The Winner Of Your Heart - Bab 43 Dia Adalah Sebuah Lukisan

Sepertinya Glorian Su teringat kembali mengenai transaksi kami, seketika pipinya di penuhi oleh warna kemerahaan, dengan suara pelan ia berkata: “Kalau begitu aku keluar dulu, jika kau butuh sesuatu kau bisa memanggilku lagi”

Setelah selesai berbicara, Glorian Su dengan kepala tertunduk kebawah keluar dari kamarku.

“Yo! Wajah Glorian menjadi merah!” Elly Lu tidak berhenti meledek Glorian Su.

“Glorian, tidak mungkinkan Freddy seorang pembunuh yang memegang pistol kearahmu” Sally Li ikut-ikutan mengejek Glorian.

“Kalian berdua sudah cukup!” Glorian Su dengan suara penuh dengan kemarahan membentak mereka.

Aku sedikit merasa risih, cepat-cepat menutup pintu kamarku, kemudian berdiri dengan tegak berusaha untuk mengembalikan ketenangan diri kembali.

Kemudian Glorian Su mengirim pesan kepadaku lewat Wechat: ‘Kamu bisa mencariku kapan saja’, kalimat ini setiap saat bisa membuat hatiku nyaman kembali, apalagi di tambah adanya keberadaan 2 orang cewek busuk itu, yaitu Elly Lu dan Sally Li , sepertinya aku tinggal didalam rumah yang ketenangannya bisa hilang setiap saat.

Setelah menghabiskan waktu yang cukup panjang, aku baru bisa menenangkan lagi detak jantungku kembali stabil dan kemudian membereskan barang-barang yang baru aku beli.

Sore hari di akhir pekan merupakan waktu yang sangat santai, apalagi sekarang tidak terdengar lagi suara cewek-cewek busuk itu di luar pintu, mungkin mereka semua sedang tidur siang. Setelah aku selesai membereskan kamarku, aku berbaring di tempat tidur yang nyaman, menikmati waktuku sendiri, dan tidur di sore hari dengan tenang.

Aku terbangun dan menyadari bahwa sudah jam lima sore, aku tidak berniat untuk bangun dari tempat tidur, hanya berbaring di tempat tidur dan memainkan handphoneku.

Tidak lama kemudian, aku tiba-tiba menerima WeChat dari Danielle Xia yang berisi: ‘Freddy Shen, apakah sudah menemukan kamar? ’

Hatiku menghangat saat membacanya, dengan senyuman aku membalasnya: ‘Sudahku temukan bahkan aku sudah tinggal dikamarnya, dan sekarang sedang berbaring di tempat tidur, hanya saja kurang seorang wanita di tempat tidurku. ’

‘Kamu sudah gila. ’

‘Hehe, bercanda. ’

‘Kamu sudah berjanji kepadaku akan mentraktirku makan . ‘ Danielle Xia tiba-tiba membicarakan hal itu.

‘Hehe, dengan senang hati aku bisa mentraktir manajer Xia makan . Apa yang ingin kau makan? Mau dimana? ’

‘Dasar bermulut manis! Aku di Binjiang Square sekarang, datang dan cari aku. ’

Mulutku langsung berkerut. Plaza tepi sungai Pujiang, restoran terdekat disana, semuanya adalah restoran mahal. Dua orang bisa menghabiskan uang jutaan rupiah.

Tampaknya makanan kemarin bukan makanan gratis, dan pada akhirnya aku perlu mengembalikannya!

Dengan putus, aku bangkit dan menganti baju, pergi ke kamar mandi mencuci muka sebentar, aku melihat bahwa pintu kamar Glorian Su dan Elly Lu masih tertutup rapat. Aku tidak mau mengganggu mereka jadi aku memutuskan langsung pergi ke Binjiang Square tanpa pamit.

Karena ini pertengahan musim panas, Binjiang square akhir pekan tidak terlalu ramai, terutama menjelang waktu makan malam, para bapak-bapak dan ibu-ibu membawa anak-anak mereka kembali kerumah kemudian memasak untuk mereka makan.

Ketika aku tiba, aku menelepon Danielle Xia dan menemukannya di bawah pohon besar sesuai dengan instruksinya.

Didepannya terdapat papan melukis, dia menatap fokus kepada papan lukis tersebut, dan tidak jauh darinya duduk ada seorang laki-laki tua yang sedang duduk, ternyata Danielle sedang melukis orang tua tersebut.

Aku terkejut ternyata Danielle Xia bisa melukis, benar-benar seorang wanita yang berbakat.

Aku tidak mau mengganggunya, jadi aku hanya duduk di petak bunga tidak jauh darinya, mengeluarkan rokok, menyalakannya, dan memandangnya dengan tenang.

Hari ini dia mengenakan gaun biru muda, memperlihatkan dua lengannya yang putih, wajahnya terlihat sangat fokus, matanya yang besar dan indah, tajam dan jernih, setiap kali dia berkedip bulu mata yang panjangnya akan bergerak, selalu ada kilatan warna yang menyegarkan.

Dia memang sedang melukis tetapi saat ini, dia adalah lukisan yang indah di mataku, tenang, indah, sehingga dapat membuatku mabuk, dan tidak berani dengan mudah untuk masuk kedalam lukisan itu, aku takut dapat menghancurkan pemandangan indah ini.

Tidak dapat dipungkiri bahwa pada saat ini, aku sedikit tidak percaya diri. Keindahan, bakat dan pengalaman hidup Danielle Xia sangat sulit untuk dijangkau olehku.

Namun, aku terus membayangkan jika dia menjadi pacarku, aku sangat ingin memeluknya, mendekati sepasang matanya yang indah dan mencium bibirnya yang merah itu

Ini adalah bayangan yang sangat konyol, sama dengan Glorian Su, sungguh tidak masuk akal, paling tidak, selama ini aku berpikir, aku bisa memiliki Glorian Su.

Tetapi, aku tidak tahu mengapa, aku hanya memiliki keinginan jasmani dan gejolak batin terhadap Glorian Su, tetapi tidak pada Danielle Xia.

Tiba-tiba aku menyadari bahwa aku tampaknya memiliki perasaan kepada Danielle Xia, seperti pesona, tetapi juga seperti keinginan untuk menaklukan dia.

Aku buru-buru menghisap rokokku, menggelengkan kepalaku sembari mengeluarkan asap rokokku, rasakanya inginku menyingkirkan perasaan konyol ini, tetapi aku malah mendapati Danielle Xia sedang menatapku, mata besar yang indah itu melengkung dengan menawan, dan sudut mulut menunjukan seringaian senyum.

Saat ini bagiku, aku seperti ingin mengorbankan hidupku! Seringainya sangat menawan.

Aku tersenyum sopan padanya, dan buru-buru menoleh kembali, aku tidak berani melihatnya, aku hanya memandang lurus melihat sungai Pujiang di malam hari, dan merokok.

Tidak lama kemudian, aku tidak tahan untuk tidak menoleh, dan aku melihat dia melirikku sekilas kepadaku, kemudian mengalihkan matanya ke papan lukis kembali dan fokus kepada lukisan.

Aku memandangnya, dan kemudian ia melirikku sekali lagi, aku buru-buru mengalihkan pandanganku ke sungai Pujiang.

Aku tidak tahu sudah berapa lama, tetapi aku tiba-tiba menyadari bahwa Danielle Xia sudah berhenti melukis dan sedang membersihkan peralatan melukisnya.

Aku berdiri dan berjalan mendekatinya, sambil berkata: "Direktur Xia selalu memiliki waktu luang yang baik, masih bisa ke sini untuk melukis."

“Akhir pekan itu membosankan, makanya aku datang menghabiskan waktu.” Danielle Xia dengan cepat menyimpan selembar kertas, seolah takut dilihat olehku.

Setelah beberapa saat, dia sudah beres membereskan peralatan melukisnya, memasukkannya ke dalam tas, dan kemudian menyerahkannya kepadaku. Sambil berguman : "Nih."

Aku mengambil tasnya dan membawanya di punggungku, kemudian bertanya, "Di mana mobilmu diparkir?"

"Aku tidak membawa mobil hari ini, aku naik kereta bawah tanah, kamu bantu aku membawanya. Setelah selesai makan, bawakan sampai stasiun kereta setelah itu aku akan membawanya sendiri."

"Eh ..." Aku sedikit malu, Danielle Xia seorang nyonya besar rela meninggalkan mobil mewahnya dan naik kereta bawah tanah.

Dia mengatakan bahwa dia ingin aku datang untuk mentraktir dia makan tetapi sepertinya, tujuan utamanya adalah meminta aku datang untuk membawakanya barang?

“Kenapa kamu terlihat tidak ikhlas.” Setelah Danielle Xia melihat ekspresiku, tiba-tiba ia seperti seorang anak kecil yang sedang ngambek.

"Aku ikhlas, ikhlas." Kataku mengangguk-aguk kepala.

Danielle Xia tiba-tiba tersenyum, membalikan badan dan melangkah maju, "Ayo pergi makan."

Aku sengaja berjalan di belakangnya, menatap punggungnya, rambut panjangnya yang bergantung di bahunya, roknya yang bergelombang tertiup angin, bahkan bagian belakang tubuhnya terlihat begitu indah.

Danielle Xia sengaja pergi ke jalan yang jauh dari sungai, dan memilih restoran dengan lokasi yang sedikit terpencil dengan dekorasi yang tidak terlalu mewah.

Ketika aku melihat menu, aku merasa lega. Itu jauh lebih murah daripada restoran kemarin. Ternyata Danielle Xia tidak terlalu kejam kepadaku. Dia cukup mempedulikan orang miskin.

Setelah memilih makanan, lalu kami mengobrol seperti kemarin, dia bertanya di mana aku tinggal, dan menanyakan beberapa pertanyaan tentang kehidupanku sekarang. Aku sesekali bercanda dengannya, suasananya sangat harmonis, dan bahkan sedikit hangat.

Pada hari yang sama, aku dengan dua gadis yang sama-sama cantik, rukun satu sama lain seperti pasangan.

Setelah kami selesai makan, handphone Danielle Xia yang di letakkan di meja tiba-tiba berbunyi, ia langsung mengambil handphonenya dan melihat nomor yang tertara di layar handphone, setelah melihat nomor tersebut perlahan-lahan mukanya meunujukkan ekspresi terkejut.

“Nico !” dengan cepat Danielle Xia mengangkat teleponnya.

“Kamu sudah kembali ke kota Bin?” ia berkata sambil tersenyum

“Oh, aku baru saja selesai makan di sebelah binjiang square”

“Baiklah, tapi… aku hari ini tidak membawa mobil, bisakah kau datang menjemputku?”

“Hmm. Aku akan mengirimkan lokasiku kepadamu!” Danielle Xia terlihat sangat senang, seakan-akan ia lupa bahwa aku juga berada di sini.

Setelah melihat ekspresi Danielle Xia, dan mendengar dia berbicara seperti itu, di hatiku timbul perasaan putus asa.

Dapat kutebak, orang yang bernama Nico itu pasti seorang laki-laki, dan hubungannya dengan Danielle Xia juga tidak terlihat sebagai hubungan pada umumnya, daripada itu lelaki tersebut akan datang ke sini untuk mencari Danielle Xia.

Novel Terkait

Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
3 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu