Inventing A Millionaire - Bab 315 Bertemu Orang Tua
Tapi, dia tidak tahu harus bagaimana.
Terutama saat melihat Robert Huo, melihat tatapan matanya yang penuh dengan perhatian, bila dibandingkan, sikap dingin dan kejian Owen Ning seperti setumpuk kotoran.
Sebelum melihat Robert Huo, hati Sisilia Jian penuh dengan amarah dan kecewa.
Setelah melihat Robert Huo, yang tersisanya hanyalah sedih.
Dia tidak tahu mengapa dirinya begitu sedih, seperti seorang gadis kecil yang ditindas oleh orang jahat, mendapatkan rasa penghiburan dari keluarga.
Mungkin karena suasana hatinya terlalu rumit. Mungkin karena rasa sedih ini sangat kuat, membuatnya langsung hingga kehilangan logikanya, langsung berari ke pelukan Robert Huo, menangis kembali.
“Owen Ning yang membocorkan rahasia….Kenapa dia berbuat begitu, sudah berbuat masih tidak mengaku….”
Tak memiliki persiapan, tangan Robert Huo sedikit tidak tahu ingin ditaruh ke mana, bila memeluk, agak sedikit kurang pantas, bila tidak memeluk, juga bukannya sangat pantas.
Setelah sedikit ragu, dia memilih untuk menepuk punggung Sisilia Jian beberapa kali sebagai menghiburnya, kemudian pada saat yang bersamaan berkata : “Ini tidak ada hubungannya denganmu, kamu tidak perlu menyalahkan dirimu sendiri karena hal ini. Tidak peduli apa yang terjadi besok, matahari tetap akan terbit.”
Sisilia Jian menangis dengan keras, kombinasi antara pria dan wanita, dibandingkan seorang wanita yang menangis sendiri, lebih mudah menarik perhatian banyak orang.
Banyak orang berhenti, menoleh melihat ke arah mereka.
Tatapan mata yang ingin melihat keramaian, membuat Robert Huo sedikit merasa tidak nyaman.
Meskipun Sisilia Jian yang berinisiatif memeluk, meskipun kedua orang itu seperti itu hanya karena pekerjaan, namun bagaimanapun mereka adalah atasan dan bawahan, juga berada di bawah kantor. Di tengah orang-orang yang berlalu lalang, sangat sulit untuk menjamin tidak ada orang yang kenal dengan mereka.
Jika tersebar, pada akhirnya tidak enak didengar.
Meskipun Robert Huo bukanlah orang yang suka mendengarkan omongan orang lain, namun dia masih harus mempertimbangkan nama baik Sisilia Jian, dan perasaan Natalie Ning.
Dia menghibur sebentar lagi, emosi Sisilia Jian berangsur-angsur menjadi tenang.
Saat akal sehatnya kembali, dia baru menyadari, dirinya berada dalam pelukan bos.
Setelah berseru terkejut, dia melompat kaget seperti seekor kelinci yang terkejut, namun dia awalnya berjongkok, begitu melompat, kepalanya langsung menabrak dagu Robert Huo.
Setelah terdengar suara, Robert Huo mengerutkan kening sambil memegang dagunya, Sisilia Jian memeluk kepalanya sambil menyeringai.
Dia berteriak kesakitan, kemudian melihat Robert Huo kembali, seketika wajahnya
memerah, dengan terburu-buru berkata : “Bo, Bos….aku, maaf, maaf, pasti membuatmu kesakitan kan.”
“Tidak disangka kepalamu cukup keras.” Robert Huo memegangi dagunya, barusan, dagunya ditabrak hingga sangat pedas, urat di kepalanya samar-samar terasa sangat sakit.
Dengan rupanya seperti ini membuat Sisilia Jian lebih merasa tidak enak. Ingin meminta maaf, juga tidak tahu harus berkata apa. Jika tidak bilang, berdiri disitu juga kelihatannya canggung.
Terutama teringat barusan dia memeluk bosnya, lebih membuatnya ingin mencari lubang untuk bersembunyi.
Robert Huo mengusap dagunya beberapa kali, setelah merasa lebih baik, dia bangkit berdiri, berkata : “Baiklah, jika sudah tidak menangis, naik ke atas mobil dan usap air matamu, aku akan mengantarmu pulang.”
Sekarang Sisilia Jian mana berani mengatakan yang lain, dia masuk ke dalam mobil dengan patuh.
Hanya saja setelah membuka cermin di laci dan melihat sepasang matanya yang seperti kenari, dia berseru terkejut : “Mataku…”
Robert Huo mengenakan sabuk pengaman, dia melihat dari kaca spion, berkata : “Kenapa, apa tidak bagus memiliki sepasang mata yang besar?”
Nada suara yang menggodanya membuat Sisilia Jian semakin tidak enak, dia bergegas mencari tissue untuk menyeka air matanya.
Mobil melaju perlahan menuju rumah Sisilia Jian.
Saat di awal perjalanan, di dalam mobil sangat tenang tanpa suara, setelah berjalan kira-kira sampai tengah, Sisilia Jian akhirnya tidak tahan, bertanya : “Bos, Owen Ning, dia…”
“Perusahaan akan mengurus masalahnya. Kerjakan baik-baik pekerjaanmu sendiri, jangan terganggu karenanya. Aku tahu hubungan kalian berdua, namun masalah ini tetaplah masalahnya, tidak peduli memohon atau mengkritik, kamu tidak seharusnya berbuat begitu. Mengerti?”
Nada bicara Robert Huo sedikit galak, Sisilia Jian mengerti, dia berharap agar dirinya terhindar dari kecurigaan, juga melindunginya agar dia tidak terseret.
Bagaimanapun Owen Ning dan dia pernah menjadi pasangan kekasih. Pacarnya menjadi tersangka membocorkan rahasia perusahaan, sebagai pacar, maka sangat normal bila orang-orang salah paham padanya.
Nada bicara ucapan ini seperti sedang mengingatkan, namun sebenarnya sedang perhatian padanya.
Karena Sisilia Jian mengerti, tentu saja untuk perlindungan Robert Huo, dia merasakan lebih banyak kehangatan.
Melihat wajah samping Robert Huo yang serius menyetir mobil, tiba-tiba muncul pikiran di hatinya : “Wajah samping bos terlihat sangat tampan…”
Waktu berikutnya, dia tersipu merona memikirkan pikirannya sendiri.
Barusan masih menangis, kenapa tiba-tiba memperhatikan wajah orang lain?
Apalagi, dia adalah bosnya, dan juga seorang pria yang sudah menikah!
Bagaimana bisa dirinya memikirkan dia begitu tampan? Tak peduli setampan apa, tidak ada hubungannya dengan dirinya!
Memikirkan hal ini, Sisilia Jian merasakan kekecewaan lagi.
Pacarnya begitu tidak berguna, suami orang lain malah sangat unggul, jika dibandingkan, benar-benar membuat orang sangat marah.
Tidak berapa lama kemudian, Robert Huo mengantar Sisilia Jian sampai ke depan pintu rumah, sangat kebetulan, kedua orangtuanya juga baru saja pulang dari luar.
Melihat Sisilia Jian turun dari mobil Mercedes-Benz, keduanya sedikit terkejut, dan tanpa sadar meihat ke posisi pengemudi.
Tatapan mengamati mereka membuat jantung Sisilia Jian tiba-tiba berdebar kencang, bahkan sedikit merasa bersalah, bergegas berkata : “Ayah, Ibu, ini adalah bosku, Tuan Li. Bos, ini adalah Ayah dan Ibuku.”
Karena sudah bertemu, maka setidaknya harus menyapa.
Robert Huo turun dari mobil, dia menghampiri dan mengulurkan tangannya. Dengan tersenyum berkata : “Paman, Bibi, apa kabar, aku adalah Shawn Li.”
Ayah Sisilia Jian, Gavin Jian, berjabat tangan dengannya, dia mengangguk sedikit dan mengiyakan, bisa dibilang mengeluarkan tanggapan.
Sedangkan Ramona Zhuo, Ibunya, menilai Robert Huo dari atas ke bawah dari samping. Dengan tatapan yang ramah dan gembira, dia tersenyum dan berkata : “Ternyata Tuan Li, saya sudah lama mendengar Sisilia menyinggung kamu, berkata Anda sangat muda namun memiliki prestasi dan bertalenta. Hari ini bertemu, tidak disangka benar-benar begitu muda dan tampan, mari, mari, sudah datang, ayo duduk di dalam sebentar minum teh.”
Sisilia Jian sangat paham dengan ibunya, dia tahu apa yang sedang dipikirkannya, dengan wajah yang lebih merah mendorong Ramona Zhuo, berkata : “Ibu, bos masih ada urusan lain yang harus diselesaikan, kamu jangan menundanya.”
“Dasar anak ini. Aku hanya menyuruh dia masuk untuk minum teh, apanya yang menunda waktunya. Apa Tuan Li itu juga orang lokal?” Ramona Zhuo bertanya lagi.
Robert Huo baru ingin menjawab, namun Sisilia Jian sudah berbalik badan dan mendorongnya masuk ke dalam mobil, berkata : “Bos, sudah malam, pulanglah lebih awal dan istirahat, bye-bye.”
Robert Huo didorong hingga langsung mundur, dia juga tidak bisa menolak, hanya bisa melambaikan tangan kepada Gavin Jian dan Ramona Zhuo berkata : “Kalau begitu sampai jumpa Paman dan Bibi, hari ini kedatanganku terburu-buru hingga tidak membawa apa-apa, maaf,lain kali aku pasti akan membawanya.”
“Baik, baik, kalau begitu bibi tunggu kedatanganmu lain kali, nanti kamu telepon lebih dahulu, aku akan memasakkan makanan yang enak untukmu.” Wajah Ramona Zhuo penuh senyum.
Setelah masuk ke dalam mobil, Robert Huo kembali melambaikan tangannya lagi melalui jendela mobil, kemudian pergi.
Setelah melihat mobil itu pergi, Ramona Zhuo langsung menarik Sisilia Jian dan memarahinya : “Kamu anak ini, ada apa denganmu, aku baru berbincang dengannya satu dua patah kata, kamu sudah mengusirnya. Kenapa, apa ibumu begitu buruk?”
“Mana ada, tapi memang bos sangat sibuk.” Jawab Sisilia Jian.
“Sibuk juga tidak sampai tidak ada waktu untuk minum teh bukan…”Ramona Zhuo mendengus, kemudian melihat mata bengkak Sisilia Jian dengan jelas, dia berseru terkejut dan menarik Sisilia Jian bertanya : “Sisilia, ada apa dengan matamu? Apa menangis? Ada apa?”
“Apakah bosmu itu yang menindasmu?” Gavin Jian bertanya dengan suara dalam, wajahnya tidak menunjukkan marahan namun kelihatan sangat galak.
Sisilia Jian bergegas berkata : “Tidak, bos adalah orang yang baik. Bagaimana mungkin menindasku.”
“Kalau begitu jaket pria di tubuhmu, apa ini juga miliknya?” Gavin Jian bertanya lagi, tidak menunggu Sisilia Jian menjawab, dia mendengus dan berkata : “Bukankah kamu punya pacar, kenapa masih memakai pakaian orang lain, apa-apan ini! Cepat lepaskan!”
Dikatakan seperti itu, Ramona Zhuo baru memperhatikan pakaian putrinya, dia melihat dengan teliti kemudian memelototi Gavin Jian : “Kamu ini orang tua kolot, belum cukup memarahi orang di tempat kerja, masih ingin pulang menunjukkan rasa galakmu? Kenapa jika putri kita memakai pakaian orang lain, apa kamu bisa mengurusnya!”
“Kamu ini, dia sudah punya pacar, masih tidak jelas dengan bosnya…”Gavin Jian sangat marah.
Ramona Zhuo tidak memedulikannya, tidak peduli seberapa tinggi jabatanmu, bukankah tetap harus mengerjakan pekerjaan rumah untuk istri dan anak.
Novel Terkait
Innocent Kid
FellaKisah Si Dewa Perang
Daron JayBeautiful Lady
ElsaMy Secret Love
Fang FangMy Cold Wedding
MevitaGet Back To You
LexyThe Richest man
AfradenInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li