The Winner Of Your Heart - Bab 363 Fanny Hao Pergi Atau Menetap.

"Apakah kamu yakin kamu lulusan universitas ternama ini?" Aku seketika berdiri, "Apakah guru-guru kalian disana tidak menyuruh kalian untuk magang? Atau, kamu adalah seorang loser" loser, adalah orang yang berkemampuan rendah.”

Dia mengigit bibirnya dengan kencang, tidak berbicara sepatah katapun.

Aku melihat dia, hatiku sungguh tidak senang.

Patricia Mi di samping menarik aku, memberi isyarat kepadaku untuk jangan begitu.

Aku bisa merasakan, Fanny Hao sedang ketakutan. Badannya tidak di sadari sedikit bergetar, bahkan gelas teh di tangannya, dia tidak dapat memegang dengan benar.

Aku berbicara dengan datar, "Dengan keahlian seperti ini, kamu dengan bernegosiasi dengan orang lain, apakah mereka bisa memberikanmu hal yang baik?"

Berkata sampai sini, Fanny Hao pelan-pelan meletakkan gelas tehnya, masih menundukkan kepalanya, tidak membiarkan aku melihat matanya.

"Bos, aku, aku mau menyerahkan surat resign saja......" Suaranya sangat rendah, sangat rendah.

Seketika membalikkan badan, aku melanjutkan berkata, "Orang yang tidak memiliki kemampuan, bertemu dengan kesusahaan, selalu kabur. Ingat, kehidupan masyarakat ini adil, tidak peduli kamu lulus dari universitas mana, tidak peduli kamu S1 atau S2, kita harus memiliki kemampuan, jika tidak memiliki kemampuan, lebih baik kamu membawa semua ilmu hasil hafalanmu itu menghidupi kamu sampai tua."

Badannya sedikit bergetar, ingin berbalik, tapi tidak berbalik. Akhirnya, dengan pelan berjalan kedepan pintu.

Patricia Mi mendorong aku pelan, mengisyaratkan aku bahwa aku sudah keterlaluan.

"Jika kamu ingin pergi, tidak usah surat resign, pergi saja langsung sekarang, aku bisa memberimu gaji satu bulan full, dan aku bisa menjamin, dirimu yang seperti ini, di perusahaan manapun, tidak akan bisa bertahan. Karena tidak ada perusahaan yang mau mempertahankan orang cacat, jika ingin orang lain menghormatimu, kamu sendiri juga harus membuktikan, bahwa kamu bukan loser!"

Kata-kataku memang sedikit keterlaluan, dia adalah gadis yang baru masuk ke kehidupan sosial, dan aku mau menjadi wanita kuat seperti Elva An, sifat di suka tidak enakan, bagaimana bisa bertempur dengan dikehidupan sosial yang kejam ini? Jika hari ini tidak memberikannya pembelajaran ini, mungkin suatu saat dia akan lebih rugi lagi, mengalami kegagalan lebih besar lagi..

Fanny Hao Mulai menangis, menurutku dia dari awal sudah seharusnya menangis baru benar, sekarang baru nangis, sepertinya, dia lebih kuat daripada yang aku pikirkan.

Kemudian, dia berbalik badan berjalan pergi.

Menutup pintu, di koridor terdengar suara langkah heels berjalan pergi.

Patricia Mi terlihat sangat marah melihat aku, "Jika kamu seperti ini, orang lain sudah baik membantu kita dalam pekerjaan kita, tapi kamu malah menyuruhnya pergi."

Aku menarik pelan tangan Patricia Mi, dengan tenang berkata padanya, "kita bertaruh ya."

"Bertaruh apa?" Dia sedikit tidak mengerti.

"Bertaruh apakah dia pergi atau tidak." Aku tersenyum dan meminum seteguk teh Guanyin, sebenarnya rasa teh ini tidak buruk. Tehnya masih normal, hanya tidak di buat dengan cara yang benar. Jika di buat dengan cara yang benar, maka akan enak, bahkan sangat wangi. Ini baru teh bermerk, dengan cara yang tepat.

"Jika dia pergi bagaimana?" Patricia Mi masih tidak percaya.

"Jika dia pergi aku akan mewujudkan satu keinginanmu."

"Baik, ini kamu yang berkata ya." Patricia Mi sangat percaya.

Aku berbalik melihat, "Jika Fanny Hao tidak pergi?"

Patricia Mi menggeleng kepala, menandakan tidak mungkin, "Dia adalah gadis yang memiliki harga diri tinggi, kamu mengatainya seperti itu. Jika aku, aku pasti tidak mau disini lagi."

"Kenapa?" Aku membawa rasa penasaran bertanya padanya.

Patricia Mi berkata dengan santai, "Karena mukaku mau di letakkan dimana, aku akan sangat membenci bos yang seperti ini, merasa dirinya selalu benar."

"Hah, apakah seburuk itu." Seketika aku merasa diriku kelewatan.

Saat ini, terdengar suara pintu di ketuk dari depan.

Hatiku seketika berdetak dengan kencang, Patricia Mi dengan pelan berkata masuklah.

Mungkin tadi kita terlalu fokus berbicara, sehingga tidak terdengar suara langkah kaki.

Fanny Hao Kembali lagi, tapi, di tangannya terdapat selembar kertas.

Hatiku berdetak lebih kencang lagi, apakah seperti kata Patricia Mi, dia datang membawa surat resign.

Salah!

Aku memiliki perasaan menebak yang sangat khusus, saat dia masuk dia melihat aku sekilas, walaupun matanya terlihat merah, tapi sudah tidak ada air mata. Dia sepertinya, bukan orang yang seperti di katakan Patricia Mi.

Saat ini, Patricia Mi terlihat sangat bangga dan menendang kakiku dengan ringan.

Tapi hal ini belum sampai akhir, jadi tidak bisa memutuskan dengan sembarangan.

Fanny Hao Menghirup nafas dalam-dalam, dia terduduk didepanku, "Bos, maafkan aku, aku tahu bahwa aku sendiri yang tidak memiliki kemampuan."

Wajahku mengeluarkan ekspresi kecewa, dan berkata dengan datar, "Tidak perlu minta maaf, bukankah kukatakan, tidak perlu surat resign."

Tapi, dia malah menggeleng kepalanya, "Bukan, ini bukan surat resign, ini surat perjanjian, dan juga berjanji akan menyelesaikan kerjaan ini dengan baik jika tidak aku akan di kenai sangsi. Bos jika masalah iklan dalam waktu dekat ini masih belum selesai aku urus, aku akan mengundurkan diri, dan tidak mau menerima gaji sedikitpun."

Mendengar sampai sini, bibirku sedikit melengkung ke atas.

Sebaliknya, aku mencubit pelan pantat Patricia Mi.

Dia terkejut, kemudian diam-diam memukulku.

Aku tidak mengatakan apapun, hanya memberi dia harga diri, dan dengan pelan menulis semua permintaanku terhadapnya, mengenai waktu kesepakatan dengan pihak stasiun TV.

Aku melihat dia sampai selesai menulis, dan melihat dia menandatanganinya.

Aku menerimanya, dan menulis tanggal.

Aku mengeluarkan senyuman bahagia, "Terima kasih bos telah memberikanku kesempatan ini, aku pasti tidak akan mengecewakanmu."

Setelah selesai berbicara, dia membungkukkan badan memberi hormat kepadaku, dan keluar dari ruang kantor.

Tidak berapa lama, Patricia Mi keluar dari sisi badanku.

Dia merasa tidak masuk akal melihat kepadaku, seperti sedang melihat monster.

"Kamu akhir-akhir ini melakukan sihir apa, bisa membuat dia berbuat seperti apa katamu. Tidak hanya tidak pergi, tapi juga membuat surat perjanjian menjamin kerjaan yang kamu berikan akan di kerjakan dengan baik. Menurutku, dia di perlakukan seperti ini, seharusnya dari awal dia sudah tidak bisa menerimanya," mungkin, pemikiran Patricia Mi sama seperti pemikiran orang pada umumnya.

Sama, mengubah kepercayaan orang yang sudah masuk ke dunia kerja, 90% keatas, pasti akan pergi, dan bisa berpikir bahwa perusahaan ini adalah sampah, tidak bisa menghormati orang, dan tidak mengerti menghargai orang berprestasi.

Tapi, Fanny Hao berbeda.

Pertama-tama mungkin karena dia lulus dari universitas bernama, pendidikan yang dia terima tidak sama, dan daya menyesuaikan diri miliknya lebih baik dariku. Ini cukup membuatnya dapat bertahan di masa sulitnya. Yang terpenting adalah saat aku melihat CV nya, dia sudah melakukan ujian IT 2 tahun, tidak lewat, tahun ke 3 baru lewat. Hanya sedikit ini, tidak susah untuk terlihat, dia bukan orang yang gampang menyerah terhadap keadaan susah, semakin susah, dia semakin ingin berjuang. Ini juga karena apa, dia bisa mengajukan surat perjanjian itu, dan bukan karena susah sehingga menyerah.

Masa susah itu datang, kita baru bisa bertumbuh.

Jika orang di kehidupannya lancar seperti angin, mulus, kalau begitu ada istilah 2 makna kehidupan manusia

Meskipun kamu adalah orang terkaya di dunia, kamu juga masa sulitmu sendiri.

Karena kehidupan orang, dengan orang lain tidak ada beda.

"Baiklah, sekarang saatnya kamu yang berhutang mewujudkan keinginanku." Aku tersenyum melihat kepada Patricia Mi.

Patricia Mi mulai berpura-pura bodoh, "Cih, aku hanya bertaruh dia pergi atau tidak, dia juga berkata, dia pergi atau tidak masih belum pasti, jadi masalah kita siapa yang menang masih belum pasti."

Aku dengan pasrah menggeleng kepala, perempuan memang bukan mahkluk yang membicarakan moral.

Tapi, kali ini aku bermaksud untuk menanganinya sendiri dan tidak menyuruhnya pergi, sebenarnya aku sedikit khawatir. Lagi pula dia itu orang baru, pengalaman mungkin tidak cukup, jika dia bisa membuat mereka setuju, bisa jadi dia juga mengalami kerugian yang besar. Jika perusahaan mengalami kerugian tidak masalah, tapi jika dia seorang gadis karena berjanji kepadaku dan di lecehkan oleh orang lain, maka itu akan menjadi dosaku.

Aku segera mengirimkan pesan singkat kepada Jeffrey Cheng, menyuruhnya besok pergi bersama Fanny Hao, setidaknya di produksi baru ini, biar aku sendiri yang pergi melihatnya.

Masalah ini untuk sementara waktu seperti ini, malam saat pulang kerja, aku bertemu dengan Fanny Hao lagi.

Dia sudah belajar berani untuk mengangkat kepalanya kepadaku, tapi masih tidak berani menatap mataku.

"Apakah aku terlihat begitu jelek?" Aku bercanda dengannya.

Wajahnya seketika menjadi merah, kemudian dengan panik menggeleng kepalanya dan berkata, "Tidak, bos sangat tampan."

"Benarkah? Tapi kenapa ada orang yang tidak memiliki keberanian untuk menatap mataku."

Dia tidak berkata apapun, tapi, malah mengangkat wajahnya dan tidak menunduk sedikitpun.

Aku tersenyum, didalam pengelihatannya aku perlahan-lahan melangkah pergi.

Novel Terkait

The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu