The Winner Of Your Heart - Bab 69 Nada Bicara Seorang Istri

Sejak setelah Paula Jiang dan Jim Tan putus, saya sudah tidak pernah bertemu dengannya. Kemarin malam aku dan Jim Tan masih membicarakannya, tak disangka sekarang dia mencari ku.

Sekarang dia sedang memusingkan perceraian, mendengar dari Jim Tan, dia sudah berpisah tempat tinggal dengan suaminya, tampaknya dia tidak begitu baik hari-hari ini.

Tidak berapa lama, Paula Jiang menjemputku dengan mobil kumbang, mobil itu sangat cocok dengan gayanya.

Dia tidak banyak berubah, masih kurus sama seperti dulu, tetapi cara berdandannya lebih elok dan lebih cantik dari pada yang dulu.

Wanita dalam kehidupan yang berkualitas tinggi, dalam kosmetik dan pakaian kelas atas, selalu bisa berubah menjadi lebih cantik.

Selain itu, dia juga memiliki kedewasaan dan pengetahuan yang sedikit lebih tinggi, saat melihat ku, dia tidak lincah dan lucu seperti dulu lagi, hanya melambaikan tangan kepada ku: “Hai! Freddy Shen, sudah lama tak jumpa, masih begitu tampan.”

“He he! Harusnya lebih tampan dari sebelumnya kan? Aku tertawa dan berjalan ke arahnya, “Kamu juga lebih cantik dari pada yang dulu.”

“Masih sangat narsis.” Dia tertawa menjadi seperti setangkai bunga.

“Naik lah.”

Paula Jiang membawaku ke sebuah tempat yang tidak terlalu berkelas, tetapi kelihatannya itu adalah sebuah warung bubur yang sangat tua.

Kami duduk, setelah dengan gamblang bertanya tentang situasi akhir-akhir ini, dia bertanya: “Alicia Fang bilang beberapa hari yang lalu kamu masih di Nanning, sudah bertemu dengan Jim Tan kan?”

“Ya.” Aku menganggukan kepala, tertawa: “Kamu merindukannya?”

“Bicara yang baik!” Paula Jiang memelototi ku.

“He he.” Aku menyeringai, “Keadaanya masih baik, pekerjaannya relatif stabil, belum lama ini naik jawabatan. Aku dengar, kamu mau bercerai?”

Air muka Paula Jiang tidak berduka dan sedih, dia hanya menghela nafas, berkata: “Tidak bisa dilanjutkan lagi, saya sudah berpikir lama, dan memutuskan untuk bercerai.”

“Ya ya, kalau sudah tiba saatnya ingat untuk mentraktir ku minum bir. Ketika kamu menikah aku tidak pergi, ketika bercerai aku pasti akan pergi.”

Paula Jiang menatapku dengan sinis, “Kalau begitu haruskah aku menerima angpao sekali lagi?”

“Ha ha ha!” aku tidak dapat menahan untuk tertawa, kemudian bertanya padanya lagi: “Ada rencana apa setelah bercerai?”

Paula Jiang menggeleng-gelengkan kepala: “Sementara ini masih belum tahu, ada kemungkinan kembali ke Nanning, di Nanning ada banyak teman, dan juga ada kemungkinan pergi ke kota Bin, ibu ku dan kakak laki-laki ku semuanya ada di kota Bin, yang pasti tidak akan tinggal di Guangzhou.”

Selesai berbicara, dia menghela nafas: “Tidak usah bahas masalah ku lagi, ayo bahas tentang mu. Alicia Fang masih tidak bisa melupakan mu, dan juga, perasaanya dan pacarnya belakangan ini tidak stabil, kamu ada rencana untuk kembali dengannya tidak?”

“He!” aku tertawa, “Sebenarnya, belum berapa lama yang lalu aku sudah mencoba untuk mendapatkannya kembali, tetapi, dia menolak.”

Mendengar perkataan ku, Paula Jiang terdiam, dan tidak tahu harus berkata apa.

Aku tahu, Paula Jiang menanyakan pertanyaan ini, sebenarnya dia ingin tahu Jim Tan mau atau tidak kembali dengannya.

Karena aku dan Jim Tan sangat mirip, kalau aku mendapatkan kembali Alicia Fang, sangat mungkin Jim Tan juga akan terpengaruh, akhirnya juga akan memilih untuk kembali dengan Paula Jiang.

Baik laki-laki ataupun perempuan, jika sudah bergaul lama, pasti dapat mempengaruhi yang lainnya.

Tetapi yang tidak diketahui Paula Jiang adalah, kemarin malam Jim Tan berkata pada ku: ‘manusia tidak ada jalan untuk menoleh ke belakang! Banyak hal, yang berlalu biarlah berlalu, kembali mengejarnya, juga tidak akan menemukan perasaan yang sama seperti yang awal.’

Perkataannya itu, menjelaskan bahwa dia sudah tidak ingin kembali dengan Paula Jiang, bahkan jika paula Jiang bercerai, sejak saat ini dia sudah kekurangan perlindungan cinta.

Aku tidak mengatakan perkataan Jim Tan kepada Paula Jiang, sekarang dia sudah menderita, terluka karena perceraiannya, aku tidak bisa menambahkan sebilah pisau padanya lagi.

Aku dan Paula Jiang makan bubur sambil mengobrol, tiba-tiba aku menerima pesan Wechat dari Danielle Xia: ‘Freddy Shen, bagaimana perkembangan Guangzhou?’

Aku membalas: “Semuanya berjalan dengan lancar, perjanjian agen telah ditandatangani hari ini.’

‘Baiklah kalau begitu, kalau begitu besok pagi kamu segeralah kembali ke kota Bin, akan ada angin topan lagi di kota Bin, dan itu akan berlanjut selama beberapa hari, saya khawatir ada banyak penerbangan yang akan ditunda, kamu akan tertahan di Guangzhou selama beberapa hari, saya khawatir kamu tidak sempat menyusul pertemuan bulanan perusahaan.

‘Baik, kalau begitu besok saya segera naik penerbangan yang paling pagi.’

‘Ya, kamu harus lebih memperhatikan dirimu sendiri, jangan terlalu banyak minum bir.’

Melihat kata-kata di layar ponsel, aku tidak tahu harus membalas apa, nada Danielle Xia pada kalimat itu, membuat ku merasa seperti seorang istri yang memperhatikan suaminya yang sedang di luar.

Tetapi, itu hanya perasaan ku saja, itu tidak nyata.

Aku membalasnya dengan kalimat singkat ‘Aku akan memperhatikan diri ku, terima kasih’, kemudian setelah menunggu lama, aku tidak lagi melihat pesan yang dikirim Danielle Xia, lalu aku mematikan Wechat.

“Pacar baru?” Paula Jiang melihat kedua mata ku, bertanya dengan penasaran.

Aku menggelengkan kepala dan tersenyum: “Bukan, atasan perusahaan.”

“Oh.” Aku menundukan kepala dan makan bubur, setelah beberapa saat kami mengobrol lagi tentang topik pembicaraan yang lain.

Selesai makan bubur dengan Paula Jiang, dan setelah kembali mengobrol cukup lama, dia mengantar ku kembali ke hotel, kemudian pergi.

Saat berpisah, dia mengatakan pada ku, setelah lewat beberapa saat dia akan kembali ke kota Bin, pergi mengunjungi ibu dan kakak laki-lakinya, mengenai apakah dia akan tinggal di kota Bin, untuk sementara waktu masih belum tahu.

Di kota Bin kakak laki-lakinya bekerja sebagai security, pada tahun-tahun awal dia sudah menghasilkan banyak uang, dia sudah membeli rumah di kota Bin dan sudah menikah, ibunya ikut pergi tinggal di sana.

Dan ayahnya, sudah meninggal karena sakit ketika dia kuliah.

Setelah kembali ke kamar hotel, setelah menjelaskan beberapa pekerjaan kepada pramuniaga, aku membuka laptop memesan penerbangan yang paling pagi ke kota Bin pada hari kedua.

Pramuniaga ku masih akan tinggal di Guangzhou, termasuk Jeffrey Cheng, dia juga akan tinggal di Nanning selama beberapa waktu, membantu agen komersial membuka pasar dan akan kembali ke kota Bin dalam beberapa hari.

Sekarang ini, selain Guangzhou dan Guangxi, saluran di provinsi lain di Cina Selatan perkembangannya tidak lancar, aku menyuruh para pramuniaga di provinsi lain menurunkan persyaratan penjualan mereka, mencari perusahaan yang cocok dan potensial dan membiarkan mereka melakukannya terlebih dahulu.

Kalau mengikuti rencana pemasaran ku, membiarkan agen komersial mengambil beberapa daftar pembelian, mereka akan merogoh uang untuk membeli barang dengan sendirinya. Tunggu mereka mendapatkan uang, dan setelah merasakan keuntungannya, mereka pasti akan menghemat uang untuk pasokan, dan akan menanam lebih banyak tenaga untuk pergi mengerjakannya.

Kalau ada provinsi yang volume penjualannya benar tidak bisa dilakukan, maka aku sendiri yang akan pergi ke sana lagi, kembali mencari agen baru.

Pada siang hari di hari kedua, setelah aku kembali ke kota Bin, angin topan datang.

Aku naik kereta bawah tanah pulang ke tempat kediaman terdekat, saat keluar dari stasiun, aku melihat angin kencang dan hujan petir sedang merusak di dalam kota.

Aku tidak membawa payung, jarak ke tempat kediaman masih membutuhkan perjalanan selama beberapa puluh menit, kalau mau pergi, banyak tempat yang akan aku lewati yang tidak menutupi hujan, pasti akan basah kuyup.

Tetapi, angin topan tidak berhenti, hujan pasti tidak akan berhenti, kalau terus menetap di stasiun kereta bawah tanah, aku juga tidak tahu mau menunggu sampai kapan baru bisa pergi. Ingin naik taksi makin tidak mungkin.

Tidak ada cara lain, aku terpaksa memeluk tas laptop, berlari ke bawah atap di sebelah jalan, kemudian sepanjang jalan di bawah naungan atap pulang ke rumah.

Sampai di kediaman, seluruh tubuh ku sejak awal sudah basah kuyup, aku segera memeriksa laptop dan handphone apakah kemasukan air. Saat ini, tiba-tiba handphone ku berdering, Danielle Xia yang menelepon.

Aku mengangkat telepon, kemudian mendengar suara Danielle Xia yang agak khawatir: “Freddy Shen, apakah kamu sudah kembali ke kota Bin? Sekarang ada angin topan.”

“Tenang direktur Xia, saya sudah kembali, dan baru saja masuk kerumah.”

“Oh, baiklah kalau begitu.” Danielle Xia menghela nafas lega, kembali bertanya: “Sekarang turun hujan lebat, bagaimana kamu pulang ke rumah? Kamu basah kuyup atau tidak?”

“Basah kuyup, bahkan celana dalam pun juga basah.” Aku berkata dan tertawa, aku melepaskan sabuk sambil berjalan ke arah kamar ku.

“Ha? Kalau begitu cepat kamu mandi air panas, kemudian rebus air jahe dan minum, angin topan hari ini membuat udara tiba-tiba menurun, kamu yang basah kuyub saat ini, akan sangat mudah jatuh sakit.”

Mendengar perkataan ini, aku menghentikan langkah kaki ku, dalam hati ku ada perasaan hangat.

Danielle Xia menggunakan nada bicara seperti itu memperhatikan ku!

Sejak aku membantu dia membeli kertas hari itu, selama beberapa hari terakhir dia terus menunjukan perhatian kepada ku, kalau begitu, apakah benar dia menyukai ku?

Setelah hening beberapa saat, aku tiba-tiba bertanya padanya: “Direktur Xia, kenapa kamu begitu memperhatikan ku?”

Novel Terkait

Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu