The Winner Of Your Heart - Bab 59 Nafsuku

Aku dan Jeffrey Cheng kembali ke meja makan, tidak lama kami sudah selesai, Jimmy Wan secara khusus menyetir dan mengantar kami kembali ke hotel.

Mengantar Jimmy Wan pergi, kita bertiga bersama-sama masuk ke dalam lift, Danielle Xia menatap ku dengan biasa, berkata: "Freddy Shen, apakah ada sesuatu yang ingin kamu katakan padaku?"

"Tidak ada kok." Aku menggeleng-geleng kan kepala.

Pada saat seperti ini masih belum pas untuk mengatakan padanya, karena aku belum mendapatkan informasi dari temanku, masih belum bisa memutuskannya. Tapi teman ku bilang paling lambat sore ini dia bisa memberitahukan jawabannya padaku.

Setelah mendengar perkataanku, Danielle Xia alisnya mengkerut sedikit demi sedikit, "Di dalam kantor direktur Wan, kamu bilang kita harus berdiskusi dengan baik, kamu bukan sengaja untuk mengulur waktu kan, kamu ingin mengatakan apa padaku?"

"Hehe, Direktur Xia, Saya hanya berpikir bahwa negosiasi itu selangkah demi selangkah, biarkan kedua belah pihak memiliki banyak waktu untuk berpikir dengan tenang itu saja, selain itu, kita benar-benar harus mendiskusikan masalah tentang kapasitas pekerjaan."

Danielle Xia masih megerutkan alisnya, "Hmm, Kalau begitu kalian ke kamar ku, kita diskusikan sebentar.

"Direktur Xia, bisakah kita istirahat dulu, tidur siang dulu baru berdiskusi? Lagipula kamu juga tidak buru-buru untuk kembali ke Binhai."

Danielle Xia agak melawan dengan berkata: "Hanya diskusi sebentar, tidak memakan banyak waktu, selesai diskusi baru kalian beristirahatlah".

"Ini......" aku merasa agak tidak berdaya, padahal ingin setelah menunggu jawaban dari teman, tidak perlu mendiskusikannya lagi, langsung saja mengatakan pada Danielle Xia jangan bekerja sama dengan Jimmy Wan saja sudah oke".

Di saat aku tidak berdaya ingin menjawab Danielle Xia, perut tiba-tiba tidak jelas rasanya terasa terkocok-kocok di dalam, dan juga mengeluarkan suara seperti suara gemuruh.

Aku buru-buru menujuk pada perut bagian bawah dan berkata: "Direktur Xia, aku ingin ke kamar mandi, buang air besar, ini benar-benar bukan pura-pura, suara barusan kamu juga mendengarkannya kan. Dan juga...... Akhir-akhir ini aku sembelit, jadi mungkin akan sedikit lama."

Setelah mendengar perkataanku, sebelahnya Jeffrey Cheng yang tidak berbicara sama sekali, tidak bisa menahan ketawa sampai mengeluarkan dengusan tertawa, lalu dengan buru-buru menggunakan tangannya menutup mulutnya, memaksa tersenyum dan berpura-pura terlihat serius.

Wajah Danielle Xia tiba-tiba memerah, juga tidak berani melihat bagian bawah perutku, hanya dengan marah berkata: "Kamulah yang banyak masalah! Yasudah, setelah istirahat sore hari baru berdiskusi lagi."

Aku tersenyum dengan malu, dengan suara rendah berbisik: "Apa maksud dari bukan aku banyak masalah, kamu bilang begitu seakan-akan sama seperti kamu tidak perlu membuang air besar."

Disekitar lift tidak ada suara lain, suara bisikan ku jelas-jelas terdengar oleh Danielle Xia, dia tiba-tiba menoleh dan dengan marah menatapku, lalu berkata: "Tidak sopan !"

Sebelah mereka Jeffrey Cheng meregangkan tubuhnya, dengan cemberut, jelas-jelas sulit menanggungnya.

Sesaat kemudian, lift sampai pada lantai kamar kita, Danielle Xia dengan cepat berjalan sampai depan pintu kamarnya, setelah membuka pintu dan masuk, dengan tangan yang lainnya menutup pintu.

Pada saat ini, Jeffrey Cheng tiba-tiba bersandar pada dinding, mendongakkan kepala dan tertawa terbahak-bahak, "Kak Freddy, beraninya di depan Direktur Xia seperti ini, cuma kamu seorang! Hahaha!"

Aku tidak menggubrisnya, hanya mengeluarkan kartu dan membuka pintu kamar, lalu memberi isyarat padanya: "Cepat masuk, cepat."

Jeffrey Cheng mengira aku masih ada sesuatu masalah besar yang harus diselesaikan, dengan cepat memutar badan masuk ke dalam kamar.

Setelah menunggunya masuk, aku bersantai sejenak, mengeluarkan suara kentut yang sangat keras, lalu dengan cepat masuk ke dalam, belajar dari Danielle Xia, menggunakan tangan yang lain menutup pintu.

Mendongakkan kepala, langsung melihat Jeffrey Cheng yang terpaku karena takjub melihat ku, aku dengan acuh tak acuh berkata: "Lihat apa, hanya kentut saja, itupun tidak kentut di dalam kamar, hanya ke kamu."

"Baik!" Jeffrey Cheng dengan bodoh mengangguk-anggukkan kepala, lalu memberikan ku jempol, "Kak Freddy, kentut mu suaranya sangat keras, aku rasa Direktur Xia di dalam kamarnya harusnya bisa mendengar suara kentut mu itu."

"Terdengar yasudah, setelah makan lalu buang air besar dan kentut, itu adalah hal yang biasa dilakukan setiap orang."

Aku dengan tidak peduli berkata seperti itu, lalu sekalian melepas baju, dan tidur siang baru berdiskusi.

Sudah tidur siang, tapi aku baru tidur tidak lama, tiba-tiba dibangunkan oleh suara telepon.

Aku masih mengira adalah telepon dari teman, dengan linglung mengambil hp dan melihatnya, lalu tersadar kalau Danielle Xia yang menelepon. Mungkinkah dia sekarang mau mulai rapat diskusi kan?

Aku dengan agak kesal mengangkat telepon, belum mulai berbicara, dari dalam suara telepon terdengar suara agak lemah Danielle Xia : "Freddy, Apakah kamu sudah tidur?"

Baru saja tidak ada suasana hati untuk menjawabnya, aku tiba-tiba bereaksi dengan semangat, suara Danielle Xia tidak beres, bisa dibilang dia menggunakan sikap suara yang tidak dia lakukan saat bekerja, juga termasuk suara yang lembut, dan bukan suara lemah seperti ini.

Jangan-jangan, dia tidak enak badan? Sakitkah?

"Kamu kenapa? Tidak nyaman?" Aku dengan cepat menjawab.

"Ya.......Aku....... Kamu bisa membantuku membelikan barang untukku?"

"Beli obat kan? Pilek atau panas? Tidak bisa, aku mau lihat suhu badanmu tinggi atau tidak, kalau panasnya tinggi harus segera ke rumah sakit, kalau panasnya tidak tinggi pakai alat pendingin suhu saja sudah bisa." Aku berkata, sambil bangun dari tempat tidur dan mengambil baju.

"Bukan, ini...... Itu datang, aku lupa bawa itu." Danielle Xia dengan suara yang bingung, mengatakannya sampai akhir, nada suaranya menjadi kecil.

"Apa? Itu datang? Lupa membawa itu?" aku tidak paham.

"Kamu bajingan, kecilkan sedikit suaramu, jangan kasih Jeffrey Cheng dengar!" Danielle Xia tiba-tiba menggeram.

"Ei......" Aku akhirnya memahaminya, itu datang, itu adalah datang bulan, dia ingin menyuruhku membantunya membelikan dia pembalut ya!

Aku berkeringat, dan dengan cepat melihat sebelah tempat tidur, untungnya Jeffrey Cheng tidur sama seperti seekor babi, benar-benar tidak terbangun sama sekali.

"Itu....... Direktur Xia, aku belum pernah membeli barang itu......"

"Aku sedang nyeri haid, aku sendiri tidak bisa pergi."

Aku tidak berdaya memegang dahiku, "Baiklah, kamu biasanya memakai merk apa."

Menunggu Danielle Xia memberitahuku merk nya apa, aku menutup telepon, memakai baju dan keluar turun ke bawah, langsung ke toko serba ada di sebelah hotel.

Kasir toko serba ada adalah seorang gadis yang masih muda, saat aku merasa agak canggung menaruh pembalut di depannya, gadis muda itu didepan ku melirik ku sambil tersenyum.

Kembali ke hotel, aku mengetuk pintu kamar Danielle Xia, setelah menunggu beberapa saat, pintunya baru dibuka. Danielle Xia mengenakan baju tidur, menunjukkan kedua kaki panjangnya yang putih, tapi wajahnya itu, benar-benar sangat pucat.

Melihat raut wajahnya yang tidak baik, dan juga masih menggunakan tangannya memegang perutnya, menunjukkan rasa sakit seperti itu, aku merasa agak sedih.

"Direktur Xia, panaskan air hangat, lalu mengoleskan handuk panas ke perut." Aku mengerutkan alisku, lalu memberikan pembalut kepadanya.

"Oke! Terimakasih." Danielle Xia dengan semangat menganggukkan kepala padaku, "Tapi aku sakit sampai tidak ingin bergerak lagi."

"Kalau tidak, aku membantu kamu memanaskan air dan memanaskan handuk."

"Ya!" Danielle Xia dengan wajah pucat dan terasa agak canggung, selesai berbicara mengambil pembalut dan berjalan ke arah kamar mandi, "Tunggu aku sebentar."

Selesai berbicara, Danielle Xia menutup pintu kamar mandi dengan rapat. Aku dengan cepat mencari pemanas air, menunggu Danielle Xia keluar dari kamar mandi, pergi mengisi air dan memanaskannya.

Saat Danielle Xia keluar dengan memegang dinding, aku tidak bisa tidak membantunya, lalu memegang lengannya.

Lengannya sangat lembut, dan juga sangat lentur, tapi pada saat itu terasa agak dingin.

Danielle Xia tidak melawan, hanya dengan tatapan ke bawah membiarkan aku memegangnya dan membantunya berjalan sampai ke tempat tidur.

Setelah dia duduk, kakinya dinaikkan ke atas tempat tidur, kedua kaki putih panjangnya yang lembut membuat hati ku bergetar.

Lembut, panjang ramping, seimbang, terlalu menggoda orang!

Tidak bisa disangkal, aku sangat tidak manusiawi!

Pada saat ini, aku tanpa sadar terombak-ombak!

Novel Terkait

My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu