The Winner Of Your Heart - Bab 24 Tamu yang Tak Disangka

Melihat pesan Glorian, aku menggelengkan kepala dan tersenyum kecut. Tiba-tiba kereta ini terhenti di stasiun, tak tahu di stasiun ke berapa, aku langsung saja turun dan berlari ke rumah.

Jogging di malam hari adalah kegiatan yang baik untuk tubuh dan hati, kegiatan yang bisa melepaskan kehausanku.

Tapi, tiba-tiba aku teringat pada Danielle, apalagi setelah melihat cewek cantik yang sedang jogging di malam hari, karena aku dan Danielle bertemu pertama kalinya pada saat jogging malam.

Tak kupungkiri, aku memang sedikit merindukannya, rindu pada aroma tubuhnya, dadanya yang berguncang di depan mata…… Apalagi pada waktu di dalam kamar itu semalam, dirinya yang penuh amarah sambil telanjang kaki itu, sangat imut dan menawan.

Sesaat, aku merasa sedikit menyesal, menyesal meninggalkan Yufei Technology, tak ada lagi kesempatan untuk merayunya.

Aku pun berlari sampai ke rumah, setelah mandi, seperti biasa tak ada komunikasi lebih dengan si teman kamar, aku pun langsung beranjak ke ranjang dan berusaha tidur.

Malam ini, aku mimpi bertemu dengan tiga orang wanita, pertama Danielle, aku bermimpi kembali ke Yufei Technology, di kantornya, ia dengan malu-malu membiarkanku meraba-raba sekujur tubuhnya.

Kemudian aku bertemu Glorian, gadis yang baru bertemu satu malam saja muncul dalam mimpiku, walapun kemunculannya hanya sebentar saja.

Terakhir, Alicia, wanita yang telah memberiku cinta yang indah, juga memberiku rasa sakit yang dalam. Dalam mimpiku, ia terus menangis, sepertinya ia sangat terluka. Tapi aku yang ada dalam mimpi itu, tak bisa menahan diri untuk berjalan ke arahnya, dan memeluknya lagi.

Akhirnya, rasa sakit dalam hati membangunkanku, hari masih gelap, aku pun merokok di atas ranjang sambil berbaring, tidak bisa tidur lagi.

Keesokan harinya, setelah kesebelas teman kamarku pergi bekerja, aku mengambil resume-ku yang belum habis terpakai, lalu meninggalkan rumah dan mulai mencari kerja.

Aku tak lupa pada tujuanku datang ke Kota Bin, memulai hidup baru, mencari pekerjaan, membangun karir yang bagus.

Aku menyerahkan beberapa resume-ku pada bursa kerja, dan menjalani beberapa interview, tengah malam, aku pun sembarangan mencari makanan cepat saji dan pulang ke rumah.

Baru saja memasuki pintu, handphoneku berdering, nomor yang tidak asing, tidak ada nama, tapi aku tahu, ini nomor Alicia.

Sedikit ragu, namun akhirnya aku mengangkat telepon itu.

“Freddy.” itu suara Alicia. Suaranya sangat lemah, sepertinya ia sedang sedih.

“Ada apa?” tanyaku dingin.

“Aku ingin…… Ingin minta maaf padamu.”

“Tidak perlu.”

“Freddy, aku sudah bertanya pada Danielle, dia bilang kau sudah mengundurkan diri. Maaf, tidak seharusnya aku meragukan kemampuanmu, tidak seharusnya membuatmu meninggalkan Yufei Technology, tidak seharusnya aku mencampuri masa depanmu.” kata Alicia tanpa menghiraukan kedinginanku.

“Tapi aku benar-benar tidak mengira, kau bisa mendapatkan surat dari New Era itu.”

“Masih ingat saat kita masih bersama, setiap kau berhasil mendapatkan sebuah proyek, kau selalu menceritakannya padaku setelah pulang ke rumah dengan sangat senang, aku selalu turut senang, saat-saat itu aku selalu merasa, kaulah yang terhebat……”

“Tak usah mengungkit-ungkit masa lalu.” kataku memotong pembicaraanya, “Apa ada masalah lain?”

Aku tak ingin Alicia membicarakan masa lalu, hal itu hanya bisa membuat hatiku terluka.

Alicia tidak berkata apa-apa, tak ada suara apapun yang keluar dari speaker handphone. Beberapa saat kemudian, aku agak sedikit gusar, baru saja ingin membuka mulut, sebuah isakan yang pelan terdengar dari speaker telepon.

Mendengar isakan itu, hatiku bergetar, Alicia menangis?

“Kau kenapa?” tanyaku pelan.

“Tidak… Tidak kenapa-napa.” kata Alicia yang berusaha menahan tangisannya, tapi aku masih tetap bisa mendengarnya, dia memang menangis.

“Freddy, kata Danielle kau adalah orang yang hebat, dia ingin kau kembali ke Yufei Technology. Atau, kau bisa memikirkanya lagi……”

Aku tertegun, “Kau sudah memberitahunya tentang hubungan kita?”

“Tidak, aku hanya menanyakan tentang surat dari New Era itu saja saat kita berbincang-bincang, lalu dia menceritakan banyak hal. Oh ya, dia bilang dia akan mencarimu.”

Aku tersenyum kecut, baru saja ingin membalasnya, Alicia tiba-tiba mengecilkan suaranya dan berkata, “Freddy, aku masih ada urusan, cukup begini saja ya, kumatikan teleponnya, bye-bye.”

Sebelum aku sadar, Alicia sudah menutup teleponnya.

Aku memegangi teleponku, hatiku gelisah, Alicia benar-benar menangsi tadi, tapi aku tahu, dia pasti menangis bukan karena teringat masa lalu kita, pasti ada masalah lain.

Mungkin, ia bertengkar dengan pacar barunya.

Kemungkinan besar memang itu yang terjadi, banyak wanita yang teringat pada mantannya pada saat dia sedih.

Sesaat setelah Alicia menutup teleponnya, saat aku masih belum pulih dari perasaan yang tercampur aduk ini, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu.

Kesebelas teman kamarnya itu punya kunci, dan mereka seharusnya belum pulang kantor jam segini, lalu siapa?

Aku pun membuka pintu dengan bertanya-tanya, sesosok wanita berdiri di depan pintu, sebuah wajah yang cantik dan familiar, ternyata Danielle.

Ia tak mengenakan seragam kerjanya, ia mengenakan sebuah dress tanpa lengan berwarna mint, aroma harumnya, betisnya yang putih membuatnya terlihat sangat memukau. Dan, rok yang panjangnya hanya sampai ke lututnya ini lebih mudah dibuka daripada rok lain.

Alicia tadi mengatakan bahwa Danielle akan datang menemuinya, tak disangka ia benar-benar datang. Alamatku yang sekarang tertulis dalam resume-ku, sehingga tidak sulit untuk mencariku.

“Halo, Freddy.” senyum Danielle sambil melambaikan tangannya padaku, ia terlihat sangat tenang, sama sekali tidak terlihat canggung setelah aku melecehkannya kemarin.

“Kenapa kau kemari?” tanyaku tenang.

Danielle tidak menjawab, ia hanya membesarkan matanya yang cantik dan memandang ke arahku, wajahnya penuh dengan rasa tidak percaya.

Aku membalikkan badanku dengan bingung, hanya ada aku seorang diri di rumah, tidak ada hal yang aneh.

“Kau tinggal di sini?” tanya Danielle sambil menunjuk ke belakangku.

Aku pun sadar, ternyata dia kaget melihat tempat tinggalku. Dua ranjang susun besi terletak di tengah ruang tamu yang sempit, barang-barang berserakan di mana-mana, langit-langit yang penuh dengan baju yang digantung, seluruh ruangan penuh dengan bau yang menyengat.

“Iya, aku ini miskin.” kataku sambil mengangkat pundak.

Danielle menandangiku dengan perasaan yang campur aduk, “Tidak mempersilahkan aku masuk?”

Aku agak sedikit kaget, ruangan yang seperti ini, dengan bau yang menyengat seperti ini, tuan putri dari keluarga kaya, Direktur Xia yang ada di atas, dia mau masuk ke rumah ini?

Terlebih lagi, aku sudah berkali-kali melecehkannya, dia masih ingin berduaan denganku dalam satu ruangan?

Aku pun tersenyum dengan licik, “Hanya kau dan aku, Direktur Xia, apa kau tidak takut aku menidurimu?”

Danielle pun tersenyum dengan penuh percaya diri, “Kau hanyalah pria jalang yang punya hati mesum tapi tak punya nyali mesum saja.”

Aku tercengang, benar yang ia katakan, aku ingin menidurinya, tapi aku tak punya keberanian sebesar itu.

“Baiklah." kataku tetap menutupi pintu rumah, "Kenapa kau mencariku?”

“Aku ingin bicara denganmu.”

Aku berpikir sejenak, lalu berkata, “Di sini terlalu kotor dan berantakan, aku takut menyusahkanmu, bagaimana kalau kau mentraktirku makan, aku masih belum makan malam.”

Dia sudah datang ke sini, tidak baik jika aku selalu mengusirnya pergi, lebih baik aku numpang makan saja.

“Boleh! Kebetulan aku juga sangat lapar, kau mau makan apa?”

“Nasi ayam bumbu kuning.” kataku sambil membereskan barang-barang di sekitar ranjang.

Aku tidak terbiasa makan di restoran mewah, mungkin karena aku terbiasa hidup miskin beberapa tahun ini, kebetulan ada satu restoran nasi ayam bumbu kuning di sekitar sini, rasanya pun enak.

Namun yang terpenting, aku tak ingin Danielle mengajakku ke restoran mewah, itu hanya membuatnya terlihat lebih tinggi di atas.

Kalau dia datang mencariku, dia harus merendahkan dirinya.

Novel Terkait

Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu