The Winner Of Your Heart - Bab 282 Kebenaran

Melalui apa yang dikatakan Patricia Mi, akhirnya aku mengerti duduk perkaranya. Ternyata dia sedang menyukai senior di jurusannya.

Menurut dia, senior ini sangat menonjol. Mendengar nada bicaranya, kelihatannya lebih baik bertalenta. Yang penting adalah, kakak senior ini memiliki prestasi nilai yang sangat bagus.

Mendengar kata-katanya, aku juga bisa mengerti. Wajah yang rupawan, nilai yang bagus, bisa dibilang ia seperti tokoh utama dalam sebuah novel, apalagi dia mempunyai dua hal yang sangat menonjol yang diinginkan para pria di dunia nyata.

Ini hal ketiga, dia dari keluarga yang sederhana. Kata Patricia Mi, dia membutuhkan uang sebanyak itu karena ingin membantu seniornya.

Karena keluarga kakak senior ini sedang dalam krisis, dia hanya bergantung pada ibunya. Demi dapat membalas kebaikan ibunya, melewati krisis ekonomi di hari-hari kuliahnya, barulah dia berjuang untuk mendapatkan nilai yang baik untuk ibunya.

Lalu, karena bekerja keras untuk melewati masa krisis ekonomi, saat ini badannya lemah karena penyakit sequela, membutuhkan banyak uang untuk operasi.

Sejujurnya, mendengar cerita ini, di hatiku muncul sedikit kecurigaan. Karena ini yang seakan seperti adegan di film murahan, aku mulai sangat curiga. Patricia mengambil uangku dengan menipuku melalui cerita yang dia buat sendiri ?

Tapi dengan cepat, aku memikirkan sebuah cara. Pandangan Patricia seolah telah mengatakan yang sebenarnya, tapi itu semua seakan dipaksa, memohon, pandangan yang benar-benar membutuhkan pertolongan.

Aku harus mengakui, bocah ini menggerakkan hatiku. Karena dari pandangannya, aku dapat melihat diriku yang masih menjadi mahasiswa dulu, juga melihat Alicia yang masih mahasiswa.

Akhirnya, setelah melewati masa hening sesaat, aku berkata kepada Patricia: " Baiklah, uang ini aku berikan padamu, tapi aku meminjamkannya, berarti kau harus mengembalikannya padaku. Tapi aku tidak akan mengejarmu untuk mengembalikannya. Masih ada lagi, kau juga adalah orang dewasa yang masih bocah, aku percaya hukummu pun tidak setipis itu. Karena perjanjian juga sudah ditanda tangani, selanjutnya jangan sengaja menyusahkan aku lagi. "

Patricia Mi menganggukan kepala dan berkata: " Iya, iya, aku tahu, cepat berkan uangmu padaku! "

" Kau harus berjanji padaku!"

" Iya, aku janji! "

" Angkat satu tanganmu tinggi dan bersumpahlah. "

" Iya aku bersumpah! "

" Kau.. "

" Ah.. Kau menyusahkan saja. Hanya beberapa puluhan juta saja, aku kan pemilik rumahmu, masih takut aku akan lari? ", katanya dengan sebal.

Aku memandangnya tanpa jata, jelas sekali, dia ingin menjadikanku teman bicara. Yang aku maksud tentu bukan tentang uangnya. Malahan sebenarnya uang puluhan ribu tidak ada artinya bagiku. Yang ingin aku ingatkan padanya adalah ingin dia tida lagi menggangguk. Tapi aku juga takut memojokkan dia, maka dari itu aku menutup mulut dan hanya mengangguk.

Setelah mentransfernya, aku cepat-cepat mengantarnya keluar, sekalian hendak tidur sebentar. Siapa tahu, setelah dia memastikan uangnya telah sampai, dia tiba-tiba berkata padaku: " Aku semalam cuma tidur beberapa jam, aku pinjam kasurmu dulu. "

Selesai bicara, dia tidak menungguku menjawab dan langsuung berjalan menuju kasurku. Aku langsung berkata: " Hei hei hei... Aku belum mengiyakan. Kau kira ini pantas? Tambah lagi kau ini nona besar, tolong sopanlah sedikit. Apa kau tidak bisa bijak sedikit? Diluar ada banyak hotel, pergilah sewa satu kamar! :

Patricia Mi menguap sebentar, lalu menatapku dengan tatapan kosong dan berkata: " Aku malah bergerak, lagi pula bukankah tadi kau susah bilang, mau jauh sedikit dariku? Kau tidak ingin menyentuhku, makanya, kata-katamu itu mungkin hanya sebuah kiasan belaka. Siapapun tidak suka, hanya suka nakalnya hewan!

Bicara sampai sini, Patricia mengeluarkan ekspresi yang tidak suka dan berkata: " Makanya, walaupun aku cantik, tapi aku tidak khawatir kau akan berlaku macam-macam padaku. "

"...... "