The Winner Of Your Heart - Bab 189 Sophia Zheng

Menghadapi tamparan yang tiba - tiba dari wanita itu, Danielle Xia sama sekali tidak ada reaksi, terlihat tidak menduga lawan ternyata akan memukul dia.

Tapi aku kebetulan berdiri di samping dia, saat wanita itu baru berjalan ke depan dia, aku udah menerka kejadian yang akan terjadi.

Saat telapak tangan itu terangkat, aku dengan cepat mata dan cekatan mengulurkan tangan, saat tamparan segera sampai ke wajah Danielle Xia, aku menangkap tangan wanita itu dalam waktu yang tepat.

Setelah menghempaskan tangan wanita itu, aku melangkah ke depan satu langkah tanpa ragu, berdiri di samping Danielle Xia, melihat dingin ke wanita itu.

Aku sudah lebih awal membuat sebuah keputusan hubungan dengan Danielle Xia, aku sekarang adalah pacarnya, harus berdiri di depan dia melindungi dia.

Wanita di depan mata ini, pasti orang rumah Danielle Xia, lagian juga merupakan senior dia, pastilah seorang yang mempunyai wewenang tinggi.

Tapi aku sedikitpun tidak takut membuat dia tersinggung, walaupun kaisar langit datang, juga jangan berharap bisa menyentuh satu bulu Danielle Xia pun.

Apalagi, dari percakapan mereka dapat terlihat, hubungan mereka tidak baik, mungkin selama ini menjadi salah satu dari beberapa orang yang bertentangan Danielle Xia.

Oleh karena itu, aku sedikit pun tidak cemas, menghempaskan tangan dia dengan kuat, termasuk sudah sangat baik karena tidak menampar kembali ke dia.

Setelah tangannya di hempaskan dengan kuat oleh aku, perempuan memakai high heel itu terhuyung - huyung mundur ke belakag beberapa langkah, untung pria paruh baya di belakang memegangnya dengan cepat, jika tidak sudah terjatuh ke lantai.

Nico Li yang di samping dia terlihat juga tidak menduga kalau dia akan menyerang, dia tercenggang terlebih dahulu, segera setelah tersadar kembali dan melihat ke aku, pandangan mata itu seperti lagi bilang: Mati kamu.

Dan pria paruh baya yang berpakaian bagus di belakangnya, tidak berjalan ke depan, tetap berdiri di belakang, hanya melihat aku tanpa ada ekspresi apa pun.

Setelah berdirikan tubuh, perempuan itu marah sampai wajah berwarna putih, melotot aku dengan galak, seperti ingin menelan mentah - mentah diriku, lalu tiba - tiba berteriak berkata: " Kamu siapa ? "

Aku malas menjawab dia, hanya melihat dingin ke dia, tapi Danielle Xia yang berada di belakang tiba - tiba maju satu langkah ke depan, berdiri berdampingan dengan aku, berkata dengan marah : " Sophia Zheng, dia siapa tidak ada hubungannya dengan kamu, aku hanya tanya kamu, kamu berdasarkan apa menerobos masuk ruang kerja aku ? Juga berdasarkan apa memukul aku ? "

" Heng ! " Perempuan yang bernama Shopia Zheng itu berkata dengan dingin, " Aku adalah bibi kamu, beginikah cara kamu memanggil senior ? Manusia rendah yang tidak berpendidikan, aku memukul kamu mewakilkan ayah ibu kamu ajari kamu. "

Mendengar sampai di sini, aku sudah tidak bisa tahan lagi, dan berkata dengan dingin : " Jaga mulut kamu. "

Wajah Sophia Zheng takut, dia mengangkat tangan dan menunjuk ke pintu ruang kerja : " Kamu itu apaan ? Disini tidak ada hak kamu untuk bicara, keluar kamu ! "

Aku baru akan buka mulut, Danielle Xia yang di samping malah merebut bicara duluan : " Ini adalah ruang kerja aku, aku tidak menerima kalian, yang harusnya pergi itu kalian. "

" Kamu ..... " Sophia Zheng tidak bisa menjawab, wajahnya memerah melotot marah ke Danielle Xia.

Pada saat ini, pria paruh baya yang di belakang itu akhirnya bersuara ehm (Batuk), berkata : " Danielle Xia, maaf sekali telah menganggu kalian, kedatangan kami hari ini, hanya ingin berdiskusi dengan kamu sebuah masalah saja. "

" Paman Theo, ada hal apa silakan bicarakan saja. " Danielle Xia berkata acuh tak acuh, nada bicara sedikit menghangat, terlihat dia terhadap pria paruh baya yang bernama paman Wen ini, tidak sebenci seperti terhadap Shopia Zheng, tapi juga bukan kerabat dekat.

" Ini adalah masalah keluarga kami. " Pria paruh baya berkata sampai disini, sengaja melihat ke aku sebentar, lalu berkata : " Boleh tidak suruh teman kamu keluar dulu ? "

Danielle Xia mengeleng kepala tanpa ragu, lalu setelah melihat sebentar ke aku lagi, baru berkata : " Dia adalah pacar aku, bukan orang luar, ada masalah apa bilang saja. "

Mendengar perkataan dia, dalam hati aku tertegun, dan memutar kepala dengan penuh rasa haru melihat lekat - lekat ke Danielle Xia.

Dia melihat pandangan mata aku yang membara, dan saling pandang sebentar dengan aku kemudian, tiba - tiba cemberut dan menundukkan kepala, tidak di sangka di saat ada orang luar, juga memperlihatkan bentuk malu dia yang membuat aku terpesona itu.

Dia dengan sendirinya mengumumkan ke orang lain, aku adalah pacar dia, lagian beberapa orang depan mata bukanlah orang luar, melainkan adalah senior keluarga dia.

Nyatanya, kamu baru ciuman, hubungan kami sudah sepenuhnya terjalin.

Semenjak saat gegabah dan cium dia, aku juga telah menanggap dia sebagai pacar sendiri.

Mendengar perkatan Danielle Xia, Sophia Zheng dan pria paruh baya itu tidak ada ekspresi yang terlalu curiga, mereka tidak tahu aku dan Danielle Xia baru barusan memperjelas hubungan.

Tapi Nico Li yang selalu tidak bicara, pada waktu ini raut wajah malah tampak marah, pandangan mata seperti pisau melotot lekat ke aku, ingin membunuh aku kapan saja.

" Danielle Xia. " Pria paruh baya itu tiba - tiba bertanya lagi : " Kakek kamu telah sakit, dia ingin berbicara dengan kamu mengenai masalah orang tua kamu, berharap kamu bisa mendengar dengan sungguh - sungguh. "

Raut wajah Danielle Xia berubah drastis: " Apa ? Kakek sakit ? "

" Ng. " Pria paruh baya menganggukkan kepala, lalu tiba - tiba mengangkat kaki berjalan ke tempat kosong yang lainnya ruang kerja, sambil berkata : " Danielle Xia, bisa tidak pinjam dua langkah untuk bicara, karena masalah ini urusannya sangat penting, oleh karena itu bagusnya jangan biarkan orang luar tahu, aku bicarakan dengan singkat ke kamu. "

Mendengar perkataan dia, Danielle Xia melihat ragu ke aku, dan setelah aku tersenyum ke dia dan menganguk - angukkan kepala, dia langsung tersenyum, lalu memutar badan berjalan mengikuti pria paruh baya itu.

Dari ekspresi wajah dia dapat terlihat, dia sangat mempedulikan kakeknya, juga lebih peduli akan masalah orang tua dia.

Mengenai kakeknya siapa, aku kira - kira bisa menebak, seharusnya adalah pendiri World Corp Alexander Zheng.

Dia memanggil Sophia Zheng bibi, menandakan Sophia Zheng dan ayah dia adalah kakak adik atau abang adik, secara di pikir ayah dia seharusnya bermarga Zheng juga, tidak tahu kenapa malah bermarga Xia.

Mungkin, masih ada beberapa rahasia yang tidak ingin orang tahu.

Sophia Zheng dan Nico Lo tidak ikut berjalan ke sana, bersuara dingin heng, lalu sibuk sendiri duduk di sofa yang berada di sebelah, satunya lagi tetap menggunakan pandangan mata yang jahat dan ganas melotot ke aku.

Pria paruh baya itu membawa Danielle Xia berjalan keluar beberapa meter kemudian dan menghentikan langkah kaki, lalu berkata dengan pelan ke Danille Xia.

Aku sama sekali tidak bisa dengar apa yang dia katakan, malah melihat raut wajah Danielle Xia yang berubah - ubah, terlihat sangat serius, dan seperti lagi mempertimbangkan keputusan akan sesuatu, sesaat kemudian bertanya beberapa kalimat ke pria paruh baya.

Setelah beberapa saat, pembicaraan mereka sudah selesai, pria paruh baya melihat Danielle Xia tanpa ekspresi, dan Danielle Xia menggigit - gigit bibir, lalu mengangguk - angguk kepala ke dia.

Lalu, berdua di waktu yang bersamaan berjalan ke arah kami, Danielle Xia berjalan ke samping aku, berkata ke aku dan minta maaf : " Freddy Shen, aku sekarang mau pulang ke rumah, mungkin satu dua hari, oleh karena itu untuk sementara waktu tidak bisa menemani kamu, maaf. "

" Tidak apa - apa. " Aku tertawa acuh tak acuh, " Keluarga ada masalah pulang saja, jangan pedulikan aku, tapi harus ingat jaga diri baik - baik, terutama tidak boleh membiarkan orang lain bully kamu. Jika ada orang yang memukul kamu, menghindar dulu, lalu menggunakan cara yang sama kembalikan ke orangnya. "

" Ng. " Danielle Xia menganggukkan kepala dengan nurut, " Kamu tenang, aku akan jaga baik diri sendiri, kamu sendiri juga harus jaga kesehatan. "

" Heng ! " Sophia Zheng tiba - tiba dengan dingin bersuara. " Kamu lagi bilang aku ? "

" Sudah sudah. " Pria paruh baya buru - buru berbicara di depan aku, " Barusan masalah kecil itu lupakan saja, jangan adu mulut lagi, Danielle Xia kamu cepat pulang beres - beres. "

Novel Terkait

Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu