The Winner Of Your Heart - Bab 67 Hidup Tidak Memiliki Jalan Untuk Melihat Ke Belakang

Aku tahu dalam hati Jim Tan pasti masih ada Paula Jiang, perasaan yang sudah bertahun-tahun, tidak bisa dengan gampang dilupakan. Sama seperti aku yang tidak bisa melupakan Alicia Fang.

Menurut perkataannya, selama bertahun-tahun, Paula Jiang sudah seperti kerabatnya, darah dagingnya, meskipun sudah dipisahkan, tetapi selamanya akan selalu meninggalkan luka di sana.

Dan juga, setelah putus hampir dua tahun, Jim Tan juga masih belum mencari pacar lagi.

Sebenarnya, dalam hati ku mengharapkan mereka dapat kembali lagi. Bagaimanapun, aku dan Paula Jiang sudah mengenal sejak sekolah menengah pertama dan teman lama sampai dengan sekarang, aku tidak hanya mengenal Jim Tan, tetapi juga mengenal Paula Jiang.

Dia sangat baik, memperlakukan orang dengan tulus, dia adalah wanita yang baik.

Hanya saja, dulu di depan Jim Tan dia agak sedikit rapuh, seringkali mudah marah.

Jim Tan sudah pernah mengatakannya, dia memanjakan Paula Jiang. Sejak mulai dari sekolah menengah pertama, dalam keadaan tubuhnya yang masih belum sepenuhnya berkembang, dia sudah sangat memanjakan Paula Jiang, setelah melewati beberapa tahun terpenting orang tumbuh menjadi dewasa, Paula Jiang sudah memiliki kerapuhan itu.

Jim Tan juga sudah terbiasa, tetapi ketika usahanya gagal, ketika dia tenggelam dalam kegagalannya, Paula Jiang tidak mendapatkan kemanjaan yang biasanya diadapatkan, keduanya sering bertengkar hanya karena masalah kecil, di sisi lain merasa bahwa Jim Tan tidak maju, akhirnya keduanya putus.

Sekarang, Paula Jiang mempersiapkan perceraiannya, pasti akan kembali untuk mencari Jim Tan. Karena di dunia ini, orang yang paling baik kepadanya adalah Jim Tan.

Setelah mendengar pertanyaanku, Jim Tan tidak dapat berkata apa-apa, dia dengan kokoh menatap bir yang ada di atas meja, tidak mengatakan sepatah katapun.

Dia pasti sedang berpikir, Paula Jiang bercerai, apakah dia mau kembali dengannya atau tidak?

Setelah beberapa lama, Jim Tan tiba-tiba mengambil rokok yang ada di atas meja, menyalakan sebatang dan menghisapnya, menghela nafas, berkata:

“Hidup tidak memiliki jalan untuk melihat ke belakang! Banyak sekali hal, yang berlalu biarlah berlalu, kembali mengejarnya, juga tidak akan medapatkan kembali perasaan yang semula.”

Dari perkataannya, aku menemukan jawaban, dia tidak akan mempertimbangkan untuk kembali dengan Paula Jiang, karena dalam hati keduannya ada lubang yang tidak bisa dilalui, dan pada saatnya nanti mereka akan melihat luka itu.

Aku tidak melanjutkan untuk bertanya dengannya, hanya mengangkat gelas dan bersulang dengannya.

Setelah itu, kami tidak lagi membahas tentang Paula Jiang, Danielle Xia dan Alicia Fang, hanya mengobrol tentang pekerjaan, juga beberapa teman lama dan yang lainnya.

Tidak terasa, kami sudah minum banyak sekali bir, aku merasa pusing sedikit demi sedikit, aku mabuk.

Takut kalau akan menghambat pekerjaan Jim Tan pada hari kedua, aku berkata kepadanya untuk tidak minum lagi, kemudian melambaikan tangan ke arah pelayan mengisyaratkan padanya untuk datang dan membayar.

Setelah membayar, aku mengambil handphone melihat jam, sudah jam satu lebih, sudah larut malam, aku juga terbiasa untuk membuka Wechat, DanielleXia mengirimkan dua pesan Wechat kepada ku.

Pesan yang pertama adalah: ‘Freddy Shen, maaf, aku tidak menyangka Nico Li bisa seperti itu.’

Setelah beberap menit, dia mengirim sebuah pesan lagi: ‘Apakah kamu sudah tidur? Atau marah dan mengabaikan ku?’

Saat waktu menunjukkan pukul sebelas lebih, aku terus minum bir dan mengobrol dengan Jim Tan, bahkan meskipun handpone menunjukkan ada pesan masuk sekalipun, aku juga malas untuk melihatnya, jadi aku tidak melihat pesan masuk darinya.

Setelah lewat beberapa lama tidak membalas pesannya, aku kira dia mengira aku marah, mengabaikan dia.

Aku melihat kedua pesan itu, perasaan ku sangat rumit. Danielle Xia mempedulikan aku, kalau tidak, dia tidak mungkin mengirimkan ku pesan seperti itu.

Tetapi aku tidak tahu, kepeduliannya ini adalah kepedulian yang seperti apa.

Setelah beberapa lama, aku baru memberinya jawaban: ‘Maaf, direktur Xia, saya minum bir di luar, tadi terlalu ramai jadi saya tidak memperhatikan handphone, sekarang baru lihat. Saya tidak marah, anda juga tidak perlu minta maaf kepada saya, apa yang dikatakan Nico Li benar, kemampuan bisnis saya tidak baik, sehingga harus membuat anda dan Nico Li pergi sendiri.

Setelah mengirim pesan Wechat, aku baru saja ingin mengunci layar, aku melihat pesan yang dikirimkan Danielle Xia dalam hitungan detik: ‘Oh, kenapa kamu masih minum bir di luar? Bersama dengan siapa?’

Sudah jam satu lebih, tak disangka dia masih belum tidur, dan juga masih terus melihat handphone, kalau tidak, dia tidak akan bisa membalas pesan kepada ku dengan begitu cepat.

Aku tiba-tiba memikirkan satu hal lagi: Malam ini, Nico Li tinggal dimana? Dia tidak mungkin berada di kamar Danielle Xia sekarang kan?

Dengan sangat cepat, aku menggeleng-gelengkan kepala menyingkirkan dugaan ini, aku berpikir terlalu banyak, Danielle Xia sedang menstruasi! Dia juga bukan perempuan sembarangan!

Selain itu, jika Nico Li ada di kamar Danielle Xia, bagaimana mungkin Danielle Xia bisa memegang handphone mengirimkan ku pesan dalam hitungan detik?

Setelah berpikir sampai disini, aku mulai merasa lega, mengirimkan padanya balasan: ‘Dengan Jim Tan, kami berdua, mengobrol sekalian minum sedikit bir untuk memuaskan dahaga.’

Danielle Xia kembali membalas dalam hitungan detik: ‘Minum sedikit saja, bir tidak baik untuk kesehatan.’

‘Terima kaih atas perhatian direktur Xia, sekarang saya sudah tidak minum, saya mau kembali ke hotel.’

Sebenarnya, aku merasa sedikit hangat, terutama karena perhatian Danielle Xia saat aku minum sampai hampir mabuk.

‘Ya, Freddy Shen, aku ingin mendiskusikan hal ini dengan mu’

‘Direktur Xia ada instruksi apa?’

Kotak obrolan tiba-tiba tidak lagi keluar pesan, aku tidak tahu apakah Danielle Xia sedang mengetik, atau sedang ragu-ragu.

Setelah beberapa saat, pesannya kemudian muncul, tertulis: ‘Besok kamu kembali dulu ke kota Bin, atau pergi ke provinsi lain, bagian Nanning, serahkan pada ku dan Jeffrey Cheng saja, ya?

Melihat pesan ini, aku memandanginya dengan tatapan kosong dahulu, kemudian rasa kehilangan dengan cepat masuk ke hati ku.

Dia mau aku pergi, tidak menginginkan aku untuk terus berada di antara dia dan Nico Li, dia bilang untuk menyerahkan kepadanya dan Jeffrey Cheng, sebenarnya adalah untuk memberikannya kepada dia dan Nico Li.

Juga, CEO Creative Culture yang mengesankan itu datang, membantu Danielle Xia mengembangkan saluran, aku yang hanya seorang menejer bisnis kecil yang tidak ada apa-apanya ini, siapa yang mau menggunakan ku?

“He he! Aku tidak tahan untuk menertawakan diriku sendiri, kemudian membalas pesan Danielle Xia: ‘Baiklah direktur Xia, besok saya segera pergi ke Guangzhou.’

Setelah menunggu sejenak, Danielle Xia baru membalas: ‘Ya, maaf merepotkan mu.’

‘Demi melayani orang-orang! Tidak merepotkan, sampai jumpa direktur Xia, selamat malam!’

Aku membalas pesan ini, lalu dengan cepat mematikan Wechat, memasukkan handphone ke dalam kantong.

“Jim, jika proyek itu membutuhkan ku, segera katakan, aku tidak akan ragu untuk mengundurkan diri dari Yufei.” Aku menolehkan kepala melihat Jim Tan, berkata dengan sungguh-sungguh.

Benar, aku ingin berbisnis dengan Jim Tan, meninggalkan Yufei, bahkan meninggalkan kota Bin dan kembali ke Nanning sekalipun, juga tidak ada lagi kesempatan bertemu dengan Danielle Xia, aku harus melakukan sesuatu!

Jim Tan menepuk-nepuk pundak ku, “Baik, tunggu aku menyusun dengan tuntas isi proyek dalam jangka waktu ini, lalu mengevaluasi apakah proyek ini layak atau tidak, kalau sudah saatnya aku akan terlebih dulu memberitahukannya pada mu.”

Dia juga menambahkan: Tapi, kamu jangan berharap terlalu besar, terlebih lagi, jangan karena mempersiapkan usaha ini dan meninggalkan pekerjaan yang sekarang. Karena gagasan proyek ini belum begitu matang, untuk sementara waktu ini, aku juga tidak tahu apakah layak atau tidak, kalau kelayakannya tidak tinggi, aku tidak akan terburu-buru untuk melakukannya, hanya setelah aku menemukan proyek yang layak, aku baru akan mengundurkan diri dan melakukannya.”

“Mengerti.” Aku menganggukan kepala, lalu berjalan di sepanjang jalan dengannya.

Karena minum bir, dia tidak datang mengemudikan mobil, kami naik taksi yang sama, mengantar ku ke hotel terlebih dahulu, kemudian dia baru naik taksi pulang ke rumah.

Setelah sampai di kamar hotel, Jeffrey Cheng masih ngorok dan tidur nyenyak, setelah aku mandi, aku membuka laptop, memesan dua tiket pesawat ke Guangzhou di internet.

Kemajuan saluran di Guangzhou tidak menemukan kesulitan seperti yang ada di Nanning, sudah memiliki perusahaan yang lumayan cocok yang bersedia menjadi agen produksi kami.

Tetapi pihak seberang mengajukan banyak persyaratan, termasuk jumlah tugas dan masalah komisi juga masih belum mencapai kesepakatan, aku mau pergi dan mendiskusikannya sendiri dengan mereka.

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu