The Winner Of Your Heart - Bab 285 Kekasih

Aku membawa mobil itu sesuai dengan jalur yang diarahkan GPS, dan tak berapa lama kemudian, kita pun sampai di tempat tujuan Patricia.

Tempat ini adalah sebuah mall besar yang berlokasi di selatan kota, aku jarang sekali datang kemari, aku hanya ingat dulu aku pernah tertipu di sini.

Aku turun dari mobil, bersandar di sebelah mobil itu lalu memberikan kunci mobil pada Patricia, "Sudah ya, kau juga sudah sampai, pergi cari kekasihmu sana, aku mau pergi makan."

Patricia menerima kuncinya, dan berkata, "Tak boleh pergi!"

Aku meletakkan kembali kakiku yang hendak melangkah pergi, dan bertanya padanya dengan bingung, "Eh, kau kan sudah sampai, kenapa masih tak memperbolehkanku pergi, apa kau ingin aku ini mati kelaparan?"

"Siapa bilang aku akan membiarkanmu mati kelaparan, kau harus menemaniku bertemu dengannya, tapi kau harus berpura-pura tidak mengenalku, setelah itu aku akan mentraktirmu makan, bagaimana?"

"Wow, menarik sekali, kau mengambil uangku, mentraktirku makan...... Baiklah, aku terpaksa menyetujuinya saja."

Patricia membalikkan matanya, lalu kami berdua pun masuk ke dalam mall itu.

Semakin dekat langkah kaki kita pada area makanan, dia terlihat semakin gugup, aku tersenyum dan berkata padanya, "Tenang, kau hanya akan bertemu dengan kekasihmu saja, bukan calon mertuamu."

Tiba-tiba Patricia pun memukulku, "Kekasih, kekasih apanya, kalau kau bicara sembarangan lagi, aku akan segera mencekikmu sampai mati di sini."

"Iya, iya, aku tak bicara lagi, oke?" meskipun begitu, aku tetap saja ingin berkata, "Kau ini sama sekali tak menghargai kebaikan orang lain, aku ini sengaja bicara begitu untuk mengalihkan pikiranmu agar kau tak gugup!"

"Tutup mulutmu! Aku tak butuh!"

Aku pun menutup mulutku, beberapa langkah kemudian, kami sampai di sebuah restoran cepat saji.

Patricia berkata padaku, "Aku masuk duluan, tunggu beberapa saat, lalu kau masuk, pokoknya kau harus membuat orang lain merasa kita tidak akrab."

"Kita kan memang tidak akrab......"

"Apa kau mau mati?"

"Kuberitahu ya, kalau sampai kekasihmu melihat sikapmu yang seperti ini, kesannya terhadapmu pasti akan diskon besar-besaran."

"Diam!" sentak Patricia, "Aku masuk dulu, lakukan apa saja maumu."

Aku tak bisa menahan mulutku untuk mengejeknya sejenak, lalu setelah Patricia masuk ke dalam restoran itu, aku memutuskan untuk ke kamar mandi dan merokok, lalu kembali ke restoran tadi dan masuk ke dalam.

Dengan mudahnya, aku menemukan Patricia yang duduk di sudut ruangan dengan seorang laki-laki di depannya, saat itu, ia terlihat seperti seekor kucing kecil yang imut dan penurut, rupanya saat memakan makanannya itu begitu gesit.

Saat aku melamun menatap Patricia, sang pelayan yang dari tadi berdiri di sampingku pun mengulangi pertanyaannya lagi, "Tuan, Anda mau pesan apa?"

Aku pun tersadar, lalu menjawab, "Oh, maaf, aku mau pesan satu paket apa saja, terserah."

Aku membawa makananku mencari tempat duduk sembarangan, lalu melihat ke arah Patricia lagi, dia sedang tertawa dan bercanda dengan laki-laki itu, sepertinya mereka berbincang-bincang dengan sangat senang.

Melihat mereka berdua, aku kembali teringat masa-masa saat aku masih bersama dengan Danielle, cinta itu benar-benar ajaib, cinta bisa membuat seseorang menunjukkan sisi yang berbeda padamu, sisi yang tidak pernah mereka tunjukkan pada orang lain.

Aku takut si kekasih Patricia itu curiga, oleh karena itu aku tak melihat ke arah mereka lagi, aku memakan makananku, sambil berpikir, setelah ini aku harus ke mana untuk menghabiskan waktuku.

Siapa tahu, saat aku makan dengan enaknya, dan mengangkat kepalaku, Patricia dengan wajah yang malu-malu berdiri di hadapanku dengan pria itu.