The Winner Of Your Heart - Bab 248 Dua Tiang Pilar

Sadar bahwa Glorian Su dan Elva An semuanya melihat kemari, aku baru sadar bahwa aku terlalu banyak mulut, dua orang wanita tidur bersama, aku tidak punya alasan untuk melarangnya.

"Freddy Shen, kenapa?" Glorian Su bertanya dengan curiga.

Aku tertawa dengan garing dan pura-pura bertanya : "Tidak apa-apa, hanya saja kalian berdua tidur satu ranjang, apa tidak sempit? Bagaimana kalau satu kamar satu orang."

Glorian Su menutupi bibir tertawa : "Kenapa denganmu hari ini? Kenapa sangat aneh? Bukankah kami bisa tinggal di dua kasur, dua kasur bagaimana bisa sempit? Tinggal dengan Kak An, sebelum tidur juga masih bisa mengobrol, kan enak."

"Oh.....baik, benar-benar baik." Aku tidak punya cara lagi untuk membujuk dia lagi, hanya bisa menganggukan kepala mengiyakan, tapi dalam hati diam-diam menghela nafas, Glorian Su kamu masih terlalu polos, 2 kasur memang kenapa, apakah tengah malam tidak bisa naik?"

Mengingat ini, pikiranku tanpa bisa dikontrol muncul rupa dua orang wanita telanjang yang sedang bergesekan, hatiku bergetar sebentar, pada saat yang bersamaan ada perasaan tidak enak, tanpa sadar aku melirik Elva An dengan tidak tenang.

Glorian Su dulu adalah wanitaku, kalau dia diambil orang, aku akan sangat sedih, akan cemburu, meskipun yang mengambil adalah wanita, bahkan dia adalah wanita yang ku kenal.

Melihat tatapan mataku yang tidak tenang, kerutan di alis Elva An lebih dalam, tiba-tiba dia seperti terpikir sesuatu, matanya kosong sebentar, dia menoleh melihat Glorian Su, selanjutnya alis yang berkerut itu menjadi rileks, lalu menatapku dengan pandangan nakal.

Saat ini, Glorian Su melihatku tidak menentang lagi, dia berjalan menuju kasir depan untuk registrasi, tetapi Elva An tiba-tiba mendekati aku, tertawa dengan suara rendah dan bertanya : "Freddy Shen, kamu menentang aku dan Glorian Su tinggal bersama, apakah kamu ingin....."

"Ingin apa?" aku bertanya.

"Apakah kamu ingin tidur dengan Glorian Su?" Elva An selesai berbicara, dia memainkan kedua alisnya, melirik ku dengan tatapan nakal.

Aku kaget, wanita ini biasanya lurus-lurus saja, bahkan galak, masa saat ini lebih cabul dari aku?"

Setelah sadar, aku buru-buru memelototi dia : "Kamu ini....jangan bicara sembarangan, apakah aku orang seperti itu? Kecilkan suaramu, jangan sampai terdengar olehnya!"

"Oh! Bukan ya?" Elva An berpura-pura nampak kecewa, tapi tatapan nakalnya tidak berkurang, dan menggelengkan kepala sembari menghela nafas: "Ah! Sebenarnya aku ingin membantumu, tapi kalau kamu tidak mau, kalau begitu ya sudahlah."

Tidak menungguku kembali, dia berjalan ke arah resepsionis dan menggandeng tangan Glorian Su, dan kemudian berbicara kepada pegawai resepsionis berkata : "Nona cantik, kami tidak ingin double room, pesankan ruangan dengan kasur besar, kasur harus besar sekali."

"Baiklah.....silahkan tunggu sebentar."

Aku tahu bahwa Elva An sedang bercanda denganku, dalam hati sangat ingin marah tapi juga ingin tertawa, hatiku tidak tahu bagaimana cara menggambarkannya, sebentar lagi Glorian Su akan berguling bersama dengan tubuh matang Elva An.

Ah! Mudah mudahan Elva An bukanlah lesbian yang seperti aku kira.

Tentang apa yang dikatakan Elva An, bagaimana mungkin aku tidak memikirkannya? Meskipun bayangan di malam dimana aku bercinta dengan Glorian Su sedikit kabur, tapi aku masih ingat bagaimana perasaan saat itu.

Tapi....aku benar benar tidak punya keberanian itu.

Melihat bagaiamana Elva An menggandeng tangan Glorian Su masuk ke dalam kamar, bahkan saat menutup pintu pun dia sengaja memandang ku dengan nakal, aku tidak bisa apa-apa, hanya bisa terpaku di pintu, akhirnya kembali ke kamar sendiri.

Setelah mandi, akhirnya aku bersembunyi di dalam selimut sambil menonton televisi, aku masih memikirkan kamar sebelahku, sembari memencet remote tv memindahkan saluran tv ke saluran tv lainnya.

Setelah menahan cukup lama, akhirnya aku tidak tahan untuk turun dari kasur, keluar dari kamar menuju kamar Elva An dan Glorian Su, menempelkan telinga ke pintu depan kamar, aku ingin tahu apakah di dalam kamar ada suara.

Penginapan pribadi di kota wisata kecil seperti ini tidak memiliki peredam suara yang bagus, aku benar mendengar suara di dalam kamar, tapi agak sedikit berisik, mereka membuka televisi dengan volume besar, selain itu mengobrol sambil tertawa.

Tetapi, bisa terlihat bahwa mereka tidak ada gesekan, aku menghela nafas, tapi juga tidak tahu nanti malam apa yang akan terjadi, akhirnya aku tidak pergi, aku melanjutkan mendengarkan pembicaraan mereka dari luar pintu kamar.

Setelah beberapa waktu, tiba-tiba aku mendengar Glorian Su berkata "Beatrice sudah datang, aku sedang mengeringkan rambut, apakah bisa merepotkan Kak An untuk membantuku membukakan pintu?", dilanjutkan ada suara langkah kaki keluar menuju pintu.

Aku buru-buru berbalik ingin pergi, tapi aku tiba-tiba sadar bahwa di belakangku ada bayangan orang berdiri, seseorang memakai baju putih, rambutnya tergerai, kedua matanya memandangiku dengan pandangan yang aneh.

Aku sangat kaget, otomatis mundur ke belakang, di kepalaku terbayang cerita-cerita tentang hantu wanita di koridor yang mana hampir sama dengan apa yang ada di depan mataku, membuatku ketakutan sampai kepalaku ikut merinding.

Hantu wanita itu melihat aku yang ketakutan, tiba-tiba tertawa, dan senyumannya lumayan cantik.

Akhirnya, aku baru sadar kalau hantu wanita itu, ternyata Beatrice,akhirnya aku bernafas lega, dan menyandarkan tubuhku ke pintu dengan lemas, sementara tangan satuku tidak hentinya menepuk-nepuk dada.

Beatrice wanita ini sedang apa, malam malam memakai baju tidur berwarna putih, setelah mengeringkan rambut juga tidak mengikat rambut, dan tanpa suara berdiri di belakangku, benar-benar mengagetkan orang.

Setelah reda, aku baru saja ingin komplain, di belakangku tiba-tiba kosong, keseimbangan ku juga ikut jatuh ke belakang.

Saat itu aku baru tersadar, pintu kamar sudah terbuka, dan saat ini seluruh keseimbangan aku bersandar di pintu.

"Aduh!" Aku mendengus lalu terjatuh ke lantai, untung kedua tanganku sempat menarik pinggiran pintu, sehingga belakang kepalaku tidak sampai terbentur lantai, tapi ini saja sudah cukup membuatku berkunang kunang."

Aku teringat ini adalah kamar Gloria Su dan Elva An, tidak mempedulikan banyak hal, aku buru-buru membuka mata ingin merangkak bangun.

Tapi, saat membuka mata aku baru sadar bahwa di depanku ada 2 buah pilar yang aneh, seluruhnya putih, tetapi juga tidak benar-benar bundar, hanya saja di pikiran aku dua bagian, satu kiri satu kanan berdiri, tinggi, di tempat paling atas ada sebuah lembah, di tengah lembah itu ada sebuah celah.

Yang membuat aku aneh adalah, di bagian celah itu, tumbuh sesuatu berwarna hitam yang hampir mirip seeprti bulu.

Aku mengerjapkan mata ingin melihat dengan jelas, tiba-tiba ada jeritan di atas kepalaku, sangat memekakkan telinga, kedua pilar putih itupun seketika menghilang, pada saat yang sama membangunkan ku.

Sesaat kemudian, setelah jantungku mulai reda berdegup, dua pilar di atas kepalaku bukanlah pilar, melainkan sepasang kaki panjang yang putih, dari betis sampai dasar paha, bahkan bagian yang paling pribadi, semuanya aku lihat jelas.

Bulat dan putih, montok dan penuh bahkan celah itupun putih dan lembut, ckckckck!

Pada saat aku sedang berpikir yang tidak tidak, di telingaku terdengar suara Elva An yang dengan marah mengatakan : "Freddy Shen, kamu bajingan!"

Selanjutnya sebuah kaki dengan sandal menginjak wajahku dengan penuh kebencian.

Mana mungkin aku ada pikiran untuk berpikir macam-macam, dengan dengusan pengap aku buru-buru melindungi wajahku, berguling dan bangkit berdiri.

Tapi, belum sempat aku melangkah, orang di belakangku menarikku ke belakang.

Meskipun tenaganya tidak besar, tapi aku tertangkap basah, akhirnya tetap ditarik ke belakang.

"Beatrice, masuk, tutup dan kunci pintunya!"

Baru saja Elva An selesai bicara, aku mendengar suara pintu yang ditutup, juga mendengar suara pintu kamar yang dikunci, tiba-tiba perasaan yang takut segera muncul.

Tamat sudah, aku melihat bagian yang tidak seharusnya aku lihat, dia jangan-jangan bersekongkol dengan Glorian Su dan Beatrice, tiga wanita ingin memukuli ku kan?

Tapi, di musim sedingin ini, dia memakai gaun tidur, tapi kenapa tidak pakai pakaian dalam? Apakah tidak takut dingin?

Novel Terkait

The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu