The Winner Of Your Heart - Bab 23 Aku Bersedia Menemanimu

Di sebuah restoran masakan Szechuan yang tak begitu mencolok, aku bertemu Glorian.

Agak sedikit di luar dugaan, kupikir model berpenghasilan tinggi seperti mereka hanya pergi ke restoran-restoran mewah saja, mengapa dia mengajakku bertemu di restoran sesederhana ini?

Dan lagi, dia sedikit berbeda malam itu, ia mengenakan pakaian yang sederhana, tidak terbuka, juga tidak diriasi make up yang tebal, dengan make up-nya yang tipis nan sederhana situ, wajahnya masih tetap cantik, aku tak bisa menahan diri untuk memandanginya terus.

Sesaat, aku merasa wajahnya sangat bersih dan polos, tidak seperti muka-muka “plastik” yang ada di mana-mana.

Melihat kedatanganku, Glorian tergesa-gesa untuk bangkit berdiri, lalu tersenyum manis, tampak dua lesung pipit yang kecil di wajahnya, pandangannya agak sedikit bingung. Mungkin dia teringat kejadian malam itu, kejadian saat aku melecehkannya.

“Freddy, terima kasih kau mau datang.”

“Haha, ada yang mentraktir, tentu saja aku datang.” kataku dengan sedikit tidak enak.

Bagaimanapun, dari ujung kaki sampai ke ujung kepala, termasuk di bagian terintimnya pun sudah pernah kuraba. Walaupun Bob sudah membantuku untuk membayarnya, tapi bertemu dalam keadaan sadar pun aku masih merasa sedikit canggung.

“Kau mau minum apa? Bir atau minuman ringan?” setelah duduk, Glorian menanyaiku.

“Bir saja, makanan Szechuan lebih cocok dengan bir.”

“Aku juga merasa begitu.”

Lesung pipit di wajah Glorian terlihat lagi, lalu memutar kepalanya dan memanggil pelayan dengan sopan, ia meminta pelayan untuk membawakan dua botol bir kemari.

Tak lama kemudian, pelayan itu pun membawakan bir yang sudah mereka pesan, Glorian tersenyum manis dan berkata “Terima kasih”, lalu mengambil gelas kosong dan menuangkan bir padaku.

Aku agak sedikit terkejut, ucapan dan perilakunya terhadap si pelayan terlihat seperti ia adalah orang yang berpendidikan, seperti gadis rumahan yang manis dan penurut, berbeda sekali dengan model cantik yang mabuk di karaoke dua hari yang lalu.

“Freddy.” Glorian mengangkat gelas birnya, menatapku dengan serius, “Hari ini aku mengajakmu bertemu, untuk berterima kasih padamu.”

Aku tertegun, “Mengapa berterima kasih padaku?”

Wajah Glorian tiba-tiba memerah, ia menundukkan kepalanya dan berkata dengan pelan, “Perkataanmu malam itu, membuatku paham akan banyak hal.”

“Ha? Malam itu aku berkata banyak kepadamu?” Aku agak sedikit bingung, malam itu aku mabuk, selain pembicaraan tentang cinta itu, aku sama sekali tidak ingat apa yang sudah kukatakan.

“Iya! Kau bilang tentang hidup, cinta, karir dan lain-lain, banyak sekali. Kau juga bilang kau sedang patah hati, kau diputuskan oleh pacarmu yang sudah berpacaran selama tujuh tahun, makanya kau datang ke Kota Bin.”

“Hm……” Keringatpun mengucur dari wajahku, aku memang suka banyak bicara saat aku mabuk, patah hati saja bisa kubicarakan pada orang lain.

“Freddy.” Glorian tiba-tiba menyodorkan birnya ke depan, “Aku meminum ini untukmu, terima kasih! Perkataanmu malam itu menyadarkanku, mulai sekarang aku tidak akan lagi menjadi……”

Glorian menghentikan perkataanya.

Aku pun mengangkat gelas birku dan menempelkannya pada gelasnya untuk memecah keheningan ini, tersenyum dan berkata, “Itu hanya omongan sembaranganku saat mabuk saja.”

Glorian tersenyum manis, mukanya agak memerah, “Freddy, kau adalah tamu pertamaku, juga tamu terakhirku, terima kasih.”

Selesai berbicara, Glorian langsung menempelkan gelasnya pada bibir merahnya itu, meminum bir dalam gelas itu sampai habis.

“Aku tersanjung.” balasku tersenyum, lalu meminum bir dalam gelasku dengan perlahan.

Sebenarnya, aku juga tak bisa dibilang tamunya, malam itu aku bahkan tidak menidurinya.

Kalau begitu, malam itu pertama kalinya ia “melayani” tamu, dari reaksinya malam itu yang agak sedikit malu-malu itu, sepertinya memang benar begitu.

Namun, perkataan wanita yang bekerja di tempat seperti itu, memang sulit untuk dipercaya. Apalagi di zaman sekarang, jangankan model, banyak aktris dan selebriti wanita yang menjual dirinya sendiri.

Ia bilang ia tak akan menjual dirinya lagi, tapi itu sama sekali tak ada hubungannya denganku, aku hanya datang untuk menemuinya makan, mengusir kesepian saja. Setelah malam ini, tidak akan ada hubungan apa-apa lagi dengannya.

Untuk memecahkan kecanggungan, aku mengubah pembicaraan kita, aku menanyakan pertanyaan seputar asal usulnya dan sebagainya.

Tak lama kemudian, pelayan menyajikan semua makanan yang sudah kami pesan, kami pun makan sambil berbincang-bincang.

Glorian memberitahuku, ia baru saja lulus dari universitas seni ternama, ia ingin menjadi seorang aktris sejak kecil, namun tak ada kesempatan, hanya bisa menerima tawaran pada acara komersial, atau menjadi model iklan cetak.

Sesungguhnya, aku merasa dia sangat baik, manis, sopan, ia pasti terdidik dengan baik.

Mungkin karena kita tidak menutupi diri satu sama lain, kita bicara dengan sangat leluasa, suasana saat itu sangat santai dan menyenangkan. Sampai akhirnya pukul sepuluh, aku masih harus mengejar kereta pulang, kita berdua pun pergi meninggalkan restoran itu.

Ia tinggal di dekat sini, namun tidak mengajakku untuk bertamu ke rumahnya. Namun, setelah dia mengantarku sampai ke pintu depan stasiun dan ia menambah Wechatku, ia terlihat agak sedikit tidak rela, seperti ada kata yang tersangkut di bibir namun tak terucap.

Aku melambaikan tanganku, menandakan agar dia tak usah mengantarkanku, lalu berjalan menuju tangga stasiun.

“Freddy.” teriaknya tiba-tiba dari belakang.

“Kau pria yang baik!”

Aku memutar kepalaku dan melihatnya, lalu tersenyum dan membalikkan badan sambil berjalan menuruni anak tangga stasiun, orang-orang di sekitar pun memandangi kami dengan tatapan penuh rasa ingin tahu.

Haha, aku bukan pria yang baik. Kalau tidak, Alicia tidak akan meninggalkanku, Danielle juga tidak akan mengusirku.

Sekarang aku sudah pergi dari Yufei Technology, Alicia juga tidak perlu khawatir aku ditertawakan orang, juga tidak takut orang lain tahu kalau kita saling mengenal.

Danielle juga tidak perlu khawatir, aku tidak akan mengganggunya lagi.

Tak lama kemudian, kereta datang, sesaat setelah aku naik ke atas kereta, aku menerima sebuah pesan Wechat dari Glorian, isinya:

‘Freddy, kau adalah tamu pertamaku, juga tamu terakhirku, malam itu aku menerima uangmu, namun tidak menemanimu. Kau boleh menemuiku kapanpun, aku akan menemanimu.’

Tanpa sadar, wajah cantik Glorian terbesit dalam benakku, tubuh indahnya yang berbaring dalam pelukanku, dan sekujur tubuhnya yang pernah kujelajahi.

Lalu, hatiku bergetar.

Jujur, saat aku mengobrol dengan Glorian malam ini, aku tidak menganggapnya sebagai model cantik, aku hanya memandangnya sebagai gadis yang baru saja aku kenal.

Menghadapi kejujurannya, hatiku pun sedikit tersentuh, sudah lama aku tidak menyentuh wanita.

Namun setelah kupikir-pikir lagi, aku lebih baik menahannya, baik dari segi moral ataupun perasaan, aku merasa tidak baik kalau aku terlalu berhasrat seperti ini. Lagipula, aku juga tidak ingin berhubungan lebih dengan Glorian.

Oleh karena itu, aku pun membalas pesan Glorian, ‘Haha, lupakan saja.’

Tak lama, Glorian membalas, ‘Apakah kamu tidak suka padaku?’

Aku pun segera membalasnya, ‘Tidak, jangan salah paham.’

Setelah selesai mengetik beberapa kata ini, baru saja hendak mengetik kalimat berikutnya, pesan dari Glorian datang lagi, ‘Freddy, kalau aku bilang, aku masih perawan, apa kau percaya?’

Aku tertegun, lalu tiba-tiba teringat, malam itu saat aku meraba bagian intimnya dengan jariku, ia berteriak kesakitan dan melepaskan tanganku sekuat tenaga.

Sial! Apa dia benar-benar masih perawan?

Di tengah kebingungan, Glorian mengirimkan pesan lagi, ‘Freddy, aku mau menemanimu, bukan karena aku sudah menerima uangmu, tapi karena aku merasa kau adalah pria yang baik, aku bersedia memberikan diriku padamu.’

Aku menatapi layar handphoneku, isi kepalaku agak sedikit kacau, tak tahu harus membalas apa.

Beberapa saat kemudian, aku pun membalasnya dengan sedikit bercanda, ‘Baiklah, tunggu sampai aku ada waktu kosong.’

‘Baik, aku menunggumu!’ balas Glorian segera.

Novel Terkait

Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu