The Winner Of Your Heart - Bab 343 Kehidupan Pablo Chen

Patricia Mi tersenyum, “Tentu saja, datang ke tempat makan hotpot tidak makan hotpot, lantas melakukan apa.”

“Bisa melakukan banyak hal.” Aku tertawa, langsung menyuruhnya duduk.

Pablo Chen melihat Elva An dengan canggung, tidak berani duduk, “Nona Elva An, kebetulan sekali, bolehkah aku duduk di sini?”

Elva An tidak melihat dia, hanya menolehkan kepalanya ke arahku, tampaknya seperti hendak mengambilkanku sendok.

“Duduk lah, kemi semua teman.” Aku bicara sambil memanggil pelayan, menyuruh dia untuk menambah sepasang sumpit.

Baru saja turun dari mobil, aku langsung melihat pria ini, seperti hantu yang bersembunyi di pintu masuk sambil menatap mobil kami, orang bodoh pun bisa melihat kalau dia sudah merencanakan untuk melakukannya, di sini menunggu Elva An. Hanya saja aku tidak tahu, bagaimana dia mengetahui dengan pasti kalau Elva An akan datang untuk memakan hotpot, aku lebih mengenal Elva An sebagai teman, aku pun belum tahu dia masih ada hobi makan, pria ini, tamaknya sudah mengetahuinya.

“Ayo kita ke bar hari ini.” Aku mengambil inisiatif untuk memecahkan suasana.

Dia tersenyum, “Memesan meja, semalam bisa menghabisakan ratusan ribu rupiah, kalau pergi tidak akan menyenangkan.”

Aku baru saja menyadari, rasanya pria ini menghindari menghambur-hamburkan uang jadi dia tidak ingin pergi. Tapi, seperti Prince Zhao yang mengeluargan beberapa juta rupiah berasa tidak banyak, berekspektasi mereka semua datang, lalu mengurus hidupnya sendiri? Tapi, dia melakukan ini di satu malam, sebenarnya dia bisa mendapatkan banyak uang, setara dengan orang biasa yang kerja selama satu dua tahun. Dia tidak pergi, itu masuk akal.

“Ini adalah sebuah kebetulan untuk bertemu denganmu hari ini, kali ini aku mengundang tamu, pesan apa saja, tidak apa-apa.” Dia melanjutkan.

Patricia Mi dengan cepat berkata, “Jangan, bagaimana kalau besok kamu yang mentraktir, hari ini Kak Elva yang mentraktir, kalau kamu ingin mentraktir, dia tidak usah mentraktir.”

“Bagaimana bisa wanita yang mentraktir, biar aku yang membayar.”Pablo Chen juga cerdas, tidak peduli dengan masalah uang.

“Lupakanlah, aku tidak nafsu makan.” Elva An berkata, tiba-tiba berdiri, mengambil tasnya untuk pergi.

Aku sedikit terkejut, dengan cepat menghadang Elva An untuk duduk, “Kak Elva, jangan lakukan ini, kalau kamu keberatan, kamu bisa katakannya kepadaku, kalau kamu pergi sekarang itu akan mempermalukanku. Begini saja, Kak Elva, kamu berikan aku penawaran, kalau aku tidak bisa melakukannya, kamu boleh pergi.” Aku melihat Elva An, dan dia melihat Pablo Chen, wajah Pablo Chen terlihat sedikit malu. Mungkin karena dia tahu kalau dia pergi adalah karena ulahnya.

“Baiklah, biarkan dia duduk di meja yang berbeda.” Setelah mengatakan itu, Elva An menunjuk Pablo Chen untuk pergi.

Aku dan Patricia Mi terkejut, tidak mengira Elva An akan mempermalukan kami, mengatakan akan mengusir seseorang, dan langsung mengusir.

Juga melakukannya tepat di depan mata kami sendiri, kalau aku adalah Pablo Chen, sudah dari lama aku pergi. Aku mengejarnya tapi bukan berarti kamu bisa mempermalukanku , kalau itu adalah aku, aku pasti tidak akan tinggal.

Tapi, orang seperti Pablo Chen belum punya intensi untuk berdiri dan pergi.

“Apa, kamu tidak bisa melakukannya?” Elva An bertanya kepadaku, membuatku tambah merasa malu.

Kali ini Pablo Chen juga berdiri di sebelaku dan Patricia Mi mengangguk, “Terima kasih untuk keramah tamahanmu, aku akan pindah meja, aku di sebelahmu, kalian tenanglah, meja kalian juga akan tetap aku bayarkan.” Dengan begitu dia tertawa sendiri.

”Tidak perlu, kami bayar apa yang kami makan, tidak perlu uang kotormu, kamu terlihat menjijikkan.” Kata- kata Elva An terlalu jahat.

Aku melihat Elva An dengan seksama, dan tampaknya ada sesuatu yang belum dijelaskan mengapa dia bisa sampai sangat jijik terhadap Pablo Chen. Dari penampilannya, temperamen, atau semuanya, Pablo Chen sangat luar biasa, ataukah dikarenakan dia tidak memiliki kapabilitas untuk mencari uang, atau tidak punya harga diri?

“Sudahlah Kak Elva, mengapa kamu sangat galak?” Aku tidak bisa berhenti bicara. “Menurutku, dia adalah orang yang baik, kamu pasti salah sangka, hari ini kamu mempermalukanku dan Patricia Mi, lupakanlah, kalau punya masalah harus diselesaikan dengan tuntas, jangan menutup-nutupi, tidak mengataka apapun, sangat memalukan, dan tidak baik.”

“Benar, Kak Elva, kamu lihat dirimu yang cantik, marah tidak cocok dengan wajahmu.” Setelah Patricia Mi mengatakannya, Elva An tiba-tiba sedikit tersenyum.

Tampaknya wanita mengerti wanita, Patricia Mi bisa bicara dengannya, aku diam-diam memberi Patricia Mi sinyal untuk terus berbicara.

Patricia Mi mengerti sinyalku, kemudian dia berkata, “Siapa yang tidak tahu kalau Kak Elva cantik dan baik hati, sangat anggun dan menawan, juga sangat berwawasan, dia tidak akan bertengkar dengan orang hanya karena masalah kecil. Mungkin hati Kak Elva sedang sedih, tapi aku rasa wanita cantik seperti Kak Elva, pasti tidak sungkan memberitahu kami tidak akan menutupinya dari kami.”

“Sudahlah, mulutmu manis sekali.” Elva An akhirnya tertawa, membalikkan kepala untuk melihat Pablo Chen, sepertinya dia bersedia memberikannya kesempatan, “Kamu duduklah.”

Pablo Chen menghela nafas, melihatku dan Patricia Mi dengan rasa terima kasih, kemudian melihat Elva An, “Terima kasih, Nona An.”

“Aku ulangi, jangan memanggilku Nona!” Elva An menatapnya.

Pablo Chen langsung mengubahnya, “Baiklah, Elva An yang cantik.”

“Lupakanlah.” Elva An memegang kepalanya, tidak bisa apa-apa.

Aku merasakan suasana mulai mencair, aku mengambil makanan, sambil makan mengatakan, “Kelihatannya kalian sudah lama kenal satu sama lain.”

Elva tidak mengatakan apa-apa, tapi Pablo Chen membuka mulut, “Tidak selama itu, dulu kami adalah teman sekolah, tapi dia tidak mengenaliku, aku juga tidak bisa melakukan apa-apa.”

“Tidak kusangka! Aku sedikit terkejut, tidak dikira, kalian ternyata punya hubungan seperti itu.

“Kak Elva, bagaimana bisa kamu tidak mengatakan apa-apa tentang ini.”

“Hanya sekolah yang sama, bukan teman sekelas.” Elva An masih acuh.

Aku melihat Pablo Chen, semakin tertarik dengannya, “ Apakah kamu melakukan sesuatu terhadap orang lain, melihat orang lain sangat marah.”

Pablo Chen sampai melambaikan tangannya dan menghela nafas, “Aku tahu latar belakangku tidak baik, membuat Elva An merasa kalau aku tidak pantas bergaul dengannya. Mungkin kamu tidak tahu, aku di bar klab malam juga tidak baik.

Apakah kalian punya pengalaman disuruh minum oleh istri-istri orang kaya sampai mau muntah, pernahkah kalian merasa dipermalukan dan ditertawakan, mengambil uang yang disodorkan oleh kaki? Pernahkah kalian punya pengalaman, rasanya tidak bisa makan selama tiga hari? Aku mempunyai seorang adik perempuan, yang hidupnya terpaksa menjadi pelacur jalanan.” Bicara sampai ini, wajahnya sudah ada air mata.

Tidak pernah terpikir olehku kalau dia mengalami ini, mungkin, aku selalu berpikir bahwa kehidupan semua orang baik, karena aku pikir dia tidak kesulitan mendapatkan uang.

Tidak ada dari kami yang berkata, hanya mendengarkan dia berkata, “Setelah kuliah, ayahku berutang lebih dari enam miliyar rupiah karena berjudi, termasuk pinjaman online, penyitaan rumah. Ibuku kembali ke rumah ibunya malam itu, tiga hari kemudian, mereka bercerai, pada saat itu, adikku hanya berusia 16 tahun, masih SMP.

Tapi saat aku lulus kuliah, aku mulai bernyanyi, sambil membiayai sekolah adik perempuanku, tapi waktu-waktu baik tidak belangsung lama, ayahku dibunuh oleh orang-orang yang dia utangi, kai tidak punya waktu untuk membayar pemakaman ayah, orang-orang tersebut menemukan kami. Mereka menyuruhku untuk menjual adikku untuk membayar utang. Tentu saja aku menolak, jadi aku meminta mereka untuk memberikanku waktu, dan aku akan melunasinya.

Tapi, mereka mengambil kesempatan ketika aku tidak ada, adik perempuanku yang berusia enam belas tahun, dari saat itu dibohongi dan dijadikan pelacur, mereka mengatakan kalau utang sudah lunas, dia boleh bebas.

Jadi aku tidak mencintai uang, tidak mendewakan uang, hanya, sekarang uang adalah alat untuk kami bertahan hidup, kalau tidak ada yang memesan meja, aku tidak punya penghasilan, enam miliyar, sampai sekarang, masih ada 4,8 miliyar rupiah, aku benar-benar tidak tahu, bagaimana bisa lepas dari kehidupan membayar utang.”

Pablo Chen menutup wajahnya, aku merasakan keputusasaan dan kesedihannya, dan hal ini, aku juga baru dengar untuk pertama kalinya.

Karena aku tidak pernah percaya hal seperti ini terjadi, mungkin di mata mereka, aku sangat beruntung.

Elva An mengambil tisu dan memberikannya kepada Pablo Chen, dia mengatakan terima kasih.

“Aku minta maaf, aku benar-benar tidak ingin melakkan ini, dan aku tidak ingin adikku terus seperti ini, setiap kali aku bertemu dengannya, dia akan bertanya, Kak kapan aku bisa pergi. Rasa sakit hati tersebut tidak akan bisa aku lupakan sepanjang hidupku.”

Sampai titik ini, Pablo Chen tidak bisa lagi menahan tangisnya, aku terkejut dengan kata-katanya, aku melihat matanya, kata-katanya dan cerita yang dia katakan adalah benar, dia tidak berbohong.

“Lebih dari empat miliyar rupiah bukanlah angka yang kecil, aku tidak bisa membantumu.” Elva An mengatakan dengan jelas tapi juga terdengar kejam.

Novel Terkait

Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu