Inventing A Millionaire - Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
Pada keesokan harinya, Robert Huo datang ke kediaman Keluarga Zhao, sikap penjaga gerbang kinipun berubah menjadi semakin bersegan.
Walaupun salah keponakannya itu tidak ada hubungannya dengan dirinya, namun dia juga sudah pergi pada saat itu, sehingga dia tentu saja merasa bersalah.
Robert Huo tidak terlalu menghiraukannya dan bertanya,”Apakah rasa teh jahenya itu enak?”
Penjaga gerbang itu bergegas menganggukan kepalanya, lalu tersenyum dan menjawab,”Rasanya sangat enak, profesor juga sangat menyukainya.”
“Kalau begitu, aku akan membawakannya lagi untuk kalian kedepannya.”
“Baik, baik, pria yang baik.”
Di tengah percakapan singkat mereka, Griffin Huo pun tiba. Ketika melihat Robert Huo datang lebih awal dibandingkan dirinya. Griffin Huo pun berinisiatif untuk menyapa.
Sikap pemenang diantara pertarungan pemuda itu bukanlah apa-apa, namun kesopanan tetap harus dijalankan.
Pada saat ini, dua orang lainnya masuk, dimana salah satunya tertawa terbahak-bahak,”Griffin, kamu benar-benar terlalu rajin, kamu datang sangat awal, aku bahkan berkata bahwa aku akan tiba lebih awal dibandingkan dirimu.”
Ketika melihat ada yang datang, Griffin Huo mengerutkan alisnya dan berkata,”Bukankah kamu juga datang sangat awal.”
“Aku ini santai dan tidak mempunyai kesibukan. Aku hanya berkeliling setiap harinya, berbeda denganmu.” Orang yang datang itu adalah Thiago Huo yang sangat tidak disukai oleh Griffin Huo.
Walaupun berada pada tingkatan keduayang sama, nomor plat mobil Thiago Huo adalah 20017, kebetulan hanya satu angka lebih kecil dibandingkan Griffin Huo.
Walaupun angka dalam tingkatan kedua itu sebenarnya tidak terlalu berarti namun Thiago Huo sering menggunakan hal ini untuk mengejeknya. Kekuatan ayahnya di dalam keluarga Huo jauh lebih besar dibandingkan ayah Griffin Huo, oleh karena itu, tidak peduli seberapa besar rasa bencinya terhadap pria sombong ini, Griffin Huo juga tidak bisa bersikap terlalu berlebihan terhadap dirinya.
Thiago Huo melihat ke arah sekeliling halaman, lalu mengerutkan bibirnya,”Profesor Huo ini benar-benar serupa dengan gosip yang beredar, rumahnya dipenuhi dengan sayuran yang dia tanam, jika dia memang sesantai itu, mengapa dia tidak pergi ke pedesaan dan membeli tanah saja, dengan demikian, tanamannya akan jauh lebih berarti.”
Ekspresi Griffin Huo semakin menegang, dia kemudian mengeurnya,”Apakah kamu boleh mengomentari apa yang Tuan Zhao lakukan! Omong kosong!”
Thiago Huo tersenyum dan berkata,”Aku bukannya berbicara hal buruk mengenai dirinya, mengapa kamu bereaksi seheboh itu?”
Griffin Huo menatap tajam dirinya, dia tahu pria ini sengaja datang untuk memicu keributan.
Walaupun mereka berdua bukanlah saudara kandung dari ayah dan ibu yang sama, tetapi sama-sama merupakan anggota keluarga Huo. Jika Thiago Huo membuat Yacob Zhao merasa tidak senang, bagaimana dia mungkin bisa bersikap baik kepada anggota keluarga lain yang juga bermarga Huo.
Penjaga gerbang itu menatap Thiago Huo dengan sedikit perasaan kesal, tidak ada pernah tamu yang berani bersikap tidak sopan terhadap profesor, mengapa anak brengsek seperti ini bisa datang kemari?
Pada saat ini, Yacob Zhao berjalan keluar dari ruang tengah, ketika melihat beberapa orang sedang berdiri di sana, dia pun menyapa,”Masuklah ke dalam dan duduk jika sudah datang, untuk apa kalian berdiri di sana? Eh, siapa kamu?”
Thiago Huo tentu saja paham bahwa dia sedang menanyakan dirinya. Sehingga dia pun tersenyum dan memperkenalkan dirinya,”Namaku adalah Thiago Huo, aku adalah kakak sepupu Griffin Huo. Ketika mendengar mengenai reputasi Tuan Zhao, aku datang kemari untuk menyapa dengan penuh rasa hormat.”
Yacob Zhao hanya mengiyakannya, walaupun tidak pernah bertemu dengan Thiago Huo, namun dia tetaplah adalah anggota keluarga Huo, sehingga dia merasa tidak nyaman jika harus mengusirnya, sehingga dia mempersilahkan mereka untuk masuk bersama-sama.
Sebelum masuk ke dalam ruang tengah, Griffin Huo menarik Thiago Huo sejenak tanpa menarik perhatian, lalu memerintahnya dengan nada yang tegas,”Aku tahu apa tujuan jahatmu, namun kamu sebaiknya jangan sembarnagan bertindak, ini adalah Profesor Zhao, jika muncul masalah, ayahmu sekalipun tidak akan bisa melindungi dirimu.”
“Lihat caramu berbicara, aku ini datang untuk menemui profesor dengan setulus hati, mengapa kamu selalu saja merasa bahwa aku datang untuk memicu masalah?” Thiago Huo hanya menjawabnya dengan sangat sederhana, lalu kembali menatap ke arah Robert Huo dan bertanya dengan sedikit rasa penasaran,”Aku belum sempat bertanya mengenai siapa dirinya ini?”
“Dia adalah Shawn Li, tamu yang diundang oleh Tuan Zhao,”ucap Griffin Huo yang memperkenalkannya dengan singkat.
Thiago Huo hanya mengiyakannya, lalu bersikap tidak terlalu tertarik.
Menurut orang lain, tamu Profesor Zhao seharusnya memiliki latar belakang yang hebat. Namun menurut yang satu ini, dia merasa malas menghiraukannya.
Robert Huo juga tidak berinisiatif untuk berbincang dengan Thiago Huo, pada saat di rumah Keluarga Huo sebelumnya, pria ini selalu saja mencari masalah setiap bertemu dengannya, tepat seperti seekor tikus yang bertemu dengan kucing, benar-benar merasa sangat takut.
Karena sejak kecil hingga dewasa, Robert Huo tidak jarang memukulnya, pukulannya yang terakhir bahkan membuat Thiago Huo harus dirawat di rumah sakit selama hampir setengah tahun.
Robert Huo tidak bersikap terlalu baik terhadap adik sepupunya yang satu ini, dia selalu saja mencari dan menambah masalah setiap harinya.
Tidak ada orang lain yang lebih ahli dalam menggoda wanita dibandingkan dirinya.
Dirinya kini bukan lagi merupakan seorang Tuan Muda Tertua Huo, sehingga dia tentu saja tidak perlu terlalu sering berhubungan dengan orang sepertinya ini.
Setelah masuk ke ruang tengah, sebuah papan catur sudah dipajang di tengha meja, disertai catur hitam dan putih yang dipisahkan di kedua sisinya.
Yacob Zhao mengeluarkan peralatan seduh teh, lalu tersenyum dan berkata,”Kalian berdua bermain saja terlebih dahul, aku akan menyeduh teh untuk kalian.”
“Bagaimana kita mungkin membiarkan Tuan Zhao kerepotan, serahkan saja kepadaku,”ucap Griffin Huo secara tergesa-gesa.
Namun reaksi Robert Huo adalah,”Kalau begitu, maaf sudah merepotkan Tuan Zhao.”
Jawabannya ini membuat Griffin Huo sedikit tercengang, jika dipandang dari sudut sopan santun, bukankah dia seharusnya berinisiatif untuk membantu seorang senior? Pria yang satu ini masih sempat memberikan hadiah kepada penjaga gerbang, namun mengapa dia bersikap tidak peduli terhadap Tuan Zhao yang hendak menyeduh teh secara pribadi, apakah dia mungkin merasa angkuh?
Namun Yacob Zhao tidak merasa tidak senang terhadap reaksi Robert Huo, dia hanya tetap tersenyum dan menjawab,”Baiklah, kalian tidak boleh tidak fokus saat sedang bermain catur, aku juga bukannya sudah berada di ambang kematian dan sudah tidak bisa bergerak. Menyeduh teh bukanlah sebuah masalah. Terlebih lagi, kamu masih belum pernah mencoba untuk meminum teh yang kuseduh, bukan? Setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda dalam menyeduh teh, rasa dari setiap seduhan juga berbeda, coba cicipi saja nanti.”
Ketika mendengar ucapan ini, Griffin Huo pun langsung tercengang.
Yacob Zhao kini ingin memperlihatkan kemampuannya dalam menyeduh teh, dia tentu saja tidak akan memanfaatkan dirinya.
Hanya dirinya saja yang terlalu bodoh hingga tidak dapat membaca cara pikir pria tua ini.
Dengan perasaan kagum terhadap Robert Huo, Griffin Huo pun duduk di samping papan catur.
Pada saat ini, Robert Huo berkata,”Sudah kita bicarakan. Kamu menjalankan pihak catur hitam terlebih dahulu, aku akan mengalah tujuh langkah.”
Thiago Huo yang sedang bersantai tanpa kesibukan dan menatap Yacob Zhao dengan perasaan tertarik itupun berpaling, lalu tertawa terbahak-bahak dan berkata,”Griffin, kamu ini benar-benar sangat disepelekan oleh orang lain! Kamu terlebih dahulu dipersilahkan, bahkan dipersilahkan tujuh langkah, hahahaha.......”
Suara tawanya itu membuat Griffin Huo merasa jijik, ketika Thiago Huo memicunya, wajah Griffin Huo langsung memerah, dia kemudian berbicara dengan nada penuh emosi,”Siapa yang mempersilahkanmu untuk mengalah! Aku sudah terlebih dahulu menyuruhmu untuk terlebih dahulu, bahkan mempersilahkanmu tujuh langkah!”
Ketika melihat ekspresinya yang marah, Robert Huo pun tersenyum dan berkata,”Kalau begitu, tidak perlu mengalah, kamu yang mengambil bagian catur hitam saja.”
“Catur hitam ya catur hitam, jangan mencari alasan ketika kalah nanti!” Ucap Griffin Huo dengan nafas terengah-engah.
Robert Huo tentu saja tidak akan mencari alasan, walaupun kemampuan caturnya tidak berkembang terlalu jauh, namun dia masih mempunyai cukup kemampuan untuk melawan seorang Griffin Huo.
Yacob Zhao yang sudah selesai menyeduh teh kemudian menuangnya ke dalam enam cangkir
Thiago Huo tidak menunggunya mempersilahkan, melainkan langsung menghabiskan satu cangkir teh dalam satu tegukan.
Ketika melihat sikapnya yang sembrono, Yacob Zhao pun sedikit tercengang, bahkan tidak berbicara lebih lagi.
Pada saat baru saja berencana memanggil Robert Huo dan Griffin Huo untuk minum the, Yacob Zhao melirik ke arah papan catur, lalu menyadari bahwa catur hitam milik Griffin Huo sudah dikeliling, akhir dari permainan ini sudah ditetapkan.
Berapa lama waktu yang baru saja berlalu? Mulai dari menyeduh teh hingga saat ini sepertinya hanya memakan waktu lima hingga enam menit saja, bukan?
Kemenangannya ternyata dapat ditentukan dalam waktu sesingkat ini?
Wajah Griffin Huo langsung memerah, dahinya dipenuhi tetesan keringat, serta sebuah catur hitam berada dalam gengamannya, dia sudah merasa ragu cukup lama karena dia tidak tahu harus meletakkan caturnya di mana.
Pada saat baru saja mulai bermain catur, dia melihat sikap Robert Huo yang sangat santai, tidak terlihat adanya trik atapun sejenisnya. Dia bahkan mengira bahwa kemampuannya dalam bermain catur hanya biasa saja.
Siapa yang menyangka, setelah dua puluh langkah berlalu, dia tiba-tiba menyadari bahwa catur hitamnya itu sudah terus tersingkirkan hingga hanya tersisa beberapa catur saja.
Tidak ada yang bisa dihubungkan dari ujung yang satu hingga ke ujung lainnya, keadaannya berada dalam situasi yang sangat kritis, keadaan yang dapat menaklukkan Griffin Huo habis-habisan seperti ini hanya dapat dilakukan oleh mereka yang sedikit lebih memahamai permainan Weiqi.
“Kamu sudah kalah,”ucap Robert Huo dengan nada datar.
“Aku......”
Griffin Huo menggenggam catur hitamnya dengan wajahnya yang sudah sangat memerah. Dia ingin sekali bersikeras berkata bahwa dia tidak kalah, namun kenyataannya kini berada di depan matanya, dia langsung terjatuh ke dalam situasi kalah dalam dua hingga tiga puluh langkah saja, keadaannya tentu saja akan semakin mengenaskan.
Dia masih merasa tidak yakin bahkan ingin langsung melihat kebenarannya di atas papan catur kemarin. Hasilnya, dia langsung dikalahkan dengan sangat cepat, Griffin Huo pun merasa sedih dalam hati.
“Kamu ini sudah terlalu tidak sabar, hingga suasana hatimu ikut terganggu, jika tidak, kamu juga tidak akan kalah secepat itu,” Robert Huo hanya mengomentarinya dengan sederhana, lalu mengambil dua cangkir teh dari nampan, menyerahkan salah satu cankgirnya kepada Griffin Huo dan berkata,”Minum teh dan tenangkan perasaanmu.”
Yacob Zhao tersenyum dan berkata,”Permainan catur kalian ini sudah berakhir sebelum aku sempat melihatnya.”
Griffin Huo mengambil cangkirnya dengan perasaan malu, tidak ada yang perlu diperdebatkan lagi.
Thiago Huo yang berada di salah satu sisi hanya tersenyum aneh dan berkata,”Pantas saja orang lain sudah mengalah terlebih dahulu terhadap dirimu sejak awal, sepertinya dia sudah tahu bahwa kemampuanmu itu sangat buruk sejak awal.”
Griffin Huo tidak merasa keberatan terhadap komentar Robert Huo, atapun ejekan Yacob Zhao, lagipula kemampuan mereka berdua dalam bermain catur lebih hebat dibandingkan dirinya. Namun, bagiamana dengan Thiago Huo?
Beraninya seorang pria yang tidak berpendidikan dan tidak mempunyai keahlian menertawai dirinya?
“Kemari jika kamu memang berani! Perlihatkan seberapa hebat dirimu itu!” Griffin Huo langsung tergesa-gesa berdiri dengan rasa kesal dan memberikan ruangan kosong.
Novel Terkait
The Winner Of Your Heart
ShintaBeautiful Lady
ElsaThick Wallet
TessaDewa Perang Greget
Budi MaAku bukan menantu sampah
Stiw boyBretta’s Diary
DanielleInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li