The Winner Of Your Heart - Bab 98 Pengorbanan Masa Muda

Ada orang bilang, orang yang sentimental nyanyiannya lebih bagus, karena mereka rela tengelam dalam musik, menggunakan lagu mengekspresikan perasaan mereka.

Dan orang yang sangat rasional seperti Jim Tan, saat nyanyi sangat tidak enak di dengar.

Lagian, dia hanya setelah mabuk, atau saat perasaan dia sangat gembira baru akan nyanyi. Ada pun saat dia terluka, dia bisa duduk sendirian di sofa, merokok semalaman.

Oleh karena itu, Paula Jiang tidak mencari dia untuk bernyanyi, melainkan mencarinya untuk minum

Saat aku dan Jim Tan sambil minum sambil berbincang, Paula Jiang tiba - tiba datang duduk di samping Jim Tan, bertanya: " Kalian sedang berbincang apa ? "

" Membicarakan kamu. " Aku sekalian menuangkan segelas bir kasih dia, " Membicarakan kamu sebenarnya bertambah cantik atau bertambah jelek. "

" Kalau begitu aku sebenarnya bertambah cantik atau jelek ? " Paula Jiang tersenyum sambil bertanya, lalu memutar kepala melihat Jim Tan

Aku tahu pertanyaan ini tidak ada kaitannya dengan aku, oleh karena itu aku mengambil gelas bir, minum sendiri, tidak mempedulikan mereka.

" He he. " Jim Tan senyum acuh tak acuh, " Tentu saja bertambah cantik. "

Sambil bicara, Jim Tan menuangkan bir dan kasih ke Paula Jiang, dan berkata: " Ayo, rayakan perceraian mu, dan semoga kamu segera mungkin menemukan rumah berikut. "

Aku terdiam, dia terkadang bercandaanya benar - benar bukan candaan biasa, di tengah candaan murahnya dia masih bisa langsung menolak Paula Jiang dengan jelas.

Mata Paula Jiang terlintas cahaya kecewa, tapi sangat cepat kembali tertawa dengan ceria: " Terima kasih! "

Lalu keduanya cheers, meminum habis isi dalam gelas.

Setelah habis minum, ketika Paula Jiang mau berbicara, Jim Tan tiba - tiba mengeluarkan hp yang lagi berdering, memberikan kode ke pintu keluar, lalu berjalan keluar menjawab telpon.

" He he. " Aku juga tersenyum receh ke Paula Jiang dan berkata: " Paula Jiang, mau tidak aku bantu kamu buat dia mabuk? Dan memapah dia ke kasur hotel. Lalu kamu mau apain dia terserah kamu. "

" Kamu kenapa jadi tak senonoh begitu! " Paula Jiang melotot ke aku.

Aku tidak mempedulikan dia, masih tertawa dengan receh: " Paling baik langsung hamil anak dia, jangan ragukan setelah dia mabuk kemampuannya tidak sanggup, siapa tahu setelah mabuk berudu berenangnya makin cepat ? "

" Kamu manusia rendah! " Paula Jiang memukul bahu aku, dia merasa senang dan juga lucu lalu berdiri.

" Tidak mempedulikan kamu lagi! "

Melihat bentuk Paula Jiang yang tinggal pergi dengan marah tapi juga ketawa, aku tidak tahan dan tertawa dengan keras di sofa.

Paula Jiang melotot galak lagi ke aku. Lalu baru mengambil mikropon dan bernyanyi bersama - sama dengan Alicia Fang.

Dan Danielle Xia yang duduk sebelah, penasaran melihat aku dan Paula Jiang, lalu tiba - tiba mengangkat sepasang kaki panjangnya bak salju putih, berjalan ke samping aku dan duduk, lalu berkata:

" Freddy Shen, aku menyadari kamu sangat suka menggoda anak perempuan. "

Aku tidak bisa menahan tawa, terbiasa melirik ke kaki panjangnya, dan mengeleng - gelengkan kepala: " Dia bukan anak perempuan, dia adalah seorang wanita muda yang telah bercerai. "

Danielle Xia tercenggang, tiba - tiba mengangkat tangan ke mulutnya, di waktu bersamaan tertawa terkikik, dan melotot ke aku.

Aku tertawa dengan receh, baru akan mengambil gelas bir sendiri untuk minum, malah menyadari Danielle Xia juga mengambil segelas bir, dan memegangnya di depan aku memberi isyarat.

" Anak perempuan tidak boleh minum terlalu banyak bir, aku minum habis, kamu minum sedikit saja sudah boleh. "

Aku sengaja mengatakan seperti itu, baru cheers dengan dia, lalu meminum habis bir aku.

Danielle Xia menatap aku seperti berterima kasih ke aku, ia hanya minum satu tegukan kecil, lalu berkata: " Freddy Shen ..... "

Tepat di saat ini Alicia Fang dan Paula Jiang lagi nyanyi bagian yang paling tinggi, menenggelamkan suara Danielle Xia, aku tidak mendengar jelas, hanya berbicara dengan keras bahwa aku tidak mendengar dengan jelas.

Danielle Xia tiba - tiba mengeser duduk ke samping aku, hampir menyentuh lengan aku baru berhenti, lalu mendekatkan wajahnya ke telinga aku, berkata: " Aku tidak mengerti, kamu dan Alicia Fang kelihatannya sangat serasi, Jim Tan dan Paula Jiang juga sangat serasi, tapi kenapa kalian semua putus? "

Setelah aku mendengar jelas perkataan dia, aku tidak langsung menjawabnya, malah lagi merasakan rasa hangat yang dia berikan, dan menciumi rasa harumnya, mengingat kembali napasnya di telinga aku.

Di bawah alkohol dan musik yang tidak berhenti, semua ini membuat aku merasakan mabuk.

Aku dan dia jarak kami sangat dekat, Alicia Fang mereka lagi nyanyi lagu asmara, seperti lagi nyanyi untuk aku dan Danielle Xia; suasana begitu tepat, aku hanya perlu mengulurkan tangan, bisa menariknya ke dalam pelukan aku.

Tapi aku tahan, aku takut dia menampar aku lagi, rasa deru di kepala sangatlah tidak nyaman.

Danielle Xia sepertinya tahu hati aku yang lagi beriak, melihat aku dengan pandangan dalam, sudut mulut tiba - tiba membentuk senyum yang aneh. Tapi dia tidak memindahkan tubuhnya, masih tetap menjaga jarak dengan aku jaraknya hanya sejauh hampir menempel di lengan aku.

Aku mulai berpikir bagaimana cara menjawab pertanyaan dia, setelah berpikir, aku mendekatan diri ke telinganya.

Dia tidak menghindar, malah sengaja lebih dekat sedikit ke aku.

Aku menciumi bau harumnya, dan berkata di telinganya: " Karena pengorbanan masa muda, oleh karena itu kami semua putus. Jika aku bertemu Alicia Fang bukan pada masa muda yang tidak tahu apa - apa, melainkan jika setelah tumbuh besar baru bertemu dia, mungkin dia tidak akan meninggalkan aku. "

Mungkin karena serakah akan baunya, aku tidak bergerak dari telinganya, dan lanjut berkata: " Kamu pernah bilang aku tidak bisa melupakan Alicia Fang, yang ini aku ngaku, karena itu adalah hubungan yang sangat dalam yang sangat susah di lupakan, dan hubungan itu merupakan satu - satunya perwakilan masa muda aku, siapa pun juga pasti tidak bisa melupakannya. "

Selesai bicara, aku berpindah dari telinga dia, dan meminum satu gelas bir lagi.

Danielle Xia memerhatikan aku, menggunakan pandangan mata yang tidak bisa aku tebak sama sekali.

Setelah aku minum dua gelas berturut - turut, baru melihat ke matanya dengan tenang, dan tertawa, tiba - tiba ingin berkata lagi ke dia akan isi hati, oleh karena itu kembali mendekat ke dia.

" Danielle Xia, kamu sangat mempesona, aku akui aku sangat ingin memiliki mu, walaupun sangat rendah, tapi inilah aku. "

Aku melihat Danielle Xia yang sangat dekat dengan aku tiba - tiba bergetar dikit, muka dan telinganya tiba - tiba memerah, dadanya bergerak cepat, kelihatannya dia terangsang oleh perkataan tidak tahu malu aku.

Reaksi aku terhadap dia seperti tidak melihat apa pun, dan lanjut berkata: " Tapi kamu tenang, aku tahu kita berdua tidak ada kemungkinan, karena kita sangatlah tidak serasi, mungkin hanya orang seperti Nico Li, baru cocok dengan kamu. "

Selesai bicara, aku menuang bir dengan tenang, minum, lalu menyalakan rokok, menghisap dengan berkepul - kepul.

Karena sementara melepaskan harapan tinggi untuk bersama dia, oleh karena itu aku di depan dia jadi sangat tidak bermoral, kembali seperti pada saat aku baru mengenal dirinya, vulgar, tidak senonoh.

Danielle Xia masih tidak bergerak, tapi aku tidak melihat muka dia, tidak tahu ekspresi dia sekarang, hanya tahu dadanya yang bergerak cepat pelan - pelan kembali normal.

" Freddy Shen. " Pada saat musik berhenti, Paula Jiang tiba - tiba memutar kepala memanggil nama aku, " Sini nyanyi. ”

" Bantu aku pilih lagu << Cinta Seumur Hidup >> . " Aku menjawab Paula Jiang sambil tersenyum.

Suara musik baru saja berbunyi, Danielle Xia dan Alicia Fang melihat ke aku bersamaan, pandangan mata sama - sama begitu rumit.

" Dulu, sekarang, jika sudah berlalu dan tidak bisa kembali lagi; daun yang merah, daun yang berjatuhan, terkubur dalam debu; waktu mulai dan akhir selalu, tidak berubah; kamu melayang di atas langit, awan putih di luar ..... "

Mengenang, tertegun, tidak berdaya, dalam nyanyian yang sedih, ruang ktv jadi tenang, tiga orang perempuan dengan tenang melihat ke aku.

Tidak tahu sejak kapan, Jim Tan bersandar di pintu tertutup, juga mendengar dengan tenang.

Seorang laki - laki, dalam proses menjadi seorang pria, mungkin bisa merasakan makna dalam lagu ini.

Tapi anak laki - laki tidak bisa merasakan rasa itu, dan setelah menjadi pria, rasa ini akan menemaninya seumur hidup, bahkan terobsesi.

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu