The Winner Of Your Heart - Chapter 141 Khayalan

Pada tahap awal memulai sebuah bisnis, memilih kantor yang mahal dan ruang yang besar, untuk kami sedikit berat, biaya sewa, air dan listrik setiap bulannya adalah Rp 20.000.000.

Tapi memikirkan alokasi karyawan, tidak memiliki ruang yang cukup juga tidak baik. Karena proyek kami berhubungan berbagai fungsi pekerjaan yang luas, keuangan, teknisi, penjualan, bisnis, jasa pelayanan, beberapa posisi ini sangat penting.

Ketika bisnis berjalan, juga harus menambah fungsi pasangan lainnya, temasuk posisi awalnya juga ditambahkan.

Ruang seluas 140 meter persegi ini, harus dijadikan area bekerja karyawan, kantor direktur dan ruang tamu, tiga ini sangat penting, kantor ini juga hanya bisa memuat beberapa area ini.

Aku dan Jim Tan berdiskusi untuk waktu yang lama, akhirnya kami memutuskan untuk menandatangani ruang kantor ini, karena perusahaan sebelumnya masih menempati kantor ini sampai akhir bulan, jadi kami harus menunggu bulan depan baru bisa menempantinya.

Juga tidak perlu merenovasi lagi, karena kebetulan perusahaan sebelumnya sudah memisahkan kantor ini menjadi empat area, sangat sesuai dengan susunan yang kita inginkan.

Kontrak sewa ini ditandatangani oleh Jim Tan sendiri, karena ketika mendaftarkan perusahaan, aku juga berpikir mendaftarkan menggunakan namanya, aku sebagai pemberi dana.

Menandatangani kontrak sewa, pemilih perusahaan yang akan tutup tersebut ignin kami mengambil peralatan kantornya, sebenarnya, tidak ada apa-apa, lebih dari satu lusin meja kursi baru, dua set tempat duduk yang terbuat dari kayu, meja kopi, dispenser air, kurang dari sepuluh komputer, printer, mesin fax, dan telepon.

Meja dan kursi, meja kopi, jelas kami menginginkannya, tapi aku tidak ingin mengambil komputer karena performanya biasa saja.

Tapi pemilik perusahaan tersebut sudah gagal dalam berbisnis, putus asa, mengambil inisiatif untuk menjual seluaruhnya kepada kami seharga Rp 16.000.000.

Setelah waktu yang lama, kami akhirnya setuju, dan kami membayarnya saat dia keluar dan kami datang untuk pindah ke kantor tersebut.

Lebih dari selusin meja kursi dan dua set kursi kayu, yang berharga jutaan rupiah, ditambah barang lainnya, untuk Rp 16.000.000 itu merupakan harga yanga sangat rendah, computer tersebut dapat digunakan oleh karyawan.

Setelah berbicara mengenai kantor dan peralatan, ini berarti sudah waktunya mulai bekerja, aku meminta Jim Tan untuk mengantarku kembali pasar komputer di Jalan Grada, kemudian menelepon Steven Liu dan Brandon Li.

Kami menemukan restoran kecil untuk makan, hanya membicarakan beberapa masalah pekerjaan, dan tidak membahas produk Yufei, ataupun masalah pergantian pekerjaan Brandon Li.

Setelah kenyang makan, aku mencari alasan untuk pergi terlebih dahulu, Steven Liu dan Brandon Li tidak mencegahku, mereka tahu sendiri kalau aku sengaja meninggalkan mereka, untuk membiarkan mereka berbicara mengenai pergantian pekerjaan.

Lagipula, ketika muncul masalah keuntungan pegawai, mereka tidak bisa menganggapku sebagai orang luar.

Steven Li adalah atasan yang pintar dan cerdas, dia pasti akan membuat Brandon Li merasa puas dengan perencanaan besarnya, membuat Brandon Li percaya diri dalam mengikuti perencanaannya.

Kembali ke hotel, aku memulai mengerjakan bisnis, mengembangkan anggaran dasar perusahaan, fungsi, proses bisnis, perencanaan pekerjaan dan lain sebagainya.

Jim Tan sibuk mengembangkan website, aku mengambil inisiatif untuk bertanggung jawab mengurus beberapa dokumen. Meskipun sangat menyusahkan, tapi harus dilakukan untuk membuat pekerjaan lebih efektif dan teratur.

supaya bekerja lebih efektif dan metodologis, tugas ini harus dikerjakan.

Keesokan harinya, aku tidak ke lapang untuk bekerja, tapi aku diam di hotel untuk mengerjakan dokumen, Jeffrey Cheng juga tidak menggangguku, hanya meneruskan pekerjaan sesuai dengan perencanaan yang sudah kubuat.

Sore harinya, Steven Liu memberitahuku bahwa dia dan Brandon Li sudah mengobrol, bulan depan Brandon Li akan mengundurkan diri dari Hi Tech, dan masuk ke Pacific Technology sebagai manager produk untuk mesin Yufei.

Sekarang semuanya sudah siap, hanya menunggu awal bulan depan, pertikaian Danielle Xia dengan Jimmy Wan, untuk memberhentikan kontrak agen, sampai waktunya Jeffrey Cheng akan memberikan semua jaringan informasi dan mitra bisnis sudah dibentuk sebelumnya kepada Pacific Technology, bekerja sama dengan mereka untuk mengerjakan mesin Yufei.

Untukku, bulan depan akan sangat sibuk, satu sisi karena pergantian agen, sisi lain harus mengerjakan bisnis.

Harus mendaftarkan perusahaan, membeli semua peralatan kantor, merekut karyawan, dan lain sebagainya. Jim Tan menyelesaikan membuat website, menguji coba, setelah online, aku langsung mulai sibuk menjalankannya.

Kami hanya memiliki modal sebesar Rp 400.000.000, dalam empat bulan, sewa, gaji karyawan, dua biaya ini akan menguras modal, sampai saatnya nanti kalau kami belum juga mendapat keuntungan, tidak akan lama sampai kita menghadapi pailit.

Tapi aku dan Jim Tan sangat percaya diri, lagipula selama mengerjakan ini aku mendapatkan respon yang positif, hanya butuh usaha, pasti akan mendapatkan penghasilan.

Setelah mendapatkan penghasilan, bisa menambah karyawan, memperluas jangkauan bisnis, meliputi seluruh Guangxi. Jika bisa berhasil di Guangxi, investor tidak jauh lagi dari kami.

Keuangan, membuat proyek lebih besar, atau sampai ke publik.

Ini merupakan perencanaan yang indah, walaupun terdengar seperti khayalan, tapi seseorang harus memiliki ide, harus memiliki tujuan untuk dicapai.

Untuk beberapa hari, aku menghabiskan kebanyakan waktuku di dalam hotel untuk mengurus dokumen, Jim Tan juga setiap hari setelah pulang kerja datang ke hotel, dengan serius menganalisa setiap detail denganku.

Aku tidak melupakan tanggung jawabku dalam pekerjaanku yang sekarang, setiap hari aku akan mencari tahu mengenai situasi distribusi di bagian selatan Tiongkok, mencari tahu progress pekerjaan Jeffrey Cheng selama beberapa hari ini dan lain sebagainya.

Dalam beberapa hari ini, setiap hari aku masih terus menelepon Glorian Su, tapi dia ponselnya dimatikan, ini berarti dia sudah memberhentikan pemakaian nomor ponselnya.

Tapi aku masih saja memberikannya pesan WeChat, mungkin karena merindukannya, atau mungkin karena merasa bersalah.

Aku juga hampir setiap hari mengeririm Danielle Xia WeChat, sesekali juga menelepon, hanya pertama mengobrol mengenai pekerjaan, lalu dia peduli denganku, tapi juga mengambil inisiatif untuk membicarakan hal sehari-hari.

Dia juga mengatakan dalam beberapa hari akan ada Hari Nasional, kantor libur, dia menyuruhku untuk kembali beristrirahat ke Kota Bin beberapa hari.

Aku memberitahunya, saat Hari Nasional aku akan kembali ke kampung halaman untuk menemani orang tua beberapa hari, dan juga rumahku berada di pinggiran Nanning, tidak harus sampai ke Kota Bin.

Dia terdengar sedikit kecewa, hanya karena sewaktu Libur Nasional, ingin makan bersama denganku, atau pergi ke suatu tempat untuk berlibur.

Tapi, aku menahan diri untuk menunjukkan perasaanku padanya, dan dengan bijaksana menghindari topic yang sensitive.

Dan Evelyn Zhang juga kadang-kadang mengirimku WeChat untuk mengobrol denganku, aku tidak tahu bagaimana perasaannya terhadapku, tapi aku bisa melihat, perasaan dan tubuhnya terasa kosong, kata-katanya di WeChat sering kali mengindikasikan kalau dia ingin pergi makan malam bersama dan nonton bioskop bersama.

Aku setiap hari sangat sibuk, tidak ada tenaga untuk jatuh cinta dengannya, hanya lewat WeChat mengobrol dengannya, berpura-pura bersikap konyol untuk menolak tawarannya.

Dalam kesibukan, tidak terasa sudah akhir bulan, tanggal 30 sore ini, aku dan Jim Tan pergi untuk mengambil alih kantor, memberikan Rp 16.000.000 kepada pemilik perusahaan itu, dia hanya berjalan pergi dengan tubuhnya, seluruh barang di kantor ini sudah menjadi milik kami.

Setelah kami mengganti kode kunci pintu yang dibeli sebelumnya, kami duduk di kantor direktur, yang sudah dipisahkan, membuat kopi dan meminumnya.

Jim Tan tiba-tiba memberitahuku kalau Natasha Xie mengajaknya nonton bioskop malam ini, sebuah film yang laris Hollywood akan ditayangkan sehari sebelum Libur Nasional, dia ingin menontonnya.

Evelyn Zhang juga pergi, Natasha Xie menaruh namaku untuk ikut, supaya kami menjadi dua pasangan.

Aku tidak bisa menahan diri untuk tertawa sambil memarahi Jim Tan, film laris Hollywood apaan, tapi dia bersemangat, dia hanya ingin berkencan dengan guru cantik tersebut.

Jim Tan mengatakan, dia adalah tidak bersalah, semua karena paksaan Ibunya.

Aku tahu dia sangat ingin pergi, jadi aku juga menyetujuinya, aku hanya ingin bersantai.

Selama ini sudah sangat sibuk, terlebih lagi besok akan tambah sibuk, sampai saatnya nanti tidak ada mood untuk nonton film lagi.

Novel Terkait

Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu