Inventing A Millionaire - Bab 264 Meminum Anggur
Robert terkejut, lalu menyadari.
Mempelajari apa?
Seketika darah di tubuhnya naik, hingga otaknya mulai berputar beberapa bayangan yang membuat sekujur tubuhnya terasa panas.
Melihat suaminya sendiri yang memiliki mata yang berbeda, wajah Natalie terlihat memerah, lalu dia memutarkan tubuhnya, dia tidak tahu jika dirinya begitu menggoda.
Bagaimanapun Robert berprinsip, tetap saja dia itu seorang pria normal.
Setelah seranjang begitu lama dengan Natalie, dan tidak melewati gua tersebut, sungguh membuat dirinya merasa tidak tahan untuk menahannya.
Kekuatan untuk bertahan dengan lama dan ketika itu terpuaskan akan terbilang cukup mengerikan.
Orang yang di kantor begitu banyak Robert sendiri tidak dapat melakukan apapun, juga tidak bisa mengatakan appaun, dia hanya bisa melihat saja,
Dengan susah melewati siang ini, Natalie memintanya untuk mencari Simi.
Dengan amarah di perutnya Robert, bahkan dia sendiri yang mengantarkan dirinya ke kliniknya Simi, lalu tersenyum dan berkata : “Baik-baiklah di sini, aku sendiri akan melihat-lihat di dapur, lalu ketika selesai aku akan mencarimu.”
Robert ingin memberitahu dia, untuk tidak pergi tetapi Natalie pasti tidak akan mendengarnya.
Melihat bayangan istrinya yang pergi, hati Robert terasa tidak nyaman.
Bagian resepsionis sendiri telah mengenal dia dan berkata : “Tuan Li, hubungan anda dan nona Ning terbilang baik, sungguh hal ini membuat orang merasa iri.”
Robert yang mendengar ini, merasa hubungan yang asli dan palsu ini, semua ini mengingatkan dia dengan Shawn Li.
Jika memberitahu Natalie jika dirinya ini bukan suaminya atau dengan kata lain hanya tubuh ini saja, apakah dia masih menerimanya?
Sambil memutarkan kepalanya dan mengetahui jika dirinya tidak segera ke atas, pasti akan ada orang yang memberitahu Natalie.
Robert hanya bisa menuju ke atas, lalu melihat Simi yang duduk di sofa sambil mengetik.
Hari ini dia menggunakan rok hitam pendek, dengan laptop yang berada di atas pahanya, dan hal ini terlihat begitu seksi, di tambah lagi dengan tubuh Simi yang begitu mempesona, terutama bagi di bawah dagunya, semakin membuat dia terlihat seperti kue tart.
Dia menaikan kepalanya sambil melihat Robert yang naik, Simi tersenyum lalu berkata : “Sudah datang, duduklah, aku akan segera selesai.”
Robert yang mengenali jalanan ini lalu duduk di kursi, awalnya dia ingin melihat Simi lebih lama, tetapi amarah Natalie membuat dia menghentikan hal ini.
Hanya saja Robert melihatnya sekilas, lalu menyimpan kembali matanya dan berusaha untuk melihat ke tempat lain.
Sekitar 2 hingga 3 menit kemudian Simi melipat laptopnya dan berjalan kemari lalu bertanya : “Kenapa tidak melihat lagi?”
“Hah?” Robert dengan tidak mengerti melihat ke arah dia.
Simi tersenyum dan berkata : “Bukankah tadi sedang melihat aku, aku mengira kamu akan melihat lagi, kenapa, apakah dandananku tidak bagus?”
Simi sambil berkata, sambil memutarkan tubuhnya lalu ukuran tubuhnya dengan pakaian ketatnya itu terlihat begitu mempesona.
Robert tidak menjawab pertanyaan itu, walaupun dia ingin melihat kaki putih salju itu, tetapi dia berusaha tenang dan berkata : “Katakan kamu cukup sibuk akhir-akhir ini, bagaimana jika kamu mengerjakan pekerjaanmu saja dulu, aku akan berputara-putar dulu di sini.”
“Perkataan ini, kenapa membuat kamu berkeliling sendirian.” Simi tersenyum lalu berkata : “Aku tahu kamu tidak bermasalah, hanya saja tetap tidak bisa pergi sekarang, bagaimana jika kita berbincang-bincang saja, atau menemani aku menari? Bisakah?”
“Tidak bisa.” Robert dengan segera menggelengkan kepalanya.
Apapun tariannya, lebih baik tidak perlu bersentuhan, dirinya yang sekarang ini seperti sebuah petasan, yang siap meledak, apalgi Simi itu bukanlah orang biasa saja, dia wanita yang terbilang cukup menarik.
Robert sendiri tidak pernah menyepelekan pengendalian dirinya, tetapi juga tidak bisa terlalu mengendalikan.
“Benaran tidak bisa?” Simi memperlihatkan wajah curiga.
Seorang pria brengsek tidak bisa menari, mungkinkah?
Robert dengan serius menggelengkan kepalanya : “Sungguh tidak bisa.”
Simi berkata : “Baiklah, maka tidak perlu menari, hanya saja apakah kamu berencana duduk begitu saja? Bagaimana jika aku mentraktir kamu untuk meminum sesuatu? Kebetulan aku membeli sebuah anggur yang bagus, mari kita minum sambil berbincang-bincang untuk menghabiskan waktu 2 jam kamu dan setelah itu kamu boleh pergi.”
Jika normalnya, Robert akan menolak untuk meminum anggur bersama dia, apalagi ada yang mengatakan jika meminum alkohol akan membuat masalah, terutama untuk dirinya yang sekarang.
Tetapi karena perasaannya saat ini, membuat Robert di butakan nalurinya.
Yang dia pikirkan, meminum alkohol dapat membuat pemikiran dia merasa lega.
Melihat dia yang setuju, Simi dengan senang membawa anggur juga 2 gelas untuk anggur.
Mendengar kaki gelas yang bersentuhan lalu mengeluarkan bunyi, Robert menganggukan kepalanya : “Gelas yang bagus.”
“Kamu memahami gelas anggur?” Simi sambil membuka anggur ini dan berkata : “Atau maukah kamu mengatakan di mana bagusnya gelas ini.”
Robert mengambil gelas anggur itu, dengan segera memegang gelas bibir sambil membuatkan suara, kemudian dia mengambil gelas satu lagi, dan membasahi tangannya, sambil memutari gelas ini, kemudian terdengar sebuah suara dari gelas tersebut : “Jika di dengar dari bunyinya, jumlah kristal juga seninya terbilang bagus.”
Dia mulai melihat cangkir itu dan berlawanan dengan sinar matahari dan berkata: “Kilauan dan transparansi sangat bagus, dan juga hanya ada sedikit gelembung saja, seharusnya ini ditiup secara manual. Jika di lihat dari seninya seharusnya berasal dari Hetalia, tetapi keseluruhannya lebih di sukai orang dalam negeri, oleh karena itu, gelas anggur ini berasal dari Hetalia dan di tiup secara langsung oleh dalam nageri, jadi jika di lihat secara keseluruhan bentuknya terbilang cukup kecil dan lebih cocok untuk di jadikan gelas anggur putih.”
Simi terpana, meskipun dirinya sempat belajar di luar negeri selama beberapa tahun dan mencicipi banyak anggur yang enak, biasanya dia hanta memperhatikan kualitas anggurnya saja, lalu untuk gelasnya cukup bisa diletakan di gelas meja mahal, dan bahkan tidak begitu memperhatikannya.
Dengan penasaran dia melihat gelas anggur di meja lalu bertanya : “Jadi untuk anggur merah lebih cocok di padukan dengan gelas yang mana?”
“Ada 2 jenis, satu adalah gelas Burgundy dengan permukaan lebih luas dan dan satu lagi gelas bernama Bordeaux dengan ciri khas memiliki tubuh yang besar dan terasa halus. Gelas Burgundy membuat hidung kita dapat menghirup aroma anggur lebih dalam, lalu perbedaan gelas Burgundy memiliki aroma yang lebih kuat dari Bordeaux, ketika anggur memasuki lidah akan membuat rasa anggur dengan segera dapat merasakan keasaman dari anggur tersebut, dan untuk anggur yang lebih keras lebih cocok di gunakan pada gelas Bordeaux, semua ini karena anggur merah lebih berat, maka itu membutuhkan gelas yang lebih memiliki permukaan yang luas untuk menenangkan anggur juga memutarkannya, hal ini agar aroma tersebut bisa semakin keluar, dan satu lagi untuk anggur putih lebih membutuhkan suhu untuk meneguknya, dari polosnya anggur ini tidak membutuhkan permukaan yang luas, terakhir ketika menuangkan anggur putih harus sedikit agar tetap menjaga suhu dari anggur tersebut.”
Simi yang mendengarkan ini merasa terkejut, ketika Robert mengatakan semua ini, seperti tanpa berpikir dia mengatakannya begitu saja, jika dia bukan untuk membual maka dia pasti sangat mengetahui gelas anggur.
Sepertinya dirinya tidak salah mendiskripsikan jika pria brengsek ini memang berkelas.
Hanya saja, bisa mengatakan gelas anggur dengan sebegitu hebatnya, sepertinya kelas atas ini terlalu berlebihan.
Dan wanita seperti Natalie apakah membutuhkan pria seperti ini? Dan lagi, untuk kedudukan dia sepertinya tidak bisa menyentuh kelas atas manapun.
Dan gadis dari kalangan rendah lebih menyukai pria brengsek yang suka berkata manis, di tambah dengan sikapnya yang terlihat kelas atas semakin membuat mereka terlihat berjarak.
Setelah di pikirkan, Simi bertanya : “Sepertinya aku tidak pernah mendengar dari Natalie jika kamu menyukai anggur, dan begitu mengerti anggur.”
“Sebenarnya ini tidak terbilang mengerti, hanya pengetahuan umum saja, dan sering melihat buku saja.” Robert sedikit merendah.
Simi tidak tahan untuk memutarkan bola matanya, perkataan ini terdengar seperti kita yang tidak membaca buku?
Dia tidak lama-lama dalam pembahasan ini, Robert yang memiliki pengetahuan profesional, memang membuat dia terkejut, hanya saja punggung yang terasa dingin karena terkejut semakin membuat identitas pria brengsek ini semakin dalam.
Setelah membuka anggur, Simi menuangkan sepertiga lalu menuangkan segelas untuk Robert dan berkata : “Jika kamu sangat mengerti tentang anggur, coba rasakan anggur ini.”
Robert menggoyangkan gelas anggurnya, agar aroma anggur ini bisa terhirup, dan perlahan hidungnya mulai menyiumnya hingga menyentuh anggur ini, sambil membiarkan anggur ini berputar di bibir dan menelannya dengan pelan.
Novel Terkait
Predestined
CarlyDoctor Stranger
Kevin WongLoving Handsome
Glen ValoraMata Superman
BrickLove Is A War Zone
Qing QingMy Enchanting Guy
Bryan WuInventing A Millionaire×
- Bab 1 Tiba-Tiba Mendapat Istri
- Bab 2 Perubahan Sang Suami
- Bab 3 Hidangan Lezat
- Bab 4 Menghasilkan 2000 RMB Dalam 1 Hari
- Bab 5 Adik Ipar Pemarah
- Bab 6 Jasa
- Bab 7 Berkat Dia
- Bab 8 Metode Pemasaran
- Bab 9 Tentukan 1 Tujuan Kecil
- Bab 10 Pendekatan Dengan Adik Ipar
- Bab 11 Harmonis
- Bab 12 Pengganti
- Bab 13 Nova Ji
- Bab 14 Berpura-pura Mengerti
- Bab 15 Berhasil
- Bab 16 Cara-Cara Manusia
- Bab 17 Sekuntum Bunga Magnolia
- Bab 18 Kerepotan Nova Ji
- Bab 19 Ikuti Saja Alurnya
- Bab 20 Ini Adalah Orang Berbakat
- Bab 21 Menghina
- Bab 22 Howard Xia
- Bab 23 Kode
- Bab 24 Membandingkan
- Bab 25 Tidak Bisa Apa-Apa
- Bab 26 Jarak yang Semakin Dekat
- Bab 27 Kesenangan Keluarga Inti
- Bab 28 Berbeda Dari Biasanya
- Bab 29 Menjadi Perwakilan
- Bab 30 Menampar
- Bab 31 Harus Ada Kharisma
- Bab 32 Niat
- Bab 33 Ingin Pulang
- Bab 34 Reaksi Orangtua
- Bab 35 Jalan Buntu
- Bab 36 Sebuah Lelucon
- Bab 37 Mandul
- Bab 38 Menyulitkan
- Bab 39 Kamu Tidak Mengerti
- Bab 40 Perdebatan
- Bab 41 Bertoleransi
- Bab 42 Mengancam
- Bab 43 Rencana Akuisisi
- Bab 44 Berkunjung
- Bab 45 Marah
- Bab 46 Membantu
- Bab 47 Menegur
- Bab 48 Buah sebanyak 3000 kg
- Bab 49 Kualitas Super Tinggi
- Bab 50 Keterkejutan Di Dalam Hati
- Bab 51 Satu Meja Makanan Dan Wine
- Bab 52 Berlomba Minum Wine
- Bab 53 Aturan
- Bab 54 Tempat Penuh Cinta
- Bab 55 Akrab Sejak Awal Bertemu
- Bab 56 Dunia
- Bab 57 Kepedulian Seorang Ayah
- Bab 58 Dipermalukan
- Bab 59 Apa Kamu Gila
- Bab 60 Membujuk
- Bab 61 Hak GM
- Bab 62 Sebuah Kejadian
- Bab 63 Harapan Sang Gadis
- Bab 64 Hidup Sebagai Orang Biasa
- Bab 65 Tipikal Kegagalan
- Bab 66 Kemampuan
- Bab 67 Kesepian
- Bab 68 Bantuan
- Bab 69 Pemikiran Yang Berbahaya
- Bab 70 Kerinduan Anak
- Bab 71 Perhatian
- Bab 72 Kegiatan Toko Buah
- Bab 73 Kamu Harus Belajar Darinya
- Bab 74 Pertemuan
- Bab 75 Menampar Wajah
- Bab 76
- Bab 77 Tersenyum Sampai Akhir
- Bab 78 Kabar
- Bab 79 Berangkat Menuju Ibu Kota Provinsi
- Bab 80 Mempersulit
- Bab 81 Pencemaran Nama Baik
- Bab 82 Memutarbalikkan Keadaan
- Bab 83 Pembalasan Dendam Seorang Pria
- Bab 84 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 85 Saling Menyapa Sebagai Saudara
- Bab 86 Bertemu.
- Bab 87 Berubah.
- Bab 88 Targetnya Berubah.
- Bab 89 Pinjamkan Dan Dipinjamkan.
- Bab 90 Rekaman.
- Bab 91 Berbicara.
- Bab 92 Orang Yang Tidak Seharusnya Kamu Ganggu.
- Bab 93 Tersentuh.
- Bab 94 Psikiater.
- Bab 95 Buku.
- Bab 96 Mengundang
- Bab 97 Orang Keluarga Huo
- Bab 98 Menjebak
- Bab 99 Puas
- Bab 100 Mengagumi
- Bab 101 Kecelakaan
- Bab 102 Hubungan
- Bab 103 Memberi Kompensasi
- Bab 104 Tamu Profesor
- Bab 105 Mimpi
- Bab 106 Kalah Dengan Sangat Cepat
- Bab 107 Orang Yang Menjijikan
- Bab 108 Tamparan
- Bab 109 Thiago Huo Yang Meragukan Kehidupannya
- Bab 110 Minta Maaf
- Bab 111 Omong Kosong Yang Tidak Menyelesaikan Masalah
- Bab 112 Hubungan Kerja Sama Yang Baru
- Bab 113 Dendam Dan Kebencian
- Bab 114 Pemandangan Yang Indah
- Bab 115 Siapa Sih Psikolognya
- Bab 116 Stella Yue Menghilang
- Bab 117 Psikologi Lego
- Bab 118 Keluarga
- Bab 119 Tidak Akan Meninggalkannya
- Bab 120 Mencairkan Cek
- Bab 121 Kesombongan
- Bab 122 Meredakan Kemarahan
- Bab 123 Kebaikan Yang Besar
- Bab 124 Tidak Serakah
- Bab 125 Siapa Dia?
- Bab 126 Dua Kelebihan
- Bab 127 Persiapan
- Bab 128 Ancaman
- Bab 129 Tenang
- Bab 130 Dia Datang
- Bab 131 Orang Gila
- Bab 132 Ajaran Leluhur
- Bab 133 Tidak Bisa Menjadi Teman
- Bab 134 Bercandaan Apa Yang Kamu Katakan
- Bab 135 Event Baru
- Bab 136 Berita Buruk
- Bab 137 Generasi Jahat
- Bab 138 Sekelompok Orang Jahat
- Bab 139 Aktor
- Bab 140 Rapat
- Bab 141 Kamu Jangan Keterlaluan
- Bab 142 Syarat
- Bab 143 Sebuah Jalan
- Bab 144 Moris Liu
- Bab 145 Tanpa Penyesalan
- Bab 146 Tanda-Tanda
- Bab 147 Akar Masalah
- Bab 148 Pihak Yang Banyak Bebicara Dipukuli
- Bab 149 Sebelum Badai Tiba
- Bab 150 Terlalu Mengenaskan
- Bab 151 Satu Kesulitan Yang Ditambah Dengan Banya Kesulitan Lainnya
- Bab 152 Topangan Yang Jatuh Akan Berdampak Pada Orang Disekitarnya
- Bab 153 Segala Jenis Cobaan
- Bab 154 Aku Mau Dua Ratus Juta
- Bab 155 Kuota Dirut
- Bab 156 Hasil
- Bab 157 Memberikan Bunga
- Bab 158 Menjauh
- Bab 159 Tidak Nyaman
- Bab 160 Kegiatan Dimulai
- Bab 161 Orang Yang Paling Akrab.
- Bab 162 Bercanda
- Bab 163 Aku Ingin menjadi Pemilik Saham.
- Bab 164 Kenalan Dekat.
- Bab 165 Kamu Bisa Menghasilkan Berapa Banyak.
- Bab 166 Harapan Baru
- Bab 167 Acara Reuni Kelas
- Bab 168 Tatapan Aneh
- Bab 169 Memesan Bir
- Bab 170 Sangat Suka
- Bab 171 Menyaksikan Kemesraan
- Bab 172 Pendapatan
- Bab 173 Nicho Huo
- Bab 174 Balas Dendam Berikutnya
- Bab 175 Kemalangan yang Tidak Terduga
- Bab 176 Transaksi
- Bab 177 Menyelidiki
- Bab 178 Khawatir
- Bab 179 Berantakan
- Bab 180 Plat Nomor Kendaraan
- Bab 181 Kebebasan
- Bab 182 Memeriksa Mobil
- Bab 183 Tidak Bisa Kabur
- Bab 184 Alex Liao Yang Bingung
- Bab 185 Bukti Kesalahan
- Bab 186 Memikirkan Keuntungan Masa Depan
- Bab 187 Menggali Kuburan Sendiri
- Bab 188 Bantuan
- Bab 189 Tidak Masuk Akal
- Bab 190 Kamu Tidak Pergi, Aku Yang Pergi
- Bab 191 Tahu Sopan Santun Tidak
- Bab 192 Segera Pindah
- Bab 193 Profesior Mengalami Kecelakaan
- Bab 194 Memarahi
- Bab 195 Trik Pahit
- Bab 196 Kesibukan
- Bab 197 Menyewa Teater Menonton Film
- Bab 198 Berbohong
- Bab 199 Dicuri
- Bab 200 Meminta Maaf
- Bab 201 Sanak Saudara
- Bab 202 Kedatangan Tamu
- Bab 203 Terkejut
- Bab 204 Siapa Dia
- Bab 205 Sudah Mati Rasa
- Bab 206 Hadiah Terbaik
- Bab 207 Dia Itu Alex Liao
- Bab 208 Bingung
- Bab 209 Saran
- Bab 210 Muntah Darah
- Bab 211 Kemunafikan Dunia
- Bab 212 Ekspansi
- Bab 213 Keterkejutan Nova Ji
- Bab 214 Perubahan Sikap
- Bab 215 Pemilik Perusahaan Yang Baru
- Bab 216 Ide
- Bab 217 Perusahaan Diet
- Bab 218 Rapat Umum Pemegang Saham
- Bab 219 Mencintai Dan Menghormati
- Bab 220 Hatinya Tergerak
- Bab 221 Petunjuk
- Bab 222 Memalukan
- Bab 223 Zila Tang
- Bab 224 Masalah Keluarga Huo
- Bab 225 Jaga Tubuhmu Agar Tetap Hangat
- Bab 226 Tidak Bisa Diobati
- Bab 227 Kompeten dan Tangkas
- Bab 228 Merugi
- Bab 229 Pilih Satu Saham
- Bab 230 Pengikut
- Bab 231 Penutupan Kenaikan Harga Saham
- Bab 232 Bertemu Dengan Zila Tang Lagi
- Bab 233 Arena Balap
- Bab 253 Situasi Yang Tidak Baik
- Bab 254 Krisis
- Bab 234 Memilih Mobil
- Bab 235 Penghinaan
- Bab 236 Menyelip
- Bab 237 Kecelakaan
- Bab 235 Tamparan Yang Familiar
- Bab 239 Masalah
- Bab 240 Saling Memuji
- Bab 241 Kabar Baik Dan Buruk
- Bab 242 Pemerasan
- Bab 243 Orang Bodoh Yang Mengantarkan Uang
- Bab 244 Memulai Dari Awal
- Bab 245 Pekerjaan Kayu
- Bab 246 Koneksi
- Bab 247 Kata Sandi
- Bab 248 Meninggalkan
- Bab 249 Warisan
- Bab 250 Berpendidikan Dan Bisa Bela Diri
- Bab 251 Tidak Pantas
- Bab 252 Acara Besar
- Bab 255 Kunjungan
- Bab 256 Jalan
- Bab 257 Latar Belakang Yang Mengejutkan
- Bab 258 Ekspansi
- Bab 259 Membeli Mobil
- Bab 260 Tunggu Menangis
- Bab 261 Bos Besar Datang
- Bab 262 Kebenaran
- Bab 263 Mengembalikan Dan Menganti Rugi Sebanyak 3 Kali Lipat
- Bab 264 Meminum Anggur
- Bab 265 Amnesia
- Bab 266 Mencegah Lebih Baik Daripada Mengabaikan
- Bab 267 Perenungan
- Bab 268 Tambahan Uang
- Bab 269 Rasa Simpati
- Bab 270 Popularitas
- Bab 271 Iri Hati
- Bab 272 Beruntung
- Bab 273 Petarungan Tiga Prajurit Dengan lü Bu
- Bab 274 Firasat Buruk
- Bab 275 Iri Hati
- Bab 276 Berpikir Terlalu Jauh.
- Bab 277 Satu Lagi Yang Suka Berpikir Berlebihan.
- Bab 278 Keributan.
- Bab 279 Bertemu.
- Bab 280 Murid.
- Bab 281 Orang Penting
- Bab 282 Hongda Capital
- Bab 283 Nasihat
- Bab 284 Gagal Transaksi
- Bab 285 Persahabatan
- Bab 286 Minum-Minum
- Bab 287 Mabuk
- Bab 288 Mengumpulkan
- Bab 289 Membeli Cincin Berlian
- Bab 290 Memaksa Diri Berlagak Kaya
- Bab 291 Keluar Membantu
- Bab 292 Identitasnya
- Bab 293 Restoran
- Bab 294 Tersentuh
- Bab 295 Mengeluh
- Bab 296 Minta Maaf
- Bab 297 Pekerjaan
- Bab 298 Acara Selesai
- Bab 299 Membalas Budi
- Bab 300 Merayakan Keberhasilan
- Bab 301 Ide Baru
- Bab 302 Pengembangan
- Bab 303 Ancaman
- Bab 304 Serangan
- Bab 305 Jahat
- Bab 306 Tenang
- Bab 307 Terjebak Masuk
- Bab 308 Hasil Penyelidikan
- Bab 309 Tujuan Satu-satunya
- Bab 310 Pendapat Natalie Ning
- Bab 311 Harapan
- Bab 312 Pernah Digit Ular
- Bab 313 Bujukan
- Bab 314 Menangis
- Bab 315 Bertemu Orang Tua
- Bab 316 Pernikahan Kedua Juga Tidak Apa-apa
- Bab 317 Anggap Kamu Menyerahkan Diri
- Bab 318 Nasehat
- Bab 319 Orang Yang Terabaikan
- Bab 320 Kesempatan Besar
- Bab 321 Rahasia Yang Tersembunyi Akhirnya Akan Terbuka Juga
- Bab 322 Pulang Dibicarakan Lagi
- Bab 323 Makan Untuk Pertemanan
- Bab 324 Maaf
- Bab 325 Kenyataan
- Bab 326 Memaafkan
- Bab 327 Undangan
- Bab 328 Menuju Keluarga Li