The Winner Of Your Heart - Bab 15 Perkelahian
Aku berlari sambil mengutuk dan menyumpahi Bob Hu, menyumpahi Kota Bin, kota metropolitan yang begitu besar tapi anehnya bahkan satu taksi pun tidak bisa didapatkan.
Aku juga marah pada Danielle Xia karena dia tidak memberiku nomor teleponnya.
Tiba-tiba, aku ingat bahwa saat berada di kantor polisi, pria paruh baya itu memberiku kartu nama dan aku pun berhenti dengan cepat untuk membuka tasku dan mencarinya. Aku tidak ingat di mana aku taruh kartu nama itu.
Sesaat kemudian, Aku kecewa lagi karena kartu nama itu tidak ada di tas, mungkin masih ada di pakaian olahraga yang aku kenakan malam itu, aku juga tidak tahu apa sudah tercuci rusak atau belum.
Putus asa, aku hanya bisa terus berlari.
Bob Hu ah Bob Hu! Kamu jangan impulsif, atau para dewa tidak akan bisa menyelamatkan kamu.
Dia tidak tahu asal usul Danielle Xia, tetapi saya tahu bahwa latar belakang keluarga Danielle Xia sama sekali tidak sederhana. Ada seorang pengurus rumah, apakah dia orang biasa?
Bob Hu, seorang bos perusahaan game, apabila dibandingkan dengan orang yang benar benar kaya, dia sangat kurang jauh.
Meskipun aku sering berlari di malam hari, kekuatan fisik aku termasuk sangat baik, tetapi delapan kilometer ini benar-benar bukan lelucon, membuatku sangat lelah, aku berhenti untuk beristirahat beberapa kali di tengah, dan pakaian aku sudah basah kuyup oleh keringat tubuh.
Aku menghabiskan hampir satu jam. akhirnya tiba di Happy Moments dan tidak peduli istirahat, aku bergegas ke resepsionis.
"Bob Hu ... kamar nomor berapa yang dia pesan? Jam berapa? Nafasku tersengah sengah dan aku bertanya pada resepsionis yang takjub kaget.
Pelayan tak bereaksi sambal memandangi pakaianku yang basah kuyup. Setelah beberapa saat, dia kembali sadar, Dia bilang maaf dan membantuku mencari tahu.
Aku hanya menduga bahwa kamar itu dipesan oleh Bob Hu. Ternyata itu benar, tak lama kemudian, pelayan memberiku: kamar nomor 3188, jam 7 malam.
Aku melihat jam tangan saya, hampir jam 19:10, aku bertanya lagi kamar nomor 3188 itu di arah mana, kemudian aku bergegas pergi dengan kakiku.
Tidak lama kemudian, aku menemukan kamar nomor 3188. Di depan pintu berdiri seorang pria muda dengan setelan jas hitam rapi, tetapi berambut kuning dan berwajah bajingan.
Tampaknya pemuda ini adalah anak buah Bob Hu, berpakaian seperti anjing, tidak seperti pengawal, lebih tidak mungkin seorang asisten, jelas tidak mungkin kedua pilihan tersebut.
"Ah, ah, ah! Mau apa kamu? Rambut pirang itu melihat aku yang ingin mendorong pintu, dengan cepat menghalangiku, dan menatapku seperti monster.
"Aku mencari Tuan Hu." Aku terengah-engah menjawab.
“Kamu siapa? Mencari tuan Hu ada urusan apa? Si rambut pirang mengangkat dagunya dan bertanya dengan agresif.
Aku pun marah: "Kamu tidak usah peduli aku siapa, minggir."
Setelah berbicara, aku mendepak si rambut pirang ke samping,kemudian mendorong membuka pintu kamar dan melompat masuk.
Aku melihat situasi di dalam kamar, aku akhirnya bisa sedikit lega dan tidak khawatir. Ada tiga orang yang duduk di dalam kamar, Danielle Xia, Bob Hu, dan seorang wanita cantik. Aku pernah bertemu dengannya di pintu kantor Danielle Xia, dia itu adalah asistennya, Eva Xu.
Lampu di ruangan itu sangat terang, dan aku melihat pakaian Danielle Xia tidak sedikit pun sobek, tidak dibuat mabuk atau diberi obat bius, dia dengan dua bola matanya menatap aku dengan bibir merah terbuka dan tatapan yang tidak percaya.
Eva Xu yang duduk di sebelah Danielle Xia juga menatapku dengan kaget.
Bob Hu, duduk di depan meja bar di seberangnya Danielle Xia, menoleh dan melihat aku, dia merokot di sudut mulutnya dan wajahnya yang sangat tidak enak dilihat.
Aku menghela napas panjang lega, dan tidak peduli dengan mereka, aku menghampiri dan melemparkan tas kerja ke atas sofa, mengambil sebotol bir yang ada di atas meja dan segera menuangkannya ke tenggorokanku.
Untungnya, Bob Hu, seorang bajingan, tidak melakukan hal yang keterlaluan.
"Kak Hu, bocah ini ...” si rambut prang mengikuti masuk dengan marah.
"Freddy Shen, kamu anak kecil mau apa kemari?" Bob Hu dengan mukanya yang tidak enak dipandang berteriak padaku.
Sudah jelas bahwa sebelum aku sampai, dia telah dipermalukan oleh Danielle Xia dan dalam keadaan marah yang belum dilampiaskan.
Aku tidak menjawabnya. Aku hanya menuangkan bir ke tenggorokanku. berlari selama hampir satu jam, sedikit lagi pasti aku mati haus.
Ketika Bob Hu melihat aku tidak menghiraukannya, wajahnya menjadi semakin buruk. "Ini bukan urusanmu. Enyah dari hadapanku.”
Saya sambil melambaikan tangan ke arah Bob Hu, menunjukkan bahwa aku tidak mau pergi.
Lihat situasi ini, si rambut pirang marah: "Hei, anjing, kamu itu siapa ya , brengsek? Kak Hu menyuruhmu untuk enyah, kamu berani untuk melawan?
Berkata, pria berambut pirang itu tiba-tiba menghampiriku dan meraih lenganku dan menarikku keluar.
Aku meletakkan botol bir dengan cepat dan mendorongnya dengan tenaga yang besar.
"Oh, si anjing! Berani main tangan dengan ku. Si rambut pirang berteriak dengan marah dan berlari ke arahku lagi. Tiba-tiba, dia menggoyangkan tangan dan meninju ke arah muka ku.
Aku lengah tidak bisa menghindar, terpukul dengan keras kemudian terhuyung mundur beberapa langkah.
"Ah!" Danielle Xia dan Eva Xu menjerit, mereka jelas ketakutan.
Wanita dengan status seperti mereka seharusnya tidak pernah melihat pria berkelahi, menatapku dengan ngeri, dan tidak tahu harus berbuat apa.
Bob Hu masih berwajah hitam dan tidak menghentikan si rambut pirang. Dia jelas kesal karena aku tiba-tiba menobrak masuk.
Aku dan dia sebelumnya hanya mengenalnya selama satu hari, dan tidak ada persahabatan antara aku dan dia. Mungkin di matanya, aku bukan apa-apa, memukul aku bagaimana?
Mulutku panas menyakitkan, tanganku meraih dan mengusapnya, anjing! Keluar darah.
"Persetan kau!" Aku akhirnya marah. Tidak peduli apa yang terjadi, Aku menerjang ke arah si rambut pirang.
Kalau soal perkelahian, aku dan Jim Tan dulu juga terkenal di sekolah , dan juga tidak pernah takut.
"Yo-ho!" Si rambut pirang mencibir dan melambaikan tangannya menantangku untuk datang.
Aku mencari kesempatan untuk memblokir tinjunya dengan satu tangan kemudian menabrak wajahnya dengan dahiku sekuat tenaga.
"Duk" suara pukulan terdengar, si rambut kuning tidak menyangka aku bisa menggunakan trik ini, dipukul langsung di wajah olehku, seketika dia jatuh ke lantai.
"Ah ..." rambut pirang menutupi hidungnya dengan tangan dan meraung. Darah segar mengalir dari jari-jarinya dan segera mewarnai sebagian wajahnya menjadi merah.
Dahi ku terasa sangat sakit. Tabrakanku tadi sangatlah keras, mungkin hidung si rambut pirang itu patah, dan pastinya sakit.
Aku menarik nafas besar, tidak meneruskan menghantam si rambut pirang. aku mengambil bir dari atas meja dan meminumnya lagi.
Bob Hu adalah pria yang sudah berpengalaman dalam hidupnya. Dia tidak mau melihat luka si rambut pirang. Dia hanya mengambil bir yang sudah dihidangkan dibelakangnya, meminumnya, dan menatapku tanpa ekspresi.
Tetapi Danielle Xia bereaksi dan mengeluarkan ponselnya kemudian tergesa-gesa ingin menelepon.
"Jangan panggil polisi, apalagi panggil orang yang kau kenal." Aku meletakkan botol bir dan menunjuk ke Danielle Xia, berbicara dengan nada yang meyakinkan.
Aku sedang dalam suasana hati yang buruk saat ini dan aku juga sedikit malas untuk bersikap sopan kepada Danielle Xia. Selain itu, jika dia memanggil polisi atau memanggil pengurus rumah tangganya, membawa beberapa orang pengawal atau sesuatu seperti itu, urusan akan menjadi semakin tak terkendali.
Danielle Xia mengerutkan kening, jelas tampak kesal dengan nada bicaraku, menatapku dan berkata dengan dingin, "Aku ingin menelepon 120."
"Tidak perlu, dia tidak akan mati, Hanya batang hidungnya patah, selama dia tidak semberangan menggerakkan hidungnya." Aku menggelengkan kepala.
Danielle Xia terkejut: "batang hidungnya patah dan belum masalah?"
"Kamu tidak perlu khawatir, aku sudah mematahkan hidung banyak orang. Batang hidung ku juga pernah patah, beberapa hari juga sembuh” sambal berbicara,aku membukakan pintu dan berkata, "Kamu dan Eva Xu pulang duluan saja. Aku mau bicara dengan Bob Hu."
Danielle Xia memutar alisnya dan memandangku. Lalu dia juga memandang Bob Hu yang tidak memiliki ekspresi di wajahnya. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata: "Tidak boleh, kamu tinggal di sini pasti akan menimbulkan masalah. Kamu pergi denganku saja. Aku akan membawamu ke rumah sakit karena mulutmu berdarah."
"Kamu tidak perlu khawatir tentang aku. Cepat pergi. Tinggal di sini hanya akan menghalangiku." Aku menyeka darah dari sudut mulutku dan melambaikan tangan dengan tidak sabar.
"Freddy Shen, kamu ..." Danielle Xia jelas tidak senang.
"Aku ingin kamu pergi, kamu dengar tidak?" Aku memelototinya dan berkata dengan nada yang lebih tegas.
Wajah Danielle Xia berubah, dan segera wajahnya berubah menjadi dingin dan menatapku tanpa ekspresi.
Sejujurnya, aku tidak terlalu suka penampakannya seperti tadi. Terlalu dingin dan juga auranya terlalu kuat.
Untuk sesaat, Danielle Xia tidak mengatakan sepatah kata pun. Tanpa ekspresi di wajahnya dia berdiri membawa tasnya kemudian menarik ke luar pintu Eva Xu yang ketakutan sampai kulitnya putih pucat.
"Tidak boleh panggil polisi, dan juga tidak boleh memanggil orang-orangmu, kau dengar?" aku berbicara lagi dengan nada seperti memerintah.
"humf!" Danielle Xia mendengus dingin dan melemparkan pintu dan pergi.
Bob Hu sama sekali tidak menghentikan mereka untuk pergi, tetapi menatapku dengan dingin.
Novel Terkait
Cinta Yang Terlarang
MinnieKisah Si Dewa Perang
Daron JayAfter The End
Selena BeeSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiInventing A Millionaire
EdisonAwesome Guy
RobinPernikahan Kontrak
JennyThe Winner Of Your Heart×
- Bab 1 Ketika Cinta Berlalu
- Bab 2 Cintaku, Telah Dijual
- Bab 3 Pria Cabul yang Tulus
- Bab 4 Memerintahku Dengan Tubuhmu
- Bab 5 Orang Kaya
- Bab 6 Kehidupan Yang Keras
- Bab 7 Skema Produk Baru
- Bab 8 Anak Emas
- Bab 9 Kejam
- Bab 10 Orang Yang Kesepian
- Bab 11 Membual
- Bab 12 Cinta Yang Hilang
- Bab 13 Hidup Sama Seperti Anjing
- Bab 14 Danielle Xia Sedang Dalam Bahaya
- Bab 15 Perkelahian
- Bab 16 Perubahan Rencana
- Bab 17 Danielle Xia yang Kejam
- Bab 18 Kamu Adalah Satu-satunya Yang Kucintai
- Bab 19 Menyanjung
- Bab 20 Penandatanganan Kontrak
- Bab 21 Aku Menang
- Bab 22 Glorian Su
- Bab 23 Aku Bersedia Menemanimu
- Bab 24 Tamu yang Tak Disangka
- Bab 25 Perpisahan yang Tidak Menyenangkan
- Bab 26 Bermasalah Dengan Orang Besar
- Bab 27 Cinta Membutakanku
- Bab 28 Dale An
- Bab 29 “Area Penjualan”
- Bab 30 Halangan
- Bab 31 Melamar?
- Bab 32 Menjaga Bentuk Badan
- Bab 33 Hal Yang Menakutkan
- Bab 34 Air Mata Mengalir Jatuh Seperti Air Hujan
- Bab 35 Masa Lalu Yang Tidak Akan Pernah Kembali
- Bab 36 Cinta Yang Terlahir Kembali
- Bab 37 Istri Putra Mahkota
- Bab 38 Pertemuan
- Bab 39 Sana Carilah Pacar
- Bab 40 Pikachu Yang Bahagia
- Bab 41 Gadis Di Sebelah Rumah
- Bab 42 Takdir
- Bab 43 Dia Adalah Sebuah Lukisan
- Bab 44 Nico Li
- Bab 45 Pemimpin Kecil
- Bab 46 Anjing Gila
- Bab 47 Untungnya Dia Jelek
- Bab 48 Membuka Saluran
- Bab 49 Masalah Yang Paling Sulit Untuk Dipecahkan
- Bab 50 Ahli Negosiasi
- Bab 51 Kesakitan Di Dalam Hati
- Bab 52 Tidak Menemukan Cara Lain
- Bab 53 Pikiran Buruk
- Bab 54 Halo, Kakak Ipar
- Bab 55 Sangat Serasi
- Bab 56 Mempelajari Tubuhnya
- Bab 57 Jimmy Wan
- Bab 58 CEO Creative Culture
- Bab 59 Nafsuku
- Bab 60 Teman Dekat Masa Kecil
- Bab 61 Gambaran Yang Hangat (1)
- Bab 61 Gambaran Yang Hangat (2)
- Chapter 62 Kecewa
- Chapter 63 Sebuah Lelucon
- Chapter 64 Perbedaan Derajat Dan Status Seseorang
- Chapter 65 Otak Kamu Sudah Bermasalah(1)
- Chapter 65 Otak Kamu Sudah Bermasalah (2)
- Bab 66 Ide Memulai Bisnis (1)
- Bab 66 Ide Memulai Bisnis (2)
- Bab 67 Hidup Tidak Memiliki Jalan Untuk Melihat Ke Belakang
- Bab 68 Peraturan
- Bab 69 Nada Bicara Seorang Istri
- Bab 70 Pengecut Yang Rendah Diri
- Bab 71 Terkagum
- Bab 72 Hujan yang Dibawa Angin
- Bab 73 Aku Suka Padamu
- Bab 74 Surga Hingga Neraka
- Bab 75 Gadis Yang Tenang
- Bab 76 Sederhana Dan Bahagia
- Bab 77 Wangi Yang Asing
- Bab 78 Rapat Meja Bundar
- Bab 79 Bahagia Diatas Penderitaan Orang Lain
- Bab 80 Menaruh Jebakan
- Bab 81 Kepantasan Untuk Berjuang Bersamanya
- Bab 82 Artis Mendatang
- Bab 83 Aku Tidak Dilahirkan
- Bab 84 Menghasilkan Uang Barulah Jalan Raja
- Bab 85 Hasil Dari Kerja Keras
- Bab 86 Saya Telah Bercerai
- Bab 87 Bunga Melayang Pergi Bersama Angin
- Bab 88 Bencana Sudah Dekat
- Bab 89 Aku Lupa Ingatan
- Bab 90 Perasaan Hangat
- Bab 91 Halo, Mantan Istri!
- Bab 92 Saling Berhadapan
- Bab 93 Menyelamatkan Suami yang Jauh
- Bab 94 Tidak Saling Berhutang
- Bab 95 Keinginan Akan Kekuatan
- Bab 96 Sampai Disini
- Bab 97 Kemudian
- Bab 98 Pengorbanan Masa Muda
- Bab 99 Kita Yang Egois
- Bab 100 Mabukkan Dia
- Bab 101 Menahan
- Bab 102 Sikap Lembut yang Tiba-Tiba
- Bab 103 Memilih Kebebasan
- Bab 104 Parafrase
- Bab 105 Kecoak
- Bab 106 Brandon Li
- Bab 107 Menyerang Lebih Dulu
- Bab 108 Kencan Buta
- Bab 109 Kamu Adalah Pria Yang Baik
- Bab 110 Natasha Xie
- Bab 111 Kami Semua Adalah Makhluk Yang Aneh
- Bab 112 Akan Jauh Dari Mereka
- Bab 113 Harapan Sederhana
- Bab 114 Membuka Hati
- Bab 115 Martabat Tinggi dan Rendah
- Bab 116 Dia Pergi
- Bab 117 Cinta yang Sempurna
- Bab 118 Melangkah Ke Depan
- Bab 119 Hubungan Di Antara Kami
- Bab 120 Aku Yang Sangat Tidak Setia
- Bab 121 Belenggu
- Bab 122 Jangan Pergi
- Bab 123 Tetesan Air Mata Surga
- Bab 124 Sebuah Noda Merah
- Bab 125 Rumor
- Bab 126 Pujian
- Bab 127 Mengambil Kembali Daerah
- Bab 128 Cinta Lebih Kejam
- Bab 129 Hari Yang Istimewa
- Bab 130 Menjaga Gengsinya
- Bab 131 Nona Muda
- Bab 132 Jarak yang Sulit Dilampaui
- Bab 133 Kehidupan Yang bebas
- Bab 134 Cinta Bisa Membuat Orang Gila
- Bab 135 Api dan Es
- Bab 136 Meninggalkan Acara
- Bab 137 Pilihan Jim Tan
- Bab 138 Selamat Tinggal Steven Liu
- Bab 139 Pendanaan
- Bab 140 Dasar Berbisnis
- Chapter 141 Khayalan
- Bab 142 Makhluk Sensitif
- Bab 143 Wanita yang Aktif
- Bab 144 Yun Chuan Network
- Bab 145 Aku Yang Berada Dalam Kerumunan Orang
- Bab 146 Aku Tidak Memahami Dia
- Bab 147 Melihat Bunga Dalam Kabut
- Bab 148 Memberhentikan Aku ?
- Bab 149 Mereka Tidak Suka Sama Aku
- Bab 150 Pengadilan
- Bab 151 Menjilat
- Bab 152 Menanggung
- Bab 153 Rapat Selesai
- Bab 154 Kecelakaan Alicia Fang?
- Bab 155 Peduli
- Bab 156 Keragu-raguan
- Bab 157 Sebuah Mimpi
- Bab 158 Ayah Peyton Luo
- Bab 159 Penguasa
- Bab 160 Lanfang Technology
- Bab 161 Pertikaian Hebat
- Bab 162 Pengkhianat
- Bab 163 Berita Buruk yang Berturut-turut
- Bab 164 Melewati Lautan Api dan Air
- Bab 165 Mulut berbahaya
- Bab 166 Bermuka Dua
- Bab 167 Jeremy Fang
- Bab 168 Tidak Tahu Malu
- Bab 169 Kebenaran Yang Mengejutkan
- Bab 170 Menggali Lubang
- Bab 171 Usulan
- Bab 172 Berpegang Teguh Pada Prinsip
- Bab 173 Iming-iming
- Bab 174 Hubungan Pertemanan Lama
- Bab 175 Malam yang Memabukkan
- Bab 176 Membalas dengan kebaikkan
- Bab 177 Musibah Yang Membawa Keberuntungan
- Bab 178 Aku Ingin Menjalin Hubungan Denganmu
- Bab 179 Kedudukan Yang Penting di Hatinya
- Bab 180 Sangat Tidak Jujur
- Bab 181 Titik Kelemahan
- Bab 182 Vincent Lu
- Bab 183 Partner
- Bab 184 Aku Tidak Takut Pada Mereka
- Bab 185 Struktur
- Bab 186 Mengundurkan Diri
- Bab 187 Ciuman
- Bab 188 Untuk Selama-lamanya
- Bab 189 Sophia Zheng
- Bab 190 Masih Tetap Cerah Merah
- Bab 191 Datangnya Masalah
- Bab 192 Gosip
- Bab 193 Berhati Dingin
- Bab 194 Aku Merindukanmu
- Bab 195 Tidak Sengaja Mengetahui
- Bab 196 Villa di Kaki Bukit
- Bab 197 Orang Tua
- Bab 198 Seorang Pembohong
- Bab 199 Membangkitkan Emosi
- Bab 200 Menikah
- Bab 201 Keluarga Li
- Bab 202 Mengumumkan Cinta
- Bab 203 Peringatan dari Jeremy Fang
- Bab 204 Bisnis Pertama
- Bab 205 Panjat Jabatan
- Bab 206 Korban Keuntungan
- Bab 207 Dimakan Emosi
- Bab 208 Demam?
- Bab 209 Dia Telah Pergi
- Bab 210 Buku Catatan Pasien
- Bab 211 Tidak Bertenaga
- Bab 212 Danau Pujiang
- Bab 213 Selesai Sampai Di Sini?
- Bab 214 Hujan Di Musim Gugur Dingin
- Bab 215 Ketegasan Alicia Fang
- Bab 216 Ayo Kita Putus
- Bab 217 Pergi
- Bab 218 Tidak Mampu menanggungnya
- Bab 219 Melarikan diri
- Bab 220 Mendapatkannya Adalah Keberuntunganku, Bila Tidak Itu Adalah Takdir
- Bab 221 Keuntungan Yun Chuan
- Bab 222 Pinjaman
- Bab 223 Negosiasi Penyelidikan
- Bab 224 Membicarakan Kejatuhan
- Bab 225 Dia adalah Danielle Xia
- Bab 226 Mengapa Harus Berpisah?
- Bab 227 Pembicaraan Keputusan yang Kedua
- Bab 228 Berpendirian Tidak Tetap
- Bab 229 Danielle Xia Datang Bertamu
- Bab 230 Rekan Kerja
- Bab 231 Elva An
- Bab 232 Resiko Dan Keuntungan
- Bab 233 Kecelakaan
- Bab 234 Berita Baik
- Bab 235 Persiapan
- Bab 236 Pembiayaan Sukses
- Bab 237 Kesedihan Yang Samar Samar
- Bab 238 Bertumbuh
- Bab 239 Berharap Wanita itu Masih Sama Seperti yang Dulu
- Bab 240 Kecantikan Gadis Yang DIngin
- Bab 241 Pukul Sampai Matipun Tidak Akan Mengatakannya
- Bab 242 Takdir Adalah Kebetulan
- Bab 243 Qing He Media
- Bab 243 Status Sosial Buih
- Bab 244 Berpikiran Tidak-Tidak
- Bab 246 Hentai
- Bab 247 Ketakutan
- Bab 248 Dua Tiang Pilar
- Bab 249 Tukang Intip
- Bab 250 Mereka Semua Suka Padaku
- Bab 251 Lawan
- Bab 252 Merencanakan Lebih Awal
- Bab 253 Perempuan Tua
- Bab 254 Dia Adalah Prioritasmu Yang Ke Berapa
- Bab 255 Cinta Sejati
- Bab 256 Tiba Sesuai Jadwal
- Bab 257 Berunding
- Bab 258 Pesta Perayaan
- Bab 259 Tidak Terjadi Apa-apa Di Antara Kita
- Bab 260 Pindah Untuk Tinggal Kembali.
- Bab 261 Bertemu Elva An Lagi.
- Bab 262 Mengawasi Danielle Xia.
- Bab 263 Bayangan Danielle Xia.
- Bab 264 Jeffrey Cheng Dan Lauren Luo.
- Bab 265 Matanya Yang Tersenyum.
- Bab 266 Lain di Mulut Lain di Hati
- Bab 267 Teleskop
- Bab 268 Mengintip Danielle Xia
- Bab 269 Apakah Kamu Menyukainya Sekarang?
- Bab 270 Keanehan Vincent Lu
- Bab 271 Permulaan Sedikit Demi Sedikit
- Bab 272 Bertemu Danielle Xia
- Bab 273 Kenalkan Padaku Teman Pria
- Bab 274 Pemilik Gedung
- Bab 275 Patricia Mi
- Bab 276 Bertengkar
- Bab 277 Dia Adalah Wanita Paling Cantik Yang Pernah Aku Temui
- Bab 278 Secantik Alicia Fang
- Bab 279 Bertemu Dia Lagi
- Bab 280 Nyali Untuk Mengulangi Kalimat Ini Lagi
- Bab 281 Aku Sedang Mengejar Seseorang
- Bab 282 Kebenaran
- Bab 283 Kakak Beradik
- Bab 284 Kecantikan, Kemampuan, dan Kekayaan
- Bab 285 Kekasih
- Bab 286 Keraguan.
- Bab 287 Memesan Delivery
- Bab 288 Cinta Yang Pemberani
- Bab 289 Kepergian Alicia Fang
- Bab 290 Elipsis Yang Tidak Lengkap
- Bab 291 Taman Rekreasi Youhu
- Bab 292 Hal Yang Disembunyikan Vincent Lu
- Bab 293 Patricia Mi Diselingkuhi
- Bab 294 Patricia Mi Yang Dewasa
- Bab 295 Cinta Danielle Xia
- Bab 296 Suara Kemarahan Jim Tan
- Bab 297 Perawatan Elva An
- Bab 298 Charles Mi Ayah Patricia Mi
- Bab 299 Tekad Patricia Mi
- Bab 300 Beri Aku Uang Sewa Sebesar Seratus Juta Lagi
- Bab 301 Membeli Pembalut Lagi?
- Bab 302 Merawat Patricia Mi
- Chapter 303 Pergi Bertemu Charles Mi
- Chapter 304 Hubungan Antara Ayah dan Putrinya
- Chapter 305 Terjadi Suatu Hubungan
- Chapter 306 Hotel Feng Lin
- Chapter 307 Menjadi Runtuh
- Bab 308 Perusahaan Yang Krisis.
- Bab 309 Hari Khusus.
- Bab 310 Pernikahaan Danielle Xia
- Bab 311 Tahun Itu Cinta Yang Terlewatkan
- Bab 312 Raut Muka Sophia Zheng
- Bab 313 Patricia Mi Hilang?
- Bab 314 Sebenarnya Ulah Siapa
- Bab 315 Aku Ingin Pergi Bekerja
- Bab 316 Pidato Bos Wanita
- Bab 317 Menghibur Patricia Mi
- Bab 318 Nico Li Telah Berubah
- Bab 319 Telah Ditanda tangan
- Bab 320 Ada Orang Merundung Elva An?
- Bab 321 Yang Dimaksud Dengan Rasa Kemanusiaan
- Bab 322 Malam Ini Semua Pengeluaran Di Bayar Oleh Prince Zhao!
- Bab 323 Pablo Chen
- Bab 324 Prince Zhao Memiliki Permintaan
- Bab 325 Apakah Itu Menakjubkan Memiliki Banyak Uang?
- Bab 326 Metode Pemasaran Jeffery Cheng
- Bab 327 Paula Jiang Meninggal
- Bab 328 Hati Patricia Mi, Sikapku
- Bab 329 Yun Ning Technology
- Bab 330 Danielle Xia Belum Menikah!
- Bab 331 Nico Li Si Penjahat Berat
- Bab 332 Hubungan Rusak Sulit Diperbaiki
- Bab 333 Botak, Lepaskan Wanita Itu
- Bab 334 Perkelahian
- Bab 335 Telepon Dari Vincent Lu
- Bab 336 Aku Adalah Seorang Bajingan
- Bab 337 Kepala Di Botak!
- Bab 338 Hati Vincent Lu
- Bab 339 Kunjungan Nico Li
- Bab 340 Rencana Untuk Menghadapi Nico Li
- Bab 341 Cinta Yang Melengkapi
- Bab 342 Makan Hotpot
- Bab 343 Kehidupan Pablo Chen
- Bab 344 Hati Elva An
- Bab 345 Kunjungan Ibu dan Ayah
- Bab 346 Kota Kecil Milik Orang Lokal
- Bab 347 Rahasia Patricia Mi
- Bab 348 Pengakuan Patricia Mi
- Bab 349 Menerima Patricia Mi
- Bab 350 Rencana Baru Perusahaan
- Bab 351 Pertemuan Bisnis Di Atas Meja Perjamuan
- Bab 352 Tempat Iklan Yang Diperebutkan
- Bab 353 Kemahiran Patricia Mi!
- Bab 354 Krisis Yang Tiba-tiba
- Bab 355 Kelembutan Patricia Mi
- Bab 356 Dyson Meminjam Uang
- Bab 357 Sebuah Surga
- Bab 358 Bertemu Paula Jiang Lagi
- Bab 359 Berkumpul Bersama
- Bab 360 Kebenaran Dari Masalah
- Bab 361 Masa Muda Yang Telah Berlalu
- Bab 362 Loser Lulusan Dari Universitas Ternama
- Bab 363 Fanny Hao Pergi Atau Menetap.
- Bab 364 Danielle Xia Kembali.
- Bab 365 Menjemput Di Bandara
- Bab 366 Danielle Xia Yang Angkuh
- Bab 367 Proyek Baru Yang Dijiplak
- Bab 368 Pengkhianat Perusahaan
- Bab 369 Debbie Xia
- Bab 370 Kalimat Iklan Perusahaan
- Bab 371: Mencari Mata mata
- Bab 372 Jordan Wang
- Bab 373 Munculnya Mata-mata
- Bab 374 Persyaratan Zack
- Bab 375 Kedatangan Elva An
- Bab 376 Saran dari Elva An
- Bab 377 Memaksa Fanny Huo untuk Menyerah
- Bab 378 Membujuk Fanny Huo
- Bab 379 “Makan Malam Mewah” untuk Jordan Wang
- Bab 380 Mencari Danielle Xia Lagi?
- Bab 381 Pertemuan di Taman Danau
- Bab 382 Danau dan Laut
- Bab 383 Kenangan Danielle Xia
- Bab 384 Meminta Bantuan Danielle Xia
- Bab 385 Memberikan Masker Untuk Debbie Xia
- Bab 386 Bantuan Debbie Xia
- Bab 387 Volume Transaksi Yang Tak Terduga
- Bab 388 Menjemput Patricia Mi Pulang
- Bab 389 Mencari Sutradara Gemuk Membuat Video
- Bab 390 Pengakuan Glorian Su
- Bab 391 Surat Pengacara
- Bab 392 Charles Mi Mentraktir
- Bab 393 Tunangan!
- Bab 394 Proyek Bernilai Milyaran
- Bab 395 Pria Yang Sudah Menikah
- Bab 396 Kawin Lari
- Bab 397 Danielle Xia Kamu Di Mana?
- Bab 398 Pijakan Yun Chuan
- Bab 399 Bayangan Yang Hilang
- Bab 400 Percakapan Danielle Xia
- Bab 401 Kamu Akan Menjadi Milikku
- Bab 402 Bukti Kriminal Yang Berasal Dari Keluarga Li
- Bab 403 Kantor Polisi Yang Aneh
- Bab 404 Rahasia Dyson
- Bab 405 Pertarungan Terakhir (Akhir)