Inventing A Millionaire - Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
Berbicara sampai di sini, jika Nova masih belum mengerti juga dari awal dia sudah dibuat hancur oleh Colin dan Charles.
Hanya kalau dilihat kembali, beberapa menit yang lalu dirinya merasa tidak tenang. Masalah yang membuatnya panik dan bingung sekali sampai di tangan Robert hanya dalam waktu hitungan menit persoalan ini telah diatasi.
Hati yang lega membuat Nova samar-samar merasakan sedikit takut.
Semua keluarga Ji mungkin akan kacau karena reformasi kali ini dan pria yang ada di depannya ini mengatasi situasi ini dengan diam-diam.
Tidak akan yang bisa mengira dia akan mengganggap reformasi kali ini menjadi sebuah kesempatan besar yang sulit didapatkan.
Kemampuan yang bisa mengubah bahaya menjadi aman sungguh bukan orang biasa!
Bahkan Nova mempunyai perasaan pria ini seperti sedang bermain game, dengan mudah dia bisa membuat seluruh keluarga Ji kelabakan.
Mungkin dirinya, juga Colin atau orang yang seperti Cedric, baginya mungkin hanya sekedar buah catur yang mudah diatur.
Orang seperti itu, apa yang dipikirkan dalam hati, siapa yang bisa menebaknya?
Bahkan sampai saat ini Nova masih tidak mengerti, Robert yang memiliki kemampuan ini mengapa memilih membantu dirinya yang “orang kecil” ini untuk naik posisi.
Jika dia ingin, semua perusahaan besar lainnya pasti akan membuka pintu lebar-lebar dan membiarkannya masuk.
Inilah yang dibilang tidak mengejar keuntungan kecil pasti memiliki rencana yang besar.
Nova ingin sekali menanyakan, sebenarnya apa yang telah dia rencanakan.
Pertanyaan yang sama sudah pernah dia tanyakan pada Robert sebelumnya, namun jawaban yang diterima asal-asalan, seperti benar namun juga tidak, membuat orang sulit untuk memahaminya.
Dan keluarga Ji saja tidak mampu melepaskan diri dari permainannya, bagaimana dengan dirinya sendiri?
Apa yang terjadi di tahun itu, apakah dia selalu mengingatnya?
Dia membantu dirinya untuk melakukan ini semua, sebenarnya untuk menyanjung dirinya atau ada sebab lain?
Berpikir sampai di sini Nova tidak bisa menahan lagi dan langsung bertanya : “Sebenarnya apa yang ingin kamu lakukan!”
Robert yang sedang memikirkan untuk menarik siapa dalam keluarga inti Ji, mendengar pertanyaan ini membuatnya sedikit terkejut : “Apa maksudnya apa yang ingin dilakukan?”
Kata-kata ini bagaikan jarum yang menusuk Nova, dia meloncat berdiri dengan mata melotot pada Robert, berkata : “Tidak peduli kamu ingat atau tidak, juga tidak peduli apa yang ingin kamu lakukan. Aku beritahu dengan jelas, masalah itu tidak ada hubungan dengan orang lain! Jika ingin balas dendam padaku, cukup ke aku sendiri saja. Jangan melibatkan orang lain! Aku tidak suka dipermainkan seperti ini!”
Sikapnya yang tiba-tiba berubah membuat Robert merasa aneh.
Barusan masih diskusi dengan serius, mengapa sekarang mendadak menjadi marah?
Apa maksudnya ingin balas dendam, bukankah ini sedang ingin membantumu?
Dia tahu reaksi Nova yang seperti ini karena hal yang pernah terjadi di masa lalu.
Hal itu memiliki hubungan erat dengan Shawn, tapi dia bukan Shawn, juga tidak ingin karena masalah yang lalu itu muncul konflik dengan Nova.
Robert bangkit berdiri dan mengulurkan tangan bermaksud menepuk bahunya untuk menghibur, namun Nova seperti ketakutan dan mundur selangkah.
Dengan sedikit canggung Robert menarik tangan dan berkata : “Jangan terlalu banyak berpikir. Jika aku ingin balas dendam padamu, apa kamu bisa menghindar? Tidak peduli apa yang terjadi di masa lalu, itu hal yang sudah berlalu, aku juga tidak ingat lagi. Walaupun ingat juga malas untuk memikirkan. Aku yang sekarang hanyalah asisten kamu dan hanya melakukan hal yang kusenangi saja. Kamu jangan selalu berpendapat sepertinya aku memiliki muslihat, kalau begitu hanya akan membawa masalah yang tidak perlu ada bagi dirimu.”
Nova menatap lurus padanya dengan ekspresi yang serius juga hati-hati. Dan mengamatinya seolah sedang memastikan apakah yang dikatakan Robert itu sesungguhnya atau bukan.
Robert tidak menghindar sama sekali dan juga menatap lurus padanya, berkata “Aku rasa mungkin karena kamu terlalu tertekan, jadi berpikir yang tidak-tidak. Kalau bisa istirahatlah dua hari, baru kita bicarakan lagi. Aku masih ada sedikit urusan lain dan akan pergi dulu.”
Nova tidak menjawab, dengan pandangan mata dia mengantar kepergian Robert.
Setelah menunggu bayangan pria itu benar-benar sudah menghilang dari pandangannya, jantungnya yang berdebar kencang pelan-pelan mulai kembali normal.
Setelah menghela napas panjang, Nova berpaling dan melihat laptop yang ada di atas meja.
Dia mengingat kembali setiap ucapan dari Robert, bahkan setiap kata. Tiba-tiba dia ada perasaan jika pria ini tidak berkata bohong.
Apakah dia sungguh tidak mengingat apapun atau memang tidak bermaksud untuk mengejar masa lalu.
Kalau begitu memang dirinya yang berpikir banyak?
Semua tindakannya baru-baru ini, dilihat bagaimanapun tidak seperti ingin balas dendam, meskipun ingin menyanjungnya cara begini juga sangat tidak wajar.
Perjuangan dalam batinnya membuat Nova semakin bingung.
Masa lalu itu selalu menjadi bom waktu di hatinya dan terus kuatir entah kapan akan meledak.
Dia semakin berapi-api. Harus memperjelas dulu masalah itu dengan Robert, bahkan kelak apa yang akan terjadi dia tidak akan peduli. Bila hal ini tidak diungkapkan, suatu hari dia akan tercekik hidup-hidup!
Tetapi jika dia memang tidak ingat apapun, buat apa dirinya mencari susah sendiri?
Kalaupun diungkapkan juga tidak ada untung bagi dirinya sendiri, apalagi melibatkan Natalie.
Semula memang sudah bersalah pada Natalie, mana boleh membuat dia menderita lagi.
Atau……biarkan masalah ini terkubur di dalam hati, Robert tidak bicara, dirinya juga tidak mengungkit, ini adalah pilihan yang paling tepat.
Berpikir seperti ini pelan-pelan membuat Nova tenang kembali.
Apa pun yang terjadi, hadapi dulu rencana reformasi ini baru membicarakan yang lain.
Jalan pikiran yang dikatakan oleh Robert tadi sangat menyadarkan dirinya, semakin dipikir semakin merasa ada benarnya juga.
Keluarga inti mengeluarkan rencana reformasi ini, tampak jelas sangat iri dengan keuntungan perusahaan cabang. Semakin iri mereka, maka kekuatan chip taruhannya juga semakin besar!
Lima belas kursi dewan direksi, ditambah satu hasil dari perjuangannya. Ditambah lagi Colin, sampai saat ini jumlah suara yang ada di tangannya membuat dia memiliki otoritas untuk berbicara.
Asal dia bisa memperjuangkan tiga atau empat lagi, maka hal besar ini akan ada harapan!
Hanya saja, harus menarik siapa dari cabang lain?
Tepat saat sedang berpikir apakah akan menelepon Colin atau tidak untuk berunding, ponsel Nova mendadak berdering.
Dia mengambil dan melihat sebentar, sebuah nomor asing. Namun nomor ponselnya sendiri sudah terdaftar di layanan telekomunikasi, biasanya tidak akan ada panggilan yang tidak dikenal.
Dia menerimanya dan dari sana terdengar sebuah suara yang rendah dan mantap : “Apakah ini dengan nona Nova Ji?”
“Iya aku sendiri, ini dengan siapa?” tanya Nova.
“Aku adalah Robin Li, ingin mencari nona Ji untuk menanyakan keberadaan seseorang.” Jawab orang tersebut.
Nova sedikit terkejut pada saat mendengar nama Robin. Setelah dia mengingat akan nama yang tidak asing ini seketika wajahnya menjadi pucat.
Robin……
Robin……
Di saat dia paling bingung dan selalu ragu-ragu apakah dia harus melepaskan semua hal masa lalu, kini sepertinya tidak perlu ragu lagi.
Hal yang paling dikuatirkan akhirnya terjadi juga, orang yang seharusnya tidak muncul telah datang.
Meskipun dia tidak tahu bagaimana mereka bisa menemukan dirinya dan bagaimana bisa mendapatkan kontaknya. Namun mengingat nama orang ini Nova tidak merasa aneh.
Kini hatinya penuh kepanikan. Tidak tahu harus bagaimana menjawab pertanyaan orang tersebut.
“Maaf, aku sekarang lagi sibuk, nanti aku akan membalas pada anda.”
Setelah itu Nova langsung menutup telepon.
Membawa ponsel itu ke depan dadanya, raut wajah Nova semakin memucat.
Sekitar setengah menit kemudian, dia menyalakan ponsel dan menghubungi Natalie.
Saat panggilan sudah terhubung, Nova buru-buru berkata : “Natalie, ini tidak baik……”
Natalie sedang sibuk dengan urusan pekerjaan kantor, Owen sudah mengakui segalanya dan para pengacara juga sudah siap dengan dakwaan, kini sedang menjalani prosesnya.
Sebagai penanggung jawab perusahaan, Natalie juga harus interaksi dengan pengacara, kemudian nanti dia akan memberikan keterangan sebagai salah satu saksi. Selain itu juga perlu menangani beberapa dampak yang timbul karena masalah ini, sekarang dia ingin sekali bisa membelah diri menjadi beberapa untuk bisa mengurusnya.
Tidak hanya Natalie, Sisilia dan yang lainnya juga sibuk membantu dan repot bukan main.
Volume bisnis yang begitu besar di setiap harinya selalu muncul berbagai macam persoalan. Mulai dari layanan perusahaan sampai penyortiran, sekalipun hanya sebagian kecil yang tersisa juga perlu waktu setengah hari untuk mereka tangani.
Hingga semua orang menjadi sungkan untuk menerima upah lembur.
Ketika menerima telepon dari Nova dengan kata pembuka seperti itu membuat Natalie tidak mengerti : “Apa yang tidak baik?”
“Robin telah menelepon aku.”
“Robin? Siapa ya?”
“Paman keempat Shawn.”
Jawaban ini membuat semua aktivitas Natalie seketika berhenti.
Kalau saja bukan memakai handsfree bluetooth, mungkin saja ponselnya juga akan jatuh ke lantai.
Semua orang mengira Shawn adalah yatim piatu, hanya Nova dan Natalie yang tahu, kenyataannya tidak seperti itu.
Dia bukan yatim piatu dan ada beberapa kerabatnya yang masih hidup.
Sekarang Nova berkata bahwa paman keempat Shawn telah muncul, Natalie segera teringat akan peribahasa “Angin tak dapat ditangkap, asap tak dapat di genggam“ yang berarti “rahasia yang tersembunyi akhirnya akan terbuka juga”.
Novel Terkait
Awesome Guy
RobinCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaAnak Sultan Super
Tristan XuAfter Met You
AmardaThe Winner Of Your Heart
ShintaInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li