The Winner Of Your Heart - Bab 276 Bertengkar

Setelah Patricia Mi pergi, aku mencuci muka dan bergegas ke kantor dan bertemu dengan Vincent Lu. Dia tersenyum dan mengatakan padaku: “Kak Freddy, bagaimana diskusimu dengan si kecil itu?”

Aku menjawab: “Kamu masih bisa tersenyum. Seperti kamu tidak perlu menghawatirkan masalah ini. Jelas sekali dia datang membuat keonaran, dan kamu melarikan diri lebih cepat dari siapa pun.”

“Aku tidak pandai dalam mengatasi wanita. Kamu pasti tahu hal ini.”

“Bagaimana bisa aku tidak tahu. Anak sepertimu ini adalah anak yang bahkan tidak bisa berjalan kalau melihat wanita.”

“Cih, sembarangan bercanda. Katakan, bagaimana penyelesaian pada akhirnya?”

Aku melonggarkan sedikit ikatan dasiku, dan menjawab: “Dia tidak menganggap serius dengan kontrak. Dia mengatakan bahwa dia adalah pemilik gedung, jadi terserah dia ingin berbuat apa. Bagaimana menyelesaikan ini menurutmu?”

Vincent Lu mengerutkan alis, lalu mengatakan: “Tampaknya, masalah ini agak rumit. Tapi, semua tidak akan bermasalah kalau dia tidak datang ke kantor dan membuat keonaran.”

“Kamu ini dasar sialan. Jangan katakan hal seperti itu!”

Vincent Lu tertawa hehe. Kami siapa pun itu, tidak menganggap perkataan adalah sebuah lelucon. Siapa tahu di hari kedua dia datang ke kantor. Aku langsung tidak tahu harus berbuat apa.

Karena memasuki perusahaan, di atas dinding tertempel secarik kertas putih yang besar. Di atasnya tertuliskan: “Freddy Shen, bayar!”

Vincent Lu maju dan mencabut kertas itu, berjalan menuju seorang pekerja bersih-bersih dan bertanya dengan ekspresi yang tidak enak di lihat: “Barang ini jelas sekali tertempel di sini. Kenapa kamu tidak mencabutnya?”

Pekerja itu bergumam menjawab: “Ini…… Aku tidak tahu siapa yang menempelnya, dan juga tidak berani mencabutnya.”

Vincent Lu baru saya bersiap untuk mengatakan sesuatu, aku menariknya, dan berkata pada pekerja itu: “Tidak ada hubungannya denganmu. Sudahlah, kamu kembali bekerja.”

Setelah pekerja itu pergi, aku berjalan masuk ke ruang kerjaku. Aku mengoyak kertas putih itu dan membuangnya ke tong sampah, lalu berkata: “Sudah menyuruhmu untuk tidak sembarangan berbicara. Lihat sekarang, orangnya benar-benar datang membuat keonaran di kantor.”

Vincent Lu mengatakan: “Aku juga hanya sembarangan mengatakannya! Begini saja, aku pergi bertanya padanya terlebih dahulu. Kita lihat siapa yang menempel kertas putih ini, dan kapan dia menempelnya.”

“Tidak perlu bertanya lagi. Pasti sudah wanita bodoh itu yang menempelnya, atau dia menyuruh orang untuk menempelnya. Tidak ada gunanya juga kita bertanya. Aku penasaran, apa yang masih bisa dia lakukan selain menempelkan kertas putih. Ayo, kita pergi mengecek kamera pengawasan

Setelah mengecek video kamera pengawasan, aku merasakan kemarakan. Kertas putih ini di tempel oleh seorang pria. Dari waktu, itu adalah di larut malam. Setelah pria ini menempelnya, dia bahkan mengobrak-abrik laci. Kendati demikian, dari video kamera pengawasan, dia tidak mengambil barang apa pun.

Bisa berbuat hal seperti ini, pasti kunci di dapat dari Patricia Mi. Sebenarnya cara menempel seperti ini adalah cara yang biasa, bahkan tidak membuatku marah. Yang membuatku marah adalah idenitas Patricia Mi sebagai pemilik gedung. Dia ternyata berani memberikan kunci pada seseorang yang tidak ada hubungannya.

Selanjutnya, aku menyalin video tersebut ke flash disk, lalu menggenggam flash disk tersebut langsung menemui teman wanita Elva An tersebut.

Dia bermarga Liu, namanya Aria. Saat Aria Liu melihat isi flash disk, dia mengerutkan alis, lalu duduk di kursi kerjanya tidak mengatakan sepatah kata pun.

Aku duluan berbicara kepadanya: “Temanmu dan Elva An. Aku dan Elva an juga berteman. Aku percaya setelah melihat video ini, tahu mana yang salah. Kalau kamu tidak bersedia membantuku, aku segera menghubungi gadis di video tersebut. Kalau tidak melakukan apa pun, aku hanya bisa mencari media dan mengambil jalur hukum untuk menyelesaikan masalah.”

Aria Liu akhirnya menjawab: “Freddy, aku rasa kamu harus tenang dulu. Masalah ini belum sampai pada titik yang parah. Kamu juga sudah pernah bertemu Patricia Mi. Aku percaya dia memang terlihat seperti seorang adik perempuan kecil.”

“Aku tidak peduli dia adik kecil atau bukan. Yang aku tahu hanya dia sudah melakukan sesuatu yang membayahakan keuntungan perusahaan. Poin pertama, dia menempel kertas di perusahaan menyuruhku membayarnya, pertama dia merusak kehormatanku, lalu ini bisa berdampak pada pekerja kami di Yun Chuan Network; poin kedua, kamu juga sudah melihat isi video tersebut. Itu adalah orang yang diperintahkan olehnya. Bisa dikatakan melakukan tindakan perampokan. Kalau ini tidak parah, lalu kamu beritahu aku, sebenarnya bagaimana yang terhitung parah?”

Dia terlihat tidak menyukai sikapku. Aria Liu juga mengganti nada bicaranya, menjawab: “Kalau begitu kamu ingin bagaimana? Dan juga, kamu tahu kedudukan ayah Patricia Mi di kota ini, kan? Kalau kamu memprovokasinya, jangankan Yun Chuan Network kalian, bahkan kamu juga tidak akan bisa berdiri di Kota Bin ini.”

Aku merasa seperti mendengar lelucon yang sangat lucu, dan menjawab: “Aku masih tidak percaya ini. Tidak peduli dari sudut pandang mana masalah ini ditelaah, aku tetap menjadi korban. Kontrak dan bukti ada padaku. Kalau pun dia memiliki semua kekuatan, aku juga tidak percaya dia berani tidak menghargai hukum!”

Aria Liu tertawa, lalu mengatakan: “Benar. Kalau melalui jalur hukum, mungkin kamu bisa menang. Tapi, apa pernah terpikirkan olehmu, jalur lain selain hukum? Kamu merasa diri sendiri dianggap menang? Takutnya itu hanya awalnya saja.”

“Jadi, kamu takut kalah di jalur selain hukum, makanya kamu membantu Patricia Mi. Walaupun tertulis sangat jelas di kontrak, kamu juga berpura-pura tidak melihatnya? Aku sadar sekarang. Orang sepertimu sudah terlalu lama berlutut, tidak bisa berdiri lagi!”

“Aku kehabisan kata-kata denganmu. Kenapa Elva An mempunyai teman sepertimu.”

“Ai, memang kebetulan. Aku juga ingin berkata seperti itu padamu. Kenapa Elva An mempunyai teman sepertimu.”

Setelah mengatakan kalimat ini, aku dan Aria Liu saling bertatapan dengan tatapan marah. Tak lama kemudian, terdengar suara Elva An dari balik pintu. Dia berkata: “Aria…… Eh, Freddy, kenapa kamu ke sini?”

Aku melihat ke arahnya, menjawab: “Aku ada sedikit masalah, jadi kemari mencari wanita ini.”

Aria Liu juga tahu dengan situasi ini dan menjawab iya.

Meskipun demikian, Elva An bisa merasakan ada sesuatu. Dia meletakkan tasnya, lalu tersenyum pelan dan bertanya: “Aria, Freddy, apa kalian berdua bertengkar?”

Aku dan Aria Liu diam tidak berkata apa pun. Elva An terlebih dahulu menempatkan perhatiannya padaku, lalu bertanya: “Freddy, sebenarnya apa yang terjadi, bisakah kamu memberitahuku terlebih dahulu?”

“Hanya masalah kecil. Kami berdua selesaikan sendiri.”

Elva An berkata: Aku tidak percaya. Kalau masalah kecil, ekspresi kalian berdua tidak akan sejelek ini. Aku ini teman kalian. Katakan masalahnya. Aku tidak memihak siapa pun. Aku akan memberikan saran sesuai dengan masalahnya. Bagaimana menurut kalian?”

Novel Terkait

Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu