The Winner Of Your Heart - Bab 395 Pria Yang Sudah Menikah

Aku membuka komputer melihat, iklan Jiang Bin Technology keluar. Hanya saja, sekarang bekerja sama dengan stasiun televisi lain. Awalnya aku kira Jiang Bin Technology akan mengubah produknya, tapi diluar dugaanku, mereka bukan hanya tidak merubah produknya, bahkan mengeluarkan produk yang sama persis dengan produk kami, muka orang ini benar-benar tebal sampai titik tertentu, dia benar-benar tidak peduli anggapan tidak tahu malu.

Aku tidak menggugat mereka, tapi bukan berarti aku tidak berani menggugatnya. Hanya saja sekarang bentuk kami tidak diijinkan untuk menggugat, bagaimanapun perusahaan baru saja bersiap memasukkan produk ke pasaran bila masuk gugatan, untuk siapapun, bukanlah kabar yang baik. Lagipula Keluarga Li pasti memiliki persiapan penuh, walaupun sungguh berencana menggugat mereka, kami juga belum tentu menang.

Walaupun hatiku tidak senang, tapi masalah ini, masih belum mengambil tindakan apapun.

Aku membalas pesan pada Fanny Hao, memintanya terus mengamati gerak-gerik Jiang Bin Technology, bila ada perkembangan baru, segera memberitahuku.

Sore hari itu, aku kembali mendapatkan laporan pesanan yang didapatnya dari temannya di Jiang Bin Technology, sedangkan jumlahnya membuatku cukup terkejut, ternyata mendapatkan 90% dari hari pertama kami, presentase ini, sangat berbeda dengan perkiraan kami. Tapi Fanny Hao segera memberitahuku, kebanyakan pesanan diatur oleh Keluarga Li, walaupun begitu, aku masih saja merasa sedikit sulit untuk menerimanya. Bagaimanapun persaingan pasar produk kelas menengah pasti berbeda jauh, tapi sekarang dilihat, jarak di antara kami, sepertinya tidak ada.

Bila berpikir dari sudut pandang berbeda, juga bila, membiarkan mereka mendapatkan produk kelas atas, kalau begitu, perusahaan kami tidak memiliki kesempatan bertahan. Kalau kami mendapatkan kelas menengah, seperti mereka, apakah bisa mendapatkan pesanan 90 persen? Atau, sedikitpun tidak bisa terjadi.

Aku tanpa sadar mulai takjub, kekuasaan Keluaga Li, memang benar sangat kuat.

Waktu selanjutnya, aku sambil bekerja, sambil meminta Jim Tam membantuku membeli beberapa keperluan pernikahan, mereka sedikit tidak puas terhadap aku yang menikah dengan tergesa-gesa, tapi tidak ada cara lain, mertua yang menentukan, aku hanya bisa mendengar.

Waktu berlalu dengan cepat, tanpa disadari, tiga hari dengan cepat berlalu.

Hari ketiga malam, aku sedang duduk melamun di sofa hotel.

Pintu didorong orang dari luar.

Aku buru-buru membereskan pikiranku, aku melihat, ternyata Elva An.

Dia sebagai teman dari pihakku, tinggal bersama dengan kami di satu hotel, sedangkan di luar, malah tinggal saudara dari pihakku, dan juga Jim Tan mereka. Untuk kebiasaan menikah, aku masih belum terlalu mengerti, aku juga tidak mengerti mengapa pihak pria dan wanita harus tinggal di dua hotel berbeda, lalu pergi menjemput.

“Apa yang sedang kamu pikirkan?” Elva An mematikan rokok di tangannya dan membuangnya ke tempat sampah di sebelah, berjalan masuk, dan menutup pintu.

Dia mengenakan rok panjang, ditambah rupanya yang dari awal sudah menawan, dan juga auranya yang unik, membuat orang yang melihatnya sekali tidak dapat melepaskannya.

“Apakah sedikit tidak terbiasa, kamu segera akan menjadi orang yang sudah menikah.” Elva An duduk bersama denganku, menyilangkan kakinya, muncul senyuman di di wajahnya.

Mungkin seperti yang dikatakan Elva An, tanpa disadari, ternyata aku akan menikah, sedangkan aku mulai besok, akan dilabeli ‘pria yang sudah menikah’. Masa muda dua kata ini, akan benar-benar pergi dariku.

Mungkin hatiku tidak dapat membujuk diriku sendiri, juga mungkin, hatiku masih memiliki harapan dengan orang tertentu, atau dibilang, fantasi. Tiba-tiba sedikit lucu, aku ingin meikah dari dulu, sampai waktu benar-benar akan menikah, aku demam panggung.

“Aku sedang berpikir, kalau besok aku tidak muncul di pernikahan, akan ada hasil yang seperti apa.” Aku sedikit bercanda, menggelengkan kepala, akhirnya senyuman ku menjadi diam.

Elva An menoleh melihat mataku, tiba-tiba, tangannya diulurkan ke dadaku. Napas yang dingin mengejutkanku, aku lebih dikejutkan lagi oleh sikap Elva An, sampai bersandar di sofa tidak tahu harus berbuat apa.

Reaksiku membuat Elva An tertawa, dia menggunakan tangannya menepuk dadaku. Matanya memancarkan senyuman, “Kenapa, takut aku memakanmu.”

Aku tersenyum canggung, buru-buru menggeleng, “Bagaimana mungkin, Kak An kamu juga tidak kekurangan pria, dengan keadaanmu, pergi keluar sebentar, akan ada sekelompok besar pria yang mengikutimu, terserah kamu memilih.”

“Memang.” Elva An terenyum puas, dia perlahan-lahan mengembalikan tangannya, dengan ringan berkata, “Kalau dulu, aku benar ingin memakanmu.” Selesai berbicara, dia sengaja memasang tampang menakutiku, mengeluarkan lidahnya menggoda, menjilat bibirnya yang merah itu.

Melihat gerakannya, dalam hatiku seakan ada tangan yang menggarukku. Tiba-tiba teringat, aku tidak pernah mencium bibir merahnya.

“Sudahlah, aku juga tidak ingin bermain-main dengan kamu.” Elva An berkata sambil merapatkan kakinya, bangkit berdiri, dan tersenyum menarik padaku, “Freddy Shen, aku tanyakan satu pertanyaan padamu, bolehkah?”

Hatiku tertegun, mengangkat kepala melihatnya, tatapannya, seperti ingin melelehkanku. Dia, ingin bertanya apa? Hatiku bertanya pada diriku sendiri, tapi aku tidak berani berkata iya padanya, apa yang ingin dia tanyakan padaku.

Waktu seakan ditarik oleh ruang, aku seperti melihat masa lalu berlalu di depan mataku. Diantara kami, termasuk berjalan bersama sepanjang jalan.

“Kamu, pernah suka padaku?” Suara Elva An sangat rendah, tapi di pikiranku sangat berat. Karena aku tidak pernah berpikir, dia akan menanyakan pertanyaan seperti ini. Aku tidak berani mengangkat kepala melihatnya, juga tidak berani berpikir, dia akan memiliki ekspresi seperti apa, ada harapan seperti apa. Karena aku tahu, pertanyaan ini, aku tidak dapat menjawabnya.

Aku pernah berkhayal, apakah Elva An juga menyukaiku, hanya pikiran semacam ini hanya pernah muncul sekilas, tidak ada kelanjutannya. Aku terus memberitahu diriku, di antara kami, hanya mungkin hubungan sebagai teman, dan partner kerja sama. Walaupun kamu pernah begitu dekat, tapi, tidak pernah ada sentuhan di dalam hati kami. Karena aku tidak berani memikirkannya, dia juga tidak pernah mengatakannya.

Muncul jawaban di pikiranku, aku berpikir kembali berpikir, menghapusnya lagi, tapi menyadari akhirnya jawaban yang ingin aku katakan padanya, sudah bukanlah jawaban yang awal. Mungkin, di antara kami tidak pernah berdiri di tempat yang sama, walaupun suka lalu bagaimana, tidak suka, juga bagaimana?

Kesunyianku, membuat Elva An tahu jawabanku. Dia menoleh, dengan lembut membuka pintu, “Freddy Shen, aku masih ingin mengatakan satu lagi, walaupun kamu bisa melepaskan orang lain, apa kamu benar-benar bisa melepaskan Danielle Xia?”

Selesai berbicara ucapan ini, dia berjalan keluar meninggalkan kamar tanpa menoleh. Pintu ditutup dengan pelan, tapi dengan keras menghantam hatiku.

Aku, apa aku benar-benar melepaskan Danielle Xia?

Tiba-tiba, masalah ini menjadi sangat berat, sangat kuat, sangat membuat orang tidak dapat bernapas. Apa aku benar-benar melepaskan Danielle Xia, benar-benar tidak akan memikirkannya lagi?

Aku tiba-tiba menyadari, seumur hidup seseorang, ada begitu banyak pilihan yang tidak dapat ditolak dan dihindari. Ada beberapa pilihan, benar-benar menyentuh hati kita, bahkan hati nurani. Tapi, aku tidak bisa melepaskan Patricia Mi, melepaskannya, aku akan memiliki rasa bersalah yang kuat. Aku akan menyalahkan diriku, aku juga akan sedih, aku juga akan menderita.

Mungkin, yang lebih banyak aku rasakan untuk Patricia Mi adalah kasihan dan tanggung jawab.

Elva An sudah pergi, tapi meninggalkan pertanyaan yang tidak memiliki jawaban.

Awalnya aku hanya merasa bingung karena pernikahan yang tiba-tiba, tapi sekarang, aku bertambah sedikit pahit. Aku tiba-tiba mulai jijik pada diriku, mulai meremehkan diriku, merasa diriku adalah seorang pengecut, seorang pengecut tanpa pilihan, bahkan, tidak berani mengakui apa yang aku suka, tidak berani mengakui. Kesedihan di hidup, seperti ini, yang ingin memiliki dan yang sudah memiliki, seringnya bukanlah hal yang sama.

Tanpa sadar sedikit tertawa pahit, mungkin, ini adalah hal yang setiap orang pernah alami atau akan alami.

Sedangkan aku, tak berdaya mengulangnya sekali demi sekali.

Novel Terkait

Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu