The Winner Of Your Heart - Bab 40 Pikachu Yang Bahagia

“Tommy, coba hitung dulu berapa banyak aku berhutang denganmu.”

“Tidak usah dihitung dulu lah, kalau benar-benar dihitung, saya khawatir kamu bisa menangis, tunggu kamu punya uang baru bahas lah.” Jim Tan menjawab dengan malas.

“Saya menjawab dengan sedikit kesal: “Saya sudah punya uang, daftar perusahaan game yang waktu itu saya bilang ke kamu, sudah di kerjakan, perusahaan memberiku komisi lebih dari 100 juta.

“Sungguh?” Jim Tan sangat terkejut, dia berkata dengan terburu-buru juga gembira: “Kau tunggu, sekarang saya hitung.”

Saya mengiyakan, lalu saya mendengar suara bergumam berbisik dari telepon, juga ada serangkaian angka, jelas sedang mengingat berapa banyak uang yang sudah dipinjamkan ke saya.

Saya tentu tidak ingat, yang pasti dalam setahun ini, setiap kali tidak punya uang saya selalu mencarinya, yang sedikit ratusan, yang banyak satu sampai dua ribuan, saya tidak ingat sudah meminjam berapa kali. Saya sendiri malas untuk mencatatnya, dia juga tidak akan mencatatnya

Setelah beberapa saat, saya mendengar Jim Tan mengatakan sesuatu di telepon, kemudian berkata tanpa daya kepadaku: “Sudah tidak ingat, kira-kira 32 juta atau 34 juta lah, atau mungkin tidak sampai.”

“Kalau begitu kembalikan ke kamu 40 juta lah.”

“Kenapa begini murah hatinya?”

“Omong kosong, kapan kamu pernah melihat saya pelit?”

“Baiklah, kalau begitu kamu kembalikan ke saya 30 juta dulu lah, tingkat konsumsi di kota Bin tinggi, kamu sisihkan uang untuk membayar sewa rumah dan lainnya dulu, lalu membual ke atasanmu yang cantik itu.”

Saya agak tidak bisa berkata apa-apa, berkata dengan tidak sabar: “Tidak usah omong kosong lagi, nomor rekeningmu kirim kemari, kembalikan ke kamu 40 juta dulu.”

“Sial, orang kaya sombong! Baiklah, sebentar saya kirimkan nomor rekeningku ke kamu lewat Wechat.

“Ya, Tommy, beberapa hari lagi mungkin saya akan pulang ke Nanning.”

“Ngapain pulang ke Nanning? Tidak tinggal disana lagi? Perusahaan tempatmu kerja sekarang ini bukannya lumayan baik ya?”

“Pulang ke Nanning untuk perjalanan bisnis, sekarang saya bertanggung jawab untuk wilayah China Selatan, memutuskan untuk mendapatkan pasar yang saya paling kenal terlebih dulu.”

“Ya ya, setelah kembali traktir saya.”

“Wajib.”

“Tidak ada hal lain, saya tutup teleponnya, saya mau nonton film.”

“Sampai jumpa.” Selesai berbicara, saya lalu menutup telepon.

Tidak berapa lama, Jim Tan mengirimkan nomor rekening banknya ke saya, saya membuka mobile banking, mentransfer uang sebesar 40 juta ke dia.

Sebenarnya uang sejumlah 32 juta atau 34 juta yang dihitung oleh Jim Tan masih terhitung sedikit, mungkin banyak nominal yang dia sendiri sudah tidak ingat lagi.

Dalam tahun ini setiap malam saya selalu pergi minum bir, ditambah dengan biaya sewa kamar, Gaji yang lebih dari 4 juta hasil dari menjadi portir setiap bulannya habis terpakai dalam beberapa hari, setiap bulanpinjam ke dia, kalau dijumlahkan pasti lebih dari 32 juta atau 34 juta.

Dia adalah orang yang penuh empati, diayang tekun mencari uang, tetapi selalu meminjamkanku uang lagi dan lagi, seperti hari ini, khawatir kalau saya tidak dapat membayar pengeluaran di kota Bin, dan hanya menyuruhku mengembalikan uang sebesar 30 juta saja.

Meskipun, saya dan dia hampir tidak pernah berbicara tentang topic persaudaraan, bahakan tentang mabuk pun juga jarang dibahas, tetapi saya dapat merasakannya, dia memperlakukan ku seperti saudara.

Saya mentransfer uangnya ke dia, dan mengirimkan screenshootan nya ke dia di wechat juga, dia hanya membalas satu kalimat: “Kamu orang baik.”

Saya melihat pesan itu, saya tersenyum dengan meyakininya, kemudian memasukan kembali handphone nya ke dalam saku celana.

Kembali ke kediamannya, setelah mencuci dan membilas mukanya kemudian beristirahat.

Hari kedua adalah ahri Sabtu, tidak perlu pergi bekerja, tetapi saya masih bangun pagi seperti biasanya, pergi keluar mencari rumah.

Setelah menghabiskan banyak waktu, di daerah di mana Glorian Su mentraktir saya makan itu, saya menemukan tempat tinggal yang cukup memuaskan.

Sebuah tempat yang cukup tua, tiga kamar tidur satu ruang tamu, lengkap dengan perabotan rumah daan listrik, total lebih dari delapan puluh meter persegi, satu dari antara kamarnya ditempati sepasang kekasih, satunya lagi ditempati oleh dua orang gadis.

Satu kamar kosong yang lainnya meskipun jendelanya menghadap ke utara, tetapi masih terang dan masih ada pertukaran udaranya, tempat kediamannya sedikit tenang, yang paling utama adalah, teman serumahnya semua suka kebersihan, membersihkan ruang tamu dengan bersih dan teratur.

Pasangan yang menyambut saya itu memberi tahu ku, kedua gadis itu adalah model komersial, ketika akhir pekan juga pergi menerima pekerjaan.

Rumahnya disewa oleh pasangan ini, kemudian mereka mencari orang untuk berbagi biaya sewa, seluruh rumah disewa dengan harga 12 juta, dan biaya sewa untuk kamar ku adalah sebesar 4 juta.

Di kota Bin, biaya sewa ini tidak mahal, itu karena kediaman ini agak tua, dan juga karena alasan rumah yang agak kecil.

Setelah mereka memahami pekerjaanku, dan ingin menyuruhku untuk tinggal, bagaimanapun, mereka merasa teman serumah yang sering melakukan perjalanan bisnis akan lebih tenang bagi mereka.

Setelah saya melihat kontrak rumah dan sertifikat mereka, saya membayar uang muka dan uang sewa tanpa ragu, karena saya cukup puas dengan tempat ini.

Kemudian saya kembali ke kediaman saya yang semula, merapikan barang saya dan pindah. Uang muka beberapa ratus kuai yang sudah dibayarkan ke tempat tinggal yang sebelumnya yang tidak habis ditempati tidak dapat dikembalikan, saya juga malas untuk memintanya.

Tempat tinggal yang baru ini ada kasur juga ada lemari pakaian, tas jinjing juga dapat dibawa masuk, barangku sederhana saja, hanya sebuah koper untuk baju dan sebuah laptop, bantal dan selimut lama semuanya malas untuk dibawa pindah.

Sampai di rumah baru, setelah membersihkan kamar dengan bersih, saya pergi ke mall terdekat, membeli bantal dan selimut juga barang keperluan sehari-hari lainnya.

Kebetulan, mall yang besar ini sedang mengadakan acara perayaan, di alun-alun kecil di luar mall ada sebuah panggung kecil, sedang mengadakan peragaan pakaian dalam.

Setelah melihat para model bikini, saya tidak tahan untuk berhenti, menikmatinya dengan seksama, dalam pikiran saya, saya tidak bisa tidak memikirkan Danielle Xia.

Ketika bertemu dengannya untuk kedua kalinya, di kantornya, saat itu dia sedang ganti baju, dia memakai bikini, bentuk tubuhnya itu sungguh sangat bagus.

Tiba-tiba, saya juga teringat seseorang, Glorian Su, dia adalah seorang model juga, dia tidak hanya melakukan pemotretan untuk iklan cetak, tetapi juga mengambil acara komersial seperti ini. Hanya saja, tidak ada sosoknya di panggung yang ada di depan saya.

Saya menonton sebentar, setelah merasa agak bosan, saya membalikan badan dan jalan ke dalam mall. Tetapi, baru saja berjalan dua langkah, Pikachu yang sedikit lebih tinggi dariku tiba-tiba berlari ke arahku, menghalangi jalanku.

Ini adalah figur kartun yang berjalan, ketika mall mengadakan kegiatan selalu meminta orang untuk memakai kostum Pikachu untuk menarik perhatian anak-anak. Tetapi Pikachu yang ada di depan ku ini dengan tidak diduga-duga menarik perhatian ku, dan tidak berhenti melambaikan tangannya ke arahku, itu terlihat sangat lucu.

Saya tersenyum kea rah Pikachu, mengalihkan badan hendak menghindarinya. Tanpa diduga, tak disangka dia melangkah lurus, kemudian menghalangi ku.

Saya mengerutkan kening, ketika saya ingin mengatakan sesuatu, tapi melihat Pikachu membuka penutup kepalanya, menampakkan wajah cantik yang tidak asing, Glorian Su!

Saya hanya bisa tertegun, benar-benar Glorian Su, wajah cantiknya merah, pakaiannya penuh dengan keringat, beberapa untai rambut hitamnya basah dan menempel di wajahnya, saya dapat membayangkan betapa panasnya dia mengenakan setelan kartun ini.

“Freddy Shen.” Glorian Su tersenyum dengan gembira, “Kebetulan sekali, kamu datang untuk membeli barang kah?”

Saya kembali tersadar, dengan terburu-buru menjawab sambil tertawa: “Ya, saya ingin ke mall membeli sedikit barang.”

Glorian Su menggunakan lengan Pikachu yang lucu itu menunjuk kea rah pintu masuk mall, berkata: “Kamu sedang terburu-buru tidak? Kalau tidak sedang buru-buru, bisakah kamu menungguku beberapa menit di pintu masuk? Beberapa menit lagi saya sudah selesai kerja.”

“Tidak sedang buru-buru, saya menunggu mu.” Saya menjawab tanpa berpikir panjang lagi, mungkin karena melihat Glorian Su yang pakaiannya penuh dengan keringat, tetapi masih tersenyum manis, saya tidak tega untuk menolak dia.

Glorian Su tersenyum dengan gembira lagi, kemudian dia memakai tutup kepala yang tebal dan berat itu, melambai-lambaikan taangan kea rah ku, kemudian dia membalikkan badan melompat-lompat dan pergi ke arah anak-anak yang banyak itu.

Saya memutuskan untuk melihat Pikachu yang bahagia dan lucu itu, tetapi saya tidak merasa bahagia, hanya ada perasaan kasihan, bahkan sedikit rasa sakit.

Sekarang masih musim panas, Glorian Su seorang gadis yang cantik itu, sulit membayangkan bagaimana rasanya menjadi panas di dalam kostum kartun itu, pasti sangat tidak menyenangkan.

Tetapi, dia masih saja melompat-lompat dengan gembira, melambaikan tangan, menularkan kebahagiaan pada anak kecil yang ada di sekitarnya.

Ini adalah pekerjaannya.

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu