The Winner Of Your Heart - Bab 218 Tidak Mampu menanggungnya

Mendengar aku akan kembali ke Nanning, Bob Hu tidak menahanku, juga tidak membicarakan hal Danielle Xia atau Nico Li lagi kepadaku.

Tidak tahu apakah karena terkena hujan, ataukah karena aku tidak begitu tidur beberapa hari, aku merasa agak lelah, sangat ingin berbaring di kasur, istirahat dengan baik.

Akhirnya, aku berpamitan dengan Bob Hu, turun di jalan selanjutnya, lalu memanggil taxi pulang ke rumah.

Hujan musim gugur masih turun deras, setelah turun dari taxi aku tiba-tiba merasa dingin, sepertinya musim dingin benar-benar akan datang.

Di rumah tidak ada satu orang pun, saat ini mereka seharusnya masih bekerja, aku kembali ke kamarku, membuka bajuku yang basah, membuka lemari pakaian mencari baju tidur yang bersih untuk ganti.

Tiba-tiba aku melihat seprai yang familiar, dengan diam aku menaruh kembali di lemari pakaian, noda merah itu masih menusuk mata.

Aku memandang seprai itu, agak lama, akhirnya menutup lemari pakaian.

Seperti sangat lelah tidak memiliki tenaga untuk mandi lagi, aku memakai baju tidur yang bersih, berbaring di atas kasur menghela napas panjang, lalu memejamkan mata.

Aku terlalu lelah, aku ingin istirahat dengan baik.

Dalam kebingungan, aku seperti bermimpi banyak, tapi saat aku sedikit sadar, aku lupa mimpi itu.

Kepalaku sedikit pusing, mulutku kering, lagipula mataku seperti digantungi timah, sangat berat, aku membuka mata sekuat tenaga, saat akan bangkit berdiri aku tiba-tiba merasakan pusing yang hebat, bahkan merasa dingin.

Tiba-tiba, aku menyadari aku jatuh sakit, seperti terakhir kali.

Kehujanan dua hari berturut-turut, terlebih lagi hari ini kehujanan sangat lama, ditambah faktor suasana hati, benar-benar jatuh sakit.

Kamarku gelap gulita, di luar jendela ada sedikit cahaya lampu, sekarang sudah malam. Aku duduk di tepi kasur istirahat, lalu mencari baju untuk dipakai, pelan-pelan berjalan keluar kamar,

ingin mencari minum.

Lampu ruang tamu menyala Elly Lu sedang duduk di sofa bermain ponsel, melihatku berjalan keluar, dia mengangkat kepala melihatku, sama seperti dulu tidak berekspresi, hanya mengangguk dengan sederhana menyapa.

Aku berusaha mengeluarkan senyum, tersenyum padanya, berpegangan furnitur berjalan ke sebelah dispenser.

"Kamu sakit?" Elly Lu tiba-tiba bertanya, seharusnya menyadari kejanggalanku.

"Iya." Aku menganggukan kepala.

"Flu atau demam?"

"Tidak tahu." Sambil berbicara, aku mengambil gelas berjalan kembali ke kamar.

"Tidak pergi periksa ke rumah sakit?"

"Tidak perlu, aku ada obat."

Terakhir kali saat sakit, obat yang aku beli ditemani Glorian Su masih belum habis.

Aku tersenyum terhadap Sandra Lu, pelan-pelan berjalan kembali ke kamar, mencari obat di lemari di kepala kasur, setelah makan meneruskan berbaring di atas kasur.

Merasa pusing, tidurku sangat tidak nyaman, tidak berapa lama kembali terbangun, menyadari diriku selain tidak ada tenaga, juga lapar.

Sepertinya sangat sulit untuk keluar membeli makan, aku hanya bisa mengeluarkan ponsel memesan pesan antar.

Menunggu kurang lebih setengah jam, ada suara ketukan di luar, seharusnya pesan antar sudah tiba, aku buru-buru turun dari kasur berjalan ke arah ruang tamu.

Elly Lu mewakiliku mengambil pesanan, setelah menutup pintu dia meletakkannya di atas meja ruang tamu, berkata : “Cepat kemari makan, harus banyak makan bila sakit.”

“Terima kasih.” Aku tertawa, saat berjalan maju tiba-tiba kakiku lemas, tubuhku tanpa sadar terjatuh ke depan.

Aku buru-buru berpegangan pada sandaran sofa, baru bisa menahan tubuhku agar tidak terjatuh.

Elly Lu terkejut, dia memandangku dengan kaget, berkata dengan panik : “Ya Tuhan, kamu kenapa? Lebih baik kalau cepat-cepat ke rumah sakit?”

“Tidak apa-apa, pasti karena demam saja, kepalaku sangat pusing.”

“Aku tertawa seakan tak ada apa-apa, melanjutkan berjalan perlahan menuju sofa duduk, mengambil makanan di atas meja ruang tamu.

Ingat saat terakhir kali aku demam, sekujur tubuhku lemas, tapi saat itu masih ada Glorian Su yang mengurusku.

Sekarang, Glorian Su sudah pergi, Danielle Xia juga meninggalkanku, mulai sekarang hanya ada ku sendiri.

Hehe, sebenarnya sendirian juga bagus, tidak ada apa-apa bisa pergi ke jalan Nanguo minum dan bernyanyi.

Seperti sekarang, masalah makanan pesan antar saja sudah terselesaikan, betapa sederhananya.

Sembari mengejek diri sendiri, sambil makan, Elly Lu tidak menyuruhku pergi ke rumah sakit lagi, tapi dia terus menatapku dengan cemas, seperti takut aku tiba-tiba meninggal.

Aku tersenyum menyuruh dia untuk santai, dengan memaksa makan untuk mengisi perut, setelah aku membereskan sisa makanan aku kembali ke kamar, meneruskan berbaring di kasur tidur.

Sekali tidur sampai langit terang, saat aku terbangun masih merasa sakit kepala, walaupun terbungkus selimut aku masih merasa dingin, sangat jelas demamku masih belum turun.

Aku mengambil ponsel, melihat beberapa panggilan tidak terjawab, bukan Danielle Xia yang menelepon, tapi Alicia Fang.

Membuka Wechat, aku melihat pesan dari Lauren Luo dan Jeffrey Cheng, dan juga Alicia Fang, mereka semua menanyakan apakah aku terluka, kejadian di pintu masuk Yufei, pasti sudah tersebar sampai telinga mereka.

Aku membalas pesan mereka satu persatu, memberitahu mereka aku tidak apa-apa, meminta mereka jangan khawatir, lalu kembali menggunakan ponsel memesan pesan antar.

Setelah makan, aku tidak menghiraukan Wechat, setelah kembali minum obat aku meneruskan tidur berselimutkan selimut.

Tidak tahu tidur berapa lama, dalam kebingungan aku tiba-tiba merasa dahiku dingin, sangat nyaman, setelah beberapa saat aku kembali merasa ada orang yang merletakkan tangannya di atas dahiku, tangan yang sangat lembut.

Aku tiba-tiba terbangun, dengan sekuat tenaga membuka mata, dalam keburaman aku melihat sebuah wajah yang familiar, dantik manis dan penuh dengan kepedulian.

Glorian Su!

Apa ini mimpi? Bagaimana dia bisa ada di sebelahku? Bukankah dia pergi ke Hengdian?

“Freddy Shen, kamu sudah bangun?” Glorian Su berkata gembira, mendekatkan wajah gembiranya kehadapanku.

Aku melihatnya tanpa percaya, tidak dapat berbicara apa-apa.

“Freddy Shen kamu kenapa? Ayo bicara.” Muka Glorian Su tiba-tiba berubah menjadi khawatir.

Aku tersadar, membuka mulut : “Glorian Su....bagaimana kamu bisa ada di sini?”

Melihatku berbicara, Glorian Su menghela napas lega, sambil meletakkan handuk dingin di atas keningku, sambil berkata : “Kemarin malam, Elly Lu meneleponku berkata kamu sakit, bahkan berkata kamu pingsan, aku buru-buru meminta izin cuti sehari ke sutradara, pagi ini kembali ke sini.”

Dia mengatakan dengan tenang, tapi hatiku merasa tersentuh, walaupun tahu aku mencintai orang lain, tapi dia masih begitu baik padaku, masih begitu peduli padaku.

Saat aku tidak berbicara, dia bangkit berdiri, tersenyum manis padaku, berkata : “Freddy Shen, kamu sudah tidur seharian, pasti lapar, aku sudah membuat bubur, aku akan membawakannya kemari.”

Aku masih tidak berbicara, dengan diam melihatnya menjauh, hatiku yang tersentuh tiba-tiba menjadi bersalah, semakin lama semakin kuat.

Tidak berapa lama, Glorian Su membawa semangkuk bubur masuk, duduk di samping kasur, mengambil sesendok bubur, mendekatkannya ke samping bibir dan meniupnya.

“Glorian Su, aku sendiri saja.” Melihat sampai sini, akhirnya aku tidak tahan dengan sekuat tenaga duduk.

Aku sudah cukup merasa bersalah terhadapnya, bila masih membiarkan dia menyapiku bubur, aku takut aku tidak dapat menanggungnya.

Glorian Su tidak menentang, buru-buru meletakkan bubur di lemari di kepala kasur, mengulurkan tangan memapahku, sambil dengan ringan menyuruhku untuk pelan sedikit.

Saat itu, aku duduk, dia memberikan bubur itu kepadaku, tiba-tiba bertanya :

“Oh iya, Freddy Shen.” Dia tiba-tiba bertanya, “Bagaimana dengan Direktur Xia? Kamu sakit begitu parah, apa dia tidak datang melihatmu?”

Novel Terkait

Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu