Inventing A Millionaire - Bab 107 Orang Yang Menjijikan
Thiago Huo hanya tertawa, dia berinisiatif untuk menuangkan teh, lalu minum sambil berkata,”Kamu bukannya tidak tahu bahwa aku tidak bisa bermain catur, terlebih lagi, apakah seorang penggila makanan pasti merupakan seorang koki hebat? Kamu adalah pria yang sudah hampir mencapai uur tiga puluh tahun, mengapa kamu masih saja bersikap seperti anak-anak.”
Griffin Huo benar-benar merasa sangat kesal, dia benar-benar ingin sekali langsung merobek mulut pria yang satu ini.
Yacob Zhao langsung bergegas meredakan suasananya, dia datang duduk dan berkata,”Tidak apa-apa, lihat bagaimana aku akan membantumu kembali menghabiskannya! Bocah kecil, aku juga tidak akan menggertakmu. Silahkan ambil catur hitam dan jalan terlebih dahulu.”
“Aku ahli dalam melakukan pertahanan dan penyerangan kembali, Tuan Zhao saja yang mengambil catur hitam,”ucap Robert Huo menggelengkan kepalanya.
Yacob Zhao tercengang sejenak, lalu tertawa terbahak-bahak,”Baik baik baik, sudah bertahun-tahun berlalu tanpa ada orang yang berani bersikap angkuh di depan hadapanku, jika kamu kalah, jangan salahkan aku dan beranggapan bahwa yang dewasa menggertak yang lebih muda.”
Robert Huo tersenyum tanpa menjawab.
Kedua pihak menggerakkan catur mereka masing-masing, mulai dari langkah vertikal hingga horizontal yang menjangkau seluruh sisi papan catur.
Kemampuan catur Yacob Zhao tentu saja jauh lebih hebat dibandingkan Thiago Huo, Robert Huo saja sering sekali membutuhkan waktu berpikir yang cukup lama untuk menentukan langkah caturnya yang berikutnya.
Kedua pihak saling bersahutan, namun setelah setengah jam berlalu, Yacob Zhao tetap saja terlihat dikalahkan.
Catur putih pada papan catur berjumlah lebih banyak, sedangkan catur hitam lebih sedikit, Yacob Zhao pun semakin berhati-hati setiap kali menentungkan langkah catur yang berikutnya.
Namun, tidak peduli seberapa serius dirinya, kemunculan kekalahan itu sudah sulit sekali diputarbalikkan. Lagipula, kemampuannya masih sedikit lebih rendah dibandingkan Robert Huo, dia masih belum mempunyai kemampuan untuk membalikkan keadaannya.
Setelah lima menit selanjutnya berlalu, Yacob Zhao akhirnya menggelengkan kepalanya, sembarangan meletakkan catur hitam yang berada dalam genggamannya, lalu berbicara dengan sangat mudah,”Aku kalah, aku harus mengakui bahwa kemampuanmu ini memang sangat unik. Kamu masih sangat muda, namun sudah mempunyai dasar sekuat ini di dunia catur, benar-benar hebat!”
Yacob Zhao tulus memujinya, namun Griffin Huo langsung mengerutkan bibirnya dan berkata,”Jika kakak ketigaku datang kemari, kamu pasti bukanlah lawan yang tepat untuknya!”
“Sayang sekali kakak ketigamu tidak berada di sini, jika kamu selalu saja menggunakan koneksi dengan orang lain, kapan kamu bisa menjadi seorang pemimpin?” Tanya Robert Huo dengan sikap datar.
Griffin Huo benar-benar kehabisan kata-kata dan merasa sangat frustasi.
Namun Yacob Zhao tertawa terbahak-bahak dan berkata,”Aku kira kalian berdua sepertinya sangat akrab, karena suasananya sudah seperti ini, bagaimana kalau kita duduk dan minum teh sambil bermain catur bersama-sama.......”
“Apa tertariknya bermain catur, sangat membosankan dan melelahkan,”Thiago Huo yang sebelumnya terasa tidak hadir di tempat beranjak berdiri, meregangkan pinggangnya, dan berkata,”Tuan Zhao, bagaimana kalau aku mengundangmu pergi mencuci dan memijat kaki, dapat sekaligus dianggap menikmati hidup. Apa menariknya dari catur-catur hitam dan putih ini!”
Yacob Zhao mengerutkan alisnya ketika mendengarnya, dia tentu saja memahami maksud dari pijat kaki yang Thiago Huo bicarakan.
Dia sendiri juga sudah berumur, terlebih lagi adalah seorang master sastra, bukankah mengajaknya ke tempat seperti itu terasa seperti sebuah penghinaan baginya?
Thiago Huo mungkin hanya ingin bercanda, namun dia sudah memilih target yang salah.
Ketika melihat ekspresi Yacob Zhao memburuk, Griffin Huo langsung beranjak berdiri dan mengomel,”Apa yang sedang kamu bicarakan! Jika kamu memang tidak tertarik, pergi saja sendiri, siapa yang ingin menyuruhmu untuk menetap!”
“Mengapa kamu emosi di tengah suasana yang baik seperti ini, bukankah aku hanya mengkhawatirkan sisa kehidupan masa tua Tuan Zhao saja,”ucap Thiago Huo.
“Kamu!”
“Sudah.” Yacob Zhao beranjak berdiri dengan wajah yang tidak berkespresi, menghentikan pertengkaran mereka berdua dan berkata,”Aku sudah mulai berumur, bermain catur memang terasa sedikit melelahkan, jika kalian memang ada kegiatan lain, lanjutkan saja kegiatan kalian, aku akan kembali ke kamar untuk beristirahat terlebih dahulu. Maafkan aku jika aku tidak bisa memberikan sambutan yang sepenuhnya.”
Setelah selesai berbicara, Yacob Zhao pun langsung berpaling kembali ke kamar.
Suasana langsung berubah menjadi canggung dalam sekejap, Griffin Huo menatap tajam Thiago Huo dengan penuh emosi, dia awalnya ingin memarahinya, namun setelah dipikirkan kembali, ini adalah rumah Yacob Zhao. Tuan Besar baru saja pergi karena rasa kesal, jika mereka terus bertengkar, sepertinya keadaannya benar-benar akan berlangsung sesuai dengan keinginan Thiago Huo.
“Aduh, jangan melotot. Seberapa besar masalahnya. Ayo, ayo, ayo, Tuan Besar tidak akan pergi, aku akan mengundangmu pergi. Oh iya, bagaimana dengan yang satu ini?” Sapa Thiago Huo.
“Apakah dia sangat akrab denganmu?” Griffin Huo berkata kepada Robert Huo,”Jangan dengarkan ocehannya, abaikan saja. Aku sudah sesungguhnya tulus kalah dalam permainan catur denganmu hari ini, aku juga tidak akan menggunakan koneksi dengan kakak ketigaku untuk menggertak orang lain lagi. Begini saja, aku akan mengundangmu untuk makan siang, sekaligus mengajarimu seni dalam berbicara. Jangan bicarakan yang lainnya, dalam hal ini, kamu dan kakak ketigaku benar-benar sangat mirip, kalian tahu apa yang harus kalian katakan pada saat tertentu.”
Robert Huo tidak akan menghiraukan ajakan Thiago Huo, namun dia tentu saja harus mempertimbangkan ajakan Griffin Huo.
Adik sepupunya ini memiliki sifat yang berterus terang dan tidak terlalu berperasaan, dia tergolong sebagai pria yang mudah digertak di dalam klan keluarga, namun dia adalah penuntun yang paling baik untuk kembali ke rumah keluarga Huo bagi Robert Huo.
Ditambah lagi dengan hubungan mereka berdua yang sudah cukup baik sejak awal, Robert Huo juga ingin berkomunikasi lebih lagi dengan Griffin Huo.
Tidak peduli apakah dia akan mengatakan identitasnya yang sebenarnya kepadanya atau tidak, setidaknya dia tetaplah merupakan seorang adik sepupu bagi Robert Huo.
Setelah berpikir sejenak, Robert Huo berkata,”Aku harus mengabari keluarga dahulu, jika tidak, istriku dan anakku mungkin akan menungguku.”
“Kamu sudah menikah?” Griffin Huo bertanya dengan sedikit terkejut.
Pada umumnya, orang-orang yang memiliki kemampuan yang semakin hebat akan semakin menunda pernikahan mereka. Mereka dapat dikatakan melarikan diri, juga dapat dikatakan tidak menyukai perasaan mengejar rasa didampingi seperti orang-orang biasa.
Lagipula, menurut mereka yang memiliki kemampuan, ada banyak sekali orang yang sudah sering menyanjung mereka dibalik orang-orang yang senang mengejar mereka, jadi mereka tentu saja tidak perlu menghiraukan terlalu banyak permasalahan seperti ini.
“Iya, anakku sudah berumur tujuh tahun,”jawab Robert Huo.
Griffin Huo tersenyum dan berkata,”Kamu tidak terlihat seperti seorang ayah dari anak berumur tujuh tahun, jika demikian, undanglah kakak ipar dan anakmu datang kemari kedepannya, sekaligus berkenalan.”
Panggilan kakak ipar ini mmebuat Robert Huo tercengang.
Karena mulai dari sejak awal, dia bahkan tidak sesungguhnya menganggap dirinya sebagai suami Natalie Ning, jika tidak, dia juga tidak akan mungkin kesulitan oleh karena permasalahan suami istri untuk jangka waktu yang selama ini.
Ketika Griffin Huo kini memanggil Natalie Ning sebagai kakak ipar, sebuah rasa aneh tiba-tiba muncul di dalam hati Robert Huo, dia ternyata menyukai perasaan tersentuh itu, hidungnya bahkan terasa sedikit perih.
Griffin Huo mungkin memanggilnya demikian atas dasar sopan santun dan umur, namun menurut Robert Huo, ini adalah sejenis cara yang dapat membuktikan bahwa dirinya ini masih sedang hidup.
Ini adalah saudaranya yang memanggil kakak ipar. Ini adalah hal yang normal.
Dengan demikian, Robert Huo menganggukan kepalanya dan berkata,”Baik, kalau begitu, tinggalkan alamatnya, aku akan pulang dan menjemput mereka.”
“Tidak perlu serepot itu, ikutlah dengan mobilku, lalu kita pergi jemput kedua wanita itu bersama-sama, bukankah semuanya sudah terselesaikan,”ucap Griffin Huo.
Robert Huo juga tidak menolaknya dan berkata,”Baiklah, ayo pergi bersama.”
Mereka bedua terus berbincang sambil melangkah keluar dari pintu, mereka benar-benar langsung mengabaikan keberadaan Thiago Huo.
Thiago Huo mungkin terlihat tersenyum, namun tatapannya sebenarnya dilintasi oleh cahaya kekejaman.
Pria paruh baya yang terus menemainya di sisinya tanpa bersuara itu akhirnya membuka mulutnya ketika tiba di dalam mobil,”Tuan Muda Ketujuh, menyinggung Profesor Zhao dan meregangkan hubungan Griffin Huo dengan profesor yang satu ini adalah sebuah hal yang baik. Namun Griffin Huo memiliki hubungan yang sangat baik dengan Tuan Muda Tertua, kamu tetap harus lebih mengontrol diri lagi.”
“Apa yang kamu mengerti.” Thiago Huo tersenyum aneh dan berkata,”Apakah pria seperti Griffin Huo itu dapat menarik perhatian kakak tertua? Dia mungkin hanya kasihan melihatnya saja. Terlebih lagi, aku melakukan semuanya secara berterus terang, siapa yang akan berani berkata bahwa aku sengaja mempersulit Griffin Huo? Selama kakak tertua tidak bisa menemukan buktinya, maka dia tentu saja tidak akan mempersulit diriku.”
Pria paruh baya itu mengiyakannya, lalu berkata,”Namun Tuan Muda tertua jarang sekali muncul belakangan ini, aku pernah mencari orang untuk mendengarkan kabar yang beredar, dia sepertinya sedang menjalankan sejenis proyek pribadi.”
“Tidak peduli apapun yang dia lakukan, semuanya itu tidak ada hubungannya denganku.” Thiago Huo menatap tajam ke arah mobil yang sudah berkendara jauh di depan. Lalu tertawa dan berkata,”Beraninya dua manusia brengsek ini mengabaikanku, apakah mereka tidak mencari tahu mengenai apa yang terjadi kepada orang-orang yang sudah pernah mengabaikanku sebelumnya? Mereka tidak akan mempunyai kesempatan untuk menyingkirkanku! Ikuti. Kita akan mengikuti mereka kemanapun mereka pergi!”
Sang supir mengiyakannya, lalu langsung menginjak pedal gas dan melaju ke depan.
Griffin Huo dan Robert Huo sedang berbincang di dalam mobil, tanpa mempedulikan siapa yang menang ataupun kalah, dan hanya mempedulikan diri mereka secara pribadi. Kesan Griffin Huo terhadap Robert Huo juga tetap saja masih sangat baik.
Pria ini benar-benar terlalu mirip dengan kakak ketiga yang paling dia agungkan itu, hanya penampilan mereka saja yang sepenuhnya berbeda, jika hanya melihat cara mereka dalam bertindak, mereka benar-benar adalah orang yang sama!
Tidak tahu apakah menyukai segala hal mengenai dirinya, ataupun kesan yang sudah mengalami perubahan, kesimpulannya, Griffin Huo tetap saja masih menyukai pria yang tidak jauh berbeda dengan dirinya ini.
Namun, Manager Ronny Wang tidak merasa sesenang itu.
Ini adalah pertama kalinya dia melihat Robert Huo dikritik berulang kali, namun masih saja tidak ada orang yang mendukungnya, bagaimana mungkin Manajer Wang yang selalu bersikap angkuh itu bisa menerimanya.
Namun, kini tidak peduli apakah Griffin Huo ataupun Yacob Huo, semuanya bersikap sangat hormat terhadap Robert Huo, dia bahkan tidak menemukan kesempatan untuk melawannya.
Ronny Wang tidak mempunyai ketertarikan untuk bergabung ke dalam perbincangan mereka berdua, karena merasa bosan, dia pun memutuskan untuk melihat ke arah sekeliling, lalu secara tidak sengaja menyadari ada sebuah mobil yang mengikuti mereka dari pantulan kaca spion.
Setelah memperhatikannya dengan lebih teliti, Ronny Wang pun memperingatkan,”Tuan Muda Huo, mobil milik Tuan Thiago berada di belakang kita.”
Griffin Huo berpaling dan meliriknya sejenak, lalu berbicara dengan nada tidak senang,”Pria yang benar-benar selalu menempel, bisa-bisanya dia melakukan hal menjijikan seperti ini! tidak perlu hiraukan dia, biarkan dia mengikuti kita sesenang hatinya saja!”
Novel Terkait
Someday Unexpected Love
AlexanderCinta Di Balik Awan
KellyTakdir Raja Perang
Brama aditioMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniCinta Yang Tak Biasa
WennieInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li