The Winner Of Your Heart - Bab 249 Tukang Intip

Aku berdiri di pojok kamar, seperti anak kecil yang bersalah, menundukkan kepala, dengan gugup mengusap kedua tangan.

Tidak jauh didepanku ada sebuah ranjang yang luas dan besar, Elva An berselimutkan jaket tebal, didalamnya hanya mengenakan sebuah gaun tidur yang longgar, panjangnya sampai lutut, menunjukkan kedua betisnya.

Tetapi mukanya merah padam, matanya bulat melotot seperti mata banteng, sedang melihatku dengan galak, dadanya yang berkerah lebar sedang naik turun dengan hebat, kelihatannya dia sangat marah.

Glorian Su duduk di sebelah kanannya, menggandeng tangannya, sambil mengusap punggung nya, sambil memegang bibir menahan tawa, matanya melihatku dengan tatapan aneh.

Beatrice duduk di sebelah kirinya, berbicara dengan suara rendah di telinganya, terlihat sedang melaporkan kelakuan ku barusan.

Hatiku sangat bersalah, awalnya hanya ingin mendengar apakah ada gerakan saja, tidak disangka akan begini jadinya, tidak melenceng tepat jatuh di kedua kaki Elva An.

Yang lebih tidak disangka adalah, Elva An tidak memakai celana dalam!

Bagian itu wanita tua ini ternyata putih dan lembut, diluar dugaanku.

Tiba-tiba, muncul pikiran cabul di benakku : Dia tidak memakai pada malam hari, jangan-jangan siang hari juga tidak mengenakan?

Seharusnya tidak mungkin, Elva An biasanya sangat memperhatikan kebersihan, mungkin malam ini hanya setelah mandi merasa nyaman jadi tidak mengenakan, kebetulan dilihat olehku.

Sekarang Elva An kira-kira sudah cukup marah, siang hari aku melirik pantatnya, sekarang melihat bagian paling pribadi miliknya, kira-kira sudah ada keinginan untuk membunuh ku.

Elva An sangat berduit, juga investor ku, walaupun aku tidak pernah sengaja menyenangkan nya, tapi juga sangat menghormatinya, lagipula aku merasa setiap aspek wanita ini sangat bagus, paling tidak bagus untukku.

Jadi sekarang muncul masalah, aku tidak berani sembarangan pergi, hanya dengan bersalah berdiri di sana, setelah dimaki oleh Elva An setelah aku baru saja berkata 'kecelakaan', aku pun hanya dengan menurut berdiri, juga tidak berani berkata apa-apa.

Sekarang dia tidak akan mendengarkan apapun yang aku katakan, hanya bisa menunggu emosi nya reda.

Beberapa saat setelah Beatrice berkata dengan suara rendah di telinganya, raut amarahnya baru sedikit berkurang, terlihat dia sudah tahu aku bersandar di pintu barusan, lalu terjatuh di bawah kakinya karena pintu yang tiba-tiba dibuka, murni kecelakaan.

Tapi, dia masih mengernyitkan alisnya, dengan marah berkata : "Freddy Shen, tengah malam datang ke pintu kamar kami mencuri dengar, sebenarnya mau apa kamu?"

"Hehe." Aku menyengir, sambil menggosokkan tangan berkata : "Aku tidak menguping, hanya saja tengah malam aku tidak bisa tidur, aku hanya keluar jalan-jalan saja, tidak kusangka aku bertemu dengan Beatrice, membuatku kaget, lalu begini."

Beatrice memajukan mulutnya : "Huh! Jangan berbohong, aku melihat dengan mata kepala sendiri dia menempelkan telinganya ke pintu, aku melihatnya dari belakang."

Mendengar perkataannya, aku tiba-tiba mengkerut, situasi seperti ini mana mungkin membodohi mereka.

Tapi aku seketika tidak menemukan alasan menguping, tidak mungkin aku jujur berkata : "Aku ingin mendengarkan apa kalian ada suara bergesekan saja."

Kalau bicara begitu, Elva An pasti akan melompat memukuli ku.

"Kamu mau bicara atau tidak?" Elva An kembali membentak.

Aku menggosok gosokkan tangan, sambil menyengir berkata : "Sebenarnya tidak ada apa-apa, hanya ingin melihat apakah kalian sudah tidur belum."

"Masih berbohong!" Elva An tiba-tiba menundukkan kepala, melepaskan satu sandalnya, mengangkatnya sampai di atas kepala, gayanya seakan akan memukulku.

Sudut bibir ku bergetar, wanita tua ini benar-benar galak, dengan dia di dalam kantor benar-benar berbeda, saat itu bagiku dia sangat terhormat dan memiliki nilai lebih, seperti seorang gadis, sekarang, sebaliknya seperti wanita garang.

Sepertinya, kalau hari ini aku tidak memberinya jawaban, dia tidak akan membiarkannya, kalau aku tidak mempedulikannya dan memaksa pergi, mulai saat ini tidak ada sedikit pun celah di antara kami, dia akan mengira aku adalah orang yang lempar batu sembunyi tangan.

Lagipula dia adalah rekan kerja, biasanya juga dia sangat baik terhadapku, tidak mungkin membuat hubungan ini menjadi tegang.

Lagipula, aku tidak bisa pergi begitu saja di depan Glorian Su, walaupun Glorian Su tidak menyalahkan ku, sebaliknya menutupi mulut diam-diam tertawa.

Kelihatannya gambar diriku sudah tidak bisa dijaga lagi, lebih baik mencari alasan sembarangan.

Saat melihat sandal di tangannya hampir terbang, aku buru-buru berkata : "Tunggu tunggu, aku bilang, aku bilang, sebenarnya aku.... Aku adalah..."

Saat aku berhenti sebentar, ingin mengambil kesempatan untuk berpikir sebentar, Elva An tiba-tiba mendengus dingin : "Huh! Sebenarnya kamu adalah tukang intip, benarkan?"

Aku tertegun, keringat bercucuran dan tidak bisa berkata apa-apa, sebenarnya aku ingin berkata, aku sendirian sangat bosan, ingin datang mencari mereka mengobrol, aku hanya berhenti sebentar, berpikir sejenak bagaimana mengucapkan selanjutnya, dia mengambil kesempatan mengecap ku.

Tapi, tidak aneh dia mengira seperti itu, sesorean aku melihat pantatnya, bahkan ketahuan olehnya, ditambah tengah malam di depan pintu kamar mereka, siapapun akan mengira aku tukang intip.

Seperti dugaan, setelah Elva An selesai berkata, Beatrice yang berada di samping memajukan mulutnya, pandangannya meremehkan.

Untungnya, Glorian Su tidak meremehkan ku, melainkan mendengus tertawa, buru-buru menutupi mulutnya, masih tertawa cekikikan.

Glorian Su adalah orang yang mengerti aku, awalnya saat dia menerima uang dari Bob Hu, sedangkan aku memasukkannya ke dalam taxi menyuruhnya pulang, bahkan aku juga tidak melakukan perbuatan apapun setelah dia memberikan isyarat-isyarat, pria lurus seperti ini bagaimana mungkin adalah seorang tukang intip?

Jadi, dia pasti merasa Elva An salah menebak, tapi juga tidak tahan untuk tertawa lepas.

Baiklah, asal Glorian Su mengertiku, apa peduli ku terhadap pandangan orang lain?

Akhirnya aku tidak berencana berdebat, ini lebih menguntungkan, asal bisa segera meninggalkan tempat ini, akhirnya aku menundukkan kepala, berpura-pura bersalah, mataku memandang ujung jari kaki.

Melihat rupaku, tawa Glorian Su bertambah keras, sedangkan Elva An kembali mendengus dingin : "Huh! Salahku awalnya mengira kamu adalah pria yang istimewa, tidak disangka kamu adalah tukang intip! Benar-benar cukup istimewa."

Aku tidak bicara, hanya tertawa kering, kembali mengusap tangan dengan gelisah.

Elva An kembali emosi berkata : "Bicara! Biasanya apa kamu juga mengintip ku di kantor? Apa mengintip rekan kerja wanita yang lain?"

Aku buru-buru melambaikan tangan : "Tidak, benar tidak, hari ini pertama kalinya, aku tidak melihat apapun!"

"Bohong! Kamu berbaring di sana, bagaimana tidak melihat....." Elva An berkata sampai sini baru tersadar, wajahnya kembali merah padam.

Aku mengangkat kepala, dengan ekspresi jujur berkata : "Benar-benar tidak melihat aku pening karena terjatuh, aku tidak melihat kamu tidak memakai...."

"Tutup mulut!"

Saat Elva An marah sampai puncak, sebuah sandal mendarat di depanku, aku tidak sempat mengelak, terdengar suara 'plak' di mukaku.

Untungnya hanya sandal, tidak berat, bagian bawah sandal tidak keras, kali ini tidak termasuk sakit, kalau sepatu hak tinggi.....

Tiba-tiba, di kepalaku muncul adegan Danielle Xia memukulku dengan sepatu hak tinggi di ruang karaoke.

Hal-hal yang dulu seperti asap yang berlalu, semua berubah dengan sangat cepat, tapi selalu tanpa sengaja teringat adegan-adegan tersebut, begitu jelasnya.

Sangat rindu perasaan di awal walaupun tidak memiliki apapun, tapi tidak peduli, hanya mengandalkan diriku yang jujur menggoda Danielle Xia, menegangkan dan juga menggembirakan, hanya melihat sedikit kemenarikkannya, aku sudah sangat gembira.

Saat setiap menggoda nya sampai dia akan marah dan akan meledak, dapat membuatku senang bukan main.

Barang masih sama, tapi orang sudah berbeda, menghadapi sandal Elva An, aku tidak bisa senang sama sekali.

Novel Terkait

Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu