Inventing A Millionaire - Bab 122 Meredakan Kemarahan
Setelah menarik nafas beberapa kali, emosi di dalam hatinya pun menjadi lebih tenang, lalu ia berkata dengan tenang: “Ngomong itu jangan berlebihan, kadang karma akan datang dengan cepat.”
“Waduh, malah mengutuk orang kamu? Aku bilang Tuan kaya ini, tolong Anda membayar lunas terlebih dahulu baru memberi aku pelajaran.” Kata Sales wanita tersebut dengan mencibir.
Saat ini, Gaby tiba-tiba berkata dengan sangat serius kepada Sales wanita tersebut: “Tante, kamu akan segera menjadi sial, Ayahku ini sangat hebat!”
“Haha, memang satu keluarga ya, bahkan anak yang masih kecil pun sudah bisa ikut berbual, hebat hebat. Tante memang merasa sangat ketakutan oleh Ayah kamu.” Kata Sales wanita tersebut dengan tidak peduli.
Sebenarnya Natalie Ning juga merasa kesal, tadinya membeli rumah merupakan kejadian yang menyenangkan, bagaimana bisa bertemu dengan orang seperti ini.
Yasudah jika berbisnis dengan tidak sesuai aturan, ini malah berkata dengan sinis, apakah masih mirip dengan pekerja pelayanan?
Sekarang, hp Fernaldy Fang sudah tersambung, dengan keras ia berkata: “Kak Lu, kamu ini mencari Sales macam apa ini, satu per satu saking hebat sudah hampir naik ke atas langit, jangan bertanya kenapa kepadaku, sekarang aku sedang berada di Departemen Penjualanmu, cepat kemari, jangan berkata aku tidak memberikan kesempatan kepada kamu, orang hebat yang aku katakan saat pagi tadi sedang berada di samping aku, jika tidak melihat kamu dalam 15 menit, maka kami akan langsung pergi, kedepannya juga tidak perlu berkontak lagi!”
Tadi pagi setelah Robert Huo berkata dirinya ingin membeli rumah, Fernaldy Fang langsung menelepon ke beberapa Bos real estate di Area Barat Laut, berkata kalau nanti siang akan membawa seseorang yang sangat hebat ke sana untuk membeli rumah.
Perusahaan real estate di sini, pada dasarnya dibangun oleh penduduk setempat seperti Fernaldy Fang, mereka pun telah berteman satu dengan yang lain.
Sifat Fernaldy Fang, mereka mengetahuinya dengan sangat jelas, terlihat seperti polos dan jujur, tapi sebenarnya dia sengat cerdas.
Orang yang disebut hebat olehnya, pasti sangat luar biasa.
Mengenai kehebatan seperti apa, Fernaldy Fang juga tidak memberitahu kepada mereka secara detil, bagaimanapun sejauh ini, dia mungkin adalah satu-satunya Bos real estate yang mengetahui potensi besar Area Barat Laut di masa depan.
Ia juga berpikir nanti ingin mengajak Robert Huo untuk mendiskusikan masalah ini dengan detil, mencari beberapa tanah atau langsung mengembangkannya, informasi ini jika diketahui oleh orang lain, bukannya ia menjadi harus membagikan daging besar ini.
Tidak peduli bagaimanapun, orang yang diakui Fernaldy Fang, beberapa Bos real estate yang lain juga pasti tidak berani memandang rendah.
Jadi, CEO Lu sana pun langsung menyetujui untuk langsung bergegas ke sana.
Setelah menutup telepon, Fernaldy Fang juga tidak ingin terlalu banyak omong kosong dengan kedua Sales wanita tersebut, hanya berkata kepada Robert Huo: “Tunggu sebentar dulu, Kak Lu segera datang kemari.”
“Wah, Tokoh besar yang mana lagi ya si Kak Lu ini?” Tanya seorang Sales wanita sambil tersenyum.
Fernaldy Fang melirik sekilas ke dia, lalu mendengus, dan tidak menghiraukannya lagi.
Dengan kedudukannya, kalau mempermasalahkan masalah dengan karyawan-karyawan level rendah seperti ini memang merusak wibawanya sendiri, jika merasa tidak senang, nanti dia langsung mencari yang bermarga Lu saja.
Melihat Fernaldy Fang tidak menghiraukan orang, Sales wanita itu pun ikut mendengus, sambil bergumam: “Badan gemuk seperti ini masih banyak gaya di sini, tidak mengaca dulu diri sendiri terlihat seperti apa.”
Dia sengaja tidak menekan suaranya, Fernaldy Fang juga tidak tuli, tentu saja bisa mendengarkannya dengan jelas.
Orang kaya dengan kekayaan yang lebih dari belasan miliar ini, wajahnya pun terlihat menghijau, hanya saja merasa karena adanya pasangan Robert Huo dan istrinya di sampingnya, ia tidak ingin bertengkar dengan orang lain di depan mereka, kalau tidak daritadi Fernaldy Fang sudah mulai mengutuknya.
Kedua Sales wanita yang sudah menganggap orang Robert Huo ini adalah orang miskin yang tidak memiliki uang tapi masih ingin membuat masalah, mereka juga tidak lama-lama berdiam di sana, kembali ke sisi rekan kerja mereka, lalu sambil bergosip tentang Robert Huo mereka.
Tidak perlu dipikirkan pun tahu, apa yang dikatakan mereka pasti merupakan ungkapan sinis.
Dan sebelahnya, setelah Goldwin Lu selesai menerima telepon, ia langsung menolehkan kepalanya dan melihat ke Sekretarisnya, bertanya: “Siapa yang bertanggung jawab atas Komplek Fenghua sekarang?”
Sekretaris pun langsung menjawab tanpa ragu-ragu: “Ditangani oleh Perusahaan manajemen properti di bawah perusahaan kita, tapi GM Vengo Chen sedang pergi ke provinsi lain untuk melakukan penelitian, sekarang seharusnya Wakil GM Stephan Sun yang bertanggung jawab atas masalah penjualan.”
Goldwin Lu berdiri dan mengambil sebuah mantel, berkata: “Langsung pergi ke Departemen Penjualan Stephan Sun, entah Sales mana yang tidak punya mata menyinggung CEO Fang di sana, meminta dia untuk menenangkan CEO Fang terlebih dahulu, aku segera ke sana.”
“Baik, aku segera menelepon dia.” Jawab Sekretaris dengan buru-buru.
Sudah bertahun-tahun menjadi Sekretaris Goldwin Lu, dia tahu orang yang bisa membuat Bos ini begitu berhati-hati, dan Tokoh besar yang bermarga Fang, hanya satu-satunya Bos dari Fernaldy Real Estate yang suka mengenakan celana besar dan berkeliaran ke mana-mana itu.
CEO Fang yang tidak menjaga penampilan, tapi bisa mengembangkan bisnisnya sampai begitu besar, Sekretaris juga sangat mengaguminya.
Dia langsung mengeluarkan hpnya, dan menelepon kepada Wakil GM Stephan Sun yang bertanggung jawab atas Departemen Penjualan sana.
Sekitar 5 menit kemudian, seorang pria paruh baya yang mengenakan setelan jas bergegas berlari ke Departemen Penjualan.
Saat melihat dia, semua Sales buru-buru menyimpan hp ke dalam kantong, lalu berdiri dan menyapa: “Selamat Siang Wakil GM Sun!”
Pria paruh baya ini, tentu saja merupakan Stephan Sun yang bertanggung jawab atas Departemen Penjualan Komplek Fenghua.
Dia pun sudah tidak peduli lagi dengan sapaan dari para Sales, melihat ke kiri dan kanan, dengan mudah ia langsung melihat Fernaldy Fang yang berdiri di depan pintu dengan wajah tidak senang.
Status Fernaldy Fang, tentu saja Stephan Sun mengetahuinya, walaupun bukan golongan teratas di dalam kota, tapi di industri real estate lokal ini, adalah Bos besar yang diakui semua orang, jangankan dia, bahkan Bos Goldwin Lu saja harus memberikan muka kepadanya.
Tadi Sekretaris Goldwin Lu meneleponnya, berkata mungkin ada Sales yang telah menyinggung Fernaldy Fang, ini benar-benar menakutkan Stephan Sun.
Tokoh pionir di dalam di industri ini, disinggung oleh bawahan dia, apakah dirinya masih ingin bertahan di dalam industri ini?
Dia pun langsung berlari dari ruangan kantornya, bergegas datang ke tempat ini.
Wajah Fernaldy Fang tidak terlihat jauh lebih baik karena berlalunya waktu, tetapi karena menunggu dengan lama, wajahnya pun terlihat semakin tidak senang.
Jantung Stephan Sun berdetak dengan cepat, setelah ia menarik nafas, menunjukkan senyuman yang menurut dia sudah merupakan senyuman paling ramah, baru berjalan ke sana.
Dari jauh ia sudah mengulurkan tangannya kepada Fernaldy Fang: “CEO Fang, tamu terhormat yang jarang berkunjung! Anda kemari mengapa tidak mengabari terlebih dahulu, biar aku bisa menyambut Anda di depan pintu.”
Fernaldy Fang melirik sekilas, dia tidak begitu akrab dengan Wakil GM dari Perusahaan manajemen properti di bawah perusahaan Goldwin Lu, mungkin dulu pernah bertemu sekali dua kali, namun ia tidak memiliki kesan.
Lagi pula, hari ini dia sudah kesal seperti ini, bahkan ada kesan pun ia juga malas berpikir banyak.
Dengan wajah yang tidak senang mendengus, bertanya: “Kamu siapa?”
Sikapnya Fernaldy Fang kurang baik, tapi Stephan Sun juga tidak berani merasa tidak senang, dia tahu mengapa ia bersikap demikian, hanya bisa sambil tersenyum dan berkata: "Aku Stephan Sun, Wakil GM Perusahaan manajemen properti yang ada di bawah perusahaan, tadi CEO Lu sendiri baru berpesan, meminta aku harus menyambut CEO Fang dengan baik, hanya saja tidak ku sangka, Anda sudah kemari dengan begitu cepat, silahkan silahkan silahkan, CEO Fang silahkan duduk dulu di ruang tamu VIP, siapa itu, ke ruangan kantor ku untuk ambil daun teh kemari!”
Sekumpulan orang di Departemen Penjualan, semuanya melihat adegan di depan sambil tercengang, benak mereka pun tidak sempat berpikir dengan baik.
Apa yang terjadi barusan, mereka melihatnya dengan sangat jelas, dan setelah kedua Sales wanita kembali, juga terus mengejek Fernaldy Fang, dan Robert Huo mereka.
Berkata ingin membeli rumah dengan pembayaran lunas, akhirnya malah tidak berani menggesekkan kartu, masih berpura-pura menelepon orang lain, tidak tahu juga bisa memanggil teman tidak jelas seperti apa untuk kemari.
Dulu juga bukan tidak ada orang yang mencari masalah di Departemen Penjualan, menelepon orang untuk kemari, tapi biasanya yang mereka panggil adalah preman kecil biasa, atau tidak PNS kecil saja.
Setelah kemari, bahkan kentut pun tidak berani langsung membawa orangnya pergi.
Jangan melihat rumah di Area Barat Laut sulit dijual, tapi tidak berarti perusahaan real estate di belakangnya tidak memiliki kekuatan.
Setiap penduduk lokal, pasti tahu kehebatan dari beberapa perusahaan real estate ini.
Brand lama, berada dalam satu lingkungan juga, beberapa Bos ini berkumpul untuk minum dan main kartu bersama setiap setiap hari, hanya kurang berjanji untuk menjadi saudara angkat saja.
Setelah orang-orang itu mendengarkan omongan Sales wanita, juga tidak menganggap Fernaldy Fang mereka, hanya menanggap seperti sedang menonton pertunjukan monyet saja.
Stephan Sun di dalam perusahaan real estate, hanya bisa terhitung sebagai pemimpin kecil saja, masih berbeda beberapa tingkat dari Goldwin Lu.
Namun di dalam Departemen Penjualan, tanpa ragu ia merupakan manajemen level tertinggi.
Saat ia baru masuk ke sini, semua orang mengira ia hanya datang untuk memeriksa saja, siapa pun tidak mengira, Wakil GM Sun ini baru datang langsung bergegas ke sisi si gemuk yang mengenakan celana besar dan singlet itu.
Lihat gaya dia yang sopan itu, bahkan terlihat lebih penting daripada Ayahnya.
Walaupun tidak tahun mengapa Stephan Sun harus begitu sopan kepada seorang pria gemuk yang bahkan mengeluarkan 1.000.000 RMB pun susah, namun wajah kedua Sales wanita tersebut, tetap terlihat mulai menjadi pucat.
Mereka memiliki firasat bahwa mereka akan sangat sial hari ini.
“Tidak ada waktu untuk omong kosong dengan kamu, mana CEO Lu kalian? Mengapa belum kemari?” Tanya Fernaldy Fang dengan sangat tidak segan-segan.
Stephan Sun berdiri di sana dengan wajah yang sangat sopan, berkata: “CEO Lu sedang di perjalanan, segera sampai, lebih baik Anda menunggu di ruang VIP……….”
“Ruang VIP kalian ini, aku tidak berani ke sana, jika benar-benar ke sana, takut juga nanti ada orang yang ingin menginjak kepalaku sambil berteriak-teriak.” Fernaldy Fang berkata dengan kesal.
Senyuman di wajah Stephan Sun langsung terlihat kaku, lalu sambil tertawa dengan garing: “CEO Fang jangan marah, apakah ada orang yang tidak tahu diri menyinggung Anda ya? Begini, aku langsung meminta dia kemari untuk meminta maaf kepada Anda, biar reda sedikit kemarahan Anda.”
Sambil ngomong, Stephan Sun membalikkan badan dan melihat ke arah para Sales, dengan nada dingin berkata: “Kalian, tadi siapa yang menyinggung CEO Fang, kemari sekarang juga!”
Novel Terkait
Rahasia Istriku
MahardikaThe Winner Of Your Heart
ShintaSee You Next Time
Cherry BlossomHalf a Heart
Romansa UniverseCinta Yang Dalam
Kim YongyiInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li