The Winner Of Your Heart - Bab 142 Makhluk Sensitif

Mall Wanda di pusat kota Nanning adalah tempat favorit yang anak muda sering kunjungi, untuk berbelanja, mencari makanan, menonton bioskop, dan membawa jalan anjing, menampilkan tubuh yang cantik, dan pria yang tampan.

Kalangan muda berkumpul di sana, banyak perempuan cantik, khususnya pada malam libur Hari Nasional, aku dan Jim Tan berjalan dengan lambat, karena jalanan dipenuhi kaki-kaki wanita yang putih panjang, pinggul bulat, membuat kami terus menatapinya

Badan sangat lapar, saat perutku juga sangat lapar, kami akhirnya sampai ke restoran bubur yang sudah ditentukan Natasha Xie.

“Wah! Mereka berdua ini tidak buruk.” Tiba-tiba aku menyikut Jim Tan dan mengarahkan dia kepada dua wanita di depan restoran bubur.

“Ya! Benar tidak buruk.” Jim Tan bersiul kagum.

Pandanganku tak terkendalikan mengarah pada dua wanita tersebut, mengangguk : “Keduanya cantik, yang satu sangat temperamental, yang satu berdada besar…”

“Pergilah kepada yang milikmu!” salah seorang dari wanita tersebut, yang berdada besar, memberikanku tatapan, dia terlihat ingin marah dan tertawa kepadaku

Tiba-tiba, di sebelah wanita-wanita tersebut melihat ke arahku dan Jim Tan dengan tatapan yang merendahkan, kemudian dengan cepat menghindar dari kami.

Kedua wanita ini ternyata adalah Natasha Xie dan Evelyn Hui, saat pertama kali aku bertemu, aku mengatakan pada diriku sendiri kalau mereka bukanlah orang yang baik, termasuk saat ini dengan Evelyn Zhang berbicara lewat WeChat, aku menggunakan sikap yang sangat vulgar.

Saat ini, aku juga tidak mencoba untuk berpura-pura menjadi pria sopan, menggunakan bahasa yang ceroboh untuk bercanda dengannya.

Mendengan marahan Evelyn Zhang, Natasha Xie menutup mulutnya dan sedikit tersenyum, sikapnya terlihat kolot, seperti orang yang dididik dengan keras untuk beretika, lemah lembut, manis, halus dan anggun.

Kami bercanda dengan kedua wanita dan masuk ke dalam restoran bubur untuk makan.

Tapi aku dan Jim Tan adalah karnivor, hanya makan bubur tidak cukup untuk kami, jadi kami membeli beberapa asinan daging bebek, kemudian dijadikan dua roti berlapis setengah lemak, lalu dibungkus dan dibawa kembali ke restoran bubur untuk makan bersama.

Natasha Xie dan Evelyn Hui ingin makan bubur, mungkin demi menjaga figure tubuh, demi menyesuaikan dengan mereka aku dan Jim Tan tidak menentangnya.

Tiba-tiba aku terinat kalau Alicia Fang dan Paula Jiang juga suka makan bubur, mereka juga sering janjian ke daerah ini untuk makan, mungkin mereka juga suka datang ke restoran bubur ini.

Juga, mereka suka menonton bioskop, terutama film laris Hollywood, atau beberapa film Mandarin terkenal, yang mereka ingin tonton saat keluar.

Beberapa kali, Alicia Fang memintaku untuk mengajaknya menonton, tapi menurutku menonton di rumah menggunakan computer juga bisa, tapi sebelum sibuk dengan kerjaan, aku menolaknya beberapa kali.

Dan aku tidak mengerti mengapa dia tidak pernah menonton film aksi, fiksi sains Hollywood saat dia di rumah, tapi ketika muncul di bioskop, dia ingin pergi menontonnya.

Tidak sampai dia meninggalkanku, baru aku menyadari kalau ternyata dia tidak menyukai film, tapi dia suka suasananya, dan yang terpenting, dia membutuhkan percintaan, tidak hanya berdiam di rumah setiap hari.

Memikirkan ini, suasana hatiku menjadi sedih, awalnya aku tidak mengerti cinta, tidak tahu bagaimana cara memenuhi kebutuhan akan perasaannya.

Seperti sekarang, kami pergi ke tempat ramai untuk makan sesuatu, kemudian pergi ke bioskop, menurutku ini sebenarnya sangat mudah dan menyenangkan.

Hanya saja sekarang, di hadapanku dan Jim Tan, bukanlah orang yang kami cintai.

Putus asa, aku hanya bisa melihat pasangan di sekitar, tapi tiba-tiba aku menemukan sosok yang familiar sedang membawa makanan, di restoran bubur sedang keliling melihat, seperti sedang mencari seseorang atau mencari tempat duduk kosong. Kemudian, di sebelah ada seorang wanita tiba-tiba berdiri, melambaikan tangan dan berteriak : “Paula Jiang, disini.”

Jadi sosok familiar yang sedang membawa makanan tersebuat adalah Paula Jiang.

Dan wanita yang terlihat familiar samar-samar yang sedang duduk di meja sebelahnya , terlihat seperti kawan lama, yang kami pernah lihat sebelumnya.

Mendengar nama Paula Jiang, tiba-tiba Jim Tan melihat, kemudian tersedak.

“Jim Tan? Freddy Shen?”

Paula Jiang juga menemukan kami, dengan bahagia berteriak, menaruh makannya di meja sebelah, berbalik seakan ingin mengatakan sesuatu, tiba-tiba menyadari ada sesuatu yang salah, memalingkan wajah dari kami, dan melihat kedua wanita yang ada di hadapan kami.

Natasha Xie dan Evelyn Zhang juga melihat ke arahnya, dan untuk waktu yang singkat, Natasha Xie dengan sopan memberikan senyum kepadanya dan mengangguk ramah.

Evelyn Hui, malah memalingkan kepalanya untuk menatap kami, dan mengerutkan kening melihat ekspresi kusam pada wajah Jim Tan.

Kejadian ini sangat canggung, bahkan Jim Tan yang biasanya mulutnya cekatan dan pikirannya rasional, pada saat ini juga tidak tahu garus bicara apa, tidak pernah terpikirkan oleh kami akan bertemu Paula Jiang di sini.

Ditengah kecanggungan, Paula Jiang juga tersenyum ramah, berkata : “Halo, maaf sudah mengganggu kalian.”

“Tidak apa-apa, tidak mengganggu, apakah kamu temennya Jim Tan?”

“Ya, juga temennya Freddy Shen, sudah lama kami tidak bertemu, jadi barusan kehilangan sopan santun.”

Kedua wanita berbasa-basi, seperti sedang melepas kecanggungan, tapi tampaknya mereka sudah menebak identitas satu sama lain.

Wanita adalah makhluk sensitive, Natasha Xie tidak pernah melihat Paula Jiang, tapi dari expresi Jim Tan, dia pasti sadar kalau Paula Jiang adalah mantannya. Dan juga Paula Jiang mungkin berpikir kalau Natasha Xie adalah pacar Jim Tan.

Kalau tidak, bagaimana bisa kami datang ke tempat ini untuk makan bersama, dan aku bersama wanita lain

Seperti sebelumnya, dia dan Jim Tan, Paula Jiang dan aku, dua pasangan.

Paula Jiang masih tersenyum ramah, tapi aku tahu kalau hatinya sakit. Mendengar mereka mengobrol dengan akrab, aku tidak bisa menahan diri tapi batuk dua kali untuk memotong mereka, dan memperkenalkan kepada wanita yang berada di hadapan Paula Jiang : “Evelyn Zhang, Natasha Xie.”

“Paula Jiang.” Aku menunjuk Paula Jiang lagi dan mengatakannya kepada Natasha Xie.

Setelah berbicara beberapa kalimat, Paula Jiang memperkenalkan kawan lamanya, Jim Tan hanya tersenyum dan menyapanya.

Tapi Jim Tan tidak bicara banyak, dia hanya menyibukkan dirinya untuk makan.

Dia kehilangan sifat tenangnya, hanya karena Paula Jiang, di dunia ini selain Ibunya, yang bisa membuatnya kacau hanyalah Paula Jiang.

Untuk mencairkan suasana, aku berbalik tersenyum dan bertanya Paula Jiang : “Menonton bioskop?”

“Ya, kalian juga?”

Aku berkata sambil berpura-pura terlihat tidak puas : “Tidak mengajakku makan bubur, tidak juga mengajakku menonton film, aku hanyalah seorang diri.”

“Bukankah ada orang yang mengajakmu?”

“Aku tidak keberatan untuk membuat satu kencan lagi.”

“Pergilah dari sini!" Paula Jiang dan Natasha Zhang memarahiku dengan suara yang sama, pada saat yang sama memelototiku.

Natasha Xie tidak bisa menahan diri untuk tertawa di balik tangannya, dan Jim Tan menggelengkan kepalanya.

Aku tersenyum tidak bersalah dan melanjutkan beberapa lelucon dengan Paula Jiang.

Di tengah candaanku, para wanita makan sambil tertawa, tidak ada lagi kecanggungan seperti sebelumnya.

Terlebih lagi, Jim Tan terlihat seperti menemukan penyelamat, dan sama sepertiku, dia juga memberikan candaan.

Paula Jiang makan dengan cepat, dan koleganya juga sangat kooperatif dengannya, tidak lama setelah makan, sambil tersenyum dia mengucapkan selamat tinggal kepada kami dan pergi.

“Dia adalah mantanmu, bukan?” Natasha Xie tiba-tiba bertanya kepada Jim Tan.

“Ya.” Jim Tan mengangguk dengan jujur.

“Dia sangat cantik! Bagaimana kalian putus? Sayang sekali!”

Jim Tan tidak bisa berkata-kata, aku menanggapinya : “Kalau tidak putus, bagaimana bisa ada kesempatan untuk membual kepada guru cantik sepertimu?”

Wajah Natasha Xie menjadi merah, melotot kepadaku : “Bisakah kamu bicara dengan benar?”

Aku tersenyum, ketika aku hendak mengatakan sesuatu, Evelyn Zhang tiba-tiba bertanya kepadaku: “Bagaimana dengan mantanmu? Bukankah dia sangat cantik juga?”

Novel Terkait

My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu