The Winner Of Your Heart - Bab 312 Raut Muka Sophia Zheng

“Sophia!” Akhirnya, orang yang mempunyai kebun berbicara.

Alexander Zheng berjalan selangkah demi selangkah dengan tongkat.

Mengikuti di belakang, ada tamu yang semeja dengannya, diantaranya termasuk Charles Mi.

“Apa kamu tahu kenapa aku tidak membiarkan pasangan suami istri baru keluar bersulang?” Alexander Zheng melotot sebentar, “Aku tidak ingin mereka melihat wajahmu yang sekarang ini.”

Sophia Zheng bagaimanapun tidak menyangka ayahnya bisa membicarakan dia seperti ini, “Ayah, apa ada kesalahan yang aku lakukan?”

Iya, bagaimanapun juga aku begitu setia, aku begitu menjaga rumahku dan juga kebunku.

“Apa perkataanku sudah tidak berguna lagi?” Alexander Zheng marah.

“Aku....”

“Adik, kamu minggir sebentar.” Ronald Zheng berkata dengan samar.

Kali ini Sophia Zheng baru keluar dari kerumunan dengan tidak senang, mulai menangis.

Mungkin, dia masih merasa sedih.

Hampir semua pandangan orang melihat ke arahku, mungkin, kebanyakan dari mereka mengenalku, bahkan tahu aku adalah mantan pacar Danielle Xia. Tapi, aku terus menundukkan kepala, siapapun tidak menyadariku. Sampai sekarang, aku ditarik keluar oleh Sophia Zheng.

“Kenapa kamu datang tidak menyapa?” Alexander Zheng tersenyum kepadaku.

Aku mengira karena hal yang terakhir kali, dia akan menjadikanku target, tapi sekarang kelihatannya aku yang berpikiran sempit. Hanya saja kenapa dia mau menikahkan Danielle Xia dengan orang seperti ini? Jelas-jelas Alexander tahu Nico mengincar World Corp milik Keluarga Zheng.

“Aku hanya ingin datang melihat Danielle Xia sebentar, setelah melihatnya langsung pulang.” Aku berkata dengan samar dan biasa.

“Kamu anak ini, masalah Danielle sudah berakhir. Oh iya, bagaimana perusahaanmu sekarang?” Alexander Zheng meminta kita duduk, sedangkan dia duduk di sampingku.

“Perusahaan masih lumayan, hanya muncul sedikit masalah saja sementara.” Saat berbicara, pandanganku terarah ke Charles Mi.

Charles Mi sebaliknya mendengus dingin, mengeluarkan ekspresi aku tidak tahu apa-apa.

“Oh, begitu.” Alexander Zheng berkata dengan samar, “Anak muda, kamu harus bertahan, aku merasa optimis tentangmu, bahkan aku percaya kamu akan menjadi seorang berbakat yang tidak biasa. Takutnya kami orang-orang yang lebih tua satu generasi ini akan memandangmu nanti.” Tiba-tiba, dia mendekat, berkata dengan suara kecil di telingaku.

Di bawah semua tatapan terkejut semua orang, aku mendengarkan dengan diam perkataan Alexander Zheng.

Aku mengangguk, semua perkataan terima kasih yang ingin aku katakan di awal, tidak terucap dari mulutku.

Charles Mi memandangku dengan tatapan rumit, ada tatapan berjuang di matanya. Seperti sangat tidak mengerti hubunganku dengan Alexander Zheng, sama juga, dia tidak tahu Alexander Zheng mengatakan apa kepadaku.

“Kamu anak ini, sepatah kata terima kasih pun tidak ada?” Alexander Zheng berkata ringan.

Aku agak sedikit tertegun, tapi masih berkata terima kasih.

Mungkin orang lain tidak tahu, tapi aku sangat jelas, apa yang dikatakan Alexander Zheng kepadaku.

“Kamu mungkin tidak bisa menunggu Danielle Xia, kalau tidak segera pulang setelah makan, oh iya, berikan padaku kode registrasi perusahaanmu, aku ingin memberimu sedikit investasi.”

Perkataan ini keluar dari mulut Alexander Zheng, aku melihatnya dengan sedikit tidak percaya.

Termasuk Elva An di samping, kami sangat terkejut.

Bahkan Charles Mi pun sedikit tidak berani percaya, melihat Alexander Zheng dengan sedikit melongo, “Ayah, jangan bercanda.”

“Apa aku terlihat seperti orang yang sedang bercanda?” Alexander Zheng tertawa, tapi sekarang siapapun jelas, perkataan ini tidak sesederhana bercanda.

Aku segera membungkuk hormat, berterima kasih dari lubuk hati.

Aku tidak menyangka dia akan membantuku begini, bahkan berkata akan investasi.

“Tentang saham dan lainnnya, aku akan mengirim orang ke perusahaanmu nanti, masalah hari ini sampai di sini dulu untuk sementara. Dan juga, aku juga meminta maaf padamu karena putri saya yang seenaknya barusan, aku harap kamu tidak terlalu mengindahkannya.”

Orang besar bagaimanapun tetap orang besar, selamanya membuat orang tidak bisa menebak isi hati mereka.

Mungkin dia sedang tertawa, tapi mungkin hanya tertawa di luar saja. Sedangkan saat kamu mengira dia akan marah, sebaliknya dia malah memuji kamu. Yang benar-benar membuat orang takut bukanlah musuh di luar, melainkan bahaya yang tidak terasa. Aku mengaku Alexander Zheng sangat baik padaku, tapi, aku dari awal merasa dia sangatlah berbahaya, bahaya ini tidak bisa aku jelaskan, tapi selalu ada.

Tapi kali ini, Alexander Zheng termasuk sangat membantuku, jadi ucapan terima kasih yang ku ucapkan dari lubuk hati, juga sungguh-sungguh.

Saat keluar dari hotel, aku melihat Elva An di sebelahku.

Dia sepertinya tidak melakukan apapun, tapi bila sekarang aku pikir-pikir, kalimat “Freddy Shen” yang dia katakan itu sepertinya sengaja.

Dia jelas-jelas tahu bila diucapkan akan ada orang yang mencari masalah denganku, tapi dia masih saja mengatakannya. Seperti ingin aku dan Alexander Zheng bertemu muka dengan muka.

Bahkan, bertanya padaku, apa aku membencinya, mungkin ingin mendorong ketidakpuasan hatiku.

Tujuannya, mungkin agak jelas.

“Sangat tidak disangka, Kakek Zheng sangat baik padamu.” Elva An mengambil kotak kecil yang dibagikan saat kondangan, mengeluarkan sebuah permen dari dalamnya.

Aku tersenyum samar, “Aku juga tidak menyangka.”

“Kenapa, sepertinya kamu ada pikiran. Oh iya, Kakek Zheng mengatakan apa di kupingmu?” Dia masih sangat ingin tahu, kupingnya didekatkan ke samping bibirku, dadanya tepat berada di bawah pandanganku.

Aku menelan air liur, meletakkan masalah ini ke dalam hati.

“Kamu begitu ingin tahu?”

“Tentu saja, aku berani berkata, setiap orang di tempat sangat ingin tahu apa yang Alexander Zheng katakan padamu.” Elva An memajukan mulutnya.

“Tidak berkata apa-apa.” Sebenarnya, memang tidak berkata apa-apa.

“Kalau begitu kamu katakan padaku....” Sambil berkata, dia kembali mengeluarkan sisi genitnya, mulai manja di sampingku. Tidak henti-hentinya menyikutku dengan lengannya, seakan tidak akan berhenti bila aku tidak memberitahunya.

“Dia berkata, Elva An adalah wanita yang baik, menyuruh aku untuk menghargainya.” Aku tertawa nakal.

“Pergi sana.” Wajah Elva An memerah, sambil berjalan ke samping, sengaja tidak memedulikanku.

Sebentar kemudian, dia kembali menempel padaku, “Benar bilang begitu?”

“Kalau tidak?”

Lift sudah sampai, aku turun dari lift sebentar.

Elva An masih ingin bertanya lagi, tapi aku menerima telepon.

Patricia Mi yang menelepon.

“Kamu dimana, hu hu.....meninggalkan aku sendiri di sini.” Setelah memiliki hubungan di level ini dengannya, Patricia Mi tidak sulit diatur lagi, mungkin sifatnya itu untuk orang luar, sedangkan aku, sepertinya sudah tinggal di dalam hatinya.

Aku buru-buru berkata, “Bukankah aku keluar membelikanmu makan, oh iya, apa kamu tidak melihat catatan?”

Aku kira dia akan melihat catatan yang aku tinggalkan, tidak disangka dia masih meneleponku. Tapi untung saja aku sudah keluar dari hotel, juga tidak terjadi apa-apa dengan lancar. Kalau tidak waktu menjawab telepon pun tidak ada.

Aku tidak mendengar jelas apa yang Patricia Mi gumamkan di dalam telepon, setelah mengatakan beberapa kalimat lalu menutup telepon.

“Kenapa? Sejak kapan mulai terlibat dengan gadis kecil itu?” Elva An tertawa menawan.

“Sudahlah, Kak An, waktu seperti ini masih menertawakanku, kalau tidak kamu menyetir antar aku kembali ke perusahaan saja.”

“Aku lihat kamu ini sudah tidak sabar kembali bertemu dengan pacar kecilmu itu kan.” Elva An berkata dengan bercanda.

Mulutnya adalah miliknya, aku juga tidak bisa menahan apa yang ingin dia katakan. Hanya mengikuti dia masuk ke mobil, langsung melaju menuju kantor.

Sebenarnya menghadiri pernikahan Danielle Xia kali ini, hatiku memiliki pikiran sama-sama kalah, tapi tidak disangka sampai di akhir aku tidak bisa melihat wajahnya. Hanya melihat wanita yang memakai pakaian pengantin, kepala yang tertutup, masuk ke kapel dengan menggandeng Nico Li.

Kata-kata yang ingin kuucapkan saat bertemu dengan Danielle Xia, akhirnya terkubur di lubuk hati, takutnya, ini adalah ucapan yang tidak bisa ku ucapkan seumur hidup.

Sama juga, mulai sekarang, Danielle Xia dan aku sudah tidak memiliki hubungan sedikitpun.

Mungkin tidak ada ikatan dengannya, aku lebih bisa melakukan urusanku.

Novel Terkait

Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu