The Winner Of Your Heart - Bab 258 Pesta Perayaan

Setelah beberapa jam perang kata-kata, akhirnya Hope Institution melakukan perputaran investasi, totalnya menginvestasikan dana sebesar empat miliyar dan menduduki lima belas persen rasio pemegang saham Yun Chuan Network.

Kesulitan dalam mengharapkan di “Pertarungan di babak terakhir” ini, jangan melihat Elva An yang mewakili kami berbicara, begitu dia menyentuh bagian keuntungan, dia segera berdiri dan kembali ke kubunya.

Setelah itu, kami mengadakan pesta perayaan, karena keberhasilan investasi, aku dan Jim Tan sangat senang, kami berencana untuk tidak pulang kalau tidak mabuk, siapa yang menyangka di tengah jalan Paula Jiang tiba-tiba menelepon, memanggilnya.

Tetapi aku minum tidak sedikit, saat aku berencana untuk pergi, sebuah lengan mengait leherku, dan setelah itu aku merasa ada dua lingkaran lembut yang menekan punggungku, bau alkohol yang ringan bercampur dengan bau parfum memenuhi hidung.

“An…… Kak An……? Di keramaian, Elva An tiba-tiba melakukan pergerakan yang seperti itu terhadapku, membuatku tercengang, aku bereaksi, dan baru menyadari dia sepertinya minum terlalu banyak.

Pada saat ini, suara seorang laki-laki datang dari sebelah, dan itu adalah kurcaci kecil, kedua matanya memelototiku, kemudian berkata kepada Elva An: “Direktur An, mari saya antar anda pulang.”

Elva An tidak menggubrisnya dan berkata kepadaku: “Freddy Shen, bisakah kamu mengantarku pulang?”

Aku memandangi kurcaci kecil, ragu-ragu sejenak,lalu mengangguk-anggukkan kepala menyetujuinya.

Aku, orang yang setengah mabuk, menyokong dia yang mabuk, keduanya terhuyung-huyung berjalan keluar dari hotel.

Untuk waktu yang lama, aku baru membuka mobil, namun sebuah kejadian yang paling aneh terjadi, Elva An memintaku untuk mengantarnya pulang, tetapi aku tidak tahu di mana alamat wanita ini!

Aku benar-benar tidak tega untuk membangunkannya, lalu berkata kepada sopir yang sudah agak tidak sabar: “Paman, tolong bawa kami untuk mencari hotel di dekat sini.”

Paman mendengar aku berkata seperti itu, sepertinya dia memikirkan sesuatu, sebuah ekspresi “Anak muda jaman sekarang”

Aku merasa sedikit tidak berdaya, setelah membayar dan turun dari mobil, Elva An terjaga di dalam pelukanku, tetapi mabuknya semakin terlihat jelas, bahkan mengoceh tentang kata-kata yang aku tidak mengerti.

Di tengah pandangan ambigu resepsionis, aku memesan sebuah kamar, sebenarnya ideku sangat sederhana, mengantar Elva An naik, kemudian membawanya ke tempat tidur, terakhir menyelimutinya lalu pergi.

Tak disangka, baru saja memasuki pintu, Elva An muntah, sebelum muntah, tanganku menyokong tangannya, tangan yang lainnya memeluk pinggangnya, postur yang seperti ini, begitu muntah dapat dibayangkan bagaimana adegannya.

Aku setengah mabuk, dan berkata kepada Elva An yang kesadarannya sudah kabur: “Kak An, ada banyak kesalahpahaman di antara kita, sebelumnya kamu bisa mengira bahwa aku sengaja, tetapi kali ini kamu tidak boleh menuduhku, baiklah, aku bantu melepaskan jaketmu.”

Baru saja aku membantunya melepaskan jaket, dia seperti tersadar dan berkata: “Jorok…… Biarkan aku pergi, aku mau mandi.”

“Apakah kamu bisa jalan sendiri?” aku berkata penasaran.

“Ya? Kedua mata Elva An buram, menatapku dengan simpatik.

Untungnya Elva An tidak mendengar dengan jelas, aku segera mengganti kata-kataku: “Eh, tidak ada apa-apa, tidak ada apa-apa, kak An, pergilah mandi, aku akan membersikan ini.”

Suara gemericik air berbunyi di kamar mandi, mungkin karena mabuk, membuatku tidak dapat menahan untuk memikirkan macam-macam hal, dalam kepalaku tercermin gambaran Elva An yang sedang mandi.

Dengan cepat, sudah selesai kubersihkan, tetapi Elva An belum juga keluar dari kamar mandi, aku sedikit khawatir, tetapi juga tidak berani masuk, jadi aku mengetuk pelan penyekat kaca.

Sekitar sepuluh menit kemudian, Elva An berjalan keluar dari dalam dengan kaki telanjang, rambut panjangnya basah, kedua pipinya memerah, seperti seorang gadis yang malu, yang paling membuatku terkejut adalah dia hanya membungkus tubuhnya dengan sepotong handuk, bentuk tubuhnya yang lengkung dan indah membuatku terpesona.

Aku mengendalikan dorongan naluriah pria, berbalik dan berkata kepadanya: “Kak An, karena aku sudah mengantarmu sampai di sini, kalau begitu aku pergi dulu.”

Elva An segera menghentikanku dan berkata kepadaku: “Freddy Shen, tunggu sebentar, apakah kamu tega meninggalkanku seorang diri di sini?”

Ini hanya kamar tunggal, aku tidak bisa menghabiskan malam bersamamu, aku takut jika kamu bangun keesokan harinya, kamu bisa memakanku mentah-mentah……”

Elva An menutupi mulutnya dan tertawa: “Apa yang kamu bicarakan? Bagaimana mungkin aku bisa memakan mentah-mentah orang hidup, di dompetku ada uang, dapatkah kamu turun dan membantu aku membeli beberapa bir dan membawanya naik?”

“Kak An, kamu masih mau minum bir?”

“Ya, aku rasa yang diminum malam ini tidak memuaskan.”

“Untuk apa kamu mau meminum begitu banyak bir?”

“Tidak ada apa-apa, hanya ingin minum bir, cepat turun dan bantu aku beli~”

Aku rasa Elva An belum sadar, karena cara berbicara dan nada bicaranya terhadapku tidak normal, apalagi, aku yang setengah mabuk masih merasa pusing, dia baru saja masih muntah, kalau dia sadar begitu cepat itu tidak mungkin.

Aku mempertimbangkan dengan cermat, akhirnya aku turun membantunya membeli beberapa kaleng bir Tsingtao, aku kembali dan dengan sengaja menunda waktu, aku kira dia akan langsung tidur, siapa yang mengira ketika aku masuk, aku melihatnya masih mengantuk.

Begitu mendengar suara, Elva An langsung bertenaga, dia menepuk-nepuk kasur, mengisyaratkanku untuk duduk, dalam waktu yang sama dia mengeluh: “Bagaimana bisa kembali begitu lama?”

Aku tanpa sadar bertanya: “Eh, apa kamu tidak mengantuk?”

“Masih oke, kepalaku agak berat, merasa sangat pusing, seolah-olah aku dapat melihat kamu ada beberapa, tapi karena aku berjanji menunggumu kembali, aku pasti akan menunggumu kembali, selain itu, aku bahkan belum minum bir, bagaimana aku bisa tidur!”

“Yang dikatakan juga……”

Aku jalan menghampiri, meletakkan bir di sebelahnya, Elva An membuka sekaleng bir, dengan sangat gagah mengangkat kepala dan meminumnya.

Ada bir yang tumpah dari mulutnya, jatuh ke dagunya, melewati leher dan tulang selangka, dan terus meluncur ke dadanya yang hanya dibungkus dengan handuk.

Aku tidak sadar menelan air liur, insting alami pria itu membuatku merasa gelisah.

Aku dengan cepat menggoyang-goyangkan kepala, berencana untuk mmbuka sekaleng bir, setelah meminumnya sampai habis aku berencana untuk segera pergi.

Aku meminumnya dengan sekali teguk, bersendawa, dan hampir muntah juga.

Melihat Elva An lagi, dia meletakan bir yang sudah diminumnya setengah di meja samping tempat tidurnya, tak disangka aku meneliti barang orang dewasa yang diletakan di atas.

Elva An mengambil sebuah botol kecil terlebih dahulu, kemudian menyipitkan mata dan melihatnya, berkata: “Ini apa? Menunda…… Menunda sesuatu…… Kalau dipakai pria wanita tidak tahan, kalau dipakai wanita pria tidak tahan, kalau dipakai keduanya tidak tahan di tempat tidur……”

Aku menjawab dengan canggung: “Aku juga tidak tahu, aku tidak berpikir itu hal yang sehat, lebih baik kamu letakkan kembali.”

Elva An meletakkan botol kecil itu kembali, meneruskan mengambil sekotak okamoto, berkata dengan senang: “Aku tahu ini, tapi sejak awal aku belum pernah melihat seperti apa dalamnya, aku buka dan lihat-lihat lah!”

Belum sempat aku menghentikan Elva An, dia sudah membuka bungkusan……

Novel Terkait

Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu