The Winner Of Your Heart - Bab 99 Kita Yang Egois

Satu lagu selesai di nyanyikan, ketika musik berhenti, beberapa orang dalam ruangan masih tetap melihat tenang ke aku, mungkin mereka masih terbenam dalam lagu yang sedih.

Tiba - tiba, Danielle Xia bertepuk tangan ke aku, lalu di ikuti Paula Jiang dan Alicia Fang yang juga ikut bertepuk tangan.

" Raja lagu jalan Nan Guo! "

Jim Tan mengulurkan jempol tangan ke aku, lalu berjalan ke sofa dan duduk, menuang bir, lalu dalam satu tegukan meminum habis isi gelas.

Aku sengaja mengulurkan tangan mengosok rambut, menampilkan gaya yang keren dan percaya diri, setelah meletakkan mikropon dan berjalan kembali duduk di antar Jim Tan dan Danielle Xia, masih sama seperti tadi duduk berdekatan dengan Danielle Xia.

" Sepertinya kamu sangat suka lagu ini? " Danielle Xia menatap ke aku dan tersenyum.

Aku menganggukkan kepala: " Ng, pernah nonton journey to the west. "

" Pernah nonton, aku tahu ini adalah lagu penutup. "

" Aku suka dewi Zi Xia, oleh karena itu melihat beberapa kali film ini, juga karena begitu jadi suka lagu ini. "

" Menurut aku, alasan kamu suka lagu ini bukan karena film itu bukan? " Danielle Xia masih menatap aku dan tersenyum.

" Kalau begitu menurut kamu alasannya apa ? "

Danielle Xia ragu - ragu sejenak, tiba - tiba mendekatkan kepalanya, di samping telinga aku, berkata: " Karena Alicia Fang, benar tidak? "

Saat dia menempel ke telinga aku napasnya seperti bau bunga anggrek, aku sedikit tercenggang, tiba - tiba ingin memutarkan kelapa memeluknya, karena aku mendengar perkataan dia yang tersirat rasa cemburu.

Dia sangat pintar, dari melodi dan lirik lagu ini, pasti bisa menebak bahwa aku menyukai lagu ini karena patah hati, tapi aku tidak menyangka dia bisa karena ini cemburu, lagian mengekspresikan dengan sendirinya.

Kelihatannya, Jim Tan, Glorian Su, Dale An yang mereka katakan benar, Danielle Xia memang suka dengan aku.

Tapi, di antara aku dan dia terhalang oleh Alicia Fang, lagian jarak kedudukan dan kekayaan kami sangatlah berbeda jauh, oleh karena itu, aku sebaiknya dengan giat menahan harapan tinggi ini, atau lebih fokus ke karier aku terlebih dahulu.

Pikir sampai disini, aku sengaja mengerutkan bibir, berkata dengan tidak senang: " Danielle Xia, aku menyadari bahwa kamu sangat tidak pandai dalam berbincang, sengaja menusuk luka aku. "

"Hehehe! " Danielle tertawa karena perkataan aku, tertawa sambil menutup mulut, tawaannya sangat mempersona orang.

Aku tidak tahan sehingga melihatnya lebih lama, dan tidak tahan berkata lagi: " Danielle Xia, kamu tahu saat kamu paling membuat orang terpesona dan paling lucu, disaat apa? "

" Aku kapan saja sangat mempesona, kapan saja lucu. " Danielle Xia sengaja buat sebuah ekspresi yang sangat menawan terlebih dahulu, lalu menunjukkan ekspresi manisnya.

Melihat ekspresi wajah lembutnya, hati aku bergetar sedikit, tapi dengan cepat pura - pura membuat bentuk seperti orang malu tidak berkata apa pun, dan mengeleng - gelengkan kepala, setelah meminum segelar bir, baru berkata dengan tak berdaya: " Aku merasa, untuk bisa berbincang baik - baik dengan kamu sungguh susah. "

" Hehehe! " Danielle Xia tertawa dengan ceria lagi, " Baiklah, kita berbincang dengan baik baik, ayo bilang, aku saat kapan paling membuat orang terpesona, saat kapan paling lucu? "

" Barusan, kamu tertawa dengan gembira adalah saat yang sangat membuat orang terpesona. "

" Aku sudah tahu. " Dalam mata Danielle Xia dapat terlihat rasa bangga yang tidak di tutupinya, dan bertanya lagi: " Kalau begitu saat kapan aku paling lucu? "

Mendengar pertanyaan dia, aku sengaja melihat ke arah bagian dadanya, baru berkata dengan receh: " Masih ingat waktu sebelumnya aku dan kamu, juga Eva Xu kejadian dalam ruang ktv? "

Danielle Xia tercenggang, wajahnya segera berubah jadi sedikit merah, berkata dengan tidak senang: " Bajingan! Ngapain ungkit masalah yang itu? "

Giliran aku tertawa dengan puas: " Karena saat itu adalah saat kamu paling lucu, kamu melepaskan sepatu, melotot geram ke aku, benar benar sangat lucu. "

Baru selesai bicara, Danille Xia melotot geram ke aku lagi, tapi segera memutarkan kepala ke arah lain tidak mempedulikan aku, seperti sengaja tidak memperlihatkan bentuk konyolnya.

Aku tertawa dengan puas, dan minum segelas bir lagi, malah tiba - tiba mendengar " Ze ze ze ” suara helaan napas Jim Tan yang berada di samping, dan berkata:

" Bermain - main dengan wanita siapa yang paling hebat ? Bajingan tua jalan Nan Guo! "

" Benar, memang bajingan tua! " Sambung Danielle Xia, tapi segera sadar ada sedikit tidak benar, langsung melotot ke Jim Tan, lalu memutarkan kepala ke arah lain tidak mempedulikan kami lagi.

Perkataan Jim Tan, terlihat lagi bilang aku sedang mempermainkan Danielle Xia, dan reaksi dia kemudian, baru menyadari diri sendiri lagi di permainkan oleh seorang bajingan tua.

" Hei hei ..... " Aku dan Jim Tan tertawa receh bersamaan, lalu kami berdua bersulang.

Mungkin untuk sesaat melepaskan pemikiran mengejar Danielle Xia, oleh karena itu aku di depan dia bersikap tidak sopan kembali seperti dulu, semakin lama semakin rendah dan vulgar.

Pas di saat ini, Alicia Fang tiba - tiba melambaikan tangan ke Danielle Xia: " Danielle Xia, sini nyanyi. "

" Baiklah. " Danille Xia memanfaat kesempatan ini melarikan diri dari aku.

Tapi, setelah Danielle Xia menerima mikropon, Alicia Fang malah berdiri berjalan ke tempat aku, duduk di tempat duduk Danielle Xia barusan, jarak dengan aku juga hanya sejarak sedikit lagi tersentuh lengan aku. Dia barusan pasti memperhatikan aku dan Danielle Xia berbincang dengan sangat senang.

Setelah melihat Alicia Fang datang duduk, Jim Tan tiba - tiba berdiri, menepuk - nepuk bahu aku, dan berkata: " Di depan mantan istri bermain dengan wanita lain, itu salah! "

Selesai bicara, langsung berjalan ke arah tempat pemilihan lagu, ternyata pergi memilih lagu, harus tahu, dia sangat jarang nyanyi, lagian nyanyian dia sangatlah tidak enak di dengar.

Alicia Fang melotot dengan galak ke belakang Jim Tan, baru mengambil bir meletakkannya di depan aku, tersenyum melihat aku.

Aku selalu tidak bisa melupakan hubungan asmara kami, setiap kali bertemu dia, aku selalu merasakan sakit hati.

Tapi kali ini, mungkin karena barusan suasana hati lumayan baik, mungkin juga karena di bawah dorongan alkohol, aku ternyata bisa tertawa dengan tenang terhadap dia, dan mengambil bir dan cheers dengan dia, lalu berkata:

" Hallo mantan istri, cheers. "

Alicia Fang merasa terkejut dengan reaksi aku, tercenggang dulu, lalu berkata sambil tersenyum lucu: " Kita tidak pernah menikah, ngapain mengunakan kata panggilan ini, sangat tidak enak di dengar. "

Aku tertawa dengan sambil berkata: " Demi memperlihatkan rasa hormat terhadap hubungan kita sebelumnya, panggilan ini, lebih dalam di bandingkan mantan pacar bukan. "

Itu adalah tahun aku terpuruk , bersama Jim Tan di jalan Nan Guo setelah minum mabuk, selalu menarik kesimpulan ini, walaupun kami tidak pernah menikah, tapi panggilan mantan istri baru bisa mengekspresikan keluar rasa hormat kami terhadap mantan pacar wanita.

Alicia Fang tidak lagi tersenyum lucu, pandangan mata terlihat sangat rumit dan berkata: " Sebenarnya, aku selalu merasa sangat bersalah ..... "

" Semuanya telah berlalu, kita sekarang bukannya baik baik saja? " Aku tersenyum sambil memotong perkataan Alicia Fang, " Lagian, dulu aku tidak memperlakukan kamu dengan baik, bisa patah hati juga pantas, "

Alicia Fang hening, dan aku tidak mau mengungkit masa lalu lagi, karena dia terbuat dari air, seorang wanita yang sangat sensitif, mengungkit masa lalu sangat mungkin membuat perasaannya patah semangat.

Tapi, aku tiba - tiba menyadari bahwa diri sendiri jugalah seorang yang sangat sensitif, sangat mudah di kontrol oleh perasaan sendiri, lebih mudah terpengaruh karena perasaan, dan melakukan hal yang gegabah.

Sama seperti dulu waktu bersama Alicia Fang, waktu suasana hati dia tidak baik dan membuat sedikit keributan, suasana hati aku juga bisa berubah jadi sangat buruk, bisa tanpa alasan yang jelas merasakan suasana hati dia, merasa diri sendiri sangat diperlakukan dengan tidak adil, lalu aku juga bersausana hati yang buruk, pada akhirnya berantem dengan Alicia Fang.

Sebenarnya, ini adalah egois!

Aku terlalu menyanyangi diri sendiri, terlalu mempedulikan perasaan sendiri, terlalu egois.

Dan Alicia Fang, juga sama seperti itu.

Orang ketiga dan materi bukanlah jadi alasan kami berpisah, melainkan egois.

Novel Terkait

The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu