ning benar-benar masuk, sulit untuk mengendalikannya.
Wanita ini, tidakkah dia benar-benar mengerti betapa menariknya dia!
Tapi meski begitu, mereka adalah suami istri, jadi bagaimana mungkin Natalie Ning mau repot-repot melepaskan pesonanya. Sebaliknya, dia mungkin senang melihat suaminya lebih menginginkannya, yang membuktikan bahwa dia tidak kehilangan siapa pun.
Malam sulit lainnya berlalu, keesokan paginya, Natalie Ning kembali segar dan mengajak Robert Huo ke Pan Simi.
Suasana yang familiar, wajah yang familiar, dan rutinitas yang familiar.
Mengirim Robert Huo ke sini, Natalie Ning seperti telah menyelesaikan tugas yang penting, dia segera kembali ke perusahaan untuk mengerjakan sesuatu.
Terlepas dari aktivitas Toko Taobao atau detail kerangka Perusahaan Cabang Jiazi, dia perlu berkomunikasi dengan Wesley Mu, ada banyak hal yang harus disibukkan.
Melihat Natalie Ning pergi, Robert Huo berkata dengan lugas kepada Pan Simi, ”Jangan buang waktu, kamu sibuk dengan dirimu, aku akan mencari tempat sendiri."
“Bagaimana bisa, Natalie menyerahkan kamu kepadaku, berarti kamu orangku,” kata Pan Simi sambil tersenyum, gaya terselubung, ditambah beberapa kata sugestif, membuat imajinasi orang melayang.
Dari awal Robert Huo sudah panas karena penampilan Natalie Ning tadi malam, Sekarang dia melihat Pan Simi seperti ini, dia merasa api di dalam tubuhnya seperti ketumpahan minyak, membuatnya semakin terbakar.
Menurut penelitian para psikolog, kebanyakan orang yang menderita depresi adalah mereka yang menekan berbagai keinginan dalam waktu lama.
Menurut mereka, manusia adalah individu yang sangat berpikiran terbuka, tetapi karena kendala moralitas, hukum, karakter, lingkungan dan lain-lain, seringkali orang tidak dapat melakukan apa yang mereka inginkan.
Terlebih dalam kehidupan, mereka yang sibuk dengan pekerjaan seringkali ingin minum dan bermain mahjong, tetapi karena terlalu sibuk bekerja, mereka harus menekan pemikiran tersebut.
Jika terus seperti itu, stres yang tinggi menyebabkan mereka menjadi depresi.
Ini menunjukkan bahwa tekanan keinginan lebih banyak merugikan daripada kebaikan bagi manusia.
Robert Huo berada pada tahap ini sekarang, meskipun dia tidak mungkin menderita depresi, tapi sangat mudah untuk kehilangan kendali diri karena tekanan jangka panjang dari aspek-aspek tertentu yang berurusan dengan Natalie Ning.
Meski Pan Simi adalah seorang psikiater, namun dia tidak mengetahui segalanya, tapi setidaknya dia memiliki sedikit pengetahuan tentang Robert Huo.
Dia bahkan tidak tahu bahwa dia sedang menggoda iblis di dalam hati seseorang dan menempatkan dirinya dalam situasi berbahaya.
Melihat Robert Huo tidak berbicara, Pan Simi berjalan mendekat dan duduk di dekat sandaran tangan di sofa.
Jarak antara keduanya sangat dekat, baju menempel baju, suhu dan bau satu sama lain saling berpindah.
Kontak dekat ini membuat Robert Huo merasa sedikit gelisah. Dia tahu bahwa dia terpengaruh, dia juga mengerti bagaimana mengatasi masalah seperti itu, tidak lebih dari melampiaskan keinginannya.
Tapi dia lebih tahu, tidak ada tempat untuk melampiaskan saat ini, dia hanya bisa terus menekan dan bertahan!
Pan Simi tersenyum dan berkata, "Sudahkah kamu berbicara dengan Natalie tentang pakaian?"
Mendengarnya menyebutkan pakaian itu, Robert Huo merasa lebih kacau, dia berkata, "Belum."
Pan Simi menghela nafas, seperti yang dia pikirkan, pria brengsek selamanya tidak akan pernah memberi tahu istrinya tentang hal semacam ini.
“Kalau begitu biarlah hal ini menjadi rahasia kecil kita berdua.” Pan Simi menutup mulutnya dan tertawa, lalu berkata, “Apakah sekarang kamu merasa seperti ada perasaan berselingkuh di belakang istrimu?”
Robert Huo menatapnya dan berkata, “Aku tidak berpikir aku berselingkuh."
“Benarkah? Apakah karena skalanya tidak cukup besar? Atau, kamu benar-benar ingin melakukan sesuatu?” Pan Simi meletakkan tangan di punggung tangannya, dia berkata, "Kalian para pria, meski punya uang, kamu akan menjadi jahat. Tapi aku sangat iri pada Natalie, bisa punya pria sepertimu bersamanya. Kasihan aku, sendirian, dan tidak ada pria yang mencintaiku. Sepanjang hari selalu merasa hampa."
Robert Huo menarik napas dalam-dalam, dia menarik tangannya kembali, lalu berdiri dan berkata, "Kalau begitu kamu harus mencari pacar, menurutku pasti ada banyak orang yang ingin jatuh cinta padamu."
“Benarkah?” Pan Simi bangkit dari sofa sambil menyeringai dan bertanya, “Kalau begitu apakah kamu termasuk di dalamnya?”
Robert Huo memandangnya, dengan suara yang agak berat, dia berkata, "Tentang pertanyaan ini, aku malah ingin bertanya kepadamu, apa kamu tidak merasa topik ini tidak cocok didiskusikan denganku?."
"Apanya yang tidak cocok? Natalie dan aku adalah sahabat, kamu adalah suaminya, kamu bisa dihitung sebagai setengah dari sahabatku, perkataan apa yang tidak bisa diucapkan." Pan Simi tiba-tiba menyadarinya, dia berkata, “Apa mungkin kamu takut pada istrimu?"
Mata Robert Huo sedikit menyipit, dia bisa merasakan bahwa Pan Simi membicarakan hal ini dengan sengaja, bukan tanpa tujuan.
Dapat dipahami bahwa wanita ini menggunakan dirinya sebagai umpan. Mencoba untuk membimbingnya melakukan psikoterapi. Tapi, jelas-jelas dia tahu bahwa dia tidak memiliki masalah di bidang ini, jadi di mana dia membutuhkan perawatan?
Karenanya, kelakuan Pan Simi agak aneh.
Mungkinkah teman baik Natalie Ning ini benar-benar wanita yang suka merayu pria yang sudah menikah?
Dilihat dari pengertian terhadap Pan Simi sebelumnya, dia termasuk tipe orang yang sombong dan tidak mudah tertarik.
Robert Huo menariknya dengan percaya diri, tetapi secara naluriah mengatakan kepadanya bahwa ini tidak benar.
Dia tidak tahu mana yang tidak beres, dia tidak bisa mengatakannya, bagaimanapun juga ada banyak hal yang tidak bisa ditebak oleh imajinasi. Selain itu, Pan Simi menganggap dirinya adalah pria brengsek, yaitu ilusi fiksi yang tidak ada sama sekali.
Karena dimulai dengan tebakan yang salah, Robert Huo secara alami tidak dapat memahaminya.
Oleh karena itu, dia hanya bisa memahami tindakan Pan Simi sebagai benar-benar tertarik padanya, dan dia akan mengatakan kata-kata sugestif tersebut ketika dia memiliki kesan yang baik.
“Maaf, aku tidak takut dengan istrku. Tapi aku tidak menganjurkan perselingkuhan. Jika tidak ada yang lain, aku pergi dulu,” kata Robert Huo sambil berbalik dan turun.
Tekadnya membuat Pan Simi sedikit terkejut.
Menurut dirinya, perilakunya sudah sesuai dengan norma psikologi standar, normalnya, pria brengsek ini seharusnya sudah masuk perangkapnya.
Tapi Robert Huo menolaknya, yang tidak disangka-sangka oleh Pan Simi.
Menatap pria ini, Pan Simi dengan cepat menyaring semua kemungkinan dalam benaknya.
Apakah dia menemukan sesuatu, jadi dia menyamarkannya lagi?
Tidak, seharusnya tidak mungkin.
Hanya bertemu seminggu sekali. Dia tidak mungkin menemukan petunjuk apa pun selama ini.
Apakah dia mencoba untuk tarik ulur?
Kemungkinan ini sangat tinggi, pria brengsek yang luar biasa secara alami tahu bagaimana menyenangkan wanita dan bagaimana menggunakan penolakan sebagai ganti niat baik.
Jadi dia bermaksud tarik ulur.
Dengan kata lain. Orang ini adalah pria brengsek yang sangat ‘berpangkat tinggi’, dia tidak akan dengan mudah menunjukkan kebrengsekannya itu.
Dari sudut pandang ini, penampilannya masih belum cukup, masih belum bisa membuatnya tidak sabar.
Secara otomatis dia mengisi kembali keterampilan brengsek Robert Huo dalam benaknya, Pan Simi segera menangkapnya dan berkata, "Jika kamu pergi sekarang, aku akan memberi tahu Natalie tentang tubuhmu yang sehat, singkatnya aku mengganggumu."
Mendengar kata-kata tersebut, Robert Huo benar-benar menghentikan langkahnya.
Dia berbalik, wajahnya agak berat, dia berkata, “Kamu sedang mengancamku?"
"Apakah ini ancaman? Kurasa tidak." Pan Simi masih tersenyum dan berkata, "Aku hanya ingin kamu tinggal lebih lama bersamaku, apakah kamu tidak merasa, seorang pria bertubuh sehat, dengan seorang wanita yang jomblo dalam waktu lama, sebenarnya punya banyak topik yang bisa diobrolkan? Yang terpenting adalah, istrimu bahkan tidak tahu kondisi tubuhmu yang sehat, apa kamu tidak merasa ini sangat menarik?"
Novel Terkait
Bretta’s Diary
DanielleAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanDemanding Husband
MarshallMi Amor
TakashiLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyHis Soft Side
RiseInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li