Inventing A Millionaire - Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
“Dia...Bagaimana dia tahu....” Suara Natalie Ning sedikit tergagap.
Nada suara Nova Ji tidak lebih baik darinya, juga membawa nada panik, berkata : “Aku juga tidak tahu....Tapi dia mencari, pasti sudah tahu.”
“Kalau begitu sekarang bagaimana?”
Nova Ji juga tidak tahu harus bagaimana, bila tahu, dia tidak perlu menelepon Natalie Ning.
Setelah lama ragu, Nova Ji berkata : “Sekarang tidak ada cara lain, bila bisa menunda sehari maka tunda sehari, kamu bicarakan dengan jelas dengan Shawn Li secepatnya. Bila dia tidak bersedia menyelidiki, paling tidak kamu tidak perlu terseret.”
“Bagaimana denganmu?”
“Aku....” Nova Ji mengeluarkan tawa pahit, berkata : “Aku sudah menahan bertahun-tahun, sekarang akhirnya memiliki kesempatan mengatakan semuanya dengan jelas, untukku juga termasuk sebuah kebebasan. Untuk seterusnya mereka akan bagaimana melakukannya, aku tidak ingin menebak, lihat takdir saja. Walaupun benar menginginkan nyawaku, maka berikan saja pada mereka.”
Ucapan ini, tidak diucapkan Nova Ji secara sembarangan.
Dia sudah dibuat letih karena masalah ini, bukan berarti harus mencari mati sendiri. Tapi untuk seorang yang sudah lelah, kematian bukanlah hal yang sangat mengerikan.
Natalie Ning tidak tahu bagaimana membujuknya, di dalam hal ini, dia tidak memiliki terlalu banyak hak bicara. Bahkan apakah dapat menjamin dirinya, juga menjadi masalah.
Bagaimanapun hal yang pernah dilakukan di tahun itu, bila diletakkan pada pria manapun, akan sulit dimaafkan.
Saat ini, ponsel Natalie Ning menerima telepon kedua, yaitu Robert Huo yang menelepon.
Melihat nomor Robert Huo, hati Natalie Ning terkejut, dia bergegas berkata pada Nova Ji : “Shawn Li menelepon, bagaimana, apa aku menjawabnya?”
“Jawab! Robin Li sudah mencari, menurutmu masih bisa menyembunyikan berapa lama lagi? Kamu menaruh semua tanggung jawab ke atas kepalaku juga boleh, yang lainnya tidak perlu berkata banyak.” Kata Nova Ji, selanjutnya dia berinisiatif memutus telepon.
Natalie Ning ragu beberapa detik, lalu menggertakkan gigi menjawab telepon.
Di dalam telepon terdengar suara Robert Huo yang serak dan lembut : “Natalie, aku ingin pergi mentraktir Zila Tang makan, mungkin akan pulang lebih malam.”
“Oh, baik....” Kata Natalie Ning tanpa sadar.
Robert Huo mendengar dia tidak fokus, jadi bertanya : “Apa masalah perusahaan sudah selesai? Apa perlu bantuan?”
“Tidak, tidak perlu....” Natalie Ning bergegas menggeleng, selanjutnya teringat dia tidak bisa melihat gerakannnya. Hatinya masih sedikit kesal, dia kembali berkata : “Itu, ada hal yang ingin aku katakan padamu....”
“Katakan.”
Robert Huo menunggu kira-kira satu menit, dari awal sampai akhir tidak mendengar suara apapun, dengan sedikit ragu melihat ponsel, sinyalnya baik, dia bertanya : “Natalie? Kenapa tidak ada suara? Apa kamu mendengar?”
“Mendengar...” Jawab Natalie Ning.
“Bukankah ada hal yang ingin diberitahukan padaku? Kenapa tidak bicara?” Tanya Robert Huo.
Natalie Ning ragu untuk beberapa saat, karena tidak tahu bagaimana berkata pada Robert Huo. Sekarang didesak olehnya, dia sedikit gugup, pada akhirnya berkata : “Tunggu kamu pulang baru dibicarakan lagi, kamu sibuk urusanmu dulu.”
Robert Huo mendengar suasana hatinya yang gelisah, dia tidak bertanya lagi, berkata : “Baik, kalau begitu aku akan pulang ke rumah secepatnya.”
Setelah menutup telepon, dia melihat nomor yang terlihat di ponsel, wajah Natalie Ning tampak bingung.
Beberapa tahun yang lalu saat kejadian baru terjadi, untuk waktu yang lama dia sedang mengkhawatirkan bagaimana menyembunyikannya. Seiring waktu berlalu, suaminya dari jahat menjadi baik, terjadi perubahan besar di hidupnya, membuatnya mulai melupakan masa lalu ini.
Tapi sekarang, semuanya kembali ke semula.
Bila suaminya benar mengetahui segalanya, apa dia masih bisa sama seperti sekarang?
Natalie Ning sangat tidak rela menyerahkan semuanya sekarang. Bukan demi uang, melainkan karena ini adalah hidup bahagia yang dia selalu impikan.
Tanpa sadar dia menghela napas, bahkan Sisilia Jian yang datang menyerahkan dokumen pun dapat melihat kejanggalannya, dengan perhatian berkata :”CEO Ning, kamu kenapa?”
“Tidak apa-apa...” Natalie Ning menggeleng menyangkal, berusaha keras membuat dirinya tenang, berkata : “Teruskan bekerja, hari ini sebisa mungkin selesaikan lebih cepat.”
“Ya!” Sisilia Jian mengangguk keras, menunjukkan dia akan bekerja keras.
Bila biasanya, Natalie Ning akan menunjukkan pujian pada sikap kerjanya yang baik, tapi hari ini dia tidak memiliki suasana hati. Dia melambaikan tangan sembarangan, menyuruh Sisilia Jian pergi.
Di sisi lain Robert Huo menatap ponsel sebentar, tidak terlalu mengerti Natalie Ning menemui kesulitan apa.
Bila masalah pekerjaan, dia seharusnya akan berkata padanya baru benar, bila tidak mengatakannya, hanya mungkin masalah dalam hidup, lagi pula masalah yang sulit.
Robert Huo tidak tahu ada masalah di aspek mana, bagaimanapun hati wanita susah ditebak. Terkadang di mata pria itu adalah masalah kecil, tapi untuk mereka sangat penting.
Tapi Natalie Ning berkata akan dibicarakan setelah pulang, seharusnya juga tidak terlalu mendesak.
Robert Huo tidak banyak berpikir lagi, dia fokus menyetir menuju hotel di mana Zila Tang berada.
Tidak lama kemudian, dia sampai ke depan pintu hotel, dari jauh dia melihat Zila Tang berdiri di sebelah pintu dengan ekspresi bosan.
Sekarang kebanyakan orang selalu mengeluarkan ponsel mencari kesenangan saat menunggu. Antara melihat-lihat video pendek, atau mengobrol dengan teman.
Zila Tang seharusnya termasuk yang tidak biasa, walaupun ponselnya adalah jenis yang paling baru, memiliki fungsi yang paling lengkap, tapi waktu memakainya sangat sedikit.
Bila tidak ada apa-apa, dia hanya akan mengeluarkan untuk melihat foto, data lelang dan lain-lain. Selain itu, dia akan memilih pergi minum kopi, melihat-lihat pejalan kaki. Atau dia akan pergi berlatih piano atau kaligrafi.
Hidupnya seperti wanita dari keluarga terhormat di zaman dulu, walaupun tidak sampai tidak keluar rumah, namun juga memiliki perbedaan yang sangat besar dengan orang zaman sekarang.
Untuk Zila Tang, hal yang bisa dinikmati terlalu banyak, juga sudah bosan menikmatinya. Sekarang tujuan hidup terbesarnya adalah menikah dengan Robert Huo, menjadi istri yang baik, selain ini, dia tidak memiliki keinginan lain.
Berdiri di sebelah Zila Tang, ada seorang pria paruh baya bernama Jeffrey Hou, dan tiga orang bodyguard berjas hitam.
Seorang wanita cantik, ditambah empat orang yang kelihatannya sangat profesional, tentu saja sangat mudah menarik perhatian orang lain.
Zila Tang sangat tidak suka perasaan diperhatikan oleh orang asing, bila bukan karena berjanji dengan Robert Huo
menunggu di sini, dia sudah lama pergi.
Menghentikan mobil di depan pintu hotel, Robert Huo membuka jendela mobil dan menyapa Zila Tang.
Melihatnya, wajah Zila Tang tanpa sadar menunjukkan ekspresi gembira, namun selanjutnya tidak tahu berpikir apa, ekspresinya tiba-tiba berubah.
Setelah mendengus sebentar dia berkata : “Membuat seorang gadis menunggu begitu lama, sepertinya sangat tidak seperti pria sopan, bukankah seharusnya meminta maaf dulu?”
Robert Huo sangat familiar dengan sifatnya, dia tahu gadis ini bukanlah orang yang suka menyulitkan orang, hanya terkadang mengeluarkan temperamen “nona besar” nya, berharap mendapatkan lebih banyak rasa hormat.
Sifat yang hanya membutuhkan satu dua kalimat untuk membujuknya, sebenarnya bukan termasuk manja.
Robert Huo tertawa lalu berkata : “Maaf, datang terlambat.”
Permintaan maaf ini tidak termasuk sangat tulus, paling tidak juga bida diterima.
Wajah Zila Tang sedikit membaik, kali ini dia menghampiri bersiap membuka pintu mobil dan naik.
Lalu dia baru melangkah namun sudah dihentikan oleh Jeffrey Hou, pada saat yang bersamaan, seorang bodyguard berjas hitam berdiri di sebelah pintu mobil Robert Huo.
Jeffrey Hou berkata pada Zila Tang : “Nona besar, walaupun aku tidak menghalangi Anda bertemu dengan teman, tapi kami juga memiliki kesulitan sendiri. Paling tidak, biar orang kami yang menjadi supir. Aku percaya tidak peduli Anda, atau Tuan ini, seharusnya percaya dengan tingkat profesional kami.”
Para bodyguard berjas hitam ini, setiap dari mereka memiliki kemampuan tinggi, ahli dalam berbagai kemampuan. Seperti hal menyetir, untuk seorang bodyguard yang hampir sama dengan pembalap mobil adalah sebuah hal kecil.
Hanya saja sikap Jeffrey Hou ini membuat Zila Tang sangat tidak suka.
Aku makan bersama dengan teman, kalian ikut untuk apa?
Bila biasanya, karena melihat hubungan Jeffrey Hou dan ayahnya, Gordon Tang, Zila Tang tidak akan berkata banyak.
Tapi hari ini, dia tidak ingin diam saja.
Saat di Keluarga Huo, dia sudah dipermalukan karena diam, dianggap lelucon oleh banyak orang. Dia datang kemari mencari Robert Huo agar dia senang sedikit.
Jadi, Zila Tang melotot, hal yang sangat jarang dilakukannya, berkata : “Tidak perlu kalian terlalu banyak berpikir, kemampuan menyetirnya tidak kurang dari kalian! Bila ingin mengikuti, maka setir mobil sendiri!”
Jeffrey Hou sedikit merasa sulit, perintah yang diberikan Gordon Tang padanya adalah, tidak peduli bagaimanapun harus menjaga keamanan Nona Besar, tidak boleh ada kecelakaan apapun.
Dari sudut pandangnya, dia tidak menentang Zila Tang bertemu dengan temannya, tapi bila yang menjadi supir adalah dia sendiri, maka akan membuat kemungkinan munculnya kecelakaan menjadi kecil.
Novel Terkait
Mr Huo’s Sweetpie
EllyaLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyMenaklukkan Suami CEO
Red MapleUangku Ya Milikku
Raditya DikaLove Is A War Zone
Qing QingBeautiful Love
Stefen LeeInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li