The Winner Of Your Heart - Bab 147 Melihat Bunga Dalam Kabut

Yang di katakan Glorian Su benar, waktu bisa membuktikan semuanya, mungkin tidak berapa lama lagi, aku bisa mengenali jelas perasaan diri sendiri.

Aku mengerti prinsip harga diri tertinggi seseorang saat dia bisa mengerti jelas akan diri sendiri, tapi aku terlalu sensitif, mudah di perdayakan oleh perasaan yang berubah – ubah, tidak bisa mengenal jelas diri sendiri.

Walaupun, hari itu Danielle Xia menampar aku, dia juga berkata dengan perkataan yang sama, dan aku juga bilang mau menetapkan hati mau tenangkan diri dulu, tapi aku masih tetap mudah jatuh ke kubangan perasaan.

Saat melihat Danielle Xia, aku ingin memiliki dia, sama seperti yang di tayang dalam televisi, ingin sebuah kisah cinta yang spektakuler.

Melihat Alicia Fang, aku jadi teringat kenangan tujuh tahun lalu, teringat aku memperlakukan dia tidak cukup perhatian, melakukan hal yang membuat dia sedih, lalu aku selalu berpikir seandainya waktu bisa di putar ulang, kembali ke masa dulu, aku pasti akan mencintainya dengan baik.

Lalu mengenai Glorian Su, aku sangat ingin menyayangi dia, membuat dia tidak ada rasa cemas dan sedih, bahagia seumur hidup.

Sebenarnya ingin bersama dengan Danielle Xia, atau Glorian Su, atau tetap mencintai Alicia Fang, atau menyerah terhadap ketiga wanita ini, mencari seorang yang realitas, seperti Evelyn Zhang wanita yang sangat mudah di dapatkan.

Tiga orang perempuan, aku seperti lagi melihat bunga dalam kabut tidak jelas, dan membuat aku bingung sesaat.

Sekarang ini, waktulah yang bisa membuat aku tenang sepenuhnya, biarkan waktu yang gantikan aku untuk membersihkan kebingungan perasaan aku.

Berpikir sampai disini, aku menundukkan kepala, tersenyum dan berkata ke Glorian Su: “ Glorian Su, yang kamu katakan benar, waktu bisa membuktikan semuanya, aku sementara ini akan menenangkan perasaan aku dulu, terima kasih. “

Glorian Su juga menundukkan kepala, menjawab dengan suara kecil “ Ng “ , dan tidak berkata apa – apa lagi.

Saat ini, hp dia tiba – tiba berdering, dia melihat ke hpnya, menekan tombol jawab dan berkata: “ Beatrice, aku sudah di depan pintu hotel. “

“ Ng, aku sebentar lagi sampai, nanti masih harus merepotkan kamu bantu aku buka pintu, terima kasih ! “

Setelah menutup telpon, dia melihat aku, berkata: “ Freddy Shen, aku sudah mau masuk istirahat, kamu naik kereta jam berapa besok ? Aku pergi antar kamu ya. “

“ Tidak perlu. “ Aku melambai – lambaikan tangan, “ Kamu cepat masuk, jangan biarkan Beatrice tunggu terlalu lama, besok juga tidak perlu antar aku, kamu masih harus syuting, jangan menganggu pekerjaan. “

Glorian Su mengigit – gigit bibir, seperti terpikir sesuatu, lalu bertanya lagi ke aku: “ Oh ya, kamu malam ini tinggal dimana ? Sudah pesan hotel belum ? “

Mendengar pertanyaan dia, aku baru sadar kalau diri sendiri setelah datang ke studio Hengdian langsung ke kota film dan televisi, dari awal tidak ada pesan hotel sama sekali, juga tidak tahu liburan kemerdekaan minggu emas ini, apa masih ada tempat untuk aku tinggal.

Tapi aku tidak ingin membuat Glorian Su cemas, oleh karena itu tersenyum dan berkata: “ Saat datang sudah pesan, kamu tidak perlu cemaskan aku, ayo cepat masuk. “

“ Ng ! Kalau begitu..... sampai jumpa. “ Glorian Su menganggukkan kepala, lalu melihat lagi ke aku, terus membalikkan badan dan berjalan masuk.

Aku melihat bayangan belakang dia, sampai dia masuk ke dalam hotel, dia memutarkan kepala melihat ke aku lagi, lalu menghilang di belokan.

Aku mengeluarkan rokok dan menyalakannya, menghirup dengan dalam, dan melihat ke sekeliling di jalan, baru memutarkan badan berjalan ke sebuah penginapan yang tidak jauh.

Sekarang sudah hampir jam 12 tengah malam, tapi jalan studio Hengdian masih tetap sama begitu banyak orang, semuanya adalah turis yang datang untuk bermain.

Datang ke penginapan itu bertanya, penginapan penuh, oleh karena itu aku berjalan lagi ke penginapan yang lain.

Tempat hotel Glorian Su ada kru film mereka, di tambah libur hari kemerdekaan minggu emas, hotel ini pasti sudah penuh, lagian aku juga tidak ingin tinggal di hotel yang sama dengan Glorian Su, hanya ingin pergi dengan diam besoknya.

Hanya saja, aku telah berjalan lama, semua penginapan sekitaran semuanya sudah penuh, sama sekali tidak ada kamar yang kosong.

Sampai di sebuah jalan yang sangat banyak hostel, aku akhirnya menemukan sebuah hostel kecil yang masih ada kamar kosong, tanpa ragu langsung tingga di sana.

Ini adalah kamar yang berukuran tidak sampai 10 meter, dekorasi dan perlengkapannya sangat sederhana, dan menghabiskan uang aku tiga ratus enam puluh ribu, dalam libur hari kemerdekaan minggu emas hal atau barang yang berkaitan dengan liburan umumnya akan naik harga.

Tapi aku hanya merasa sayang terhadap uang sendiri saja, tidak mempermasalahkan kamar yang sederhana, ada ranjang untuk di tidur sudah cukup.

Setelah selesai mandi, saat berbaring di ranjang dan sambil rokok, aku tiba – tiba teringat, barusan aku tidak tanya ke Glorian Su berapa nomor telpon dia.

Lagian, saat di depan pintu hotel dia masih ada terima telpon, waktu itu aku tidak teringat hal ini, dia juga mungkin tidak terpikir, mungkin juga dia memang tidak ingin memberitahu aku.

Mungkin begitu, sejak dia pergi dari Bin Hai, juga tidak berencana untuk kontak dengan aku.

Aku tidak menyalahkan dia, hanya menyalahkan diri sendiri playboy, suka beberapa wanita, semuanya tidak bersedia dengan aku yang kacau berantakan ini.

Juga tidak berencana pergi ke sana menanyakan nomor telpon besoknya, jika dia bersedia kasih tahu aku, pasti akan sendirinya telpon ke aku, aku percaya dia masih menyimpan nomor telpon aku, atau melalui Elly Lu juga bisa menemukan aku.

Mungkin, setelah beberapa waktu, dia akan kontak aku, pada saat itu jika kita masih saling menyukai, dan kondisi juga memungkinkan, mungkin kita bisa bersama.

Menghisap habis satu batang rokok, aku mematikan lampu, berbaring di ranjang dan menghabiskan waktu yang lama baru bisa tertidur.

Bangun ke esokkan harinya, aku tidak ingin menelpon Glorian Su lagi seperti biasanya, mandi, check out, setelah di jalanan makan sedikit makanan, lalu naik kereta kembali ke Yi Wu, dari dari Yi Wu naik kereta menuju Kota Nan Ning.

Saat sudah tiba di kota Nan Ning sudah malam jam delapan lebih, aku menelpon Jim Tan, dia masih di kampung halaman jaga ibunya.

Aku ingin pulang rumah menemani orang tua, tapi sekarang sudah malam, sudah tidak ada bus regular pulang ke rumah, hanya bisa mencari hotel dan menginap satu malam, besok baru pulang.

Ketika baru menemukan hotel dan check in, tiba – tiba Paula Jiang mengirim sebuah pesan: “ Freddy Shen, libur hari kemerdekaan ada pergi liburan tidak ? “

Aku balas: “ Tidak ada, sekarang masih berada di kota Nan Ning. “

‘ O ? Aku juga tidak pergi liburan, di kota Nan Ning juga tidak ada yang bisa di kerjakan, kalau tidak keluar temani aku makan camilan malam. “

Melihat Paula Jiang ajak aku, aku teringat masalah malam beberapa hari lalu, dia pasti ingin mencari tahu soal Jim Tan dan Natasha Xie.

Aku tidak ingin menolak dia, bahkan ingin membuat dia giat mengejar kembali Jim Tan, ingin melihat mereka berdua bahagia.

Oleh karena itu aku membalas: “ Baiklah, makan dimana ? Ingin makan apa ? “

Paula Jiang terlihat sangat gembira, dengan cepat balas kasih aku alamat, ternyata tempat yang paling di sukai pergi oleh aku dan Jim Tan yakni jalan Nan Guo.

Setelah memakai baju, keluar pakai taksi ke jalan Nan Guo, dan bergabung dengan Paula Jiang, datang ke tempat barbekyu yang sering di datangi aku dan Jim Tan.

Setelah memesan barbekyu dan bir, aku langsung tanya dia: “ Paula Jiang, kamu ajak aku keluar, apakah ingin tahu masalah Jim Tan dan cewek itu ? “

Paula Jiang menyeringai: “ Apakah dalam mata mu, aku ajak kamu keluar karena ada maksud tertentu ? “

Aku tertawa, saat mau menjelaskan, tapi dia malah menggumamkan beberapa kalimat lagi: “ Tapi, jika kamu bersedia katakan, aku juga bersedia dengar. “

“ He he. “ Aku tertawa sambil membuka bir yang baru di ambil tadi, menuangkan segelas untuk aku dan untuk dia, setelah meminum satu teguk bir, baru berkata dengan santai:

“ Cewek itu adalah seorang guru, tidak ingat ngajar di sekolah dasar mana kota Nan Ning, aku tidak terlalu paham. Tapi, saat dia dan Jim Tan bertemu dalam kencan buta, aku waktu itu berada di sana, tapi malah di tarik Jim Tan pergi temani tamu. “

“ Kencan Buta ? “ Paula Jiang terlihat sangat terkejut.

“ Ng, kencan buta ini, ibunya Jim Tan yang memaksanya, orang tuanya cewek ini kebetulan adalah teman sekolah ibu Jim Tan dulu, oleh karena itu, hari itu ibunya datang sendiri langsung ke kota Nan Ning, bawa dia pergi ke pertemuan yang telah di atur itu. “

Novel Terkait

Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu