The Winner Of Your Heart - Bab 346 Kota Kecil Milik Orang Lokal

Sebenarnya, tidak terpikir olehku juga kalau orangtuaku akan datang secara tiba-tiba, tadinya aku pikir kalau ada kesempatan aku akan pulang mengunjungi mereka, sekalian membawa Patricia Mi, tapi tidak disangka kesempatan ini datang, kalau orangtuaku datang malam hari, mungkin aku bisa kembali dengan Patricia Mi.

Meskipun di kantor tidak ada orang, tapi kelihatannya orang-orang yang berada di luar memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi juga kebanyakan dari mereka merupakan pegawai lama yang kami bawa dari Nanning, sebenarnya tidak perlu dikatakan, mereka semua dengan tepat waktu datang dan pulang kantor, memakai kartu.

Ketika perusahaan memasuki fase operasional, hal ini tidak akan teratur dengan sendirinya, karena tidak hanya kurangnya kepercayaan terhadap pegawai kantor, tapi juga memberikan tekanan psikologis terhadap para karyawan.

Aku menyuruh Patricia Mi untuk menemani orangtuaku dulu, aku keluar untuk menanyakan jadwal terbaru, dan ternyata tidak ada wawancara dengan klien, Karena pengembangan proyek milik Jeffrey Cheng, sekarang jumlah produk Yufei Technologi berkurang banyak.

Dari beberapa sudut pandang untuk mengontrol kombinasi antara produksi dan marketing, tidak bisa menambah jumlah produk, tidak bisa membiarkan inventori kosong. Meskipun masalah ini bukanlah hal yang harus aku selesaikan sekarang, tapi aku harus keluar beberapa saat, atau melihatnya sekilas. Memastikan semuanya baik-baik saja, dan aku kembali ke kantor.

Setelah masuk, Ibuku sedang mengobrol seru dengan Patricia Mi.

Dia berdiri di samping Ibu, menyentuh bahunya dan mengatakan hal-hal yang baik.

Ibuku menyukai kata-katanya, dari mulutnya mulai mengucapkan kata-kata menantu.

Aku melihat Ayahku, dia sedang memegang pelat yang ada gambar dari logo perusahaan kami dan melihatnya, kemudian dia membuka dan bertanya, “Bagaimana menurutmu kalau aku mendapatkan sesuatu di sini?”

Aku sedikit bingung, “Ayah, kamu tidak dapat melakukan apa-apa disini.”

Ayah tersenyum, “Ya, aku tidak tahu budaya, tapi kalian kekurangan staf pengamanan di lantai dasar, biarkan aku yang melakukannya, berikan aku Rp 8.000.000 untuk satu bulan, termasuk biaya makan dan tinggal juga tidak apa-apa.”

Mendengar ini, aku langsung menggelengkan kepalaku, “Ayah, bagaimana bisa, kalau kamu kekurangan uang, aku akan langsung membantumu, kalau kamu menjadi staf pengamanan gedung, aku akan kebingungan.”

Ayah tidak senang, “Bagaimana bisa, aku bersandar pada kedua tanganku untuk mencari uang, mengapa kamu kesal, kamu bilang kamu memperkerjakan orang lain daripada aku, dan juga aku tidak ada kerjaan di rumah, aku datang untuk membantumu, juga bisa melihatmu setiap hari, kamu pikir ini baik bukan.”

“Ya,” dia berkata. Ibu juga jadi ikut menambahkan kata-katanya, “Aku juga bisa bekerja di kantinmu, kamu juga menyukai makanan yang Ibu buatkan, aku jamin setiap hari kamu akan merasakan masakan dari masa kecilmu dulu.”

Orangtuaku mengatakan hal tersebut, aku tidak bisa memberikan mereka alasan apapun kepada mereka, aku tahu orangtuaku ingin melihatku setiap hari, mengurusku, tapi aku tidak dapat menerimanya, atau melihat orang tuaku kelelahan.

“Tidak, Ayah, Ibu, kalau kalian ingin datang melihatku, aku akan membeli rumah di sini, untuk kalian tinggali. Tapi untuk bekerja di sini, bagaimanapun juga aku tidak bisa menerimanya.”

“Mengapa tidak, aku tidak meminta gaji yang tinggi.” Ayah melotot, “Kalau itu sulit aku hanya akan meminta Rp 6.000.000, Rp 6.000.000.”

“Bukan itu maksudku.” Dengan cepat aku membalas perkataannya, bagaimana bisa aku meyakinkan kedua orang tua ini?

Aku melihat Patricia Mi, tapi dengan cepat dia memalingkan wajahnya, terlihat seperti hendak tidak menghiraukanku.

Ibu melihat Patricia Mi, dan dia melihatku, “Anakku, sebenarnya kami hanya ingin melihat kalian menikah, kami akan tenang, kamu mengatakan setiap kali bertemu kamu berubah, bagaimana bisa hati kami tenang?”

Sekarang aku sedikit mengerti, tidak heran kalau mereka harus tinggal, sepertinya Patricia Mi sudan ada dalam pikiran mereka. Kalau tidak, bagaimana mereka bisa menjadi sangat khawatir?

“Intinya adalah tidak pantas untuk kalian berdua bekerja di sini, dan perusahaan kami tidak kekurangan orang sekarang.” Aku tidak punya pilihan lain, jadi aku mengatakan hal tersebut.

Ibu melihat Patricia Mi, kemudian menatapku, “Bagaimana tidak kekurangan orang, bukankah baru saja dibilang perusahaan ini baru berdiri, bukannya kabanyakan tempat masih kurang orang?”

Aku melihat Patricia Mi dengan terbelalak, aku tidak mengira wanita ini sedikit berakal, sebenarnya mengetahui ini berasal dari orang tua.

“Sudahlah, anak-anak tidak ingin melihat kami, sebaiknya kami pulang.” Ayah terlihat seperti marah, menarik Ibu dengannya.

Aku tahu Ayah melakukan ini untuk memperlihatkanku, tapi tidak ada cara lain, dengan tidak berdaya aku mengatakan, “Ayah, jangan marah, aku akan kembali tinggal denganmy dalam beberapa hari, dan di kantor ini sedang tidak ada urusan apa-apa.”

Orangtuaku mendengarkan, wajahnya terlihat senyuman puas, tapi kata-katanya belum berakhir, “Ayo, sekarang keluarga tidak boleh ada di kantormu, dan setelah beberapa tahun sekarang kamu mau kembali tinggal? Aku beritahu, kamarmu sudah menjadi gudang untuk kami.”

Ibuku tiba-tiba berkata, “Jangan dengarkan omongan kosong orang tua ini, kamarmu masih aku bersihkan setiap hari, hanya menunggu kamu membawa menantu untuk kami tinggal bersama.”

Wajah Patricia Mi memerah, aku melihatnya, langsung terpikir Patricia Mi, dengan Ayahnya yang berselingkuh, wanita ini mulai menjadi seperti ayahnya,

Malam itu, tidak ada waktu untuk makan malam.

Aku tidur di ranjang kereta, dan bergegas kembali ke kampung halaman.

Aku mungkin tidak akan kembali untuk beberapa waktu yang lama, kampung kecil sudah banyak berubah. Keesokan paginya 6.30 pagi aku sampai, dan itu masih subuh. Melihat kampung kecil yang familiar, hatiku terasa hangat. Sudah lama semenjak terakhir kali aku kembali.

Ketika Ayah dari Ibu datang kemari, jelas mereka dia tidak memiliki support yang kuat.

Di antara mereka adalah orang-orang tua yang saling kenal, melihat mereka menyapa satu sama lain sepanjang jalan, beberapa orang aku tidak kenal.

Mereka tidak lupa untuk mengenalkanku, dan aku membawa Patricia Mi bersamaku.

Kami tidak membeli apa-apa, hanya membawa beberapa baju ganti.

Kami menuju tempat tempat makan mie, mungkin karena lapar, Patricia Mi mulai mengoceh ingin makan sesuatu dulu.

Ayah dan Ibu juga tanpa banyak berpkir, memberikan kami dua mangkuk mie yang paling mahal. Dan mereka hanya memesan mie dengan dua telur. Mungkin selama ini mereka hanya makan begini.

Aku melihat dengan tidak ada hati untuk memakannya, aku memberikan setengah bagianku dengan sumpit ke dalam mangkuk Ayah. Patricia Mi juga mengikutiku dan menaruh setengah bagiannya ke dalam mangkuk Ibu.

Ibu menolaknya, tapi kami memaksa mereka kalau kami tidak dapat makan habis.

Banyak orang yang sarapan di kota kampung, dan orang-orang tua sedang bermain dengan burung dan menunggu mie kuotie mereka. Pagi yang dingin, membuat kulit orang terasa dingin, makan mie panas atau kuotie, hati menjadi hangat.

Beberapa waktu kemudian, membuatku merasa seperti anak kecil lagi, ketika orangtuaku mengantarku ke sekolah, dan sering datang ke tempat makan mie untuk makan. Tapi, waktu itu mereka hanya menghidangkan makanan sampingan, dan harga semangkuknya adalah dua belas ribu, dan sekarang naik menjadi delapan belas ribu. Mie paling mahal seharga tiga puluh ribu.

Ketika aku hendak menuju kasir, Ayah menghentikanku, “Jadi berapa totalnya?”

Bibi mengkalkulasi, hanya delapan puluh ribu, tidak kurang dari dua ribu, bahkan dapat membeli banyak telur.

Tiba-tiba aku jatuh cinta dengan kehidupan seperti ini, dibandingkan dengan kehidupan kota yang serba digital, puuh puluhan dolar, membuatku membutuhkan banyak uang. Lagipula, uang hanya perantara orang-orang, uang untuk uang, bisa bertahan di kehidupan, bukan hanya nilainya, tapi yang lebih penting adalah sentuhan manusia.

Sesuatu yang dikatakan uang sentuhan manusia oleh banyak orang sangat simple, seperti halnya penjual daging, ada indera penciuman, tangan penjual tersebut ada minyak, tangan orang lokal.

Dibandingkan dengan mobilisasi di kota, makan, konsumsi, belanja hanya scan atau mendeteksi muka. Pembayaran lewat Alipay dan Wechat, sekarang dengan uang asli, membawa dompet, membawa perintilan di tangannya, semakin banyak orang bisa mengerti hidup. Nilai hidup dan keberadaan tidak semudah menghitung angka.

Tapi arti uang mungkin semudah itu.

Novel Terkait

Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu